Anda di halaman 1dari 23

Oke langsung kita lihat saja penampakan soalnya sebagai berikut :

Balok sederhana dengan bentang 10 meter dibebani beban terbagi rata sepanjang balok
sebesar q = 20 kN/m’. Hitunglah lendutan yang terjadi apabila Modulus Elastisitas (E)
diketahui sebesar 200000 MPa dan Momen Inersia Penampang (Ix) sebesar 100000 cm^4.

Untuk menyelesaikan persoalan tersebut agar dapat memudahkannya apabila kita menemukan
bentuk soal yang sama hanya saja angkanya yang berbeda, perlu kita selesaikan soal di atas
dalam bentuk rumus terlebih dahulu sebagai berikut :

Oke mari kita mulai penyelesaiannya :

1. Hitung reaksi yang terjadi

Dengan adanya beban terbagi rata maka kita harus mengekivalenkan terlebih dahulu
sebagai beban terpusat sebagai berikut :

w = q x L = qL

Karena beban simetris maka reaksi pada tumpuan A dan C adalah sama. Sehingga :

RA = RC = w/2 = qL/2

Lebih jelasnya dapat dilihat pada ilustrasi gambar di bawah ini :


2. Hitung dan gambarkan diagram momen yang terjadi

Potongan 0 sampai 10 meter

Maka akan didapat rumus momen sebagai berikut :

Mx = RA.x – qx.(x/2) = (qLx)/2 – (qx^2)/2

Sehingga momen maksimum adalah pada bagian tengah bentang (x = L/2) :

Mmax = (qL^2)/8

Rumus momen maksimum ini akan selalu sama apabila bentuk soal sama yaitu balok
sederhana dengan beban merata pada seluruh bentang.

Sehingga dapat kita gambarkan diagram momen sebagai berikut :


3. Bidang Momen dijadikan sebagai beban

Setelah bidang momen didapatkan maka kita perlu menjadikan bidang momen tersebut
sebagai beban dengan struktur balok yang sama yaitu balok sederhana dimana bidang
momen dibagi dengan suatu rumus kekakuan Modulus Elastisitas (E) x Momen Inersia
Penampang balok (I). Disingkat EI. Untuk lebih jelasnya dapat kalian perhatikan pada
gambar di bawah ini.
Sehingga kita mendapatkan persoalan baru yang harus kita cari momen yang diakibatkan oleh
beban bidang momen di atas, yaitu :

4. Hitung Luasan Bidang Momen Tersebut (Menghitung RA’ dan RB’)


Luasan bidang momen digunakan sebagai ekivalen beban terpusat (R) dengan bidang momen
pada soal di atas.

R = R1 + R2

dimana R1 = R2, sehingga R = 2 x R1

R1 dapat kita cari dengan cara di bawah ini :

Karna bidang momen tersebut berbentuk seperti parabola maka untuk mencari luasannya
adalah dengan cara meng-integralkan dalam batas-batas 0 sampai L/2 meter yang dapat kalian
lihat pada perhitungan di bawah ini :
Sehingga didapat RA’ = RB’ = R1 = (qL^3)/24EI

*Note : Untuk memudahkan perhitungan EI dimasukkan di akhir saja

5. Mencari pusat gaya dari diagram momen berbentuk parabola di atas (Mencari Xa dan
Xb)

Untuk mencari nilai Xa dan Xb adalah dengan cara berikut :

anggap Xb = x

Sehingga :
Karena Xb = 5L/16 maka Xa = L/2 – 5L/16 = 3L/16

6. Hitung Momen maksimum akibat beban bidang momen tersebut

Karena beban simetris maka momen maksimum berada pada jarak L/2. Sehingga :

Mmaks’ = RA’ . Xb = (ql^3/24EI) . (5L/16) = (5qL^4)/384EI

(Baca Juga : Contoh Soal Mekanika Teknik Balok Sederhana dengan Beban Terbagi Rata)

Nah nilai momen maksimum inilah yang disebut sebagai lendutan maksimum pada permodelan
struktur di bawah ini :
Lendutan maksimum = Mmaks’ = (5qL^4)/384EI

7. Hitung lendutan maksimum

Dimana diketahui pada soal sebagai berikut :

q = 20 kN/m = 20 N/mm

L = 10 m = 10.000 mm

E = 200.000 MPa

I = 100.000 cm^4 = 1.000.000.000 mm^4

Sehingga lendutan maksimum dapat dicari dengan rumus yang sudah kita dapatkan pada
hitungan sebelumnya :

Lendutan maksimum = Mmaks’ = (5qL^4)/384EI

Lendutan maksimum = (5x20x10000^4)/(384x200000x1000000000) = 13,02 mm

Sehingga lendutan maksimum yang terjadi pada balok sederhana dengan beban terbagi
rata seperti pada soal di atas adalah sebesar 13,02 mm.

Baiklah cukup sekian penjelasan dari saya mengenai perhitungan lendutan maksimum pada
balok sederhana dengan beban merata penuh sepanjang balok.

Mudah mudahan dapat bermanfaat. Wassalamualaikum wr. wb.


Mari kita lihat contoh soal yang akan kita bahas pada gambar di
bawah ini.

Soal tersebut merupakan struktur portal statis tak


tentu dengan beban merata sebesar q = 20 kN/m pada titik
B sampai titik C yaitu sepanjang L = 10 meter. Tinggi struktur
tersebut adalah H = 10 meter. Tumpuan struktur terletak pada titik
Adan titik D yaitu tumpuan Sendi-Sendi. Nah tumpuan ini yang
menyebabkan struktur menjadi statis tak tentu yaitu kemungkinan
reaksi sendi adalah sebanyak 2 (dua). Sehingga jumlah kemungkinan
reaksi adalah sebanyak 2+2 = 4. Jumlah ini melebihi 3
(tiga), sehingga disebut struktur statis tak tentu.

Pembahasan :

1. Gambarkan reaksi momen-momen akibat beban pada


setiap titik

Reaksi momen akibat beban-beban seperti pada contoh soal di atas


dapat kita gambarkan seperti pada gambar di bawah ini.
MB dan MC terjadi akibat adanya beban merata q ke bawah sehingga
apabila terjadi rotasi pada pusat masing-masing titik B ataupun titik
C akan menyebabkan reaksi :

Pada frame B-C

Titik B momen ke arah kiri

Titik C momen ke arah kanan

Pada frame A-B dan C-D

Titik B momen ke arah kanan (pada 1 titik momen harus saling


menghilangkan sehingga arah berlawanan)

Titik C momen ke arah kiri (pada 1 titik momen harus saling


menghilangkan sehingga arah berlawanan)

2. Mencari nilai Momen-momen tersebut


Untuk dapat mencari nilai momen-momen tersebut kita perlu
meninjau pada titik B dan titik C yang merupakan tempat terdapatnya
reaksi momen.

Tinjau Titik B (Frame B-C)

θB beban = θB momen

yang artinya :

θB beban : θ akibat beban merata pada frame yang ditinjau

θB momen : θ akibat beban momen pada frame yang


ditinjau

Dari mana kita mendapatkan nila-nilai tersebut ? Nilai-nilai ini kita


dapatkan dengan cara seperti pada pembahasan saya disini “Contoh
Soal Mekanika Teknik Menghitung Lendutan Maksimum pada Balok
Sederhana dengan Beban Merata | Momen Area Method” Dimana θB
beban yaitu pada struktur dan beban yang sama seperti pada
pembahasan tersebut merupakan RA’ dan RB’ yaitu
sebesar ql^3/24EI. Sehingga :

θB beban = qL^3/24EI

Sedangkan θB momen dapat kalian cari tahu asalnya pada


pembahasan saya disini “Contoh Soal Mekanika Teknik Balok
Kantilever (Tumpuan Jepit) Struktur Statis Tak Tentu dengan Metode
Consistent Deformation” Dimana θB momen yaitu pada struktur
dan beban berupa momen pada pembahasan tersebut yaitu
penjumlahan rotasi (θ) akibat MB dan MC [(RA’ + RB’) *Lihat
pada tautan] pada titik B. Sehingga :

θB momen = MB.L/3EI + MC.L/6EI

Sehingga kita akan dapat persamaan (1) sebagai berikut :

θB beban = θB momen

qL^3/24EI = MB.L/3EI + MC.L/6EI

qL^3/24 = MB.L/3 + MC.L/6

qL^3 = 8MB.L + 4MC.L


qL^2 = 8MB + 4MC

Masukkan nilai q dan L sehingga persamaan (1) menjadi :

20.(10)^2 = 8MB + 4MC

2000 = 8MB + 4MC

Tinjau Titik C (Frame B-C)

θC beban : SAMA dengan θB beban

θC momen : SAMA dengan θB momen hanya MB dan MC


ditukar

Sehingga persamaan (2) dapat kita buat sebagai berikut :

θC beban = θC momen

qL^3/24EI = MC.L/3EI + MB.L/6EI

qL^3/24 = MC.L/3 + MB.L/6

qL^3 = 8MC.L + 4MB.L

qL^2 = 8MC + 4MB

Masukkan nilai q dan L sehingga persamaan (2) menjadi :

20.(10)^2 = 8MC + 4MB

2000 = 8MC + 4MB

SUBTITUSI PERSAMAAN (1) dan (2) :

2000 = 8MC + 4MB -> Persamaan (2)

8MB + 4MC = 8MC + 4MB

4MB = 4MC

MB = MC

Oke karena MB = MC maka :


2000 = 8MC + 4MB -> Persamaan (2)

2000 = 8MB + 4MB

2000 = 12MB

MB = 2000/12 = 166,667 kNm

Sehingga :

MC = MB = 166,667 kNm

Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

3. Gambarkan Freebody Diagram

Dalam menggambar freebody diagram kita perlu memahami baik-


baik gaya-gaya aksi-reaksi yang disebabkan oleh beban-beban yang
ada. Tentu memahami baik-baik ini kalian harus mempelajari dengan
benar contoh-contoh soal mekanika teknik dasarnya seperti contoh
soal balok sederhana misalnya. Pahami konsepnya, apabila ada beban
merata bagaimana reaksinya, apabila beban momen bagaimana
reaksinya, apabila bebannya horizontal bagaimana juga reaksinya,
dan seterusnya.

Oke pertama kita perlu memisahkan frame-frame portal


tersebut seperti pada gambar di bawah ini.

Bisa kalian lihat pada gambar, momen-momen yang ada (MB dan
MC) merupakan momen yang sudah kita cari sebelumnya (pada tahap
2) dimana kita dapatkan :

MB = MC = 166,667 kNm

Kedua kita perlu mencari reaksi yang terjadi pada setiap


frame

Frame A-B
Akibat adanya beban momen MB sebesar 166,667 kNm maka
mengakibatkan adanya reaksi gaya-gaya horizontal pada titik
A dan titik B. Dimana dapat kita cari dengan cara berikut :

∑MA = 0

MB – HB.H= 0

HB = MB/H= 166,667/10 = 16,667 kN

Sehingga dengan syarat ∑H = 0, maka :

HA – HB = 0

HA = HB = 16,667 kN

Frame B-C
Pada frame B-C terdapat beban berupa MB, MC, dan beban merata q.
Sehingga reaksi yang terjadi harus diperhitungkan akibat semua
beban tersebut.

Akibat beban merata q :

pada titik B : qL/2 = 20.10/2 = 100 kN

pada titik C : qL/2 = 20.10/2 = 100 kN

Akibat beban momen MB :

pada titik B : MB/L = 166,667/10 = 16,667 kN (arah ke atas)

pada titik C : MB/L = 166,667/10 = 16,667 kN (arah ke bawah)

Akibat beban momen MC :

pada titik B : MC/L = 166,667/10 = 16,667 kN (arah ke bawah)


pada titik C : MC/L = 166,667/10 = 16,667 kN (arah ke atas)

Sehingga reaksi RB dan RC merupakan penjumlahan reaksi yang


diakibatkan oleh beban-beban di atas :

RB = (qL/2) + (MB/L) – (MC/L) = 100 kN

RC = (qL/2) – (MB/L) + (MC/L) = 100 kN

Lebih jelasnya sambil memperhatikan gambar di atas ya.

Frame C-D

Akibat adanya beban momen MC sebesar 166,667 kNm maka


mengakibatkan adanya reaksi gaya-gaya horizontal pada titik
C dan titik D. Dimana dapat kita cari dengan cara berikut :

∑MD = 0

-MC + HC.H = 0

HC = MC/H = 166,667/10 = 16,667 kN

Sehingga dengan syarat ∑H = 0, maka :


HC – HD = 0

HD = HC = 16,667 kN

Ketiga, setelah kita mendapatkan setiap reaksi pada frame-


frame di atas maka kita perlu menggambarkan gaya aksi
reaksi pada seluruh frame untuk mendapatkan reaksi pada
setiap tumpuan A dan D. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
di bawah ini.

Gaya-gaya yang berwarna biru merupakan aksi reaksi yang


disebabkan reaksi-reaksi yang sebelumnya sudah kita hitung pada
masing-masing frame. Contohnya :

Akibat adanya reaksi RB menyebabkan aksi sebesar RB


pada frame B-A sehingga menyebabkan reaksi RA sebesar
RB yaitu 100 kN
Akibat adanya reaksi RC menyebabkan aksi sebesar RC pada
frame C-D sehingga menyebabkan reaksi RD sebesar RC
yaitu 100 kN

Harusnya contoh di atas dapat kalian pahami dengan baik. Perhatikan


juga gambar agar kalian dapat memahaminya dengan mudah.

4. Cari gaya-gaya dalam yang terjadi pada setiap frame

Frame A-B

Gaya geser : gaya geser terjadi akibat beban yang tegak lurus dengan
frame

Q(0-10) = -HA = -16,667 kN

Gaya Normal : gaya normal terjadi akibat beban yang arahnya


sejajar batang/frame tersebut

N(0-10) = -RA = -100 kN

Momen :

My = -HA.y = -16,667y

M0 = 0 kNm
M10 = -166,667 kNm

Frame B-C

Gaya geser : Q(0-10) = RB = 100 kN

Gaya Normal : N(0-10) = -HB = -16,667 kN

Momen : Mx = RB.x – MB – 1/2qx^2 = 100x – 166,667 –


10x^2

M0 = -166,667 kNm

M10 = -166,667 kNm

Mmax (pada x = 5) = 83,333 kNm

Frame C-D
*Tinjau dari Kanan

Gaya geser : Q = HD = 16,667 kN

Gaya normal : N = -RD = -100 kN

Momen : My = -HD.y = -16,667y

M0 = 0 kNm

M10 = -166,667 kNm

5. Gambar Diagram Gaya-gaya dalam

Gaya Geser
Gaya Normal

Momen

Anda mungkin juga menyukai