Anda di halaman 1dari 21

ANALISA STRUKTUR 2

METODE DISTRIBUSI MOMEN(2)


SEMESTER 4
TEORI DISTRIBUSI MOMEN
 Metode distribusi-momen pada mulanya dikemukakan oleh Prof. Hardy
Cross+ padatahun 1930-an dan dipandang sebagai salah satu
Sumbangsih terpenting yang pernah diberikan kepada analisa struktural
balok-kontinu dan kerangk:a kaku.
 Pada hakekatnya metode ini merupakan suatu cara untuk
menyelesaikan persamaan-persamaan simultan di dalam metode
ubahan-sudut dengan pendekatan berturut-turut, dengan derajat
ketelitian berapa pun, seiring kehendak.
 Di dalam pendesainan dan penganalisaan awal suatu struktur kecil atau
bagian-bagian dari suatu struktur yang besar, metode distribusi momen
tetap unggul karena kesederhanaannya dan karena daya-perasaan
fisikal yang dibawakannya kepada penganalisa terhadap tanggapan gaya
dan deformasi dari struktur yang bersangkutan
Konsep dasar
 Apabila suatu balok-kontinu memikul beban-beban yang
bekerja atau mengalami penurunan-penurunan
tumpuan, tanggapan deformasinya tidak akan
mengandung rotasi sumbu-anggota yang tak-diketahui,
sedangkan titik-hubung pada suatu kerangka kaku bisa
mempunyai atau tak mempunyai kebebasan untuk
menjalani translasi yang tak di ketahui besarnya.
 Meskipun metode distribusi-momen juga dapat
digunakan, melalui proses tak-langsung bertingkat-
ganda, untuk menganalisa kerangka kaku dengan
translasi translasi titik-hubung yang tak-diketahui, paling
baik kalau konsep dasarnya, yang berdasarkan pemikiran
bahwa struktur yang bersangkutan tidak mengalami
rotasi sumbu anggota yang tak-diketahui, dilukiskan
Faktor Kekakuan dan Faktor Pemindah
Untuk mengembangkan secara lengkap · prosedur-prosedur di
alam metode distribusi momen, perlu kita tinjau soal berikut:
 Apabila momen searah-jarum-jam M A dikerjakan di ujung-
bersendi suatu anggota lurus bermomen inersia tetap yang
bersendi di salah satu ujungnya serta terjepit di ujung
lainnya, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar, carilah
rotasi ϴA di tumpuan sendi yang bersangkutan dan momen
M B di tumpuan-terjepitnya.
 Pisahkan diagram momen lentur pada Gambar menjadi
diagram-diagram momen lentur pada Gambar ,terapkan
teorema balok padanan untuk mendapatkan ϴB1 dan ϴB2
dan kemudian samakan ϴB dengan nol
Terapkan lagi teori balok padanan utk memperoleh ϴA1
dan ϴA2

Substitusikan persamaan ke dalam persamaan yang ada di


atas dan diselesaikan utk memperoleh MA
Faktor Distribusi

Konsep dasar dalam


metode distribusi momen.
Distribusi momen untuk balok-kontinu
• Apabila titik-hubung B dibebaskan, ia akan berotasi
berlawanan dengan arahjarum jam, berlawanan dengan arah
momen-penguncinya. Rotasi berlawanan arah jarum jam ini
akan menimbulkan m omen-m omen berlawanan arah jarum
jam di B pada BA dan BC yang nilai-nilainya sebanding
dengan faktor kekakuan masing-masing bentangan yang
jumlahnya sebesar 80 kN•m.
• Faktor kekakuan bentangan BA adalah 4E(5lc)/10 = 2Elc, dan
faktor kekakuan bentangan BC adalah 4E(41c)/12 =
1,3333Elc, sebagaimana ditunjukkan pada Tabel.
• Maka, 2Elc/(2Elc + 1,3333Elc = (0,6000)(80 kN•m), atau 48
kN·m berlawanan arah jarum jam akan bekerja pada BA, dan
1,3333Elc/(21Ic + 1,3333EIc) = (0,4000)(80 kN•m), atau 32
kN·m berlawanan arah jarum jam akan bekerja pada BC.
• Bilangan-bilangan 0,6000 dan 0,4000 tersebut disebut faktor
distribusi (distribution factor, DF), yang boleh didefinisikan
sebagai angka-pembanding yang mendistribusikan ketak
seimbangan total di titik-hubung yang bersangkutan ke ujung-
ujung anggota yang bertemu di titik-hubung tersebut
• Rotasi berlawanan arah jarum jam di titik-hubung B, yang
menimbulkan 48 kN•m berlawanan arah jarum jam pada BA
dan 32 kN ·m berlawanan arah jarum jam padaBC, juga
menimbulkan momen-momen pindahan sebesar 1/2(48) = 24
kN·m berlawanan arah jarum jam di A dan 1/2(32) = 16 kN•m
berlawanan arah jarum jam di C.
• Karena tumpuan A secara alamiah teijepit, ia dapat menerima
momen-pindahan tersebut, tanpa kesulitan.
• Namun, momen pengunci di C akan berubah dari 120 kN·m
berlawanan arah jarum jam menjadi 120-16 = 104 kN·m
searah jarum jam.
• Jika sebuah kunci pembantu ditambahkan untuk
mengerjakan 16 kN·m berlawanan arah jarum jam tersebut
sehingga nilai 120 kN • m pada kunci semula tidak berubah,
maka pembebasan titik-hubung C selanjutnya dapat
dilakukan hanya terhadap kunci semula saja.
• Faktor distribusi di titikhubung C pada CB adalah I00 persen,
atau momen-pengimbang di C adalah -120 kN ·m. Dengan
demikian, siklus pertama pendistribusian momen tersebut
telah diselesaikan.
• Singkatnya, semua ujung-anggota mula-mula dikunci untuk melawan rotasi
dengan momen ujung-terjepit (fixed-end moment, FEM) sebesar -200, +200, -
120, + 120.
• Kemudian titik-titik hubung B dan C dibebaskan secara berturut-turut, dan
momen-momen pengimbangnya (balancing moment, BAL) adalah 0, -48, -32,-
120.
• Momen-momen pindahannya (carry-over moment, CO), sebesar -24, 0 -60, -16,
dipandang sebagai suatu himpunan baru dari momen-momen ujung-terjepit
yang diperlukan untuk mengunci semua titik-hubung pada posisi yang tercapai
pada akhir siklus pertama tersebut.
• Di dalam siklus kedua pada pendistribusian momen, titik-titik hubung B dan C
dibebaskan untuk kedua kalinya.
• Ketakseimbangan di titik-hubung B adalah -60, momen-momen pengimbang
sebesar +36 dan +24 secara numerik adalah 0,6000 dan 0,4000 kali ke-
takseimbang-an tersebut.
• Momen pengimbang terhadap ke-takseimbangan sebesar -16 di titik-hubung C
adalah + 16. Momen-momen pindahannya, sebesar + 18, 0,+8,+12, dipandang
sebagai momen-momen pengunci baru pada awal siklus ketiga.
• Proses yang sama ini dapat diulangi terus (sampai berapa siklus pun), seiring
kehendak, hingga momen-momen pengimbangannya bernilai sangat kecil.
• Dengan demikian, berapa pun derajat-ketelitian yang diinginkan dapatlah
dicapai, dan semakin besar derajat-ketelitian yang dikehendaki, semakin banyak
pulalah siklus yang diperlukan.
• Momen-momen pengimbang akhir atau total diperoleh dengan menjumlahkan
semua bilangan pada masing-masing kolom.
Penerapan pada Analisa Balok Statis Taktentu sehubungan dengan
Beban Yang Bekerja
1. Penganalisa mesti memutuskan sejak awal derajat-ketelitian yang
dikehendakinya dan menggunakan angka desimal yang sama
banyaknya untuk semua bilangan di dalam tabel tersebut.
2. Penganalisa, berdasarkan pertimbangannya, boleh menghentikan
pendistribusian momen pada akhir sembarang siklus, sebelum digit
terakhir di setiap ko1om pada siklus yang baru diselesaikan itu
berubah dengan selisih yang lebih kecil dari 1.
3. Tanda momen pengimbang di setiap titik-hubung berlawanan dengan
tanda ketakseimbangan yang bersangkutan, yang tak lain adalah
jumlah aljabariah FEM-FEM yang bersangkutan pada siklus pertama,
atau jumlah aljabariah momen-momen pindahan yang bersangkutan
pada semua siklus lainnya.
4. Penganalisa mesti memastikan bahwa jumlah numerik momen-momen
pengimbang tepat sama dengan nilai numerik ketakseimbangan yang
bersangkutan pada setiap penyeimbangan.
5. Dalam pemindahan, apabila suatu bilangan ganjil mesti dibagi dengan
2, kebiasaan yang lazim adalah menggunakan bilangan genap yang
terdekat.
Analisalah balok-kontinu

PENYELESAlAN(u} FEM dan nilai nilai El/L. Notasi MFAB dan MFBA digunakan masing-
masing untuk menyatakan momen-momen ujung-texjepit di ujung ujung A dan B pada
bentangan AB.
Bagian menggantung DE tidak dipandang sebagai anggota yang sesungguhnya;
ia diperlukan sebagai balok-kantilever yang terjepit di D di dalam kondisi terjepit.
Momen ujung-terjepit di D bekerja berlawanan dengan arah jarum-jam pada DE;
karenanya ia bernilai negatif.
Faktor kekakuan untuk setiap bentangan mesti sama dengan 4EI/L; karena hanya
nilai-nilai·nisbinya yang diperlukan dalam perhitungan faktor-faktor distribusi, koefisien
4 tersebut boleh dicoret. Nilai-nilai El/L untuk bentangan AB, BC, dan CD adalah:
Distribusi momen untuk balok kontinu
Distribusi momen.

• Tabel menunjukkan pendistribusian momen dengan ketelitian dua


desimal. Pendistribusian momen dihentikan pada akhir siklus ketujuh,
karena siklus ini mengubah setiap nilai momen-ujungnya dengan selisih
0,01 a tau lebih kecil.
• Faktor distribusi di A pada AB dan diD pad a DC masingmasing sama
dengan 1,0000 karena titik-hubung A dan D akan dibebaskan pada
setiap siklus dan hanya ada sa tu anggota yang memasuki masing-
masing dari mereka. Faktor distribusi di titik-hubung B adalah
0,5000EI,/(0,5000EI,+0,833E{.) =0,3750 pada BA, dan
0,8333EI,/(0,5000EI, + 0,8333EI,) = 0,6250 pada BC.
• Faktor distribusi di titik-hubung C dihitung secara sama: 0,7143 pada
CB dan 0,2857 pada CD.
• Di dalam siklus pertama pada distribusi momen, ketakseimbangan di
titik-hubung A dan D adalah -72,00 dan -4,00; maka momen-momen
pengimbangnya adalah +72,00 pada AB dan +4,00 pada DC.
• Ketakseimbangan di titik-hubung B adalah +72,00-312,00 = -240,00;
maka momen-momen pengimbangnya adalah +(0,3750)(240) = +90,00
pada BA dan +(0,6250)(240) = +150,00 pada BC. Ketakseimbangan di
titik-hubung C adalah +312,00-64,00 = +248,00; maka momen-momen
pengimbangnya adalah -(0,7143).(248) = --177,15 pada CB dan -
(0,2857)(248) = -70,85 pada CD.
• Dalam pengisian tabel distribusi-momen, hendaknya semua tanda
pada setiap baris (yang mana saja) dituliskan dulu sebelum nilai-
nilai numerik yang bersangkutan dituliskan.
• Hal ini akan.membantu penganalisa memusatkan perhatiannya di
satu saat kepada satu hal saja.
• Perhatikan juga bahwa momen-momen pengimbang yang
dikerjakan di ujung-ujung anggota yang bertemu di suatu titik-
hubung pada suatu siklus (yang mana saja) mesti ditambahkan
secara tepat kepada ketakseimbang~ total di titik-hubung itu,
hingga digit terakhirnya.
• Hal ini akan menjamin bahwa jumlah momen-momen pengimbang
akhir yang bertemu di titik-hubung yang sama akan tepat sama
dengan no!.

Anda mungkin juga menyukai