Anda di halaman 1dari 17

http://munarizekyut.blogspot.co.id/2017/08/penerapan-torsi-pada-gasing.

html

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sejarah arsitektur telah melahirkan para pemikir dan perancang
bangunan yang karyanya sangat mengagumkan. Gabungan karya seni dan
kekuatan yang kokoh menjadikan hasil karya itu bertahan lama mengukir
sejarah. Kekuatan yang menopang keindahan itu terletak pada keseimbangan
yang di rencanakan dengan baik. Pada pembahasan kali ini akan mempelajari
materi tentang yang berkaitan dengan keseimbangan benda tegar dan dinamika
rotasi yang lebih terfokus pada momen gaya (torsi) dalam kehidupan sehari-
hari.
Dalam benda tegar, ukuran benda tidak diabaikan. Sehingga gaya-gaya
yang bekerja pada benda hanya mungkin menyebabkan gerak translasi dan
rotasi terhadap suatu poros. Pada benda tegar di kenal titik berat. Sedangkan
dinamika rotasi adalah gerak melingkar yang memperhatikan penyebabnya.
Momen gaya merupakan besaran yang dipengaruhi oleh gaya dan lengan
kuasa atau lengan torsi. Torsi adalah gaya memuntir atau gaya yang
diberlakukan pada benda agar benda itu bergerak melingkar.
1.2. Rumusan Masalah
1. Mengetahui tentang torsi?
2. Penerpan torsi pada gasing?

1.3. Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu, untuk:
1. Bahwasannya apa yang kita lakukan pada kehidupan sehari-hari dapat berkaitan
pada teori fisiki (momen gaya/torsi).
2. Dapat menambah wawasan kita dalam ilmu pengetahuan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 MENGETAHUI TENTANG TORSI
Torsi disebut juga momen gaya dan merupakan besaran vektor. Torsi adalah
hasil per silang antara vektor posisi r dengan gaya F, dapat dituliskan

besarnya torsi adalah :

Pada batang di atas vektor r adalah vektor yang berawal di ujung batang yang
dipatri dan berujung atau berarah di ujung yang lainnya. Bila gaya tegak lurus
maka θ = 90 sehingga nilai sin θ = 1. Torsi yang dilakukan pada batang
maksimal. Bila sejajar dengan , maka nilai sin θ = 0 sehingga besarnya torsi
0 dan batang tidak berotasi. Besar torsi dapat kita tuliskan sebagai :
dengan l =r sin θ
Torsi hanya bekerja pada benda bila gaya memiliki lengan yaitu jarak dari gaya
ke sumbu putar dan bila gaya tidak menuju sumbu putar. Lengan torsi sebuah
gaya didefinisikan sebagai panjang garis yang ditarik di titik sumbu rotasi
sampai memotong tegak lurus garis kerja gaya.
Arah Torsi
Lengan torsi ditunjukkan oleh l. Lengan torsi sebuah gaya didefinisikan sebagai
panjang garis yang ditarik di titik sumbu rotasi sampai memotong tegak lurus
garis kerja gaya seperti pada gambar berikut.

Perhatikan dengan arah torsi, arah torsi menuruti aturan putaran tangan kanan
seperti pada gambar berikut.
Jika arah putaran berlawanan dengan arah jarum jam maka arah torsi ke atas,
dan arah bila arah putaran searah dengan arah putaran jarum jam maka arah
torsi ke bawah. Kita dapat melihatnya dengan sebuah sistem koordinat. Bila
batang terletak pada sumbu x dan pangkal vektor r di titik (0,0,0). Gaya pada
arah sumbu y positif batang akan berputar melawan arah jarum jam, arah torsi
ke arah sumbu z positif. Sebaliknya bila arah gaya kearah sumbu y negatif,
putaran batang berlawanan dengan arah jarum jam, arah torsi ke sumbu z
negatif. Jika arah gaya tidak tepat pada arah sumbu y tetapi membentuk sudut θ
terhadap sumbu x, maka arah torsi dapat dilihat pada gambar berikut.

Arah torsi untuk F berarah sembarang.


Arah sumbu y positif adalah arah masuk bidang gambar.
a. torsi memiliki arah ke sumbu z positif, tetapi arah putarannya berlawanan arah
dengan arah jarum jam,
b. arah torsi ke sumbu z negatif, arah putarannya searah dengan arah jarum jam.
Jika pada sebuah benda bekerja lebih dari satu torsi bagaimana dengan gerakan
benda? Jika pada benda bekerja lebih dari 1 torsi maka torsi total adalah
jumlahan dari seluruh torsi yang bekerja.

Pada batang dengan titik tumpu pada ujung kiri batang, ada dua gaya yang
bekerja pada batang.

Pada gambar diatas gaya F1 akan menyebabkan batang berputar searah dengan
jarum jam, gaya F2 akan menyebabkan benda berputar berlawanan arah dengan
arah jarum jam. Torsi total adalah jumlah kedua torsi tersebut.
Momen gaya yang mengakibatkan putaran searah jarum jam diberi tanda
(+) positif sedangkan momen gaya yang menyebabkan putaran berlawanan
dengan jarum jam diberi tanda (-) negatif.
Bila gaya bukan tegak lurus dapat dilakukan dengan
a. mengeser gaya sepanjang garis kerja gaya sehingga tegak lurus dengan posisi
sumbu rotasi
b. menguraikan gaya atas komponen-komponennya

2.2 PENERAPAN MOMEN GAYA/TORSI PADA GASING


Hukum I (Pertama) Newton dan II (Kedua) Newton

Hukum pertama Newton tentang gerak menyatakan bahwa sebuah

benda yang bergerak dengan kecepatan tetap akan terus bergerak

dengan kecepatan tersebut kecuali ada gaya resultan bekerja pada benda

itu. Jika sebuah benda dalam keadaan diam, benda tersebut tetap diam

kecuali ada gaya resultan yang bekerja pada benda itu.

Ini maksudnya pada saat gasing diam maka akan tetap diam (jika tidak

ada pengaruh gaya luar). Nah, untuk membuat gasing dari keadaan diam

agar bergerak dengan kecepatan tertentu maka harus ada gaya luar yang

membuat gasing tersebut bergerak. Gaya luar tersebut bisa berupa

hentakan atau tarikan tali pada gasing (pada saat mulai memutar

gasing).

Sedangkan Hukum II Newton menyatakan, “percepatan yang

ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada sebuah benda sebanding

dengan besar gaya, searah dengan gaya itu dan berbanding terbalik

dengan massa kelembaman benda tersebut”. Artinya, semakin besar


gaya yang bekerja pada benda maka semakin besar percepatan yang

ditimbulkan. Sebaliknya, semakin kecil gaya yang bekerja maka semakin

kecil percepatan yang ditimbulkan. Secara matematis pernyataan

tersebut dapat ditulis:

a=F/m

Dimana:

a = percepatan

F =gaya

m=massa gasing

Persamaan ini dikenal dengan hukum kedua Newton tentang gerak.

Ini sama artinya dengan semakin besar gaya diberikan pada gasing maka

semakin besar percepatan yang dihasilkan gasing. Sebaliknya, semakin

kecil gaya diberikan pada gasing maka semakin kecil percepatan yang

dihasilkan. Jadi, agar gasing bergerak dengan percepatan yang besar

maka gaya yang diberikan pada gasing haruslah besar atau bisa juga

dengan cara memperkecil massa gasing.

Gerak melingkar.
Gasing bentuknya hampir seperti roda sepda motor. Oleh karena itu juga

akan berlaku hukum fisika tentang gerak melingkar yaitu kecepatan

linier dan kecepatan sudut (anguler).

(a) Kecepatan linier

Kecepatan linier merupakan kecepatan yang memiliki arah tegak lurus

terhadap jari-jari lingkaran atau dapat dikatakan sebagai garis singgung

lingkaran.

Prinsip ini dapat digunakan untuk mainan gasing ini karena bagian atas

gasing ini merupakan bentuk lingkaran. Jadi, kita dapat menghitung

dengan seksama mengenai kecepatan linier yang akan terbentuk ini

pada bagian atas gasing. Rumus utama kecepatan linier adalah:

v = s/T

Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa gasing berbentuk lingkaran,

maka jaraknya menjadi keliling lingkaran, yaitu s = 2πr. Maka rumusnya

menjadi:

v = 2πr/T

Hubungan periode dengan frekuensi dirumuskan: 1/T = f, maka rumus

kecepatan linier menjadi:


v = 2πrf

Keterangan:

v = Kecepatan linier gasing (m/s)

s = Jarak tempuh gasing selama berputar (m)

T = Periode (waktu / banyaknya putaran) gasing ( s)

π = Phi (22/7 atau 3,14)

r = Jari-jari gasing (m)

f = Frekuensi gasing (Hz)

Dari rumus utama kecepatan linier (v = 2πrf) tersebut, kita dapat

meneliti berapakah kecepatan linier dari gasing tersebut. Caranya adalah

sebagai berikut.

Pertama-tama, kita cari periode terlebih dahulu. Caranya adalah dengan

timer, sedikit kertas kecil dan perekat. Kita dapat merekatkan kertas

kecil pada ujung gasing untuk mempermudah perhitungan kita akan

jumlah putaran gasing. Saat gasing diputar, maka kertas yang melekat

pun juga ikut berputar. Kita cukup mendekatkan jari tangan kita

mendekati gasing dan akan terdengar bunyi patah-patah kertas yang

menyentuh tangan kita. Dan kita cukup hanya dengan menghitung

jumlah bunyi tersebut. Dengan begitu, kita mendapatkan data


banyaknya putaran. Dan jangan lupa juga untuk menghitung waktunya

dengan timer.

Yang kedua, kita cukup mengukur jari-jari lingkaran atas dari gasing dan

semua data pun akan terkumpul. Sehingga yang terakhir dilakukan

untuk mencari kecepatan linier gasing adalah memasukkannya ke dalam

rumus di atas.

(b) Kecepatan sudut.

Kecepatan sudut ialah besarnya sudut yang dibentuk untuk melakukan

perpindahan tiap satuan waktu.

Pada langkah sebelumnya, telah kita temukan berapa besar dari

kecepatan linier. Selanjutnya kita hanya cukup memasukkan nilai

kecepatan linier tersebut ke suatu rumus untuk mendapatkan besar dari

kecepatan sudut gasing yang berputar tadi.

ώ = v/r

Keterangan:

ώ= Kecepatan sudut gasing (Rad/s).

v= Kecepatan linier gasing (m/s)

r = Jari-jari gasing (m).


Hukum Torsi (Momen Gaya) dan Momentum Sudut

Kita tinjau gasing itu dari hukum torsi (momen gaya). Momen gaya

merupakan besaran yang dapat menyebabkan sebuah titik partikel

berputar (berotasi). Dalam hal ini gasing berbentuk lingkarang seperti

Gambar 1 di atas. Momen gaya dilambangkan dengan "τ"

Gambar 2. Momen gaya F

Gambar 2. tersebut menyatakan sebuah gaya F sedang mengadakan

momen gaya terhadap titik O dengan lengan gaya r, sehingga titik O

berputar dengan arah putar searah putaran jarum jam. Momen gaya F

terhadap titik O didefinisikan sebagai hasil kali silang antara lengan gaya

dan gaya F, atau

τ=rxF

Besarnya momen gaya pada gasing adalah:

τ = r.sin α.F

atau

τ = r.F.sin α
Di mana:

F = besar gaya gasing (N)

r = panjang lengan gaya gasing (dalam hal ini adalah jari-jari gasing) (m)

τ = besar momen gaya (N.m)

α = sudut antara arah lengan gaya dan arah gaya

Gambar 3. Gasing merupakan gerak melingkar berubah beraturan

Sekarang kita tinjau cara kerja gasing dari hukum momentum sudut.

Perhatikan Gambar 3, yang melukiskan sebuah titik partikel dengan

massa m melakukan gerak melingkar berubah beraturan karena

pengaruh gaya F.

Berdasarkan hukum II Newton:

F=m.a

Kita ketahui bahwa a = α . r, maka rumusnya menjadi:


F=m.α.r

F. r = m . α . r2

F. r = m . r2 . α.

Besaran mr2 disebut momen inersia atau momen kelembaman (I) dari

partikel bermassa m yang melakukan gerak rotasi dengan jari-jari r, dan

F.r adalah momen gaya F terhadap titik O (τ), sehingga:

τ =I . α

Pada gerak melingkar berubah beraturan diperoleh:

α = (ώt – ώ0)/∆t

sehingga di dapat

τ = I . (ώt – ώ0)/∆t

Maka persamaannya menjadi:

τ . ∆t = I . ώt – I . ώ0

Di mana:

τ . Δt = impuls sudut

I . ωt = momentum sudut pada saat t

I . ω0 = momentum sudut mula-mula

I . ωt – I . ω0 = perubahan momentum sudut


Kita ketahui bahwa besarnya torsi (momen gaya) dinyatakan dengan

persamaan:

τ = r.sin α.F

atau

τ = r.F.sin α

Dengan mensubstitusiannya persamaan torsi (momen gaya) maka

persamaannya menjadi:

r.F.sin α.∆t = I . ώt – I . ώ0

Anggap ω0 = 0 (dari keadaan diam ) maka persamaannya menjadi:

r.F.sin α.∆t = I . ώ

Kita ketahui bahwa besarnya momen inersia (ini persamaan momen

inersia untuk umum, tiap benda memiliki momen inersia yang berbeda

dan tergantung bentuk benda tesebut) adalah:

I = mr2

Dengan mensubstitusiannya persamaan momen inersia maka

persamaannya menjadi:

r.F.sin α.∆t = mr2 . ώ

F.sin α.∆t = m.r.ώ


atau

ώ = F.sin α.∆t/(m.r)

Keterangan:

ω = kecepatan sudut

F = besar gaya (N)

r = panjang lengan gaya (m)

Δt= perubahan waktu (s)

α = sudut antara arah lengan gaya dan arah gaya

Berdasarkan persamaan terakhir tesebut kita dapatkan konsep fisis

dari gasing tersebut. Besarnya jarak sumbu putar gasing dengan bagian

terluar (dalam hal ini panjang jari-jari) gasing akan mempengaruhi

kecepatan sudut gasing tersebut. Semakin besar jari-jari gasing, semakin

kecil kecepatan sudut gasing tersebut berputar. Demikian sebaliknya,

semakin kecil jari-jarinya, semakin besar kecepatan sudut gasing

tersebut berputar.

Pada permainan gasing, kecepatan sudut gasing dipengaruhi oleh

besarnya gaya, besarnya gaya tersebut diterjemahkan sebagai besarnya

gaya tarikan tali ketika kita melepas gasing. Semakin besar gaya tarikan

yang kita berikan, semakin besar torsi gasing yang pada akhirnya

semakin besar kecepatan sudut yang akan dihasilkan. Begitupun,


sebaliknya. Semakin kecil gaya kita berikan pada saat kita memutar

gasing, semakin kecil pula kecepatan sudut yang dihasilkan.

Selain faktor gaya dan jari-jari, massa gasing juga mempengaruhi

kecepatan sudut putar gasing. Semakin besar massa gasing maka

kecepatan sudut gasing akan semakin kecil, begitu juga sebaliknya,

semakin kecil massa gasing maka kecepatan sudut gasing makin besar.

Gaya Gesek dan Tekanan

Menurut Wikipedia gaya gesekan adalah gaya yang berarah melawan

gerak benda atau arah kecenderungan benda akan bergerak. Gaya gesek

muncul apabila dua buah benda bersentuhan. Benda-benda yang

dimaksud di sini tidak harus berbentuk padat, melainkan dapat pula

berbentuk cair, ataupun gas.

Gaya gesek yang terjadi pada gasing yang utama adalah dengan lantai

atau dasar di mana gasing dimainkan. Gaya gesek yang terjadi pada

gasing akan berlawanan dengan arah putar gasing. Jadi, apabila gasing

berputar ke kanan, maka gaya gesek akan berputar ke kiri berlawanan

dengan arah putar gasing.

Hal ini sama halnya dengan rotasi gasing yang berupa teori. Namun,

hal ini dapat diperhatikan dari gasing yang berputar di atas pasir. Gasing

yang berputar di atas pasir akan membuat pasir berputar berlawanan

arah seperti arah gaya gesek. Karena, gaya gesek inilah yang membuat
gasing yang berputar kencang menjadi pelan dan akhirnya berhenti

total.

Jadi agar memperkecil gaya gesekan ujung bawah gasing dibuat

runcing agar memperkecil bidang sentuh antara lantai dengan ujung

gasing. Tapi efek memperkecil ujung gasing adalah tekanan gasing

terhadap lantai semakin besar. Kita telah ketahui bahwa tekanan (p)

merupakan gaya (F) yang diberikan per satuan luas (A). Memperkecil

ujung gasing itu artinya memperkecil luas ujung gasing tersebut

sehingga tekanannya menjadi besar. Jika lantai yang teksturnya tidak

keras (gembur), ujung bawah gasing akan tenggelam dan gasing akan

terjebak, hal ini justru menambah gesekan yang menyebabkan gasing

mengalami perlambatan yang besar dan berhenti berputar.

Tips bermain Gasing

Berdasarkan hasil analisis fisika tadi, kita dapat ketahui bagaimana cara

atau tips bermain gasing. Oke langsung saja, adapun tips bermain gasing

sebagai berikut.

=>Pilihlah gasing yang massanya kecil, karena massa sangat

berpengaruh dengan keceptan gasing dan berpengaruh pada

hentakan/tarikan tali pada saat mulai memutar gasing. Semakin besar


massa gasing maka semakin besar gaya yang diperlukan untuk memutar

gasing.

=>Pilih gasing yang ujungnya runcing, karena ini mengurangi gaya

gesekan gasing terhadap lantai.

=>Pilihlah gasing yang jari-jarinya kecil agar menghasilkan kecepatan

yang besar sehingga waktu gasing berputar semakin lama.

=>Bermainlah pada lantai yang keras, kenapa? Karena gasing

ujungnnya runcing akan berdampak pada tekanan gasing menjadi besar,

efeknya adalah gasing akan tenggelam di tanah jika tekstur tanah

gembur (halus).

=>Gerakanlah gasing dengan kecepatan sudut yang besar. Bagaimana


caranya? Untuk menghasilkan kecepatan sudut yang besar, maka perlu
gaya yang besar, agar memperoleh gaya yang besar maka perlu energi
yang besar juga.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari makalah diatas didapat sebuah kesimpulan yaitu, aplikasi momen gaya
(torsi) pada gasing juga memliki beberapa gaya saat penerapannya. besarnya
jarak sumbu putar gasing dengan bagian terluar gasing akan mempengaruhi
kecepatan putar gasing tersebut. Semakin besar jaraknya semakin lambat gasing
berputar, semakin kecil jaraknya semakin kencang gasing berputar. Selain
faktor jarak antara sumbu putar dengan jarak terluar gasing, torsi dipengaruhi
oleh besarnya gaya yang arahnya tegak lurus terhadap sumbu putar. Pada
permainan gasing besarnya gaya tersebut diterjemahkan sebagai besarnya gaya
tolakan awal ketika melepas gasing. Semakin besar gaya tolakan yang kita
berikan, semakin besar torsi gasing yang pada akhirnya semakin besar
kecepatan yang akan dihasilkan begitupun sebaliknya, semakin lemah kita
memutar gasing semakin lambat pula kecepatan yang dihasilkan. Ketika gasing
berputar, bila tidak ada gaya tambahan dari luar artinya kita tidak memberikan
pengaruh apapun terhadap gasing. Momentum sudut yang ada di gasing bersifat
kekal momentum sudut merupakan perkalian antara momen inersia dengan
kecepatan sudut momen inersia merupakan ukuran inersial sitem, untuk berotasi
terhadap sumbu putarnya. Perubahan momen inersia itu berpengaruh pada
perubahan kecepatan sudut. Padahal ini akan terlihat perubahan kecepatan putar
gasing.
3.2 Saran
Sebaiknya pada pembahasan atau pembuatan makalah selanjutnya
diharapkan lebih banyak lagi memiliki referensi agar isi makalah lebih luas dan
informasi yang ditulis jauh lebih variatif. Dan bisa lebih banyak membagikan
ilmu pengetahuan pada semuanya. Agar kita bisa mengetahui bahwasannya
banyak hal dalam kehidupan sehari-hari kita berkaitan dengan teori fisika
penerapannya.

Anda mungkin juga menyukai