Anda di halaman 1dari 26

Pada gambar di atas apabila kita meninjau

sudut pada titik B maka perubahan sudut


yang terjadi akan membesar sehingga tanda
menjadi positif (+) :
θB beban = θB momen + θB pergoyangan
Oke sedikit penjelasan mengenai θ
pergoyangan di atas. Untuk lebih memahaminya
kita perlu suatu contoh soal. Baiklah kita langsung
saja menuju contoh soalnya di bawah ini :
1. Cek Struktur Pergoyangan

Kita kenali dulu rumus di bawah ini :

n = 2j – (m + 2f + 2h + r)

rumus tersebut merupakan rumus untuk mengecek struktur portal yang


kita analisa apakah portal tersebut termasuk portal bergoyang atau
tidak.

nilai n yang melebihi 0 maka struktur tersebut termasuk struktur portal


bergoyang :

n > 0 (portal bergoyang)

dimana :

j = jumlah join (titik-titik misal A, B, C, dst.)


m = jumlah elemen-elemen (misal A-B, B-C, C-D, dst.)

f = jumlah tumpuan jepit

h = jumlah tumpuan sendi

r = jumlah tumpuan rol

Sehingga dari contoh soal di atas dapat kita hitung sebagai berikut :

n = 2j – (m + 2f + 2h + r)

n = 2.4 – (3 + 2.0 + 2.2 + 0)

n = 8 – 7 = 1 (Struktur portal bergoyang)

2. Gambarkan reaksi momen-momen akibat beban pada setiap


titik
Kita anggap struktur begoyang sebesar Δ seperti pada gambar di atas.

Untuk penjelasan gambaran reaksi momen-momen dapat kalian lihat


pada pembahasan saya “Contoh Soal Mekanika Teknik Portal Struktur
Statis Tak Tentu (Tumpuan Sendi-sendi) dengan Metode Clayperon”

3. Penyelesaian Persamaan dengan Metode Clayperon

Untuk dapat mencari nilai momen-momen tersebut kita perlu meninjau


pada titik B dan titik C yang merupakan tempat terdapatnya reaksi
momen.

Tinjau Titik B (Frame B-C)

θB beban = θB momen + θB pergoyangan

note : tanda positif menunjukkan sudut membesar

yang artinya :

θB beban : θ akibat beban merata pada frame yang ditinjau

θB momen : θ akibat beban momen pada frame yang ditinjau

θB pergoyangan : θ akibat pergoyangan sebesar Δ

Dimana θB momen yaitu pada struktur dan beban berupa momen


pada pembahasan tersebut yaitu penjumlahan rotasi (θ)
akibat MB dan MC [(RA’ + RB’) *Lihat pada tautan] pada titik B.
Sehingga :

θB momen = MB.L/3EI + MC.L/6EI

θB pergoyangan = Δ/H

Sehingga kita akan dapat persamaan (1) sebagai berikut :

θB beban = θB momen + θB pergoyangan

qL^3/24EI = MB.L/3EI + MC.L/6EI + Δ/H


qL^3/24 = MB.L/3 + MC.L/6 + Δ.EI/10

10qL^3 = 80MB.L + 40MC.L + 24Δ.EI

Masukkan nilai q dan L sehingga persamaan (1) menjadi :

200000 = 800MB + 400MC + 24Δ.EI

Tinjau Titik C (Frame B-C)

θC beban : SAMA dengan θB beban

θC momen : SAMA dengan θB momen hanya MB dan MC


ditukar

Sehingga persamaan (2) dapat kita buat sebagai berikut :

θC beban = θC momen – θC pergoyangan

qL^3/24EI = MC.L/3EI + MB.L/6EI – Δ/H

qL^3/24 = MC.L/3 + MB.L/6 – Δ.EI/10

10qL^3 = 80MC.L + 40MB.L – 24Δ.EI

Masukkan nilai q dan L sehingga persamaan (2) menjadi :

200000 = 800MC + 400MB – 24Δ.EI

TINJAU ∑H = 0
Pada tumpuan sendi di titik A dan D tentunya terdapat reaksi horizontal
berupa HA dan HD, Sehingga berlaku ∑H = 0 dimana :

∑H = 0

HA – HD = 0

MB/10 – MC/10 = 0

Maka terdapat persamaan (3) berupa :

MB – MC = 0

MB = MC

Sehingga apabila kita lakukan subtitusi pada persamaan (1) dan (2),

SUBTITUSI PERSAMAAN (1) dan (2) :

200000 = 800MC + 400MB – 24Δ.EI -> Persamaan (2)

800MB + 400MC + 24Δ.EI = 800MC + 400MB – 24Δ.EI

Karena MB = MC, maka :


800MC + 400MC + 24Δ.EI = 800MC + 400MC – 24Δ.EI

0 = 48Δ.EI

Δ=0

Sehingga inilah yang saya sebut walaupun struktur termasuk portal


bergoyang namun nilai pergoyangan Δ = 0 sama saja seperti
struktur portal tanpa pergoyangan.

Kemudian dapat dilanjutkan sebagai berikut :

Oke karena MB = MC maka :

2000 = 8MC + 4MB -> Persamaan (2)

2000 = 8MB + 4MB

2000 = 12MB

MB = 2000/12 = 166,667 kNm

Sehingga :

MC = MB = 166,667 kNm

Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.


3. Gambarkan Freebody Diagram

Dalam menggambar freebody diagram kita perlu memahami baik-baik


gaya-gaya aksi-reaksi yang disebabkan oleh beban-beban yang ada.
Tentu memahami baik-baik ini kalian harus mempelajari dengan benar
contoh-contoh soal mekanika teknik dasarnya seperti contoh soal balok
sederhana misalnya. Pahami konsepnya, apabila ada beban merata
bagaimana reaksinya, apabila beban momen bagaimana reaksinya,
apabila bebannya horizontal bagaimana juga reaksinya, dan seterusnya.

Oke pertama kita perlu memisahkan frame-frame portal


tersebut seperti pada gambar di bawah ini.
Bisa kalian lihat pada gambar, momen-momen yang ada (MB dan MC)
merupakan momen yang sudah kita cari sebelumnya (pada tahap 2)
dimana kita dapatkan :

MB = MC = 166,667 kNm

Kedua kita perlu mencari reaksi yang terjadi pada setiap


frame

Frame A-B
Akibat adanya beban momen MB sebesar 166,667 kNm maka
mengakibatkan adanya reaksi gaya-gaya horizontal pada titik
A dan titik B. Dimana dapat kita cari dengan cara berikut :

∑MA = 0

MB – HB.H= 0

HB = MB/H= 166,667/10 = 16,667 kN

Sehingga dengan syarat ∑H = 0, maka :

HA – HB = 0

HA = HB = 16,667 kN

Frame B-C
Pada frame B-C terdapat beban berupa MB, MC, dan beban merata q.
Sehingga reaksi yang terjadi harus diperhitungkan akibat semua beban
tersebut.

Akibat beban merata q :

pada titik B : qL/2 = 20.10/2 = 100 kN

pada titik C : qL/2 = 20.10/2 = 100 kN

Akibat beban momen MB :

pada titik B : MB/L = 166,667/10 = 16,667 kN (arah ke atas)

pada titik C : MB/L = 166,667/10 = 16,667 kN (arah ke bawah)


Akibat beban momen MC :

pada titik B : MC/L = 166,667/10 = 16,667 kN (arah ke bawah)

pada titik C : MC/L = 166,667/10 = 16,667 kN (arah ke atas)

Sehingga reaksi RB dan RC merupakan penjumlahan reaksi yang


diakibatkan oleh beban-beban di atas :

RB = (qL/2) + (MB/L) – (MC/L) = 100 kN

RC = (qL/2) – (MB/L) + (MC/L) = 100 kN

Lebih jelasnya sambil memperhatikan gambar di atas ya.

Frame C-D

Akibat adanya beban momen MC sebesar 166,667 kNm maka


mengakibatkan adanya reaksi gaya-gaya horizontal pada titik
C dan titik D. Dimana dapat kita cari dengan cara berikut :
∑MD = 0

-MC + HC.H = 0

HC = MC/H = 166,667/10 = 16,667 kN

Sehingga dengan syarat ∑H = 0, maka :

HC – HD = 0

HD = HC = 16,667 kN

Ketiga, setelah kita mendapatkan setiap reaksi pada frame-


frame di atas maka kita perlu menggambarkan gaya aksi
reaksi pada seluruh frame untuk mendapatkan reaksi pada
setiap tumpuan A dan D. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
Gaya-gaya yang berwarna biru merupakan aksi reaksi yang disebabkan
reaksi-reaksi yang sebelumnya sudah kita hitung pada masing-masing
frame. Contohnya :

Akibat adanya reaksi RB menyebabkan aksi sebesar RB pada


frame B-A sehingga menyebabkan reaksi RA sebesar RB yaitu
100 kN

Akibat adanya reaksi RC menyebabkan aksi sebesar RC pada


frame C-D sehingga menyebabkan reaksi RD sebesar RC yaitu
100 kN

Harusnya contoh di atas dapat kalian pahami dengan baik. Perhatikan


juga gambar agar kalian dapat memahaminya dengan mudah.
4. Cari gaya-gaya dalam yang terjadi pada setiap frame

Frame A-B

Gaya geser : gaya geser terjadi akibat beban yang tegak lurus dengan
frame

Q(0-10) = -HA = -16,667 kN

Gaya Normal : gaya normal terjadi akibat beban yang arahnya sejajar
batang/frame tersebut

N(0-10) = -RA = -100 kN

Momen :

My = -HA.y = -16,667y

M0 = 0 kNm

M10 = -166,667 kNm

Frame B-C
Gaya geser : Q(0-10) = RB = 100 kN

Gaya Normal : N(0-10) = -HB = -16,667 kN

Momen : Mx = RB.x – MB – 1/2qx^2 = 100x – 166,667 – 10x^2

M0 = -166,667 kNm

M10 = -166,667 kNm

Mmax (pada x = 5) = 83,333 kNm

Frame C-D
*Tinjau dari Kanan

Gaya geser : Q = HD = 16,667 kN

Gaya normal : N = -RD = -100 kN

Momen : My = -HD.y = -16,667y

M0 = 0 kNm

M10 = -166,667 kNm

5. Gambar Diagram Gaya-gaya dalam

Gaya Geser
Gaya Normal

Momen
SOAL PORTAL TIDAK BERGOYANG

Anda mungkin juga menyukai