METODA TAKABEYA
4.1 PENDAHULUAN
Salah satu metoda yang sering digunakan dalam perhitungan konstruksi statis tak tentu, khususnya pada konstruksi
portal yang cukup dikenal adalah perhitungan konstruksi dengan metoda TAKABEYA. Dibandingkan dengan metoda
yang lain, seperti metoda Cross dan metoda Kani, untuk penggunaan metoda ini terutama pada struktur portal
bertingkat banyak merupakan perhitungan yang paling sederhana dan lebih cepat serta lebih mudah untuk dipelajari
dan dimengerti dalam waktu yang relatif singkat.
Metoda perhitungan dengan cara Takabeya yang disajikan dalam bagian ini adalah menyangkut materi perhitungan
untuk portal dengan titik hubung yang tetap dan portal dengan titik hubung yang bergerak ( pergoyangan). Mengenai
hal tersebut, teks ini hanya memberikan dasar-dasar pemahaman tentang metoda Takabeya yang berhubungan
dengan portal-portal yang sederhana dengan atau tanpa mengalami suatu pergoyangan. Diharapkan dari dasar-dasar
ini, kita sudah dapat menghitung besarnya gaya-gaya dalam berupa momen-momen ujung (momen akhir) dari suatu
batang yang menyusun konstruksi portal yang bentuknya sederhana.
Persamaan - persamaan yang digunakan dalam metoda perhitungan ini hanya merupakan persamaan dasar dari
Takabeya sendiri, dimana persamaan-persamaan tersebut hanya dapat digunakan khusus untuk portal yang
sederhana dan hal-hal yang berhubungan dengan pergoyangan dalam satu arah saja yaitu pergoyangan dalam arah
horizontal. Mengenai pergoyangan dalam dua arah ( harizontal dan vertikal) persamaan-persamaan dasar yang
digunakan dalam teks ini masih perlu diturunkan lebih lanjut.
Untuk menganalisa struktur portal yang sederhana, bab ini memberikan contoh-contoh perhitungan yang sudah
disesuaikan dengan langkah-langkah perhitungan yang sesuai dengan prosedur perhitungan dalam metoda
Takabeya. Perhitungan-perhitungan yang dimaksudkan di sini adalah hanya sampai pada bagaimana menentukan
momen-momen ujung ( momen akhir ) dari suatu konstruksi. Mengenai reaksi perletakan tumpuan dan atau gayagaya lintang dan normal yang terjadi dalam suatu penampang batang serta penggambaran diagram dari gaya-gaya
dalam tersebut, sudah dibahas dalam materi perkuliahan pada Mekanika Rekayasa I dan Mekanika Rekayasa II
semester sebelumnya.
PERSAMAAN DASAR METODA TAKABEYA
Dalam perhitungan konstruksi portal dengan metoda Takabeya, didasarkan pada asumsi-asumsi Bahwa :
a. Deformasi akibat gaya aksial (Tarik dan Tekan) dan gaya geser dalam diabaikan (= 0 ).
b. Hubungan antara balok-balok dan kolom pada satu titik kumpul adalah kaku sempurna.
' relatif terhadap titik a. Besarnya momen-momen akhir pada kedua ujung batang ( M ab dan M ba) dapat dinyatakan
sebagai fungsi dari perputaran dan pergeseran sudut.Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut, maka pada titik kumpul
akan terjadi perputaran dan pergeseran sudut pada masing-masing batang yang bertemu yang besarannya
sebanding dengan momen-momen lentur dari masing-masing ujung batang tersebut. Gambar 4.1 berikut ini,
memperlihatkan dimana ujung batang (titik b) pada batang ab bergeser sejauh '
Gambar 4.1
Kemudian keadaan pada gambar 4.1 tersebut, selanjutnya diuraikan menjadi dua keadaan seperti terlihat pada
gambar 4.2 di bawah ini :
Gambar 4.2
Sehingga menghasilkan suatu persamaan :
m ab + abM ab =
m ba + baM ba =
Dari prinsip persamaan Slope Deplection secara umum telah diketahui bahwa :
aba + a =
ab danb + b =
ab x 2a = - +
ab x 1b = - +
abb + 3a + 22
Sehingga :
ab )b - 3a + m ab = 2 EI/L ( 2
ab )a - 3b + m ba = 2 EI/L ( 2
Jika I/L = K untuk batang ab, maka :
ab )b - 3a + m ab = 2 E Kab ( 2
ab )a - 3b + m ba = 2 E Kab ( 2
Masukkan Persamaan 4. 2 ke dalam persamaan 4. 1 , diperoleh :
ab ) +b - 3a + M ab = 2 E Kab ( 2
ab ) +a - 3b + M ba = 2 E Kab ( 2
Oleh Takabeya, dari persamaan slope deplection ini disederhanakan menjadi :
M ab = kab (2ma + mb + ) +
M ba = kba (2mb + ma + ) +
Dimana :
aba = -6 EK ma = 2EK
b kab = Kab/Kmb = 2EK
Keterangan :
M ab, M ba = Momen akhir batang ab dan batang ba (ton m).
ab, ba = Momen Primer batang ab dan batang ba (ton m).
mba = Koreksi momen akibat adanya pergeseran pada titik b sejauh mab,
b = Putaran sudut pada titik a dan titik ba,
kab = Angka kekakuan batang ab = K ab / K (m3)
kab = Faktor kekauan batang ab = I/L (m3)
K = Konstanta
b disebut momen rotasi di titik a dan titik b (ton m).a dan ma, mb = Momen parsiil masing-masing titik a dan b akibat
putaran sudut
disebut momen dispalcement dari batang ab (ton m ).ab = Momen parsiil akibat pergeseran titik b relatif terhadap
titik a sejauh
Perjanjian Tanda
Momen ditinjau terhadap ujung batang dinyatakan positif ( + ) apabila berputar ke kanan dan sebaliknya negatif (- )
apabila berputar ke kiri
Arah momen selalu dimisalkan berputar ke kanan pada tiap-tiap ujung batang dari masing-masing free body. Apabila
ternyata pada keadaan yang sebenarnya berlawanan (berputar ke kiri), diberikan tanda negatif ( - ) sesuai dengan
perjanjian tanda.
4. 2 PORTAL DENGAN TITIK HUBUNG YANG TETAP
Yang dimaksud dengan portal dengan titik hubung yang tetap adalah suatu portal dimana pada tiap-tiap titik
kumpulnya ( titik hubungnya ) hanya terjadi perputaran sudut, tanpa mengalami pergeseran titik kumpul. Sebagai
contoh :
Portal dengan struktur dan pembebanan yang simetris
Portal dimana baik pada struktur balok maupun kolom-kolomnya disokong oleh suatu perletakan.
Oleh karena portal dengan titik hubung yang tetap tidak terjadi pergeseran pada titik-titik hubungnya, maka besarnya
nilai momen parsiil akibat pergeseran titik ( ) adalah = 0. Sehingga rumus dasar dari Takabeya (persamaan 4.4 ) akan
menjadi :
M ab = kab (2ma + mb) + ab
M ba = kba (2mb + ma) + ba
Sebagai contoh, penerapan persamaan untuk Takabeya, perhatikan gambar berikut ini :
Berdasarkan rumus dasar dari Takabeya, maka untuk struktur di atas, diperoleh persamaan :
M 12 = k 12 (2ml + m2) + 12
M 1A = k 1A (2m1 + mA) + 1A
M 1C = k 1C (2ml + mC) + 1C
M 1E = k 1E (2m1 + mE) + 1E
M1 = 0, sehingga : Keseimbangan di titik 1 = 0 ==
M12 + M1A + M1C + M1E = 0 Persamaan 4. 7
Dari persamaan 4.6 dan persamaan 4.7 menghasilkan :
Pers. 4.82m1 + + = 0
dimana :
1 dan1 dan = 2 =
Persamaan 4. 8 di atas dpt ditulis sebagai pers. momen rotasi pada titik kumpul 1 persamaan 4.6 dan persamaan 4.7
menghasilkan :
1 +1.m1 = -
Persamaan 4.91) + 1/m1 = - (
Untuk persamaan momen rotasi pada titik kumpul yang lainnya dapat dicari/ ditentukan seperti pada persamaan 4.9 di
atas, dimana indeks/angka pertama diganti dengan titik kumpul yang akan dicari dan angka kedua diganti dengan titik
kumpul yang berada di seberangnya. Perlu diingat, bahwa pada suatu perletakan jepit tidak terjadi putaran sudut
sehingga besarnya mA = mB = mC = mD = mE = mF = 0
Untuk langkah awal pada suatu perhitungan momen rotasi titik kumpul, maka titik kumpul yang lain yang
berseberangan dengan titik kumpul yang dihitung, dianggap belum terjadi rotasi. Sehingga :
1)1 / m1 = m1(0) = -(
2)2 / m2 = m2(0) = -(
1) +1/m1(1) = -(
m1(1) = m1(0) +
dan seterusnya dilakukan pada titik 2 sampai hasil yang konvergen (hasil-hasil yang sama secara berurutan pada
masing-masing titik kumpul) yang berarti pada masing-masing titik kumpul sudah terjadi putaran sudut.
Setelah pemberesan momen-momen parsiil mencapai konvergen, maka untuk mendapatkan momen akhir (design
moment), hasil momen parsiil selanjutnya disubtitusikan dalam persamaan 2. 6 sebagai persamaan dasar. Sebagai
contoh : pemberesan momen parsiil dicapai pada langkah ke-7 maka pada titik kumpul 1 adalah :
M12 = M12(7) = k12 (2m1(7) + m2(7)) +
M1A = M1A(7) = k1A (2m1(7) + ma(7)) +
M1C = M1C(7) = k1C (2m1(7) + m2(7)) +
M1D = M1E(7) = k1E (2m1(7) + ma(7)) +
M1 = 0 Keseimbangan di titik kumpul 1 = 0 ==
M12 + M1A + M1C + M1E = 0
M1 0, maka momen-momen perlu dikoreksi.Apabila
Koreksi momen akhir :
M]M12 = M12 [( k12 / ( k12 + k1A + k1C + k1E )) x
Berikut ini diberikan beberapa contoh/kasus pada suatu konstruksi portal dengan titik kumpul yang tetap.
Contoh 1 : Hitung momen akhir dan reaksi perletakan dengan metode Takabeya
Penyelesaian:
A.Menghitung Momen-momen Parsiil.
1. Hitung Angka Kekakuan Batang (k)
K1A = I/H = 1/4 = 0,2500 m3
K12 = I/L = 1/6 = 0,1667 m3
K2B = I/H = 1/4 = 0,2500 m3
Konstanta K diambil =1 m3==
Jadi :
k1A = K1A/K = 0,2500, k12 = K12/K = 0,1667, k2B = K2B/K = 0,2500
Reaksi Perletakan :
M1 = 0 ( tinjau batang 1 A )
)HA = HA1 = (MA1 + M1A) / 4 = ( 4,500 + 9,00 ) / 4 = 3,375 ton ( arah ==
M2 = 0 ( tinjau batang 2 B )
== )HB =HB2 = (MB2 + M2B) / 4 = ( 4,500 + 9,00 ) / 4 = 3,375 ton ( arah
M2 = 0 ( tinjau batang 1 2 )
V12 . 6 - P . 3 q L2 + M21 M12 = 0
V12 = (P . 3 + q L2 - M21 M12) / 6
V12 = (4 . 3 + . 3 . 62 - 9,000 + 9,000 ) / 6 = 11,000 ton
VA = VA1 = V12 = 11,000 ton
M1 = 0 ( tinjau batang 1 2 )
-V21 . 6 + P . 3 + q L2 + M21 M12 = 0
V21 = ( P . 3 + l/2 q L2 + M21 M12 ) / 6
V21 = ( 4 . 3 + . 3 . 62 + 9,000 - 9,000 ) / 6 = 11,000 ton
VB = VB2 = V21 = 11,000 ton
Catatan : Arah momen pada diagram freebody di atas sudah merupakan arah yang sebenarnya, sehingga nilai
momen yang digunakan dalam perhitungan sudah merupakan nilai positif (+).
Contoh 2 :
Suatu portal dengan struktur dan pembebanan yang simetris, seperti gambar disamping, dengan masing-masing nilai
/ angka-angka kekakuan batang (k) langsung diberikan ( setelah faktor kekakuan Kab dibagi dengan konstanta K )
k1A = k16 = k3C = k34 = 1
k12 = k23 = k65 = k54 = 0,75
k2B = k25 = 1,5
Hitunglah momen-momen ujung batang dengan metoda takabeya.
Penyelesaian :
A. Menghitung momen-momen parsiil.
1. Angka kekakuan batang (diketahui)
tiap titik hubung2. Nilai
1 = 2 ( 1+0,75+ 1) = 5,5
2 = 2 (1,5 + 0,75 + 1,5 + 0,75) = 9
3 = 2 (l + 0,75 + l) = 5,5
4 = 2 (l+0,75) = 3,5
5 = 2 (1,5 + 0,75 + 0,75 ) = 6
6 = 2 (l+0,75) = 3,5
(koefisien rotasi) batang pada titik hubung3. Nilai
2B= 1,5/9 = 0,16671A =1/5,5 = 0,1818
3C = 1/5,5 = 0,1818
21 = 0,75 / 9 = 0,083312 = 0,75/5,5 = 0,1364
23 = 0,75 / 9 = 0,083332 = 0,75/5,5 = 0,1364
61 = 1/3,5 = 0,285716 = 1/5,5 = 0,1818
34 = 1/5,5 = 0,181843 = 1/3,5 = 0,2857
25 = 1,5 / 9 = 0,166752 = 1,5 /6 = 0,2500
54 = 0,75 /6 = 0,125045 = 0,75/3,5 = 0,2143
56 = 0,75 /6 = 0,125065 = 0,75/3,5 = 0,2143
4. Momen primer batang ( )
= -l/12 .6 .52 = -12,5 tm = -l/12 . 6.52 = -12,5 tm
= 12,5 tm = 12,5 tm
= -1/12 . 3.52 = - 6,25 tm = -1/12 . 3.52 = - 6,25 tm
= 6,25 tm = 6,25 tm
)5. Jumlah momen primer tiap titik hubung (
4 = 0 +6,25 = 6,251 = 0 + (-12,5) + 0 = -12,5
5 = 0 +(-6,25) +6,25 = 02 = 0 + 12,5 + (-12,5) + 0 = 0
3 = 0 + 12,5 + 0 = 12,5
Titik. 1
M1A = k1A (2m1(7) + mA(7) + = 1 (2 . 0,98354 + 0) + 0 = 1,96708tm
M12 = k12(2m1(7)+ m2(7)+ =1,5(2 .0,98354+(-0,61180)+(-4) = -1,96708 tm
M = 0 tm
Titik. 2
M21 = k21(2m2(7) + m1(7) + = 1,5 (2 .(0,6118)+ 098354) + 4 = 3,63991 tm
M2B = k2B (2m2(7) + mB(7) + = 1 (2 . (-0,6118) + 0) + 0 = -1,22360 tm
M23 = k23 (m2(7) + = 1,5 (-0,6118) + (-1,5) = -2,41770 tm
M = -0,00139 tm
Pada titik 2 perlu koreksi momen sebagai berikut:
M21 = 3,63991 (1,5 / 4) . (-0,00139) = 3,64043
M = 0 tmM2B =-1,22360 (1 / 4) . (-0,00139) = -1,22325
M23 =-2,41770 (1,5 / 4) . (-0,00139) = -2,41718
MA1 = kA1 (2mA(7) + m1(7) + = 1 (2 . 0 + 0,98354) + 0 = 0,98354tm
MB2 = kB2 (2mB(7) + m2(7) + = 1 (2 . 0 + (-0,61180)) + 0 = -0,61180 tm
Catatan:
Harga-harga momen akhir ( design moment ) pada bagian kanan sumbu simetri hasilnya sama simetris dengan
sebelah kiri sumbu simetri ( sama besar tetapi mempunyai arah yang berlawanan).
Perhatikan diagram free body pada halaman berikut ini:
Gambar 4.4
Dari freebody pada gbr 4.4a dan 4.4b, diperoleh persamaan sebagai berikut :
Jika : = t16
2 = TI dan = t25 ------- Pers. 4.18
= t34
Maka Persamaan 4.17 dapat dituliskan menjadi:
= - ------- Persamaan 4.19
Persamaan 4. 19 disebut persamaan momen displacement pada tingkat atas.
Langkah perhitungan untuk momen displacement dilakukan pertama-tama dengan anggapan bahwa pada titik-titik
kumpul belum terjadi perputaran sudut (m4 = m5 = m6 = 0) sehingga persamaan tersebut ( persamaan 4.19 ) menjadi
:
= - -------- Persamaan 4.20
Dengan cara yang sama ( lihat gambar 2.4c ), maka persamaan momen displacement untuk tingkat bawah akan
diperoleh :
2 = -h2 (W1 +W2)+ ----- Pers. 4.21
Jika :
= t1A
2 = TII dan = t2B -------- Pers. 4.22
= t3C
Maka Persamaan 4.17 dapat dituliskan menjadi:
= - ------ Persamaan 4.23
Persamaan 4. 23 tersebut di atas disebut persamaan momen displacement pada tingkat bawah. Langkah perhitungan
untuk momen displacement ini dilakukan pertama-tama dengan anggapan bahwa pada titik-titik kumpul belum terjadi
perputaran sudut (m1= m2 = m3 = 0) dan pada titik A, B, C dengan mA, mB dan mC sama dengan 0 ( nol ) sehingga
persamaan tersebut ( persamaan 4.23 ) menjadi:
= - -------- Persamaan 4.24
Berikut ini diperlihatkan contoh penerapan persamaan-persamaan dari takabeya serta analisa / penyelesaian contoh
soal yang ada.
Contoh. 4 :
Suatu portal dengan struktur dan pembebanan seperti gambar di samping, dengan masing-masing nilai / angkaangka kekakuan batang (k) langsung diberikan (setelah faktor kekakuan Kab dibagi dengan konstanta K )
k1A= k16 = k30 = k34 = 1
k12 = k23 = k65 = k54 = 0,75
k2B = k25 = 1,5
Hitunglah momen-momen ujung batang dengan metoda takabeya.
Penyelesaian:
A. Menghitung momen-momen parsiil.
1. Angka kekakuan batang (diketahui pada gambar struktur)
Perhitungan secara skematis dilakukan sesuai dengan rumusan yang telah dijelaskan/ diuraikan sebelumnya, seperti
berikut ini:
Titik. 5
M52 = k52(2m5(20) + m2(20) + )+
= 1,5{2.0,31908+0,699+(-2,34846)}+ 0 = -1,51695 tm
M54 = k54 (2m5(20)+m4(20) +
= 0,75 {2 .0,31908)+(-0,8255)}+(-6,25) = -6,39051 tm
M56 = k56 (2m5(20)+m6(20) +
= 0,75 {2 .0,31908)+1,57179) + 6,25 = 7,90746 tm
M = 0,00000 tm
Titik. 6
M61 = k61(2m6(20) + m1(20) + )+
= 1{2.1,57179+2,85784+(-2,34846)}+ 0 = 3,65296 tm
M65 = k65 (2m6(20)+m5(20) +
= 0,75 {2 .1,57179 +0,31908)+(-6,25) = -3,65300 tm
M = -0,00004 tm
0M M yang relatif kecil sekali, maka pada dasarnya momen-momen ujung tersebut di atas tidak perlu dikoreksi
=======Dengan
Titik. A
MA1 = kA1 (2mA(20) + m1(20) + + = 1{2.0 + 2,85784+(-2,96637)}+0 = -0,10853 tm
Titik. B
MB2 = kB2 (2mB(20) + m2(20) + + = 1,5 (2.0 + 0,699 +(-2,96637)}+0 = -3,40106 tm
Titik. C
MC3 = kC3 (2mC(20) +m3(20) + + =1{2.0 +(-1,25173)+(-2,96637)}+0 = -4,21810 tm
Gambar diagram freebody moment
H = 0Kontrol
-1/h2 - (W1 + W2) = 0
-1/4 - (1,2 + 2) = 0
-0,25 { 2,64078 + (-5,75362 + (-9,68793)} - (3,2) = 0
0 Ok0,00019
Konstruksi dengan sokongan sendi.
dimana :Untuk konstruksi dengan sokongan sendi pada salah satu titik perletakannya, maka batang-batang yang
berkumpul atau bertemu pada salah satu titik kumpul yang berhubungan dengan perletakan sendi tersebut, maka nilai
p digunakan adalah
- 1/2 k batang yang ujungnya sendi. =
batang yang ujungnya sendi = k batang yang ujungnya sendi / Dan
Disamping itu, untuk batang yang ujungnya berupa sendi, dimana ada momen primer, maka pada perletakan sendi
tersebut dianggap sebagai perletakan jepit dan momen-momen primernya disebut
Sebagai contoh:
dengan penyelesaiannya.
Contoh. 5
diketahui :
W1 = W2 = 1,2 t
kA1 = k14 = kB2 = k23 = 1
k12 = k34 = 0,75
h1 = h2 = 4 m
L=5m
Penyelesaian:
A. Menghitung momen-momen parsiil.
1. Angka kekakuan batang ( diketahui )
dan momen rotasi awal (m0), M primer, , 2. Nilai
1 = 2(k1A + k12 + k14) = 5,5
2 k2B = 5,5 .1 = 52 = 2 = 2(k21+k2B+k23) = 5,5
3 = 2(k23 + k34) = 3,5
4 = 2(k43 + k41) = 3,5
2= .1/5=0,12B= k2B/1 = 1/5,5 = 0,1818 1A = k1A/
2= 0,75/5 = 0,1521=k21/1 = 0,75/5,5 = 0,1364 12 = k12/
2 = 1/5 = 0,223= k23/1 = 1/5,5 = 0,1818 14 = k14/
4 0,751/3,5=0,214343=k43/3 = 1/3,5 = 0,2857 32 = k32/
4 = 1/3,5 = 0,285741= k41/1 = 0,75/5,5 = 0,1364 12 = k12/
= -1/12 q L2 = -1/12 . 6 . 52 = -12,5 tm = 12,5 tm
= -1/12 q L2 = -1/12 . 3 . 52 = -6,25 tm = 6,25 tm
2 = + + = 12,5 tm1 = + + = -12,5 tm
4 = + = -6,25 tm3 = + = 6,25 tm
1) = -(-12,5 / 5,5) = 2,27271/m10 = - (
2) = -(12,5 / 5) = -2,50002/m20 = - (
3) = -(6,25 / 3,5) = -1,78573/m30 = - (
4) = -(-6,25 / 3,5) = 1,78574/m40 = - (
B. Momen Displacement.
TI = 2 (k14 + k23) = 2 (1+1) = 4Tingkat atas
t14 = 3 k14 / TI = 3 . 1/4 = 0,75 = -(W1.h1) / TI
t23 = 3 k23 / TI = 3 . 1/4 = 0,75 = -(1,2 . 4) / 4 = -1,2
Tingkat bawah TII = 2 (k1A + k2B) = 2 (1 + 1) = 4
TII = TII 3/2 . k2B = 4 3/2 . 1 = 2,5
t'1A = 3 k1A / TII = 3.1 / 2,5 = 1,2 = -{h2 (W1+W2)} / TII
t'2B = 3/2 k2B / TII = 3/2 . 1 / 2,5 = 0,6 = -{4 (1,2 + 1,2)} / 2,5 = -3,84
32) (m21 + mI0) (-0,2857) (-1,9997 + (-1,2)) = 0,9142= + (34) (m40) (-0,2143) (1,7857) = -0,3827= + (m31 = -1,2542
4.4 RANGKUMAN
Dari pembahasan rumusan - rumusan dasar berikut contoh - contoh soal dan penyelesaiannya, baik untuk konstruksi
portal dengan titik hubung yang tetap maupun konstruksi portal dengan titik hubung yang bergerak (pergoyangan),
dapat diambil suatu kesimpulan mengenai langkah-langkah perhitungan penyelesaian suatu portal sebagai berikut:
4.4.1 Portal dengan titik hubung yang tetap
Langkah-langkah perhitungan / penyelesaian
A. Menentukan Momen Parsiil.
1. Menghitung angka kekakuan batang (k).
2. Menghitung nilai p masing - masing titik hubung.
) masing - masing batang.3. Menghitung nilai koefisien untuk rotasi momen parsiil (
4. Menghitung momen-momen primer ( ) masing - masing batang.
) pada masing - masing titik hubung.5. Menghitung jumlah momen primer (
6. Menghitung momen rotasi awal (m0) pada masing - masing titik hubung.
B. Pemberesan Momen Parsiil.
Pemberesan momen parsiil dilakukan secara berurutan pada setiap langkah demi langkah pemberesan dan
dihentikan setelah mencapai hasil yang konvergen.
C. Menghitung Momen Akhir (Design Moment).
4. 4. 2 Portal dengan titik hubung yang bergerak (pergoyangan)
Langkah-langkah perhitungan / penyelesaian
A. Menentukan Momen parsiil.
1. Menghitung angka kekakuan batang (k).
2. Menghitung nilai p masing - masing titik hubung.
) masing - masing batang.3. Menghitung nilai koefisien untuk rotasi momen parsiil (
4. Menghitung momen-momen primer ( ) masing - masing batang.
) pada masing - masing titik hubung.5. Menghitung jumlah momen primer (
6. Menghitung momen rotasi awal (m0) pada masing - masing titik hubung.
B. Menghitung Momen Displacement ( ..).
1. Menghitung kekakuan tingkat (T...).
2. Menghitung koefisien rotasi tingkat (t...) pada masing - masing kolom.
3. Menghitung Momen Displacement awal tingkat ( ...0).
C. Pemberesan Momen Parsiil dan Momen Displacement.
Pemberesan momen parsiil dilakukan secara berurutan pada setiap langkah demi langkah pemberesan dan
dihentikan setelah mencapai hasil yang konvergen. Pemberesan momen displacement dilakukan setiap selesai satu
langkah pemberesan momen parsiil.
D. Menghitung Momen Akhir (Design Moment).
H = 0E. Kontrol gaya - gaya horizontal ======
2.5 SOAL-SOAL LATIHAN
Soal-soal berikut ini (lihat gambar), dapat anda kerjakan di rumah sebagai latihan. Besarnya nilai dari ukuran yang
ada, beban terpusat P dan W maupun beban terbagi rata q dapat ditentukan sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Chu-Kia Wang, Ph.D, Mekanika Teknik Statically Indeterminate Structure Terjemahan
_________________, Analisa Struktur Lanjutan, Jilid 1, Jakarta, Erlangga, 1992.
Heinz Frick, Ir, Mekanika Teknik 2 (Statika dan Kegunaannya), Jilid II, Yogyakarta, Kanisius, 1979.
Soetomo. HM, Ir, Perhitungan Portal Bertingkat Dengan Cara Takabeya. Jilid I. Jakarta, Soetomo HM, 1981
_______, Perhitungan Portal Bertingkat Dengan Cara Takabeya. Jilid II. Jakarta, Soetomo HM, 1981
V. Sunggono. KH, Ir, Buku Teknik Sipil. Bandung, Nova, 1984.
Diposkan oleh MegaStructureDesign di 06:11
No comments:
Post a Comment
Followers
follower