Anda di halaman 1dari 17

MEKANIKA TEKNIK III

KONSEP KESEIMBANGAN
MENGHITUNG REAKSI TIAP SUMBU
PADA MOBIL DENGAN BEBAN / MUATAN

DISUSUN OLEH :

Ir. ABDURAHIM SIDIQ, ST., MT.


NIK. 061508788
NIDN. 0407018802

FAKULTAS TEKNIK MESIN


UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN
MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI
BANJARMASIN
2021
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Transportasi merupakan salah satu Faktor penunjang pertumbuhan ekonomi,


selain hal itu keberadaan moda transportasi juga sebagai salah satu tolak
ukur perkembangan suatu daerah. Pendistribusian barang dan jasa sangat
berpengaruh dalam rangka menunjang pembangunan pada suatu wilayah,
pemilihan moda transportasi tentunya berpengaruh pada tingkatan efisiensi
pendistribusian suatu barang hal itu dikarenakan tiap kendaraan pengangkut
barang memiliki kapasitas muatan tersendiri sesuai engan spesifikasi teknis
kendaraan.

Gross Vehicle Weight (GVW) adalah Berat kendaraan beserta berat muatan
yang telah didesain oleh APM (Agen Pemegang Merk) pada setiap masing
masing type kendaraan, GWV dipengaruhi oleh Berat Kendaraan dan Total
muatan yang di ijinkan untuk diangkut oleh suatu kendaraan. Pemilihan
moda yang tepat berdasar muatan juga diharapkan memberikan kontribusi
yang baik terhadap aspek keselamatan dan turut serta menjaga dan
memelihara sarana jalan dan jembatan.

Penghitungang reaksi sumbu pada kendaraan sangan bermanfaat untuk


dapat mengetahui kapasitas daya angkut kendaraan, serta pemilihan jalan &
jembatan yang diizinkan untuk dilalui oleh kendaraan tersebut.

Penghitungan tersebut dapat mengaplikasikan ilmu mekanika teknik melalui


materi konsep keseimbangan, adapun yang mempengaruhi dalam konsep
keseimbangan terdiri atas :
a. Tumpuan, dan
b. Beban Muatan.

1.2 Tujuan Penulisan

Makalah ini disusun merupakan tugas mata kuliah Mekanika Teknik III
serta untuk membantu pembelajaran dalam meningkatkan pemahaman
mengenai Mekanika Teknik, dalam hal yang sama makalah ini juga
bertujuan agar membantu penyusun menyelesaikan soal-soal maupun
permasalahan yang berhubungan dengan Mekanika Teknik.

Disamping pembahasan diatas juga diharapkan akan lebih memahami


tentang konsep keseimbangan dan perhitungan bebannya.
1.3 Rumusan masalah

Agar pokok bahasan tentang konsep keseimbangan yang disajikan lebih


jelas maka penyusun merumuskan masalah pembahasan mengenai :

1. Tumpuan

2. Beban (Muatan)

1.4 Manfaat Tugas

Penyusunan makalah ini merupakan tugas mata kuliah Mekanika Teknik III,
disamping hal tersebut tentunya ada hal lain yang bermanfaat dalam
penyusunan makalah ini. Beberapa manfaatnya yaitu:
1. Untuk mengetahui konsep keseimbangan ;
2. Untuk mengetahui macam-macam Tumpuan dan Pembebanan
Benda;
3. Untuk mengetahui penyelesaian perhitungan reaksi pembebanan
benda pada suatu tumpuan.
4. Untuk dapat menghitung dan mengetahui beban reaksi pada
masing masing sumbu kendaraan bermotor.

1.5 Pustaka

Metode yang digunakan penyusun dalam mencari atau mengumpulkan data


ini menggunakan metode kepustakaan. Selain berasal dari kepustakaan
buku, penyusun juga mengkaji dan menelaah materi dari referensi serta
website yang relevan dengan pokok bahasan yang dibahas.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Keseimbangan

Suatu Pertikel dikatakan seimbang jika resultan semua gaya yang bekerja
pada partikel tersebut bernilai 0 (nol).

Syarat perlu dan cukup untuk terjadinya keseimbangan suatu benda tegar
secara analitis adalah :

 jumlah gaya arah x = 0 ( ΣFx = 0 )

 jumlah gaya arah y = 0 ( ΣFy = 0 )

 jumlah momen = 0 ( ΣM = 0 )
Dari ketiga persamaan diatas dapat disimpulkan bahwa benda tidak bergerak
dalam arah translasi atau arah rotasi (diam)

2.2 Macam-Macam Tumpuan

Dalam suatu konstruksi biasanya terdapat bebrapa macam tumpuan


terhadap benda, berikut contoh tumpuan dan ciri cirinya :

a. Tumpuan Sendi

1) Mampu Menerima 2 (dua) Reaksi Gaya

a. Gaya Vertikal Fy

b. Gaya Horizontal Fx

2) Tidak dapat menerima momen (M)

3) Jika diberi momen maka akan berputar


karena sifatnya engsel

b. Tumpuan Jepit

1) Dapat Menerima semua Reaksi Gaya

a. Gaya Fertikal Fy

b. Gaya Horizontal Fx

c. Momen (M)

2) Karena sifat tumpiat dijepit maka dianggap


tidak ada gerakan sama sekali
c. Tumpuan Roll

1) Menemberikan Reaksi Gaya Vertikal


(Ry = Fy)

2) Tidak dapat menerima Gaya Horizontal


(Fx)

3) Jika diberi gaya horizontal akan


menggelinding (karena bersifat roll)

2.3 Beban (Muatan)

Beban (Muatan) merupakan aksi / gaya / beban yang mengenai terhadap


struktur.

Berdasarkan cara bekerja beban (muatan) dapat di bedakan menjadi


beberapa buah jenis, antara lain :

a. Beban titik / beban terpusat

Adalah beban yang mengenai struktur hanya pada satu titik tertentu
(terpusat)

b. Beban terdistribusi

Adalah beban yang mengenai struktur dengan cara pembebanan


terdistribusi (menyebar) baik itu secara merata maupun tidak merata.
Sebagai contoh tekanan angin , beban air dan tekanan
c. Beban Momen

Adalah beban yang dapat berupa adanya beban pada titik pada konstruksi
menimbulkan momen atau momen yang memang diterima oleh kontruksi
seperti puntir (torsi) pada poros transmisi.

2.4 Hukum Newton 3


Setiap aksi akan menimbulkan reaksi, Jika suatu benda memberikan gaya
pada benda yang lain maka benda yang terkena gaya akan memberikan gaya
yang besarnya sama dengan gaya yang diterima dari benda pertama, dengan
arah yang berlawanan.

Semua beban harus dihitung dan menjadi komponen AKSI, yang akan
diteruskan ke tumpuan/peletakan, dimana tumpuan akan memberikan
REAKSI, sebesar aksi yang diterima, sehingga terpenuhi AKSI = RAKSI Statis
Tertentu.

Bahwa persoalan yang dipelajari dapat diselesaikan hanya dengan


menggunakan 3 persamaan keseimbangan statik yaitu :
ΣFx = 0, ΣFy = 0, ΣM=0.
Jika persoalan tidak dapat diselesaikan dengan 3 persamaan tersebut dan
membutuhkan lebih banyak persamaan, maka disebut dengan :
STATIS TAK TENTU
Kesetabilan Statis Tertentu dapat diperoleh jika :
a. Semua gejala gerakan (gaya) mengakibatkan perlawanan (reaksi)
terhadap gerakan tersebut.
b. Suatu konstruksi statis tertentu akan stabil jika reaksi-reaksinya dapat
dihitung dengan persamaan statis tertentu.
2.5 Contoh Kasus:
BAB III
PEMBAHASAN

Dalam dunia transportasi dikenal adanya pembatasan kemampuan angkut


pada suatu kendaraan, hal tersebut merupakan bagian dari perhitungan
komponen dan bahan sebagai penyusun dari kendaraan bermotor, adapun
diantarakomponen yang berpengaruh seperti :
1. Kekuatan Rancang Bangun
2. Kekuatan Ban

Selain dari komponen dan bahan penghitungan daya angkut / kemampuan


angkut kendaraan juga dilihat dari segi kondisi kelas jalan yang dapat
dilaluinya.

Berikut Penerapan pada kasus perhitungan menghitung MST (Muatan Sumbu


Terberat) Kendaraan Bermotor / Mobil Angkutan :

1. Menghitung MST dari reaksi tiap sumbu Mobil Bus

Mencari R1
∑ M terhadap R2 = 0
– S1 . a – L (a – q) – S2 . 0 + R1 . a – R2 . 0 = 0
– S1 . a – L (a – q) + R1 . a = 0
R1 . a = S1 . a + L (a – q)
S 1 . a+ L(a−q)
R1 =
a
S1.a L(a−q)
R1 = +
a a
(a−q)
R1 = S1 + L.
a
Mencari R2
∑ M terhadap R1 = 0
S2 . a + L . q – S1 . 0 – R2 . a – R1. 0 = 0
S2 . a + L . q – R2 . a = 0
R2 . a = S 2 . a + L . q
S 2 . a+ L . q
R2 =
a
S 2 . a L. q
R2 = +
a a
q
R2 = S2 + L.
a
Berat Muatan L
L = 70 X – 10

Keterangan:
70 adalah 60 kg berat orang rata-rata + 10 kg barang bawaan penumpang
X adalah jumlah tempat duduk penumpang + pengemudi
Contoh soal :
 Diketahui: Sebuah mobil Bus dengan ketentuan sebagai berikut :
JBB : 15000 kg G /(penumpang) : 45 orang
S1(Berat Sumbu : 3580 kg Ban, S1 : 2 x 900-20.14PR
1)
S2(Berat Sumbu : 6150 kg S2 : 4 x 900-20.14PR
2)
a : 620 cm
q : 365 cm

 Ditanya:
Muatan Sumbu Terberat ( MST ) Mobil Bus
 Jawab:
Berat Kendaraan (BK)
BK = S1 + S2
= 3580 + 6150
= 9730 kg == 9.730 ton

L = 70 X – 10
a.

= 70 (45) – 10
= 3140 kg == 3.140 ton

Orang = 45 x 60 = 2700 kg
Barang = 44 x 10 = 440 kg
b. Muatan Sumbu Terberat ( MST )
(a−q)
 R1 = S1 + L.
a
620−365
= 3580 + 3140.
620
= 4871,45 kg

q
 R2 = S2 + L.
a
365
= 6150 + 3140.
620

= 7998,55 kg

Jadi Reaksi Sumbu Terberat pada Bus kasus diatas adalah 7998,55 kg berada pada Sumbu Ke 2
2. Menghitung MST dari reaksi tiap sumbu Mobil Tronton

Mencari R1
∑ M terhadap R2 = 0
– S1 . a – G (a + p) – L (a – q) – S2 . 0 – S3 . 0 + R1 . a – R2 . 0 – R3 . 0 = 0
– S1 . a – G (a + p) – L (a – q) + R1 . a = 0
R1 . a = S1 . a + G (a + p) + L (a – q)
S 1 . a+G(a+ p)+ L( a−q)
R1 =
a
S 1 . a G(a+ p) L(a−q)
R1 = + +
a a a
(a+ p) (a−q)
R1 = S1 + G. + L.
a a
Mencari R2
∑ M terhadap R1 = 0
– S1 . 0 + S2 . a + S3 . a + R1. 0 – R2 . a – R3 . a + L . q – G . p 0=
S2 . a + S3 . a + L . q – G . p – R2 . a – R3 . a 0=
R2 . a + R 3 . a =
S2 . a + S3 . a + L . q – G . p
R2 . a + R 2 . a =
S2 . a + S2 . a + L . q – G . p
a (R2 + R2) =
a (S2 + S2) + L . q – G . p
2.R2. a =
2.S2 . a + L . q – G . p
2 S 2 . a+ L .q−G . p
R2 =
2a
2 S 2 . a L. q G. p
R2 = + –
2a 2a 2a
q p
R2 = S2 + L. + G.
R2 = R3 2a 2a
S2 = S3
Mencari R3
Sama dengan R2
q p
R3 = S3 + L. + G.
2a 2a

Contoh soal :
 Diketahui: Sebuah mobil barang (Truk Tronton) dengan ketentuan sebagai berikut :
JBB : 21000 kg G : 3 x 60 kg
S1 : 2600 kg p : 60 cm
S2 : 2400 kg Ban, S1 : 2 x 900-20.14PR
S3 : 2300 kg S2 : 4 x 900-20.14PR
a : 450 cm S3 : 4 x 900-20.14PR
q : 410 cm
 Ditanya:
Muatan Sumbu Terberat ( MST )

 Jawab:
Berat Kendaraan (BK)
BK = S1 + S2 + S3
= 2600 + 2400 + 2300
= 7300 kg

a. L = JBB – ( BK + G )
= 21000 – (7300 + 180)
= 13520 kg

Daya Angkut ( DA ) = L + G
= 13520 + 180
= 13700 kg

b. Muatan Sumbu Terberat ( MST )


(a+ p) (a−q)
 R1 = S1 + G. +L
a a
450+60 450−410
= 2600 + 180. + 13520.
450 450
= 2600 + 204 + 1201,78
= 4005,78 kg
q p
 R2 = S2 + L + G.
2a 2a
410 60
= 2400 + 13520. + 180.
2.450 2. 450
= 2400 + 6159,11 + 12
= 8571,11 kg

 q p
R3 = S3 + L + G.
2a 2a
410 60
= 2300 + 13520. + 180.
2.450 2. 450
= 2300 + 6159,11 + 12
= 8471,11 kg

Jadi Reaksi Sumbu Terberat pada Mobil Tronton kasus diatas adalah 8571,11 kg berada pada
Sumbu Ke 2
BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan, bahwa setiap kendaraan


memiliki kemampuan angkut yang berbeda. Tergantung dari jenis dan berat
kendaraan juga dari GVW yang telah di tetapkan oleh agen tunggal pemegang
merk kendaraan terebut.
Adapun metode dan cara mengetahui reaksi sumbunya nya adalah
membandingkan GVW dengan kemampuan angkut dihitung berdasarkan
hukum newton 3 (Aksi = Reaksi) melalui konsep keseimbangan dimana beban
yang diberikan akan memberikan reaksi yang sama terhadap sumbu masing
masing kendaraan.
Namun selain perhitungan reaksi pada setiap sumbu juga harus disesuaikan
dengan regulasi yang ada.

4.2 Saran

Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki dalam
penulisan makalah ini baik dari segi tulisan, bahasa maupun materi yang
kami sajikan, oleh karena itu kami berpesan kepada pembaca agar dapat
mengambil sisi manfaat dari makalah yang kami buat, dan semoga makalah
ini bisa bermanfaat bagi kami maupun pembaca dan menjadi wawasan kita
dalam memahami penerapan mekanika teknik.
Saran dan kritik yang bersifat membangun kami harapkan untuk
kesempurnaan penulisan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Hartanto , Soegiarto N. Dan Sudalih W. 1979. Mekanika Teknik. Jilid 2. Jakarta: Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan

Sekolah Tinggi Transportasi Darat, Modul Ajar Perhitungan Daya Angkut Kendaraan Bermotor

https://www.academia.edu/38758631/Mekanika_Teknik_III

Anda mungkin juga menyukai