Anda di halaman 1dari 52

KONSTRUKSI

RANGKA BATANG
STRUKTUR STATIS TERTENTU

Capaian Pembelajaran
• Mahasiswa dapat mendeskripsikan rangka batang statis tertentu
dan tipe-tipe rangka batang.
• Mahasiswa dapat menganalisis struktur rangka batang statis
tertentu dan keseimbangan titik kumpul

Bahan Kajian
• Definisi Rangka Batang Statis Tertentu
• Tipe-tipe Rangka Batang
• Keseimbangan Titik Kumpul
RANGKA BATANG (TRUSS)

1. Konstruksi yg dirancang utk menumpu


beban dan biasanya berupa struktur yg
dikekang/disambung jepit penuh dan
stasioner
2. Rangka batang terdiri dari bagian2 lurus
yg berhubungan pd titik2 kumpul (simpul)
yg terletak disetiap ujung batang
3. Oleh karena itu batang2 ini merupakan
batang dg 2 gaya, yaitu batang yg
mengalami 2 gaya sama besar dan
berlawanan arah
 F F ( Gaya Tarik)

( Gaya Tekan )

Berlaku Hukum III Newton


Aksi = Reaksi
5. Pembahasan di batasi pada :
Statis Tertentu atau Rangka batang
sederhana
Syarat Rangka Batang Sederhana
a. Sumbu batang berimpit dg garis
penghubung antara ke 2 ujung sendi /simpul
- Titik pertemuan disebut TITIK SIMPUL
- Garis yg menghubungkan semua simpul
pada rangka batang disebut GARIS SISTEM
b. Muatan/beban yg bekerja pada rangka
batang harus ditangkap/diteruskan pada
simpul
c. Garis Sistem dan gaya luar harus terletak
pada satu bidang datar
d. Rangka batang ini harus merupakan
rangka batang statis tertentu, baik
ditinjau dari keseimbangan luar dan
keseimbangan dalam
e. Reaksi tumpuan masing-masing R = 3
banyaknya batang B=3
banyaknya titik simpul S=3
kemudian dapat kita tentukan
B+R=2S
Rangka batang kuda – kuda :

8
h

a b c d
Bagian2 Rangka Batang
- Batang tepi : tepi atas & tepi bawah
- Batang pengisi diagonal
- Batang pengisi tegak
- Simpul
- Tumpuan
Kekakuan Rangka Batang
Jika Jumlah simpul = S
Jumlah Batang =B
Jumlah Reaksi =R
maka
2S – B – R = 0 (rangka batang kaku)

2S – B – R < 0 (rangka batang tdk


kaku)

2S – B – R > 0 ( rangka batang statis


tak tentu)
Untuk rangka batang yg di letakkan pada
tumpuan sendi dan roll, maka Jumlah
reaksi ( R) yg diberikan berjumlah 3
reaksi
1 dari roll

2 dari sendi
Analisa Struktur Rangka Batang
Utk menganalisa struktur rangka batang,
dilakukan 2 langkah :
1. Memeriksa kekakuan rangka batang,
utk statis tertentu hrs memenuhi
2S – B – R = 0

2. Menghitung keseimbangan gaya dalam


Ʃ Fx = 0, Ʃfy=0, Ʃ M=0
3. Metode Sambungan (metode
keseimbangan titik simpul)
a. Analisa dilakukan disambungan/
simpul /pin
b. Batang merupakan batang dan gaya
dimana satu gaya pd setiap ujung
batang, berlaku:
c. Berlaku Hukum III Newton : Aksi =
Reaksi ( gaya besar sama tetapi arah
berlawanan )
d. Digunakan utk menghitung gaya pada
semua batang
KASUS 1
MENGGAMBAR DIAGRAM CREMONA RANGKA
BATANG STATIS TERTENTU

Langsung saja ya! Untuk pengertian rangka batang silahkan


buka-buka kembali catetan ato diktatnya.
Metode yang umum digunakan dalam penyelesaian rangka
batang :
•Metode keseimbangan titik simpul
•Metode potongan (Ritter)
•Metode Cremona

Sesuai dengan judulnya kita akan coba penyelesaian rangka


batang dengan metode Cremona, untuk titik simpul dan ritter
mungkin akan di posting pada kesempatan lain.
Langkah-langkah penyelesaian rangka batang dengan Cremona :
1. Tentukan reaksi tumpuan yang terjadi (∑M = 0, ∑V = 0, ∑H = 0,
AS I harus bisa ya!)
2. Tentukan skala penggambaran misal 1 : 100 (disarankan skala
jangan terlalu kecil karena ketelitian metode Cremona tergantung
pada skala yang digunakan)
3. Analisis gaya dimulai dari simpul yang maksimal mempunyai Dua
Batang yang belum diketahui gaya batangnya
4. Inventarisir gaya2 pada simpul tersebut sesuai arah jarum jam
dimulai dari gaya yang paling awal diketahui besarnya
5. Gambar polygon gaya berdasarkan urutan tersebut sesuai dengan
skala
6. Polygon gaya harus berbentuk polygon tertutup
Perjanjian gaya batang :
Gaya yang menjauhi titik simpul merupakan gaya tarik (+)
Gaya yang mendekati titik simpul merupakan gaya tekan (-)

Misal diketahui Rangka Batang berikut, tentukan gaya


batangnya dengan metode Cremona
 
Langkah pertama mencari reaksi tumpuan
Shortcut aja karena geometrinya simetris dan
bebannya tipikal
RA = RB = 6P : 2
RA = RB = 600 kg
Beri notasi pada setiap batang dan simpul
Langkah kedua tentukan skala penggambaran, misal diambil 1 : 100
( 1 cm pada gambar mewakili 100 kg gaya )
Langkah ketiga, simpul yang hanya memiliki maksimal Dua batang
yang belum diketahui
Adalah simpul A dan B, gambar dimulai dari simpul A.
Langkah ke empat inventarisir gaya2 pada simpul A (dimulai dari
gaya yang paling awal diketahui)
Urutan penggambaran RA – ½ P – a1 – b1
Terakhir batang b1, ingat gambar diagram harus polygon
tertutup
Hapus gambar-gambar yang tidak dibutuhkan

Bagaimana menentukan gaya tarik atau tekan?


Plotkan arah gerak vektor pada diagram ke simpul A
Terlihat gaya batang a1 mendekati simpul, berarti gaya tekan ( – )
Gaya batang b1 menjauhi simpul, berarti gaya tarik ( + )
Simpul A udah, beralih ke simpul berikutnya dengan syarat hanya
ada maksimal Dua Batang yang belum diketahui.
Di Simpul C ;

a1 , P ( sudah diketahui )
a2 , d1 , t1 ( belum diketahui) = Tiga Batang
Simpul C belum bisa dikerjakan
Simpul D
b1 ( sudah diketahui )
t1 ,  b2 ( belum diketahui ) = Dua Batang
Simpul D bisa dikerjakan
Sebelumnya, batang b1 sudah diketahui (+) maka b1
digambarkan menjauhi Simpul D
Urutan penggambaran ; b1 – t1 – b2
Terakhir batang b2, b2 harus menutup diawal mulai
menggambar
Terlihat semua garis b2 tidak bisa menutup
Bagaimana agar b2 bisa menutup, maka t1 harus nol ( tidak ada gaya
yang bekerja di batang t1 ) sehingga batang b2 bisa balik ke belakang
menutup diawal penggambaran ( b2 berhimpit dengan b1 ).

Plotkan arah vector b2 di Simpul D


b2 menjauhi Simpul D = gaya tarik (+)
b1 (+) = b2 (+)
Sekarang Simpul C sudah bisa dikerjakan

t1 = 0
a1 = tekan (-) , P = 200kg
a2 dan d1 belum diketahui
urutan penggambaran = t1 – a1 – P – a2 – d1
Plotkan arah vector a2 dan d1 ke Simpul C

a2 mendekati simpul = gaya tekan (-)


d1 mendekati simpul = gaya tekan (-)
Ke simpul berikutnya
Simpul F
a2 telah diketahui (-)
P = 200kg
a3 dan t2 belum diketahui
urutan penggambaran = a2 – P – a3 – t2
Simpul E
Batang yang belum diketahui d2 dan b3
Urutan penggambaran
b2 – d1 – t2 – d2 – b3
PRODI D4 TEKNIK KONSTRUKSI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEKALONGAN

Anda mungkin juga menyukai