Anda di halaman 1dari 33

MN 184302 : Mekanika Teknik I

SEMESTER 3
3 SKS
DESKRIPSI MATA KULIAH
• Dalam mata kuliah ini akan dibahas materi
tentang :
– reaksi‐reaksi tumpuan (besar dan arah) untuk struktur
statis tertentu,
– menghitung tegangan, regangan dan perubahan
panjang batang yang medapat beban aksial,
– menghitung tegangan geser dan regangan geser
(displasemen atau sudut puntir) akibat beban puntir,
– membuat dan membaca diagram gaya geser, gaya
normal dan momen lengkung (lentur),
– menghitung tegangan normal akibat momen lentur,
– menghitung tegangan geser akibat gaya geser.
POKOK BAHASAN
• Prinsip‐prinsip dasar Statika (keseimbangan statis)
• Jenis‐jenis tumpuan dan reaksi tumpuan
• Tegangan dan regangan pada batang yang mendapat
beban aksial
• Tegangan dan regangan pada batang yang mendapat
beban torsi
• Gaya‐gaya dan momen internal yang bekerja pada
penampang balok (gaya normal N, gaya geser V dan
momen lentur M)
• Tegangan normal dan tegangan geser pada penampang
balok
PENDAHULUAN
Pengertian Mekanika
• Mekanika adalah salah satu cabang ilmu dari
bidang ilmu fisika yang mempelajari gerak dan
perubahan bentuk suatu materi yang diakibatkan
oleh gangguan mekanik (gaya).
• Cabang ilmu Mekanika terbagi dua:
– Mekanika Statik
– Mekanika Dinamik , terdiri dari :
• Kinematik
• Kinetik.
Pengertian Mekanika Teknik
• Mekanika Teknik termasuk dalam bidang studi
mekanika statik, yang membahas perilaku
benda padat yang mengalami berbagai
pembebanan.
• Istilah lain dari Mekanika Teknik adalah
Mekanika Bahan (Mechanics of Material),
Mekanika Benda Padat (Mechanics of Solids)
Mengapa harus belajar Mekanika Teknik ?

Untuk memahami dan menghitung gaya sehingga dapat


merencanakan dimensi struktur agar dapat
membangun suatu kontruksi yang kokoh dan mampu
menahan gaya yang bekerja
PENGERTIAN DASAR STATIKA
Statika adalah cabang dari mekanika yang berhubungan dengan analisis
beban (gaya, torsi atau momen) yang bekerja pada system fisik yang tidak
mengalami sebuah percepatan (a = 0) dan berada pada keseimbangan
satis dengan lingkungan.

PENGERTIAN GAYA
Dalam mekanika teknik, gaya dapat diartikan sebagai beban (tarikan/
dorongan) yang bekerja pada suatu benda/ konstruksi.
Beban gaya ini menyebabkan benda berpindah secara translasi,
perpindahan linier.

SIFAT GAYA
a. Mempunyai besaran (N, lb)
b. Mempunyai arah.
c. Mempunyai titik tangkap.
JENIS GAYA DITINJAU DARI GARIS GAYA
• Semua gaya yang garis kerjanya terletak pada satu
bidang datar disebut KOPLANAR.
• Semua gaya yang garis kerjanya berpotongan pada
satu titik disebut gaya KONKUREN (bertitik pegang
tunggal).
JENIS GAYA MENURUT AREA KERJA
a. Gaya Terpusat (point load) :
area kerja sempit
– Akibat berat orang.
– Berat kolom.
– Roda kenderaan.

b. Gaya Terbagi Rata (distributed load) :


Area kerja luas
– Akibat berat lantai, balok pada bangunan, dsb.
– Angin pada dinding ataupun atap bangunan.
– Air pada bendungan.
Momen (momen gaya) :
Besaran yang menunjukkan kemampuan gaya
untuk membuat puntiran atau putaran pada
suatu sumbu.
Besar momen merupakan perkalian gaya dan
jarak terhadap sumbu putar.
(momen = gaya x lengan gaya)
– Momen lentur
– Momen Torsi (puntir)
MENYUSUN DAN MENGURAIKAN GAYA
PADA BIDANG DATAR.
Penyusunan dan menguraikan gaya digunakan
untuk mencari besar, arah dan letak titik
tangkap resultan gaya.
1. METODE ANALITIS.
2. METODE GRAFIS.
a. POLIGON GAYA.
b. POLIGON BATANG
METODE ANALITIS
2. METODE GRAFIS
A). POLIGON GAYA
• Apabila terdapat dua gaya K1 dan K2 seperti
gambar berikut,
• Maka resultan dapat dicari dengan cara,
menarik garis yang paralel dengan gaya K1 dan
K2, kemudian ditarik garis dari titik O ketitik
perpotongan kedua garis tadi, hasil ini disebut
paralelogram gaya. Untuk mempercepat
proses pekerjaan dapat digambarkan sebagai
berikut,
a. Gaya bersifat konkuren.
• Apabila terdapat gaya seperti gambar berikut,
maka resultan R dapat dicari seperti cara grafis
diatas yaitu,
Untuk menggambarkan gaya‐gaya K1...K5 harus
dilakukan dengan skala sehingga menghasilkan
gambar b) diatas yang disebut poligon gaya.
b. Gaya tidak konkuren.
Sebagai contoh gaya tidak konkuren, ambil contoh soal pada cara analitis
sebelumnya.
B). POLIGON BATANG.
• Pada cara ini resultan R dari gaya‐gaya yang tidak konkuren
dapat dicari beserta titik tangkapnya, lihat contoh‐contoh
berikut.
Langkah‐langkah penyelesaian grafis mencari resultan R adalah dengan
menggambarkan pertama kali diagram kutubnya (dengan memakai skala
gaya), yaitu :

a. Susunlah gaya‐gaya K1...K5 seperti terlihat pada gambar b).


b. Buat titik sembarang S.
c. Tarik garis yang menghubungkan titik S dengan ujung atas gaya K1 dan
selanjutnya dinamakan garis 0.
d. Kemudian hubungkan pula titik S dengan ujung gaya K2, dinamakan garis
1, dan seterusnya sampai dengan garis 5.
e. Setelah diagram kutub selesai, buat gambar a), dengan cara menarik garis
yang sejajar (//) dengan garis 0 memotong gaya K1 pada titik sembarang.
f. Pada titik perpotongan ini (yaitu pada gaya K1), tarik garis sejajar (//)
dengan garis 1 sampai memotong gaya K2. Dan seterusnya digambarkan
sampai dengan garis yang sejajar garis 5 yang memotong gaya K5.
g. Perpanjanglah garis 0 dan garis 5 sampai keduanya saling berpotongan
satu sama lain. Titik potong ini adalah merupakan titik tangkap gaya
resultan R.
KEADAAN SEIMBANG.
• Jika benda dibebani dengan gaya‐gaya dan
ternyata benda tersebut tidak bergerak (baik
translasi maupun rotasi) maka benda tersebut
dikatakan dalam keadaan seimbang statis,
artinya gaya‐gaya yang bekerja dalam keadaan
seimbang statis antara gaya aksi dan reaksi.
• Contoh gaya konkuren berikut,
Balok diletakkan di atas dua tumpuan (A dan B). Dalam
keadaan seimbang statis terdapat gaya‐gaya,
SR=0
Ra + Rb – P1 – P2 – P3 = 0
Selain itu harus dipenuhi juga keseimbangan momen,
S M = 0 (titik acuan momen bisa disembarang titik)
missal di titik C
• Dimana L1 , L2 , L3 , La dan Lb adalah jarak titik tangkap masing‐
masing gaya terhadap titik acuan.
P1 P2 P3

C
L1
RA La L3 RB
L2
Lb

SMC = ‐ (P1 x L1) ‐ (P2 x L2) ‐ (P3 x L3) ‐ (Ra x La) + (Rb x Lb) = 0
Momen searah jarum jam bernilai negatif

• Biasanya yang dijadikan titik acuan adalah titik tangkap gaya pada tumpuan
untuk memudahkan perhitungan
Contoh
P1 P2 P3

A B

3m 2m 1m 4m
RA RB

• Sebuah balok ditumpu engsel pada kedua


sisinya. Tentukan besar reaksi tumpuan RA
dan RB jika P1 = 200 N, P2 = 100 N dan P3 =
300 N.

− 100𝑁 × 3𝑚 − 200𝑁 × 5𝑚 − 300𝑁 × 6𝑚 + 𝑅 × 10𝑚 = 0


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai