Anda di halaman 1dari 42

1. Engineering Structure (Truss) 2. Method of Joints (Metode Titik Simpul), 3.

Method of Section (Metode Potongan)

Struktur teknik adalah setiap sistem elemen terkoneksi yang dibangun untuk mendukung atau mentransfer gaya-gaya dan untuk bertahan dengan aman pada kondisi pembebanan yang ada. Diantara, struktur portal (truss), membahas gaya-gaya aksi reaksi diantara elemen yang terkoneksi. Gaya-gaya pada struktur dapat dianalisa secara internal, yaitu dengan mengurai elemen struktur menjadi DBB elemen individu atau elemen kombinasinya

Dasar analisa struktur (truss, rangka, dan mesin) adalah aplikasi hukum Newton III. Struktur pada pembahasan ini dianggap statically determined dimana untuk mencapai keseimbangan, tumpuan dibatasi seperlunya

Struktur Portal (Truss)


Truss adalah kerangka yang terdiri atas elemen tersambung di setiap ujungnya untuk membentuk struktur kaku Sambungan jepit berupa las, rivet, baut besar atau pin, dipakai pada truss sehingga mampu menahan beban : Gaya geser (shearing force), Gaya aksial, Momen lentur Aplikasi SP gedung, jembatan, crane, menara, derrick dll Persamaan untuk analisa keseimbangan statis: FV = 0; FH = 0; M=0 SP statis tertentu menggunakan tumpuan Roll & Sendi

Pada latar truss, berat gabungan antara kendaraan dan jalan ditransfer ke batang melintang (longitudinal stringers), kemudian ke cross beam. Terakhir, bersama berat stringer dan cross beam yang dihitung, beban diteruskan ke sambungan atas dua bidang truss yang membentuk sisi vertikal struktur. Pada sisi kiri tampak simplified model dari ilustrasi. Pembebanan pada sambungan ditunjukkan oleh L

Contoh Truss Jembatan

Contoh Truss Atap

3 elemen batang di pin diujungnya membentuk Rigid plane truss simple truss Rigid rangka noncollapsible dan deformasi elemen karena regangan internal sangat kecil.

Simple Truss
4 elemen batang NON-Rigid plane truss, dapat dibentuk stabil menjadi 2 dengan menyambung A & D atau B & C

Truss dengan lemen berlebih dari yang diperlukan untuk mencegah collapse disebut statically indeterminate, karena tidak dapat dihitung dengan persamaan keseimbangan. Elemen berbeih ini disebut redundant

Asumsi & Kaidah Simple Truss


Asumsi untuk analisa simple truss: 1. Seluruh elemen menjadi elemen duagaya (two-force members) equal, opposite, collinear 2. Elemen dua-gaya berada dalam tension atau compression sama besar 3. Berat elemen dianggap sangat kecil 4. Seluruh gaya ekternal bekerja pada sambungan pin

Asumsi & Kaidah Simple Truss


Cek syarat perlu truss dengan persamaan statis internal tertentu :

m : jumlah elemen truss j : jumlah simpul (joints) 3 : maksimum gaya yang tidak diketahui

Berlaku untuk segitiga truss pertama

Metode Perhitungan Truss


Koneksi las atau rivet diasumsikan sebagai sambungan pin, jika garis tengah elemen concurrent pada sambungan

Perhitungan truss dilakukan dengan 2 metoda; 1. Method of joint 2. Method of section

Metod of Joints
1. Analisis dimulai dari satu gaya yang diketahui dan berhubungan dengan dua gaya yang dicari (kaidah 1#2) A

2. Analisis selanjutnya ke titik F (kaidah 1#2), dilanjutkan ke B, C, E, dan D

Metod of Joints (DBB)

3. Selanjutnya buatlah diagram benda bebas untuk tiap titik, mulai A, F, B, C, E, dan D

METHOD OF JOINTS

CONTOH PERHITUNGAN

Tentukanlah gaya-gaya yang bekerja pada truss sederhana di samping

1. Tentukan reaksi di A dan E, dengan membentuk DBB keseluruhan Tentukan gaya-gaya di setiap elemen, dengan membentuk DBB di tiap titilk

Hitung RE dari MA = 0 40.RE 4000.30 2000.10 = 0 RE = 3500 lb Hitung RA dari ME = 0 - 40.RA + 30.2000 + 10.2000 = 0 RA = 2500 lb

1. DBB pada A Pada A, RA menumpu ke atas. Gaya penyeimbangnya adalah gaya pada elemen AB. Karenanya, gaya AB harus menuju tumpuan (compression). Gaya AB bekerja ke kiri dan sekaligus ke bawah. Gaya penyeimbangnya harus bekerja ke kanan. Karenanya, gaya AC harus menjauhi tumpuan (tension) Hitung AC dari FV = 0 RA AB sin 60o =0 AB = 2500/sin 60 = 2890 lb

AB

60o

AC

RA

Hitung AC dari FH = 0 AC AB cos 60o =0 AC = 2890.0,5 = 1445 lb

2. DBB pada B Titik B lebih dipilih daripada titik C, karena titik 2000 C memiliki 3 elemen yang tidak diketahui; BC, CD, CE. Pada titik B, elemen AB harus BD compressive menumpu B. Gaya 2000 lb B tampak menumpu B ke bawah. BD dan BC 60 tidak diketahui. Lakukan asumsi arah pada AB kedua elemen ini, sebagai tension. Jika pada BC 2890 hasil tanda gaya positif, maka asumsi benar. Sebaliknya jika hasilnya negatif, maka berarti gaya tersebut adalah compressive.
o

Hitung BC dari FV = 0 AB sin 60o 2000 BC sin 60o =0 2890.0,866 2000 BC.0,866 = 0 BC = 577 lb asumsi arah gaya sudah benar

Hitung BD dari FH = 0 BD + AB cos 60o + BC cos 60o =0 BD = - 1730.0,5 lb koreksi arah gaya menjadi compressive

3. DBB pada C Sekarang, Titik C dapat dihitung, karena memiliki 2 elemen yang diketahui; AC dan BC. CD, CE. Karena BC memiliki komponen vertikal ke atas, CD harus menjadi compression. BC 577 Perhatikan hasil perhitungan jika tanda tidak sesuai, lakukan koreksi. AC 1450 C
Hitung CD dari FV = 0 CD sin 60o BC sin 60o =0 CD = BC = 577 lb asumsi compression sudah benar

CD
60o

CE

Hitung CE dari FH = 0 CE AC CD cos 60o - BC cos 60o =0 CD = (CE AC BC cos60o)/cos60o =0 CE = 2020 lb arah gaya sesuai, tension

3. DBB pada E Titik E menjadi DBB terakhir untuk menghitung gaya DE. Titik CE dianggap belum diketahui, sebagai cek hasil akhir perhitungan.
Hitung DE dari FH = 0 DE cos 60o CE =0 DE = CE/cos 60 = 4040 lb Hitung CD dari FV = 0 RE DE sin 60o =0 DE = RE /sin 60o =3498 3500 lb CE

DE
60o

E
RE

Method of joints

Prinsip Dasar : 1) Seluruh gaya yang bekerja pada potongan (bagian kiri atau kanan struktur yang terpotong), harus memenuhi persamaan keseimbangan statis : FX = 0; Fy = 0; M = 0 2) Perhitungan gaya batang tidak harus dilakukan secara berurutan, tetapi dapat langsung pada batang yang ingin diketahui besar gayanya. 3) Potongan harus melalui/memotong batang yang akan dihitung gayanya, sehingga diagram benda bebasnya (DBB) dapat digambarkan. 4) Batang yang dihitung gayanya dianggap mengalami tarikan dan diberi nilai positif (+). Hal ini dimaksudkan sebagai asumsi awal untuk mempermudah analisis. 5) Maksimum jumlah batang yang dapat/boleh dipotong adalah : 3 batang.

Bagian-bagian Truss
Bagian Rangka Batang : 1. Batang Tepi : tepi atas dan tepi bawah. 2. Batang Pengisi Diagonal 3. Batang Pengisi Tegak 4. Simpul 5. Tumpuan

AA section across FE, BE, BC; Forces in this members are initially unknown

Tentukan gaya-gaya pada BD, CD, dan CE dengan metoda section 1. Cek stabilitas struktur 2. Buatlah DBB yang mengurai reaksi roll di A dan engsel di G, untuk menghitung besar gaya vertikal dan gaya horizontal untuk keseluruhan 3. Ambil section yang mewakili BD, CD, dan CE 4. Hitung besar gaya-gaya pada BD, CD, dan CE.

1. Cek stabilitas struktur a) 2(S) B R = 0 S : Simpul, B: batang, R: reaksi 2(7) 11 3 = 0 struktur stabil b) m + 3 = 2j m : elemen, j : joints 11 + 3 = 2(7) = 0 struktur stabil

GH RA GV

FG = 12 cos 30o = 10,4 m; DG = 18/cos 30o = 20,8 m Hitung RA dari MG = 0 36 RA 1000.12 2000.10,4 1000.20,8 = 0 RA = (1000.12+2000.10,4+1000.20,8)/36 RA = 1,68 kN Hitung GH dari FH = 0 GH = 4000.sin30o GH = 2 kN Hitung GV dari FV = 0 GV+RA10004000.cos60o GV = 2 kN

x RA

Perhatikan : a) Section kiri dipilih karena memenuhi kaidah 1#2 b) Pemotongan di x-x mewakili BD, CD, CE

C
BD CD CE

RA

GV

1. Hitung BD dari MC = 0 -6.BD 12.RA = 0 BD = 2,98 kN 2. Hitung CE dari MD = 0 -18.RA 10,4.CE = 0 CE = 2,58 kN 3. Hitung CD dari FV = 0 RA BD cos60o CD cosq = 0 CD = 0
q = tan -1(DC/CC) = tan -1(6/10,4) = 29,982 o

METHOD OF JOINTS

LATIHAN SOAL

Hitung reaksi pada tumpuan portal akibat pembebanan yang diterima berupa beban titik dan beban terdistribusi marata. Titik A, tumpuan sendi dan titik F, tumpuan roll.

Latihan 1

Hitung reaksi di tumpuan portal berikut dan perhatikan beban yang diterima oleh portal. Periksa hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan keseimbangan statis.

Latihan 2

Latihan 3a

Gunakan method of joints untuk menghitung gaya di setiap elemen cantilever truss Langkah 1 : gambar DBB total

Langkah 2 : Hitung gaya eksternal

Langkah 3 : Gambar DBB & Hitung DBB/titik A

Langkah 3 : Gambar & Hitung DBB/titik B

Langkah 3 : Gambar & Hitung DBB/titik C

Langkah 3 : Gambar & Hitung DBB/titik E

Latihan 3b

MEKANIKA TEKNIK PTM213 UNSAP 2013

TUGAS 2

Gunakan metoda section untuk menghitung besarnya tegangan pada elemen CH, CD, dan AH

Gunakan metoda section untuk menghitung besarnya tegangan pada elemen AB, BC, BF

Gunakan metoda section untuk menghitung besarnya tegangan pada elemen CI, HI, AB

Gunakan metoda section untuk menghitung besarnya tegangan pada elemen CI, HI, AB

Hitunglah reaksi di titik A dan K. Buktikan pula bahwa tegangan pada elemen HN = 0

Tentukan gaya-gaya yang terjadi pada elemen CD, DE, BC, CE, dan BE

Hitunglah tegangan pada elemen DE dan DL

Hitunglah tegangan pada elemen BN dan BC

Anda mungkin juga menyukai