Anda di halaman 1dari 58

CHAPTER 04

4.1

Anggapan Dasar
Dalam perhitungan struktur portal bertingkat banyak dengan metode Takabeya, berlaku

anggapan dasar sebagai berikut :


1. Deformasi yang disebabkan oleh gaya tekan/tarik dan geser dalam diabaikan.
2. Hubungan antara balok dan kolom dianggap sebagai hubungan kaku sempurna (monolit).

4.2

Persamaan Dasar
Mab

Mba
A

A
A

B
a
b

Mab

Mba

A
A
mab

B
a a
wa

wb

ba
b

B
mba

Gambar 4.1 Struktur portal


Dimana :
ab
L ab

ab

Mab , Mba

= adalah besar momen akhir (design moment)

Mab , Mba

= adalah besar momen primer sebelum titik b bergeser

mab , mba = adalah besar momen koreksi akibat adanya pergeseran titik b sejauh ab dan

perputaran titik nodal.


Mab dan Mba dapat dinyatakan sebagai fungsi dari perputaran dan pergeseran sudut sebagai

berikut :
Mab

mab + Mab

ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

225

CHAPTER 04
Mba

mba + Mba

(4.1)

Dimana :
mab dan mba dapat diturunkan berdasarkan prinsip persamaan perputaran sudut sebagai

berikut :
a

w a + ab

mab .L
mba .L

3EI
6EI

+ ab

(4.2)

w b + ab

mab .L
mba .L
+
6EI
3EI

+ ab

(4.3)

Dari persamaan (8.1b) dan (8.1c) diperoleh :


2a + 2b

mab .L
+ 3 ab
2EI

(4.4)

Atau dapat ditulis dalam bentuk :


mab =

2EI
2a b 3 ab
L

(4.5)

Maka dengan cara yang sama dapat diperoleh :


mba =

2EI
2b a 3 ab
L

Apabila dinyatakan

(4.6)

I
K ab , maka :
L

mab =

2EK ab 2a b 3 ab

mba =

2EK ab 2b a 3 ab

(4.7)

Dari persamaan (4.5), (4.6) dan persamaan (4.7), diperoleh :


mab =

2EK ab 2a b 3 ab Mab

mba =

2EK ab 2b a 3 ab Mba

(4.8)

Kemudian oleh Fukuhei Takabeya persamaan tersebut disederhanakan menjadi :

2m

Mab

= K ab 2ma mb mab Mab

Mba

= K ab

ma

= 2 E K a

mab

= -6E K ab

mb

= 2 E K b

k ab

ma mab

ba

(4.9)

K ab
K

Dimana
K

= adalah suatu harga konstanta kekakuan berdimensi m3, dan ditetapkan sembarang.

ma

= adalah momen parsiil akibat perputaran sudut a , selanjutnya disebut momen rotasi
(rotation moment) di titik A.

mb

= momen parsiil akibat perputaran sudut b , selanjutnya disebut momen rotasi di titik B.

mab

= momen parsiil akibat pergeseran titik B relatif terhadap titik A sejauh ab , selanjutnya
disebut momen perpindahan (displacement moment) dari batang AB.

ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

226

CHAPTER 04
4.3

Portal Bertitik Nodal Tetap

4.3.1 Persamaan Dasar


Pada portal dengan titik nodal tetap, semua titik nodalnya hanya mengalami perputaran sudut
dan tidak mengalami pergeseran sudut. Sebagai contoh adalah pada portal yang balok dan kolomnya
didukung oleh perletakan dan pada portal yang simetris baik kekakuan maupun pembebanan.
Untuk bentang A B berlaku :

2m

.M

Mab

= k ab 2ma mb mab . Mab

Mba

= k ba

ma mab

ba

Gambar 4.2 Portal dengan jumlah titik nodal genap

Karena titik nodalnya tidak bergeser, maka Mab = 0, sehingga pada titik nodal A dinyatakan
dalam bentuk persamaan di bawah ini :
Mab

= k ab 2ma mb . Mab

Mac

= k ac 2ma mc . Mac

Mad

= k ad 2ma md . Mad

Mae

= k ae 2ma me . Mae

(4.10)

Selanjutnya, kesetimbangan pada titik nodal A atau dalam hal ini jumlah momen di titik nodal A
harus sama dengan nol (MA = 0).
Mab + Mac + Mad + Mae = 0

(4.11)

Dari persamaan (4.10) dan persamaan (4.11) :


k ab
k ab

k
k
ma 2 ac + ac
k ad
k ad

k ae
k ae

ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

.
.
.
.

Mab
mb

mc
Mac
+
= 0
Mad
md

me
Mae

(4.12)

227

CHAPTER 04

Maka dapat ditulis kembali :


ma . a =

( k ab ) . me
md ( k ad )
a + ( k ab )
mb
( k ac ) . mc

(4.13)

Dari persamaan (4.10) dan persamaan (4.11) maka :


k ab 2ma mb Mab k ac 2ma mc Mac k ad 2ma md Mad k ae 2ma me Mae 0

2ma k ab k ac k ad k ae k ab .mb k ac .mc k ad .md k ae .me Mab Mac Mad Mae

Notasi sesuai dengan usulan Takabeya :


k ab
k ab

k
k
ma 2 ac + ac
k ad
k ad

k ae
k ae

.
.
.
.

Mab
mb

mc
Mac
+
= 0
Mad
md

me
Mae

Mab
k ab
k ab


k
k
Mac
ma 2 ac =
+ ac
Mad
k ad
k ad


Mae
k ae
k ae

ma

k ab

k
a
+ ab
a
a

. mb

. mc
=
. md

. me

k ae
mb

k ac

k ae

a
mb
k ac

a

me

k ad

me

k
ad
a
.

md

mc

mc

md

Dapat ditulis ulang dalam bentuk :

ma

k
a
+ ab
a
a

k ae

me

md

mb
k ac

a

mc

k ad

(4.14)

Persamaan (4.14) juga disebut persamaan rotasi pada titik nodal A, dan dengan cara
yang sama maka persamaan-persamaan pada titik nodal yang lain juga dapat diturunkan.

ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

228

CHAPTER 04
4.3.2 Cara Perhitungan Portal Bertitik Nodal Tetap

Adapun cara perhitungan portal dengan titik nodal tetap, seperti diuraikan di bawah ini :
1. Pada saat meninjau salah satu titik nodal, maka pada titik nodal yang lain dianggap belum
mengalami perputaran sudut. Misalnya titik nodal yang ditinjau adalah titik nodal A, maka
pada titik nodal lain dianggap belum terjadi perputaran sudut, dengan kata lain b, c, d, e
dan mb , mc , m d , m e 0 . Sehingga momen rotasi di titik nodal A :
ma

= m(a0 ) =

a
a

Maka dengan cara yang sama :


mb

= m(b0 ) =

b
b

mc

= m(c0 ) =

c
c

md

= m(d0 ) =


d
d

me

= m(e0 ) =

e
e

2. Distribusikan harga-harga m( 0 ) yang berada di seberang titik nodal A tersebut, dengan


mempergunakan persamaan (4.9) untuk memperoleh harga m(1) sebagai berikut :

m(a1)


a
+ ab
a
a

Dimana nilai a
a

m(a1)

= m(a0 )

ae

a

m(b0 )
ac

a

m(e0 )

m(d0 )

m(c0 )

ad

diganti dengan harga m(a0 ) sehingga menjadi :


+ ab
a

ae

a

m(b0 )
ac

a

m(e0 )

m(d0 )

m(c0 )

ad

Langkah selanjutnya, adalah dengan mendistribusikan kembali harga m(an ) ke dalam


persamaan (4.9) untuk mendapatkan harga m(an 1) dan langkah seperti ini juga berlaku
sama pada titik nodal yang lain dimana harga-harga perhitungan sebelumnya dan hargaharga yang telah dihitung distribusikan pada perhitungan titik nodal selanjutnya.

ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

229

CHAPTER 04

3. Langkah perhitungan sebelumnya dilakukan terus menerus sampai mendapatkan hargaharga yang konvergen pada semua titik nodal atau m(n ) = m(n 1) .
4. Apabila telah mendapatkan harga-harga konvergen pada semua titik nodal, perhitungan
dilanjutkan untuk menghitung momen akhir, dimana hasil-hasil perhitungan momen parsil
tersebut dikembalikan ke dalam persamaan (4.5), sebagai contoh perhitungan momen
desain pada titik nodal A :

2m
2m
2m

+M
+ M
+M

Mab

= k ab 2m(an ) m(bn) + Mab

Mac

= k ac

Mad

= k ad

Mae

= k ae

(n )
a

m(cn )

(n )
a

m(dn )

(n )
a

m(en)

ac

ad
ae

5. Dalam perhitungan dengan metode ini, dapat dilakukan koreksi terhadap momen akhir
desain, apabila hasil perhitungan jumlah momen akhir (M) pada setiap titik nodalnya tidak
sama dengan nol. Hal ini terjadi, karena dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti
adanya pembulatan angka, pemotongan angka atau hasil konvergensi yang kurang tepat
sehingga menimbulkan nilai selisih pada penjumlahan nilai momen. Untuk perhitungan nilai
selisih yang terjadi dapat dilakukan dengan cara membagikan secara merata dan sebanding
dengan angka kekakuannya, sebagai berikut :
Mab

n)
= M(ab

k ab
M
k ab k ac k ac k ae

Untuk perhitungan koreksi pada Mac , Mad , Mae analog dengan langkah di atas.
Contoh 4.1 :
Diketahui portal dengan bentuk bangunan, angka kekakuan dan pembebanan yang simetris
seperti tergambar di bawah ini. Hitunglah momen akhir desain dari portal tersebut?
Penyelesaian :
Perhitungan momen-momen parsiil
Perhitungan momen-momen primer :
M12

1 2
qL
12

1
4.6 2
12

= -12 ton.m

MF21

= +12 ton.m

M45

1 2
qL
12

1
2 .6 2
12

= -6 ton.m

M54

= + 6 ton.m

M23

1 2
qL
12

1
6 .8 2
12

= -32 ton.m

M32

= +32 ton.m

M56

1
qL2
12

1
3.8 2
12

= -16 ton.m

M65

= +16 ton.m

ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

230

CHAPTER 04
CL

2 ton/m1

2 ton/m1
4

K = 0,50

K = 0,75

K = 0,75

K = 1,25

K = 0,50

K = 1,25

K = 1,25

K = 0,75

6 ton/m1

4 ton/m1
1

K = 0,75

K = 0,75

K = 1,00

K = 1,25

K = 1,75

K = 0,75

K = 1,75

6.00 m

K = 1,25

8.00 m

K = 1,75

8.00 m

K = 1,00

6.00 m

Gambar 4.3 Contoh portal dengan jumlah titik nodal genap


Perhitungan nilai :
1

= M12

= -12 ton.m

= M21 + M23

= 12 + (-32)

= M45

= -6 ton.m

= M54 + M56 = 6 + (-16)

= -20 ton.m

= -10 ton.m

Perhitungan nilai :
1

= 2 . (k1 A k1 2 k1 4 )
= 2 . (1,0 0,75 0,75 )
= 5

= 2 . (k 2 B k 2 1 k 2 3 k 2 5 )
= 2 . (1,75 0,75 1,25 1,25 )
= 10

= 2 . (k 4 1 k 4 5 )
= 2 . (0,75 0,50 )
= 2,5

= 2 . (k 5 4 k 5 6 k 5 2 )
= 2 . (0,50 0,25 1,75 )
= 5

ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

231

CHAPTER 04

Perhitungan nilai :
Untuk perhitungan nilai atau faktor distribusi sebaiknya dihitung untuk setiap nodalnya agar
tidak terjadi kesalahan dan apabila dijumlahkan maka nilai pada setiap nodal berjumlah 0,5.
Nodal 1 :
1 2 =

k1 2
=
1

0,75
= 0,150
5

1 4 =

k1 4
=
1

0,75
= 0,150
5

1 A =

k1 A
=
1

1,00
= 0,200
5

Kontrol

= 0,500

Nodal 2 :
2 B =

k 2 B
=
2

1,75
= 0,175
10

2 1 =

k 2 1
=
2

0,75
= 0,075
10

2 3 =

k 23
=
2

1,25
= 0,125
10

2 5 =

k 25
=
2

1,25
= 0,125
10

Kontrol

= 0,500

Nodal 4 :
4 1 =

k 4 1
=
4

0,75
= 0,300
2,5

4 5 =

k 4 5
=
4

0,50
= 0,200
2,5

Kontrol

= 0,500

Nodal 5 :
5 2 =

k52
=
5

1,25
= 0,250
5

5 4 =

k54
=
5

0,50
= 0,100
5

5 6 =

k56
=
5

0,75
= 0,150
5

Kontrol

= 0,500

Sebagai catatan bahwa pada perhitungan portal dengan titik nodal tetap, nilai pada batangbatang vertikal dapat saja tidak dihitung, tetapi untuk pembuktian dan kontrol maka nilai-nilai diatas
tetap dihitung.

ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

232

CHAPTER 04

Perhitungan nilai momen rotasi putaran nol (m(0)) :


(0)

1
=
1

( 12)
= 2,4 ton.m
5

m2

(0)

2
=
2

( 20 )
= 2,0 ton.m
10

m4

(0 )

4
=
4

(6)
2,5

m5

(0)

5
=
5

(10 )
= 2,0 ton.m
5

m1

= 2,4 ton.m

Pemberesan momen parsiil :


Dalam pemberesan momen parsiil dimulai dari titik nodal 4, 5, 2, 1 atau yang dianggap mudah,
Pemberesan momen rotasi putaran 1 :
Nodal 4 :
m4

(1)

m4

(0)

m4
(0)

2,400

( 41 ) . (m1 )

= (0,300 ) . (2,400 )

0,720

(0)

= (0,200 ) . (2,400 )

0,400

1,280

( 4 5 ) . (m5

m4

Untuk mempercepat mencapai hasil yang konvergen, maka nilai m 4


perhitungan m5

(0 )

(1)

(1)

(1)

dimasukan ke dalam

di bawah ini :

Nodal 5 :
m5

(1)

m5

(0 )
(1)

( 5 4 ) . (m 4 )

(0)

2,000

= (0,100 ) . (1,280 )

0,128

m5

( 5 2 ) . (m2

(0)

= (0,250 ) . (2,000 )

0,500

( 5 6 ) . (m6

(0 )

= (0,150 ) . (0)

1,372

m5

(1)

Selanjutnya, dengan cara yang sama nilai momen rotasi putaran pertama m5

(1)

dimasukan ke

dalam perhitungan momen rotasi putaran pertama pada nodal 2, sehingga :


Nodal 2 :
m2

(1)

m2

(0)
(1)

( 2 5 ) . (m5 )
(0)

( 21 ) . (m1 )
( 2 3 ) . (m3

(0)

(0)

2,000

= (0,125 ) . (1,372)

0,172

= (0,075 ) . (2,400 )

0,180

= (0,125 ) . (0)

1,648

m2

m2

(1)

Untuk perhitungan ke arah nodal A karena adalah tumpuan jepit maka sama dengan nol.
ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

233

CHAPTER 04

Untuk nodal 1 dimasukan nilai m2

(1)

dan m 4

(1)

yang telah didapat dari perhitungan

sebelumnya.
Nodal 1 :
(1)

m1

(0)

m1

(0)

m2

2,000

(1)

= (0,150 ) . (1,648 )

0,247

(1)

= (0,150 ) . (1,280 )

0,192

( 1 2 ) . (m2 )
( 1 4 ) . (m 4 )

m2

(1)

1,961

m4

(0)

2,400

Pemberesan momen rotasi putaran 2 :


Nodal 4 :
m4

(2)

m4

(0 )
(1)

( 41 ) . (m1 )

= (0,300 ) . (1,961)

0,588

(1)

= (0,200 ) . (1,372)

0,274

( 4 5 ) . (m5 )

m4

(2)

1,538

m5

(0)

2,000

Nodal 5 :
m5

(2)

m5

(0 )

( 5 4 ) . (m 4

( 2)

= (0,100 ) . (1,538 )

0,154

( 5 2 ) . (m2 )

= (0,250 ) . (1,648 )

0,412

(1)

m5

(2)

1,434

m2

(0)

2,000

= (0,125 ) . (1,434 )

0,179

= (0,075 ) . (1,961)

0,144

Nodal 2 :
m2

(2)

m2

(0)

( 2 5 ) . (m5

(2)

(1)

( 21 ) . (m1 )

m2

(2)

1,674

m2

(0)

2,000

= (0,150 ) . (1,674 )

0,251

= (0,150 ) . (1,538 )

0,231

1,918

Nodal 1 :
( 2)

m1

(0)

m1

( 1 2 ) . (m2

(2)

( 1 4 ) . (m 4

( 2)

( 2)

m1

Proses ini dilakukan berulang-ulang sampai mendapatkan harga-harga yang konvergen,


kemudian dapat dihentikan. Dalam perhitungan contoh di atas, harga-harga konvergen didapat pada
perhitungan putaran keempat, dimana proses perhitungan selanjutnya disajikan dalam bentuk bagan
skema pemberesan momen parsiil seperti yang ditunjukan dalam gambar di bawah ini.

ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

234

CHAPTER 04

4
- 0,300

- 0,150
1

- 0,200

- 0,100

m4(0) = +2,400
(- 0,300) . (+2,400) = - 0,720
(- 0,200) . (+2,400) = - 0,400
m4(1) = +1,280

5
- 0,250

m5(0) = +2,000
(- 0,100) . (+1,280) = - 0,128
(- 0,250) . (+2,000) = - 0,500
m5(1) = +1,372

m4(0) = +2,400
(- 0,300) . (+1,961) = - 0,588
(- 0,200) . (+1,372) = - 0,274
m4(2) = +1,538

m5(0) = +2,000
(- 0,100) . (+1,538) = - 0,154
(- 0,250) . (+1,648) = - 0,412
m5(2) = +1,434

m4(0) = +2,400
(- 0,300) . (+1,918) = - 0,575
(- 0,200) . (+1,434) = - 0,287
m4(3) = +1,538

m5(0) = +2,000
(- 0,100) . (+1,538) = - 0,154
(- 0,250) . (+1,674) = - 0,419
m5(3) = +1,427

m4(0) = +2,400
(- 0,300) . (+1,917) = - 0,575
(- 0,200) . (+1,427) = - 0,286
m4(4) = +1,539

m5(0) = +2,000
(- 0,100) . (+1,539) = - 0,154
(- 0,250) . (+1,678) = - 0,419
m5(4) = +1,427

- 0,150

- 0,075

- 0,125
2

m1(0) = +2,400
(- 0,150) . (+1,648) = - 0,247
(- 0,150) . (+1,280) = - 0,192
m1(1) = +1,961

m2(0) = +2,000
(- 0,125) . (+1,372) = - 0,172
(- 0,075) . (+2,400) = - 0,180
m2(1) = +1,648

m1(0) = +2,400
(- 0,150) . (+1,674) = - 0,251
(- 0,150) . (+1,538) = - 0,231
m1(2) = +1,918

m2(0) = +2,000
(- 0,125) . (+1,434) = - 0,179
(- 0,075) . (+1,961) = - 0,144
m2(2) = +1,674

m1(0) = +2,400
(- 0,150) . (+1,678) = - 0,252
(- 0,150) . (+1,538) = - 0,231
m1(3) = +1,917

m2(0) = +2,000
(- 0,125) . (+1,427) = - 0,178
(- 0,075) . (+1,918) = - 0,144
m2(3) = +1,678

m1(0) = +2,400
(- 0,150) . (+1,678) = - 0,252
(- 0,150) . (+1,539) = - 0,231
m1(4) = +1,917

m2(0) = +2,000
(- 0,125) . (+1,427) = - 0,178
(- 0,075) . (+1,917) = - 0,144
m2(4) = +1,678

Gambar 4.4 Bagan skema pemberesan momen parsiil


Selanjutnya, perhitungan dapat dilanjutkan ke perhitungan momen desain (design moment) dan
sebagai catatan bahwa harga-harga momen parsiil pada ruas kiri yang dihitung berlaku sama dengan
pada ruas kanan yang tidak dihitung.

ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

235

CHAPTER 04

Perhitungan momen desain :


Sebagai catatan bahwa sebagai kontrol dalam perhitungan momen desain maka jumlah momen
pada tiap-tiap nodal harus sama dengan nol.
Nodal 1 :
( 4)

+ m2

(4)

) + M1 2

= 0,75. [2. (+1,917) + (+1,678)] + (-12)

= - 7,866

t.m

( 4)

+ m4

(4)

) + M1 4

= 0,75. [2. (+1,917) + (+1,539)] + 0

= + 4,030

t.m

( 4)

+ mA

(4)

) + M1 A

= 1,00. [2. (+1,917) + 0] + 0

= - 3,834

t.m

M1 = - 0,002

t.m

M1 2 = k1 2 . (2. m1
M1 4 = k1 4 . (2. m1

M1 A = k1 A . (2. m1

Nodal 2 :
M2 1 = k2 1 . (2. m2

(4)

+ m1

( 4)

) + M2 1

M2 5 = k2 5 . (2. m2

(4)

+ m5

(4)

M2 3 = k2 3 . (2. m2

(4)

+ m3

(4)

+ mB

M2 B = k2 B . (2. m2

= 0,75. [2. (+1,678) + (+1,917)] + (+12)

= +15,955

t.m

) + M2 5 = 1,25. [2. (+1,678) + (+1,427)] + 0

= + 5,979

t.m

( 4)

) + M2 3 = 1,25.[2. (+1,678) + 0] + (-32)

= - 27,805

t.m

(4)

) + M2 B = 1,75 . [2. (+1,678) + 0] + 0

= + 5,837

t.m

M2 = - 0,002

t.m

= + 3,746

t.m

= - 3,747

t.m

M4 = - 0,001

t.m

Nodal 4 :
M4 1 = k4 1 . (2. m 4

( 4)

+ m1

( 4)

) + M 4 1

M4 5 = k4 5 . (2. m 4

( 4)

+ m5

(4)

) + M4 5 = 0,50. [2. (+1,539) + (+1,427)] + (-6)

= 0,75. [2. (+1,539) + (+1,917)] + 0

Nodal 5 :
M5 2 = k5 2 . (2. m5

(4)

+ m2

(4)

) + M5 2 = 1,25. [2. (+1,427) + (+1,678)] + 0

= - 5,665

t.m

M5 4 = k5 4 . (2. m5

(4)

+ m4

(4)

) + M5 4 = 0,50. [2. (+1,427) + (+1,539)] + (+6)

= + 8,197

t.m

M5 6 = k5 6 . (2. m5

(4)

+ m6

(4)

) + M5 6 = 0,75. [2. (+1,427) + 0] + (-16)

= - 13,860

t.m

M5 = + 0,002

t.m

Untuk batang 3 2 dan batang 6 5 masing-masing :


M3 2 = k3 2 . (2. m3

(4)

+ m2

(4)

) + M3 2 = 1,25. [0 + (+1,678)] + (+32)

= + 34,093 t.m

M6 5 = k6 5 . (2. m6

(4)

+ m5

(4)

) + M6 5 = 0,75. [0 + (+1,427)] + (+16)

= + 17,070 t.m

Untuk perletakan A dan B masing-masing :


(4)

+ m1

( 4)

+ m2

MA 1 = kA 1 . (2. m A
MB 2 = kB 2 . (2. mB

( 4)

) + MA 1 = 1,00. [0 + (+1,917)] + 0

= + 1,917

t.m

(4)

) + MB 2 = 1,75. [0 + (+1,678)] + 0

= + 2,937

t.m

Sebagai catatan, apabila kontrol pada setiap nodal tidak sama dengan nol, maka dapat
dilakukan koreksi terhadap besarnya momen desain dengan membagikan selisih yang terjadi pada
setiap batang.

ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

236

CHAPTER 04
17,070

13,860
3,746
4

8,197
3,747

5,665

34,093
27,805

15,955
7,866
3,834

5,873
4,030

1,917

5,979

2,937

Gambar 4.5 Penggambaran bidang momen (bending moment diagram)

8.3.3 Portal Dengan Dukungan Sendi

Dikatakan sebagai portal dengan dukungan sendi, apabila dukungan b dan d adalah sendi,
sehingga berlaku :
Mba

= 0

Mda

= 0

Gambar 4.6 Portal dengan dukungan sendi

ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

237

CHAPTER 04

Maka didapat rumus :


Mab

= k ab 2ma mb + Mab

Mba

= k ba 2mb ma + Mba

Selanjutnya dengan mengeliminir mb dari dua persamaan di atas maka :


Mab

3
1
ma .k ab Mab Mba
2
2

Mad

3
1
ma .k ad Mad Mda
2
2

(4.15)

Apabila :
M'ab = Mab

1
Mba
2

M'ad = Mad

1
Mda
2

(4.16)

Maka persamaan (8.15) menjadi :


Mab

3
ma .k ab M'ab
2

Mad

3
ma .k ad M'ad
2

(4.17)

Sementara pada batang-batang yang lain berlaku persamaan berikut :


Mac

= k ac 2ma mc + Mac

Mae

= k ae 2ma m e + Mae

(4.18)

Berdasarkan prinsip M = 0, maka harga-harga ma dari persamaan (4.17) dan persamaan


(4.18) dapat diturunkan dalam bentuk :
ma

Dimana :

m
'
a + e
mc
'

'ae
'ac

M'

Mae

' a

'a

= 2k ab k ac k ad k ae

'ac

k ac
'a

'ae

k ae
'a

ab M'ad Mac

(4.19)

1
k ab k ad a 1 k ab k ad
2
2

(4.20)

Contoh 4.2 :
Sebuah portal dengan perletakan sendi pada kedua ujungnya dan jepit pada tumpuan bawah
menerima beban terbagi rata dan beban terpusat seperti tergambar di bawah ini. Hitunglah momen
desain pada struktur tersebut?

ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

238

CHAPTER 04

Gambar 4.7 Portal dengan dukungan sendi


Penyelesaian :
Perhitungan momen-momen parsiil
Perhitungan momen-momen primer :
Untuk perhitungan momen primer pada batang A 1 dan 2 D, maka titik A dan D dianggap
sebagai jepit sehingga M' A 1 = M'D 2 = 0.
M'1A = M1A . MA1

1 2
1 2
qL .
qL =
12
12

1
. 1,2 . 42
8

1 2
qL
8

= + 4,2 ton.m

Untuk perhitungan batang 2 D sama dengan batang 1 A hanya ditambahkan pengaruh


beban terpusat
M' 2D =

1 2 P.ab 2
qL 2
L

8

1
3,20.2.22
1,2.4 2

42

8

M12

1 2
qL =
12

1
2,25.8 2 = 12 ton.m
12

M21

1 2
qL =
12

1
2,25.8 2 = + 12 ton.m
12

ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

= 4,8 ton.m

239

CHAPTER 04

Perhitungan nilai :
'1

= M'1A + M12 + M1B = (+2,4) + (-12) + 0 = 9,6 ton.m

' 2

= M'2D + M21 + M2C = (-4,8) + (+12) + 0 = + 7,2 ton.m

Perhitungan nilai :
= 1 . k 1 A

1 = 2 . (k1 A k1 2 k1 C )
= 2 . (0,40 0,90 1,20)
= 5

= 1 . k 1 A
= 5 . 0,40
= 4,8

= 1 . k 1 A

2 = 2 . (k 2 D k 2 1 k 2 C )
= 2 . (0,40 0,90 1,20)
= 5

= 2 . k 1 A

= 5 . 0,40
= 4,8
Perhitungan nilai :
1 2 =

k1 2
=
'1

0,90
= 0,1875
4,80

2 1 =

k 2 1
=
'2

0,90
= 0,1875
4,80

Perhitungan nilai momen rotasi putaran nol (m(0)) :


(0)

'1
=
'1

( 9,6)
= + 2,0 ton.m
4,80

(0)

'2
=
'2

( 7,2)
= - 1,5 ton.m
4,80

m1

m2

Pemberesan momen parsiil :


(1)

m1

(0)

(0 )

m1

2,000

= ( 0,1875 ) . ( 1,500 ) =

0,281

m1

( 1 2 ) . (m2

(0)

(1)

2,281

(0 )

1,500

= ( 0,1875 ) . ( 2,281) =

0,428

m1
m2

(1)

m2

(0 )

m2
(1)

( 2 1 ) . (m1 )

m2

(1)

1,928

Pemberesan momen parsiil dimulai dari titik nodal 1 ke titik nodal 2. Selanjutnya hasil
pemberesan momen parsiil ditampilkan dalam bentuk skema pemberesan momen parsill.

ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

240

CHAPTER 04
1
A

- 0,1875

- 0,1875

m1(0) = +2,000
(- 0,1875) . (-1,500) = - 0,281
m1(1) = +2,281

m2(0) = - 1,500
(- 0,1875) . (+2,281) = - 0,428
m2(1) = - 1,928

m1(0) = +2,000
(- 0,1875) . (-1,928) = +0,364
m1(2) = +2,364

m2(0) = - 1,500
(- 0,1875) . (+2,364) = - 0,443
m2(2) = - 1,943

m1(0) = +2,000
(- 0,1875) . (-1,934) = - 0,364
m1(3) = +2,364

m2(0) = - 1,500
(- 0,1875) . (+2,364) = - 0,443
m2(3) = - 1,943

Gambar 4.8 Skema pemberesan momen parsiil portal dengan dukungan sendi
Perhitungan momen desain :
Nodal 1 :
M1 A = k1 A . (

3 (3 )
m1 ) + M'1 A
2
(3)

+ m2

(3)

+ mB

M1 2 = k1 2 . (2. m1

M1B = k1 B . (2. m1

= 0,40. [

3
(+2,364)] + (+2,4)
2

= 7,866

t.m

(3)

) + M1 2

= 0,90. [2. (+2,364) + (-1,943)] + (-12)

= 9,439

t.m

(3)

) + M1B

= 1,20. [2. (+2,364) + 0] + 0

= + 5,764

t.m

M1 = 0,001

t.m

3
(-1,943)] + (-4,8)
2

= 5,966

t.m

= 0,90. [2. (-1,943) + (+2,364)] + (+12)

= + 10,630

t.m

= 4,663

t.m

M2 = + 0,001

t.m

Nodal 2 :
M2 D = k2 D . (

3 (3)
m 2 ) + M'2 D
2
(3)

+ m1

(3)

+ mC

M2 1 = k2 1 . (2. m2

M2 C = k2 C . (2. m1

(3 )

= 0,40. [

) + M2 1

(3)

) + M1 C = 1,20. [2. (-1,943) + 0] + 0

Sebagai catatan, apabila harga-harga momen parsiil yang diambil berasal dari putaran
pemberesan momen parsiil yang belum konvergen, maka untuk dukungan sendi diberikan koreksi
dengan persamaan :
(n )

(n )

(n)

M1 A = M1 A

M1 2 = M1 2

M1B = M1B

3
k1 A
4
M1
1
'1
2

faktor

3
karena nodal A adalah sendi
4

k1 2
M1
1
'1
2
k1B
M1
1
'1
2

ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

241

CHAPTER 04
4.3.4 Portal Dengan Keadaan Simetris

Dikatakan sebagai portal dalam keadaan simetris apabila keadaan struktur portal baik dimensi
dan beban yang bekerja bernilai sama merata.
e

CL

c
Gambar 4.9 Portal keadaan simetris
Terjadi hubungan antara :
a

a '

Hubungan ini terjadi, disebabkan oleh :


ma

= 2 Ek . a

ma

ma '

Sehingga dari hubungan tersebut, diperoleh persamaan :


M'aa = k 'aa (2 ma + ma ' ) + M'aa

Sehingga untuk persamaan-persamaan lain tetap :


M'aa = k 'aa ( ma ) + M'aa
Mac

= k ac (2 ma + mc ) + Mac

Mad

= k ad (2 ma + md ) + Mad

Mae

= k ae (2 ma + me ) + Mae

(4.21)

Berdasarkan M = 0, maka hanya ma yang dapat diturunkan sebagai berikut :


ma

me ( "ae )
a

+ md ( "ad )
"a
mc ' ( "ac )

(4.22)

Dimana :
"a

= a k 'aa

"ac

k ac
"a

ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

a = 2( k 'aa + k ac + k ad + k ae )

"ad

k ad
"a

"ae

k ae
"a

(4.23)
242

CHAPTER 04

Sebagai catatan, bahwa untuk portal dalam keadaan simetris dengan jumlah bentang genap
nilai tidak diperlukan atau dapat langsung menggunakan nilai yang ada. Untuk lebih jelasnya
dapat melihat dalam contoh di bawah ini.
Contoh 4.3 :
Diketahui sebuah struktur portal dalam keadaan simetris dengan angka kekakuan balok
sebesar 1,5 dan angka kekakuan kolom sebesar 1,0 dan berlaku seragam untuk semua balok dan
kolom. Diminta menghitung momen desain pada struktur portal tersebut !
3 t/m1

4
4.00 m

3 t/m1

3
4.00 m

B
3.00 m

C
3.00 m

6.00 m
Gambar 4.10 Contoh struktur portal dalam keadaan simetris
Penyelesaian :
Perhitungan momen-momen parsiil
Perhitungan momen-momen primer :
M12

1 2
qL =
12

1
3 .3 2
12

= 2,25 ton.m

M21

1 2
qL =
12

1
3 .3 2
12

= + 2,25 ton.m

Untuk harga-harga momen primer yang lain berlaku sama dengan nilai momen primer di atas karena
kondisi yang simetris.
Perhitungan nilai :
1

= M12

= M21 + M22 = (+2,25) + (-2,25)

= M32

= -2,25 ton.m
= 0

= +2,25 ton.m

ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

243

CHAPTER 04
4

= M45

= M56 + M54 = (+2,25) + (-2,25)

= M65

= +2,25 ton.m
= 0

= -2,25 ton.m

Perhitungan nilai :
1

= 2 . (k1 A k1 2 k1 6 )
= 2 . (1,0 1,5 1,0)
= 7

= 2 . (k 2 B k 2 1 k 2 3 k 2 5 )
= 2 . (1,0 1,5 1,5 1,0)
= 10

= 2 . (k 3 C k 3 2 k 3 4 )
= 2 . (1,0 1,5 1,0)
= 7

= 2 . (k 4 3 k 4 5 )
= 2 . (1,0 1,5)
= 5

= 2 . (k 5 4 k 5 2 k 5 6 )
= 2 . (1,5 1,0 1,5)
= 8

= 2 . (k 6 1 k 6 5 )
= 2 . (1,0 1,5)
= 5

Perhitungan nilai :
Untuk perhitungan nilai atau faktor distribusi sebaiknya dihitung untuk setiap nodalnya agar
tidak terjadi kesalahan dan apabila dijumlahkan maka nilai pada setiap nodal berjumlah 0,5.
Nodal 1 :
1 A =

k1 A
=
1

1,00
= 0,143
7

1 2 =

k1 2
=
1

1,50
= 0,214
7

1 6 =

k1 6
=
1

1,00
= 0,143
7

Kontrol

ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

= 0,500

244

CHAPTER 04

Nodal 2 :
2 B =

k 2 B
=
2

1,00
= 0,100
10

2 1 =

k 2 1
=
2

1,50
= 0,150
10

2 3 =

k 23
=
2

1,50
= 0,150
10

2 5 =

k 25
=
2

1,00
= 0,100
10

Kontrol

= 0,500

Nodal 3 :
3 C =

k 3C
=
3

1,00
= 0,143
7

3 2 =

k32
=
3

1,50
= 0,214
7

3 4 =

k34
=
3

1,00
= 0,143
7

Kontrol

= 0,500

Nodal 4 :
4 3 =

k 4 3
=
4

1,00
= 0,200
5

4 5 =

k 4 5
=
4

1,50
= 0,300
5

Kontrol

= 0,500

Nodal 5 :
5 4 =

k54
=
5

1,50
= 0,1875
8

5 2 =

k52
=
5

1,00
= 0,1250
8

5 6 =

k56
=
5

1,50
= 0,1875
8

Kontrol

= 0,5000

Nodal 6 :
6 1 =

k 6 1
=
6

1,00
= 0,200
5

6 5 =

k 6 5
=
6

1,50
= 0,300
5

Kontrol

ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

= 0,500

245

CHAPTER 04

Perhitungan nilai momen rotasi putaran nol (m(0)) :


(0)

1
=
1

(2,25)
7

= + 0,3214 ton.m

m2

(0)

2
=
2

(0 )
10

= 0

m3

(0)

3
=
3

(2,25)
7

= - 0,3214 ton.m

m4

(0 )

4
=
4

(2,25)
5

= - 0,4500 ton.m

m5

(0)

5
=
5

(0 )
8

= 0

m6

(0 )

6
=
6

(2,25)
5

= + 0,4500 ton.m

m1

Pemberesan momen parsiil :


(1)

m1

(0)

(0 )

m1

m1

( 1 2 ) . (m2

m2

(0 )

= (0,1430 ) . (0,4500 ) =

(0 )

m2
(1)

(1)

= ( 0,1500 ) . ( 0,2481) =

0,0372
0,0482

= ( 0,1500 ) . ( 0,3214 ) =

( 2 5 ) . (m5

(0)

= ( 0,1000 ) . (0)

m3

(0)

( 3 4 ) . (m 4

0,2481

(0)

(1)

(1)

(0 )

m4

(0 )

(1)

( 4 5 ) . (m5

(0)

m2

(1)

0,0110

m3

(0 )

0,3214

= ( 0,1430 ) . ( 0,4500 ) =

0,0644

m3

(1)

0,2594

m4

(0)

0,4500

= ( 0,2000 ) . ( 0,2594 ) = 0,0519


= ( 0,3000 ) . (0)
m4

ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

= ( 0,2140 ) . ( 0,0110 ) = 0,0024

(0 )

( 4 3 ) . (m3 )

0,0644

( 2 3 ) . (m3

( 3 2 ) . (m2 )

m4

= (0,2140 ) . (0)

( 21 ) . (m1 )

m3

(1)
m1
(1)

0,3124

(0)

( 1 6 ) . (m6

m2

(1)

0,3981

246

CHAPTER 04
m5

(1)

m5

(0)

m5

(1)

m6

= ( 0,1875 ) . ( 0,3981) =

0,0746

(1)

= ( 0,1250 ) . ( 0,0110 ) =

0,0014

= ( 0,1875 ) . ( 0,4500 ) =

0,0844

( 5 2 ) . (m2 )

m6

(1)

( 5 4 ) . (m4 )

( 5 6 ) . (m6

(0 )

(0 )

(0 )
(1)

( 6 5 ) . (m5 )
(1)

( 61 ) . (m1 )

m5

(1)

0,0111

m6

(0)

0,4500

= ( 0,3000 ) . ( 0,0111) =

0,0016

= ( 0,2000 ) . ( 0,2841) =

0,0496

m6

(1)

0,2654

Untuk hasil perhitungan dan pemberesan momen parsiil putaran selanjutnya sampai mencapai
nilai-nilai konvergen ditampilkan dalam bentuk bagan hasil pemberesan momen parsiil di bawah ini.

Gambar 4.11 Skema pemberesan momen parsiil


Langkah selanjutnya adalah menghitung nilai-nilai momen desain dan koreksi momen apabila
diperlukan.

ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

247

CHAPTER 04

Perhitungan momen desain :


Nodal 1 :
(8)

+ m2

(8)

) + M1 2 = 1,5. [2.(+ 0,2550) + (+ 0,0016)] + (2,25) = 1,4827 t.m

(8)

+ m6

(8 )

) + M1 4 = 1,0. [2.(+ 0,2550) + (+ 0,3992)] + 0

= + 0,9092 t.m

(8)

+ mA

(8)

) + M1 A = 1,0. [2.(+ 0,2550) + 0] + 0

= + 0,5100 t.m

M1 2 = k1 2 . (2. m1
M1 6 = k1 6 . (2. m1

M1 A = k1 A . (2. m1

M1 = 0,0636 t.m

Nodal 2 :
M2 1 = k2 1 . (2. m2

(8)

+ m1

(8 )

) + M2 1 = 1,5. [2.(+ 0,0016) + (+ 0,2550)] + (+2,25) = + 2,6372 t.m

M2 3 = k2 3 . (2. m2

(8)

+ m3

(8)

) + M2 3 = 1,5. [2.(+ 0,0016) + ( 0,2650)] + (2,25) = 2,6478 t.m

M2 5 = k2 5 . (2. m2

(8)

+ m5

(8)

) + M2 5 = 1,0. [2.(+ 0,0016) + ( 0,0006)] + 0

= + 0,0025 t.m

(8)

+ mB

(8)

) + M2 B = 1,0. [2.(+ 0,0016) + 0] + 0

= + 0,0031 t.m

M2 B = k2 B . (2. m2

M2 =

t.m

Nodal 3 :
M3 2 = k3 2 . (2. m3

(8)

+ m2

(8)

) + M3 2 = 1,5. [2.( 0,2650) + (+ 0,0016)] + (+2,25) = + 1,4574 t.m

M3 4 = k3 4 . (2. m3

(8)

+ m4

(8)

) + M3 4 = 1,0. [2.( 0,2650) + ( 0,3968)] + 0

= 0,9268 t.m

(8)

+ mC

(8)

) + M3 C = 1,0. [2.( 0,2650) + 0] + 0

= 0,5300 t.m

M3 C = k3 C . (2. m3

M3 = + 0,0006 t.m

Nodal 4 :
M4 3 = k4 3 . (2. m 4

(8)

+ m3

(8)

) + M4 3 = 1,0. [2.( 0,3968) + ( 0,2650)] + 0

= 1,0586 t.m

M4 5 = k4 5 . (2. m 4

(8)

+ m5

(8 )

) + M4 5 = 1,5. [2.( 0,0006) + 0] + (+2,25)

= + 1,0586 t.m
M4 =

t.m

Nodal 5 :
M5 4 = k5 4 . (2. m5

(8)

+ m4

(8)

) + M5 4 = 1,5. [2.( 0,0006) + ( 0,3968)] + (2,25) = 2,8471 t.m

M5 2 = k5 2 . (2. m5

(8)

+ m2

(8)

) + M5 2 = 1,0. [2.( 0,0006) + (+ 0,0016)] + 0

M5 6 = k5 6 . (2. m5

(8)

+ m6

(8)

) + M5 6 = 1,5. [2.( 0,0006) + (+ 0,3992)] + (+2,25) = + 2,8469 t.m

= + 0,0003 t.m

M5 =

t.m

Nodal 6 :
M6 5 = k6 5 . (2. m6

(8 )

+ m5

(8)

) + M6 5 = 1,5. [2.(+ 0,3992) + ( 0,0006)] + (2,25) = 1,0543 t.m

M6 1 = k6 1 . (2. m6

(8 )

+ m1

(8 )

) + M6 1 = 1,0. [2.(+ 0,3992) + (+ 0,2550] + 0

= + 1,0543 t.m
M6

t.m

Untuk perhitungan momen desain pada nodal 1 dan 3 dapat dilakukan koreksi sebagai berikut :
Perhitungan koreksi momen desain ;
ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

248

CHAPTER 04
Mab

n)
= M(ab

k ab
M
k ab k ac k ac k ae

Nodal 1 :
1,5
k1 2
( M1 ) = ( 1,4827 )
(0,0636 )
1,5 1,0 1,0
k1 6 k1 A

= 1,4554 t.m

M1 6 = M1 6

k1 6
1,0
( M1 ) = ( 0,9092)
(0,0636 )
1,5 1,0 1,0
k1 2 k1 6 k1 A

= + 0,9274 t.m

M1 A = M1 6

k1 A
1,0
( M1 ) = ( 0,5100 )
(0,0636 )
1,5 1,0 1,0
k1 2 k1 6 k1 A

= + 0,5283 t.m

M1 2 = M1 2

k1 2

M1 =

t.m

Nodal 3 :
M3 2 = M3 2
M3 4 = M3 4
M3 C = M3 C

k32

k32
1,5
( M1 ) = ( 1,4574 )
(0,0006 )
1,5 1,0 1,0
k 3 4 k3C

= 1,4571 t.m

k 32

k34
1,0
( M1 ) = ( 0,9268 )
(0,0006 )
1,5 1,0 1,0
k 3 4 k 3C

= 0,9270 t.m

k 3 C
1,0
( M1 ) = ( 0,5300 )
(0,0006 )
1,5 1,0 1,0
k 32 k 3 4 k 3C

= 0,5302 t.m

M3 =

M1 2 = 1,4554

t.m

M1 A = + 0,5283

t.m

M2 1 = + 2,6372

t.m

M2 3 = 2,6478

t.m

M2 5 = + 0,0025

t.m

M2 B = + 0,0031

t.m

M3 2 = 1,4571

t.m

M3 4 = 0,9270

t.m

M3 C = 0,5302

t.m

M4 3 = 1,0586

t.m

M4 5 = + 1,0586

t.m

M5 4 = 2,8471

t.m

M5 2 = + 0,0003

t.m

M5 6 = + 2,8469

t.m

M6 5 = 1,0543

t.m

M6 1 = + 1,0543

t.m

ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

t.m

249

CHAPTER 04
+2,8469

2,8471

1,0543
+1,0543

+1,0586

1,0586

+0,0003

+2,6372
1,4554
+0,5283

2,6478

+0,9274

+0,0025

1,4571

0,9270

0,5302

+0,0031

Gambar 4.12 Pengambaran momen desain

ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

250

CHAPTER 04
4.4

Portal Bergoyang

Pada dasarnya prinsip-prinsip perhitungan pada portal bergoyang sama dengan prinsip
perhitungan pada portal dengan titik nodal tetap, hanya saja dalam perhitungan portal bergoyang
ditambahkan perhitungan momen perpindahan (displacement moment) yang timbul akibat adanya
gaya horisontal yang bekerja pada portal yang dapat berupa gaya angin, ataupun gaya gempa. Untuk
gaya angin yang bekerja dikonversi menjadi beban titik yang bekerja secara horisontal pada portal.
Pada umumnya, beban horisontal yang bekerja pada portal dianggap bekerja satu arah pada titik
nodal atau pertemuan antara balok dan kolom, dimana pertemuan antara balok dan kolom ini
dianggap menjadi satu kesatuan yang sempurna (monolit). Untuk lebih jelasnya lagi, maka akan
diberikan penjelasan sebagai berikut :

4.4.1 Portal Bergoyang Kombinasi Beban Vertikal Horisontal

Apabila pada masing-masing titik nodal terjadi perputaran sudut dan penggoyangan arah
horisontal yang dapat disebabkan oleh gaya angin dan gempa, maka hal tersebut dianggap bekerja
pada tiap-tiap lantai dan hal ini hanya berlaku untuk portal dengan penggoyangan satu arah.
Dari persamaan umum sebelumnya didapat :

2m

Mab

= k ab 2ma mb mab Mab

Mba

= k ab

ma mab

ba

Dimana :
ma

= 2 E K a

mb

= 2 E K b

mab

= -6E K ab

k ab

k ab

= adalah faktor kekakuan batang ab.

= adalah konstanta kekakuan.

k ab

= adalah faktor kekakuan batang ab =

ma

= adalah momen parsiil akibat perputaran sudut a , selanjutnya disebut momen rotasi di

K ab
K

K ab
.
K

titik A.
mb

= adalah momen parsiil akibat perputaran sudut b , selanjutnya disebut momen rotasi di
titik B.

mab

= adalah momen perpindahan (displacement momen) yang disebabkan oleh ab =

= merupakan sudut relatif antar tingkat.

ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

ab
.
L ab

251

CHAPTER 04

W1

h3

MI
1

W2

h2

MII

W3

h1

2
3

MIII

Gambar 4.13 Struktur portal bergoyang


Dari gambar di atas maka dapat dituliskan persamaan sebagai berikut :
Pada tingkat 1 :

M A1

= MB2

= MC3 =

6EK 3 = MIII

Pada tingkat 2 :

M16

= M25

= M34

6EK 2 = MII

Pada tingkat 3 :

M67

= M58

6EK 3 = MI

Apabila diambil sebagai contoh adalah titik nodal 5, maka dapat ditulis :
M52

= k52 (2 M5 + M2) + M52

M54

= k54 (2 M5 + M4) + M54

M56

= k56 (2 M5 + M6) + M56

M58

= k58 (2 M5 + M8) + M58

(4.24)

Dan apabila dijumlahkan maka keseimbangan pada titik nodal 5 atau M5 =0.
M5

= M52 + M54 + M56 + M58 = 0

(4.25)

Dari persamaan (4.24) dan persamaan (4.25) diperoleh :

2 m5

k 52
(k 52 )(m2 m52 )

M54
k 54 + (k )(m )

(k 56 )(m6 ) +
=0
54
4
k 56
M56

(k 58 )(m8 m58 )

k 58

ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

(4.26)

252

CHAPTER 04

Apabila :
k 52

k
2 54 = 5
k 56

k 58

dan

M54
= 5

M56

Maka persamaan (4.26) dapat ditulis dalam bentuk :

M5 =

k
5
+ 54 m 4
5
5

k 52

m2 m52
5

k 58

5

m8 m58

m6 k 56

(4.27)

Atau dapat ditulis dalam bentuk :


M5 =

5
+ 54 m 4
5

52 m2 m52

58 m8 m58

m6 58

(4.28)

Persamaan (4.27) dan (4.28) adalah persamaan momen rotasi di titik nodal 5 dimana :
54 =

k 54
5

56 =

k 56
5

52 =

k 52
5

58 =

k 58
5

Dalam perhitungan momen rotasi (rotation moment), pertama-tama dengan menganggap


bahwa pada titik-titik nodal yang lain belum terjadi perputaran sudut dan penggoyangan sehingga :
m4

= m6

= m2

m52

= m52

= 0

= m8

= 0

Sehingga persamaan (8.28) atau momen rotasi pada putaran 0 menjadi :


m5

(0)

r
r

Dengan cara yang sama, maka momen rotasi di titik-titik nodal yang lain dapat diperoleh :
mr

(0 )

r
r

Kemudian untuk perhitungan momen perpindahan (displacement moment), diambil freebody


pada masing-masing tingkat, sehingga persamaan untuk momen perpindahan (displacement moment)
dapat diturunkan. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dalam gambar di bawah ini.

ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

253

CHAPTER 04

W1

H8

H7

M76

M85

M67

M58

H7

H8

H6

H5

W2
H4

M61

M52

M43

M16

M25

M34

H6

H5

H4

H1

H2

H3

W3

H1

M1A

M2B

M3C

M A1

MB2

MC3

H2

H3

Gambar 4.15 Freebody diagram struktur portal bergoyang

ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

254

CHAPTER 04

Dari gambar di atas memberikan persamaan-persamaan keseimbangan pada masing-masing


frebody diagram.

Persamaan keseimbangan dari freebody diagram tingkat 3 atau paling atas, sebagai berikut :
Frebody 7 8

= 0

W1

= H7 + H8

(4.29)

Frebody 6 7

M7

= 0

M76

+ h1 . H 7 = 0
M67

(4.30)

Frebody 5 8

M8

= 0

M85

+ h1 . H 8 = 0
M58

(4.31)

Selanjutnya dengan menjumlahkan persamaan (4.30) dan persamaan (4.31) maka, akan
diperoleh persamaan :
M76
M85

+
+ h1 . H 7 + h1 . H 8 = 0
M67
M58
M76
M85

+
+ h1 (H7 + H8) = 0
M67
M58

Dan mengingat persamaan (4.29), maka diperoleh :


M76
M85

+
+ h1 . W 1 = 0
M67
M58

(4.32)

Apabila diisikan harga-harga berikut :


M67

= k67 (2 m6 + m7

+ m67 )

M76

= k67 ( m6 + 2m7

+ m67 )

M76

= 3k67 ( m6 + m7)
M67

+ 2k67 . mI

M58

= k58 (2 m5 + m8

+ m58 )

M85

= k58 ( m5 + 2m8

+ m58 )

M58

= 3k58 ( m5 + m8)
M85

+ 2k58 . mI

Sehingga persamaan (4.32) menjadi :


[3k67 ( m6 + m7) + 2k67 . mI ] + [3k58 (m5 + m8) + 2k58 . mI ] + h1 . W1 = 0
atau
k
2mI 67 = h1 . W1 + (3k67) . (m6 + m7) + (3k58) . (m5 + m8)
k 58

ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

(4.33)

255

CHAPTER 04

Apabila :
k
2 67 = TI
k 58

3k 67
= t67
TI

3k 58
= t58
TI

(4.34)

Maka persamaan (4.33) dapat dituliskan dalam bentuk :


mI =

h1.W1
( t 67 )(m6 m7 ) ( t 58 )(m5 m8 )
TI

(4.35)

Persamaan keseimbangan dari freebody diagram tingkat 2, sebagai berikut :


Frebody 4 5 6

= 0

W2 + H7 + H8

= H6 + H5 + H4

W2 + W1

= H6 + H5 + H4

(4.36)

Jumlah keseimbangan momen pada freebody kolom 1 6, kolom 2 5 dan kolom 3 4 yaitu :
(M6 = 0) + (M5 = 0) + (M4 = 0)
Memberikan :
M16

+ h2 . H 6 +
M61

M25

+ h2 . H 5 +
M52

M34

+ h2 . H 4 = 0
M43

M16
M25
M34

+
+
+ h2 . (H6 + H5 + H4) = 0
M61
M52
M43

Atau mengingat persamaan (4.36), maka :


M16
M25
M34

+
+
+ h2 . (W1 + W2) = 0
M61
M52
M43

(4.37)

Apabila diisikan harga-harga berikut :


M16

= k16 (2 m1 + m6

+ m16 )

M61

= k16 ( m1 + 2m6

+ m16 )

M16

= 3k16 ( m1 + m6)
M61

+ 2k16 . mII

M25

= k25 (2 m2 + m5

+ m25 )

M52

= k25 ( m2 + 2m5

+ m25 )

M25

= 3k25 ( m2 + m5)
M52

+ 2k25 . mII

M34

= k34 (2 m3 + m4

+ m34 )

M43

= k34 ( m3 + 2m4

+ m34 )

M34

= 3k34 ( m3 + m4)
M43

+ 2k34 . mII

Sehingga persamaan (4.37) menjadi :


[3k16 ( m1 + m6) + 2k16. mII ] + [3k25 (m2 + m5) + 2k25. mII ] + [3k34 (m3 + m4) + 2k34. mII ] + h1.W1 = 0
Atau
ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

256

CHAPTER 04
k16

TII = 2 k 25
k 34

t16 =

3k16
;
TII

t25 =

3k 25
;
TII

t34 =

3k 34
TII

Maka persamaan (4.37) menjadi :


k16

mII k 25 =
k 34

h2 .(W1 + W2) + ( 3k16 )(m1 + m6) + ( 3k 25 )(m2 + m5) + ( 3k 34 )(m3 + m4)

Atau :
=

mII

h2 .( W1 W2 )
( t16 )(m1 m6 ) ( t 25 )(m2 m5 ) ( t 34 )(m3 m 4 )
TII

(4.38)

Sedangkan untuk perhitungan momen perpindahan (displacement moment), secara umum


dapat dituliskan sebagai berikut :
W1

W2

WR

k aA

k eE
t eE

t aA
WR 1

Gambar 4.16 Momen perpindahan struktur portal bergoyang


n R

mR

hR . Wn
n 1

TR

m
m
m
( t aA ) a ( t bB ) b ....... ( t eE ) e
m A
mB
mE

(4.39)

Dimana :
TR

= 2(kaA + kbB + ..... + keE)

taA

= 3

k aA
k
; .......... teE = 3 eE
TR
TR

Langkah pertama dalam perhitungan momen perpindahan adalah dengan menganggap bahwa
pada titik-titik nodal belum terjadi perputaran sudut sehingga persamaan (4.26) dan (4.29) menjadi :

ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

257

CHAPTER 04
(0)

mI

(0)

mII

(0)

mR

h1.( W1 )
TI

(4.40)

h 2 .( W1 W2 )
TII

(4.41)

hR .( W1 W2 .....WR )
TR

(4.42)

Contoh 4.4 :
Diketahui sebuah struktur portal seperti tergambar di bawah ini. Pada portal bekerja kombinasi
beban mati, hidup dan beban angin, maka lakukan analisis terhadap portal tersebut untuk
mendapatkan gaya-gaya dalam yang bekerja dengan metode Takabeya !
Tabel 4.1 Beban mati dan hidup yang bekerja pada struktur
Beban

Besar Beban

Beban

Besar Beban

Terpusat

(ton)

Merata

(ton/m1)

P1

10,7

q1

3,4

P2

13

q2

3,7

P3

13

q3

3,7

P4

10,7

q4

3,4

P5

10,7

q5

3,4

P6

13

q6

3,7

P7

13

q7

3,7

P8

10,7

q8

3,4

P9

10,7

q9

3,4

P10

13

q10

3,7

P11

13

q11

3,7

P12

10,7

q12

3,4

P13

2,8

q13

1,5

P14

q14

1,7

P15

q15

1,7

P16

2,8

q16

1,5

Tabel 4.2 Beban angin yang bekerja pada struktur


Beban

ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

Besar Beban
(ton)

w1

0,720

w2

0,720

w3

0,720

w4

0,360

258

CHAPTER 04

P15

P16

12'

12

w1

1'

10'
P12
q12

P5
q5

3.60 m

4'
P4

q3

3.60 m

9'

P3

q2

q1

10

q6

P2

P1

q13

P6

q7

q8
6'

P11
q11

P7

P8
w2

11

q10

q9
7'

q14

P10

P9
w3

P13

q15

q16
w4

P14

q4
3

3.60 m

3'
3.60 m

3.00 m

7.20 m

7.20 m

3.00 m

2,4

1,0

1,0

2,4

1,3

1,3

1,0

2,4
1,3

2,4

1,0
1,3

1,0
1,3

2,4

2,4
1,3

1,0
1,3

1,0
1,3

1,3

2,4
1,3

1,0
1,3

2,4
1,3

Gambar 4.17 Portal dengan kombinasi beban vertikal horisontal

ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

259

CHAPTER 04

Perhitungan Momen Primer (Fixed End Moment)


M1 1 = 1/12 . q . l2 p . l
= 1/12 . 3,4 . (3)2 10,7 . 3
= 47,7 tm
M1 1 = + 47,7 tm
M1 2 = 1/12 . q . l2 1/8 . p . l
= 1/12 . 3,60 . (3,6)2 1/8 . 13 . 7,2
= 27,6840 tm
M2 1 = + 27,6840 tm
Untuk perhitungan momen primer batang-batang selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel,
seperti yang di tunjukan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4.3 Hasil perhitungan momen primer
Batang

Momen Primer
(ton . meter)

Batang

Momen Primer
(ton . meter)

M1 1

47,4000

M1

+ 47,4000

M1

27,6840

M2

+ 27,6840

M2

27,6840

M3

+ 27,6840

M3

47,4000

M3

+ 47,4000

M4

47,4000

M4

+ 47,4000

M5

27,6840

M4

+ 27,6840

M6

27,6840

M5

+ 27,6840

M6

47,4000

M6

+ 47,4000

M7

47,4000

M7

+ 47,4000

M7

27,6840

M8

+ 27,6840

M8

27,6840

M9

+ 27,6840

M9

47,4000

M9

+ 47,4000

M10

10

15,1500

M10

10

+ 15,1500

M11

10

10,9440

M10

11

+ 10,9440

M12

11

10,9440

M11

12

+ 10,9440

M12 12

15,1500

M12

12

+ 15,1500

Sebagai catatan, bahwa untuk batang-batang vertikal momen primernya sama dengan nol, karena
tidak ada gaya-gaya luar yang bekerja secara horisontal pada batang-batang vertikal tersebut,
sehingga tidak perlu dihitung atau dimasukan dalam tabel.

ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

260

CHAPTER 04

Perhitungan nilai :
1 = M1

+ M1

= (+ 47,4000) + ( 27,6840)
= + 19,7160 tm
2 = M2

+ M2

= (+ 27,6840) + ( 27,6840)
= 0
3 = M3

+ M3

= (+ 27,6840) + ( 47,4000)
= 19,7160 tm
4 = M4

+ M4 4

= (+ 27,6840) + ( 47,4000)
= 19,7160 tm
5 = M5

+ M5

= (+ 27,6840) + ( 27,6840)
= 0
6 = M6 6 + M6

= (+ 47,4000) + ( 27,6840)
= + 19,7160 tm
7 = M7

+ M7

= (+ 47,4000) + ( 27,6840)
= + 19,7160 tm
8 = M8

+ M8 9

= (+ 27,6840) + ( 27,6840)
= 0
9 = M9 8 + M9

= (+ 27,6840) + ( 47,4000)
= 19,7160 tm
10 = M10 11 + M10

10

= (+ 10,9440) + ( 15,1500)
= 4,2060 tm
11 = M11

12

+ M11 10

= (+ 10,9440) + ( 10,9440)
= 0
12 = M12

12 +

M12

11

= (+ 15,1500) + ( 10,9440)
= + 4,2060 tm

ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

261

CHAPTER 04

Perhitungan nilai :
1 = 2 . (K1 1 + K1 - 2 + K1 A + K1 6)
= 2 . (2,4 + 1,0 + 1,3 + 1,3 )
= 12,0
2 = 2 . (K2 1 + K2 - 3 + K2 B + K2 5)
= 2 . (1,0 + 1,0 + 1,3 + 1,3)
= 9,2
3 = 2 . (K3 3 + K3 - 2 + K3 C + K3 4)
= 2 . (2,4 + 1,0 + 1,3 + 1,3)
= 12,0
4 = 2 . (K4 4 + K4 - 5 + K4 3 + K4 9)
= 2 . (2,4 + 1,0 + 1,3 + 1,3)
= 12,0
5 = 2 . (K5 4 + K5 - 6 + K5 2 + K5 8)
= 2 . (1,0 + 1,0 + 1,3 + 1,3)
= 9,2
6 = 2 . (K6 6 + K6 - 5 + K6 1 + K6 7)
= 2 . ( 2,4 + 1,0 + 1,3 + 1,3 )
= 12,0
7 = 2 . (K7 7 + K7 - 8 + K7 6 + K7 12)
= 2 . (2,4 + 1,0 + 1,3 + 1,3)
= 12,0
8 = 2 . (K8 7 + K8 - 9 + K8 5 + K8 11)
= 2 . (1,0 + 1,0 + 1,3 + 1,3)
= 9,2
9 = 2 . (K9 9 + K9 - 8 + K9 4 + K9 10)
= 2 . (2,4 + 1,0 + 1,3 + 1,3)
= 12,0
10 = 2 . (K10 10 + K10 - 11 + K10 9)
= 2 . (2,4 + 1,0 + 1,3)
= 9,4
11 = 2 . (K11 10 + K11 - 12 + K11 8)
= 2 . (1,0 + 1,0 + 1,3)
= 6,6
12 = 2 . (K12 12 + K12 - 11 + K12 7)
= 2 . (2,4 + 1,0 + 1,3)
= 9,4
Hasil-hasil perhitungan di atas kemudian dimasukan ke dalam tabel.

ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

262

CHAPTER 04

Perhitungan nilai (Distribution Factor) :


Joint 1 :
1 - 1 =

K1 - 1' =
1

2,4
12

= 0,2000

1 - 2

K1 - 2 =
1

1,0
12

= 0,0834

1 - A

K1 - A =
1

1,3
12

= 0,1083

1 - 6

K1 - 6 =
1

1,3
12

= 0,1083
= 0,5000

Joint 2 :
2 - 1

K2 -1 =
2

1,0
9,2

= 0,1087

2 - 3

K2 - 3 =
2

1,0
9,2

= 0,1087

2 - B

K2 - B =
2

1,3
9,2

= 0,1413

2 - 5

K2 - 5 =
2

1,3
9,2

= 0,1413
= 0,5000

Nilai-nilai faktor distribusi selanjutnya di tampilkan dalam bentuk tabel.


Perhitungan momen rotasi ( m(0) )
m1 (0) =

1 =
1

(19,7160 )
12

m2 (0) =

2 =
2

(0 ) = 0
9,2

m3 (0) =

3 =
3

(19,7160 )
12

= + 1,6430 tm

m4 (0) =

4 =
4

(19,7160 )
12

= + 1,6430 tm

m5 (0) =

5 =
5

(0 ) = 0
9,2

m6 (0) =

6 =
6

(19,7160 )
12

= 1,6430 tm

m7 (0) =

7 =
7

(19,7160 )
12

= 1,6430 tm

m8 (0) =

8 =
8

(0 ) = 0
9,2

ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

= 1,6430 tm

263

CHAPTER 04

m9 (0) =

9 =
9

(19,7160 )
12

= + 1,6430 tm

m10 (0) =

10 =
10

(4,2060 )
9,4

= + 0,4474 tm

m11 (0) =

11 =
11

(0 ) = 0
6,6

m12 (0) =

12 =
12

(4,2060 )
9,4

= 0,4474 tm

Perhitungan nilai T , t dan momen displacement m


TI

(0)

= 2 . (k1 A + k2 B + k3 C)
= 2 . (1,3 + 1,3 + 1,3)
= 7,8

t1 A

3.k1 A
T1

3.1,3 = 0,5
7,8

t2 B

3.k 2 B
T1

3.1,3 = 0,5
7,8

t3 C

3.k 3 C
T1

3.1,3 = 0,5
7,8

Momen perpindahan putaran nol menjadi :


mI (0) =
=

h1.( w 1 w 2 w 3 w 4 )
TI
4.(0,720 0,720 0,720 0,360 )
7,8

= 1,2923
mII (0) =
=

h2 .( w 2 w 3 w 4 )
TI
4.(0,720 0,720 0,360 )
7,8

= 0,9231
mIII (0) =
=

h3 .( w 3 w 4 )
TI
4.(0,720 0,360 )
7,8

= 0,5538
mIV (0) =
=

h 4 .( w 4 )
TI
4.(0,360 )
7,8

= 0,1846
ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

264

CHAPTER 04

Tabel 4.4 Hasil perhitungan nilai , , , m


Joint

Batang

1 1
1

12
1A

+ 19,7160

12

1,2923

0,1083

0,9231

21

0,1087

2B

9,2

0,1087

1,2923

0,1413

0,9231

25

0,1413

32

0,0834

3 3
3C

19,7160

12

0,2000

1,2923

0,1083

0,9231

34

0,1083

4 4

0,2000

45
43

19,7160

12

0,0834

0,9231

0,1083

0,5538

49

0,1083

54

0,1087

56
52

9,2

0,1087

0,9231

0,1413

0,5538

58

0,1413

65

0,0834

6 6
61

+ 19,7160

12

0,2000

0,9231

0,1083

0,5538

67

0,1083

7 7

0,2000

78
76

+ 19,7160

12

0,0834
0,1083

7 12

0,1083

87

0,1087

89
85

9,2

0,1087
0,1413

8 11

0,1413

98

0,0834

9 9
94

(0)

0,0834
0,1083

23

0,2000

16

9 10

ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

(0)

19,7160

12

0,2000
0,1083
0,1083

0,5538
0,1846

0,5538
0,1846

0,5538
0,1846

265

CHAPTER 04

Tabel 4.4 Lanjutan


Joint

Batang

10 11
10

10 10

11

4,2060

9,4

0,2553
0,1383

11 12

0,1515
0

6,6

0,1515

11 8

0,1970

12 12

0,2553

12 11

(0)

0,1064

10 9
11 10

12

+ 4,2060

12 7

9,4

0,1064

0,1846

0,1846

0,1846

0,1383

Pemberesan momen parsiil :


Seperti pada perhitungan momen rotasi dan momen perpindahan putaran nol, maka
pemberesan momen parsiil ini adalah dengan menjumlahkan semua momen yang terjadi pada setiap
joint sehingga didapat besarnya momen pada masing-masing batang. Sedangkan untuk mencapai
harga konvergensi yang lebih cepat, maka pada langkah perhitungan nilai m(1) hendaknya diambil dari
harga-harga joint di seberangnya yang sudah dihitung sebelumnya. Selain itu, untuk mengurangi
terjadinya kekeliruan sebaiknya diambil putaran pemberesan momen parsiil yang mudah dikerjakan.
Perhitungan momen rotasi putaran pertama :
Joint 1 :
m1(1) = + m1(0)

= 1,6430

= + ( 1 2) .

(m2(0))

= + ( 1 A) . (mI(0))
(0)

= + ( 1 6) . (m

mII(0))

= + ( 0,0834) . (0)

= + ( 0,1083) . (+ 1,2923 )

= 0,1400

= + ( 0,1083) . ( 1,6430 0,9231 ) = + 0,2779


= 1,2251

Hasil perhitungan

m1(1)

kemudian dimasukan ke dalam perhitungan

m2(1),

hal ini dimaksudkan

untuk mendapatkan hasil konvergensi yang lebih cepat dan mengurangi banyaknya putaran
pemberesan momen parsiil.
Joint 2 :
m2(1) = + m2(0)

(m1(1))

= + ( 0,1087) . ( 1,2251 )

= + 0,1332

= + ( 2 B) . (mI (0))

= + ( 0,1413) . ( 1,2923)

= + 0,1826

(m3(0))

= + ( 0,1087) . (+ 1,6430)

= 0,1783

= + ( 0,1413 ) . (0 0,9231)

= + 0,1304

= + ( 2 1) .
= + ( 2 3) .

= + ( 2 5) . (m5(0) + mII(0))

= + 0,2679

ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

266

CHAPTER 04

Joint 3 :
m3(1) = + m3(0)
= + ( 3 2) .

= + 1,6430
(m2(1))

= + ( 3 A) . (mI (0))
= + ( 3 4) .

(m4(0)

mII(0))

= + ( 0,0834) . (+ 0,2679)

= 0,0223

= + ( 0,1083) . ( 1,2923)

= + 0,1400

= + ( 0,1083) . (+ 1,6430 0,9231) = 0,0780


= + 1,6826

Joint 4 :
m4(1) = + m4(0)

= + 1,6430

= + ( 4 3) .

(m3(1)

= + ( 4 5) .

(m5(0))

= + ( 4 9) .

(m9(0)

mII(0))

= + ( 0,0834) . (+ 1,6826 0,9231) = 0,0823


= + ( 0,1083) . (0)

mIII(0))

= + ( 0,1083) . (+ 1,6430 0,5538) = 0,1180


= + 1,4428

Joint 5 :
m5(1) = + m5(0)

= + ( 5 4) . (m4(1))
= + ( 5 2) .

(m2(1)

= + ( 0,1087) . (+ 1,4428)

mII(0))

= + ( 5 6) . (m6(0))
= + ( 5 8) .

(m8(0)

mIII(0))

= 0,1568

= + ( 0,1413) . (+ 0,2679 0,9231) = + 0,0926


= + ( 0,1087) . ( 1,6430)

= + 0,1786

= + ( 0,1413) . (0 0,5538)

= + 0,0783
= + 0,1926

Joint 6 :
m6(1) = + m6(0)
= + ( 6 5) .

= 1,6430
(m5(1))

= + ( 0,0834) . (+ 0,1926)

= + ( 6 1) . (m1(1) + mII(0))
= + ( 6 7) .

(m7(0)

mIII(0))

= 0,0161

= + ( 0,1083) . ( 1,2251 0,9231) = + 0,2327


= + ( 0,1083) . ( 1,6430 0,5538) = + 0,2379
= 1,1885

Joint 7 :
m7(1) = + m7 (0)

= 1,6430

= + ( 7 6) .

(m6(1)

= + ( 7 8) .

(m8(1))

mIII(0))

= + ( 0,1083) . ( 1,1885 0,5538) = + 0,1887


= + ( 0,0834) . (0)

= + ( 7 12) . (m12(0) + mIV(0)) = + ( 0,1083) . ( 0,4474 0,1846) = + 0,0684


= 1,3859
Joint 8 :
m8(1) = + m8(0)

= + ( 8 7) .

(m7(1))

= + ( 8 5) .

(m5(1)

= + ( 0,1087) . ( 1,3859)
mIII(0))

= + ( 8 9) . (m9(0))
= + ( 8 11) . (m11

(0)

mIV(0))

= + 0,1506

= + ( 0,1413) . (+ 0,1926 0,5538) = + 0,0510


= + ( 0,1087) . (+ 1,6430)

= 0,1786

= + ( 0,1413) . (0 0,1846)

= + 0,0261
= + 0,0492

ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

267

CHAPTER 04

Joint 9 :
m9(1) = + m9(0)
= + ( 9 8) .

= + 1,6430
(m8(1))

= + ( 9 4) . (m4 (1) + mIII(0))


(m10(0)

= + ( 9 10) .

= 0,0041

= + ( 0,0834) . (+ 0,0492)

mIV(0))

= + ( 0,1083) . (+ 1,4428 0,5538) = 0,0963


= + ( 0,1083) . (+ 0,4474 0,1846) = 0,0285
= + 1,5142

Joint 10 :
m10(1) = + m10(0)

= + 0,4474

= + ( 10 9) .

(m9(1)

= + ( 10 11) .

mIV(0))

(m11(0))

= + ( 0,1383) . (+ 1,5142 0,1846) = 0,1839


= + ( 0,1064) . (0)

= + 0,2635
Joint 11 :
m11(1) = + m11(0)

= + ( 11 10) .

(m8(1))

= + ( 11 12) . (m12(0))
= + ( 11 8) .

(m8(1)

mIV(0))

= + ( 0,1515) . (+ 0,0492)

= 0,0399

= + ( 0,1515) . ( 0,4474)

= + 0,0678

= + ( 0,1970) . (+ 0,0492 0,1846) = + 0,0267


= + 0,0545

Joint 12 :
m12(1) = + m12(0)

= 0,4474

= + ( 12 11) .

(m12(1)

= + ( 12 7) . (m7(0))

mIV(0))

= 0,0058

= + ( 0,1064) . (+ 0,0545)

= + ( 0,1383) . ( 0,2360 0,1846) = + 0,2172


= 0,2360

Perhitungan momen perpindahan putaran pertama :


mI(1) = + mI(0)

= 1,2923

+ ( t1 A) . (m1(1))

= + ( 0,5) . ( 1,2251)

= + 0,6126

(m2(1))

= + ( 0,5) . (+ 0,2679)

= 0,1340

+ ( t3 C) . (m3(1))

= + ( 0,5) . (+ 1,6826)

+ ( t2 B ) .

= 0,8413
mI(1)

mII(1)

= +

mII(0)

= 0,9231

+ ( t6 1) . (m6(1))

= + ( 0,5) . ( 1,1885)

= + 0,5942

(m5(1))

= + ( 0,5) . (+ 0,1926)

= 0,0963

+ ( t4 3) . (m4(1))

= + ( 0,5) . (+ 1,4428)

+ ( t5 2) .

= 0,7214
mII(1)

mIII(1)

= 1,6550

= +

mIII(0)

= 1,1465
= 0,5538

+ ( t7 6) . (m7(1))

= + ( 0,5) . ( 1,3859)

= + 0,6929

(m8(1))

= + ( 0,5) . (+ 0,0492)

= 0,0246

+ ( t9 4) . (m9(1))

= + ( 0,5) . (+ 1,5142)

+ ( t8 5) .

= 0,7571
mIII(1)

ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

= 0,6425
268

CHAPTER 04
mIV(1) = + mIV (0)

= 0,1846
(m12(1))

= + ( 0,5) . ( 0,2360)

= + 0,1180

+ ( t11 8 ) . (m11(1))

= + ( 0,5) . (+ 0,0545)

= 0,0273

(m10(1))

= + ( 0,5) . (+ 0,2635)

+ ( t12 7) .
+ ( t10 9) .

= 0,1318
mIV(1)

= 0,2256

Untuk Hasil-hasil perhitungan momen rotasi dan momen perpindahan sampai mencapai hargaharga yang konvergen dapat dilihat dalam skema pemberesan momen parsiil di bawah ini.

12

0,1515

0,1383

7
(0)

0,1970

0,0834

0,1087

(0)

mII = 0,9231
(1)
mII = 1,1513
(2)
mII = 1,1465
(3)
mII = 1,1531
(4)
mII = 1,1532
(5)
mII = 1,1532
(6)
mII = 1,1532

0,1413

0,1087

1
(0)

5
0,1413

0,1087

0,1083

0,0834

0,1087

m1 = 1,6430
(1)
m1 = 1,2251
(2)
m1 = 1,2332
(3)
m1 = 1,2312
(4)
m1 = 1,2313
(5)
m1 = 1,2313
(6)
m1 = 1,2313

m8 =
0
(1)
m8 = + 0,0492
(2)
m8 = + 0,0784
(3)
m8 = + 0,0815
(4)
m8 = + 0,0820
(5)
m8 = + 0,0821
(6)
m8 = + 0,0821

(0)

0,1083

0,1413

m9 = + 1,6430
(1)
m9 = + 1,4142
(2)
m9 = + 1,5432
(3)
m9 = + 1,5445
(4)
m9 = + 1,5441
(5)
m9 = + 1,5440
(6)
m9 = + 1,5440

0,1083
0,1087

0,0834

m5 =
0
(1)
m5 = + 0,1926
(2)
m5 = + 0,1705
(3)
m5 = + 0,1686
(4)
m5 = + 0,1679
(5)
m5 = + 0,1677
(6)
m5 = + 0,1678

(0)

0,1083

m4 = + 1,6430
(1)
m4 = + 1,4428
(2)
m4 = + 1,4657
(3)
m4 = + 1,4669
(4)
m4 = + 1,4671
(5)
m4 = + 1,4672
(6)
m4 = + 1,4672

0,1087
0,1087

0,0834

(0)

(0)

m10 = + 0,4474
(1)
m10 = + 0,2635
(2)
m10 = + 0,2594
(3)
m10 = + 0,2607
(4)
m10 = + 0,2610
(5)
m10 = + 0,2610
(6)
m10 = + 0,2610

0,1083

0,1413
0,0834

(0)

0,1383

(0)

m6 = 1,6430
(1)
m6 = 1,1885
(2)
m6 = 1,1798
(3)
m6 = 1,1755
(4)
m6 = 1,1748
(5)
m6 = 1,1747
(6)
m6 = 1,1747

0,1083

mI = 1,2923
(1)
mI = 1,7173
(2)
mI = 1,6550
(3)
mI = 1,7224
(4)
mI = 1,7230
(5)
mI = 1,7231
(6)
mI = 1,7231

(0)

0,1083

m11 =
0
(1)
m11 = + 0,0545
(2)
m11 = + 0,0255
(3)
m11 = + 0,0208
(4)
m11 = + 0,0204
(5)
m11 = + 0,0203
(6)
m11 = + 0,0204

0,1413
0,0834

10

(0)

m7 = 1,6430
(1)
m7 = 1,3859
(2)
m7 = 1,3997
(3)
m7 = 1,4026
(4)
m7 = 1,4030
(5)
m7 = 1,4031
(6)
m7 = 1,4031

0,1083
6

0,1064

0,1413

(0)

0,1083

0,1515
(0)

m12 = 0,4474
(1)
m12 = 0,2360
(2)
m12 = 0,2253
(3)
m12 = 0,2260
(4)
m12 = 0,2262
(5)
m12 = 0,2262
(6)
m12 = 0,2262

0,1083

mIII = 0,5538
(1)
mIII = 0,6647
(2)
mIII = 0,6425
(3)
mIII = 0,6655
(4)
mIII = 0,6653
(5)
mIII = 0,6653
(6)
mIII = 0,6653

11

(0)

(0)

mIV = 0,1846
(1)
mIV = 0,2144
(2)
mIV = 0,2256
(3)
mIV = 0,2124
(4)
mIV = 0,2122
(5)
mIV = 0,2122
(6)
mIV = 0,2122

0,1064

m2 =
0
(1)
m2 = + 0,2679
(2)
m2 = + 0,3198
(3)
m2 = + 0,3234
(4)
m2 = + 0,3241
(5)
m2 = + 0,3243
(6)
m2 = + 0,3243

(0)

0,1083

m3 = + 1,6430
(1)
m3 = + 1,6826
(2)
m3 = + 1,7635
(3)
m3 = + 1,7680
(4)
m3 = + 1,7685
(5)
m3 = + 1,7686
(6)
m3 = + 1,7686

Gambar 4.18 Skema pemberesan momen parsiil

ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

269

CHAPTER 04

Perhitungan momen desain :


Joint 1 :
M1 A = {1,3 . (2 . ( 1,2313) 1,7231)}

= 5,4414 tm

M1 6 = {1,3 . (2 . ( 1,2313) 1,1747 1,1532)}

= 6,2277 tm

M1 2 = {1,0 . (2 . ( 1,2313) + 0,3243)} + 27,6840

= 29,8223 tm

M1 1 = {2,4 . (2 . ( 1,2313 )} + 47,400

= + 41,4898 tm
= 0,0016 tm

Joint 2 :
M2 B = {1,3 . ( 2 . (+ 0,3243) 1,7231)}

= 1,3969 tm

M2 5 = {1,3 . ( 2 . (+ 0,3243) + 1,1677 1,1532)}

= 0,4380 tm

M2 1 = {1,0 . ( 2 . (+ 0,3243) 1,2313)} + 27,6840

= + 27,1013 tm

M2 3 = {1,0 . ( 2 . (+ 0,3243) + 1,7686)} 27,6840

= 25,2668 tm
=

0,0004 tm

Perhitungan koreksi momen desain :


Joint 1 :
k1

= k1 A + k1 6 + k1 2 + k1 1
= 1,3 + 1,3 + 1,0 + 2,4
= 6,0

M1 A = 5,4414 + (1,3/6) x (0,0016)

= 5,4411 tm

M1 6 = 6,2277 + (1,3/6) x (0,0016)

= 6,2274 tm

M1 2 = 29,8223 + (1,0/6) x (0,0016)

= 29,8220 tm

M1 1 = + 41,4898 + (2,4/6) x (0,0016)

= + 41,4905 tm
=

Joint 2
k2

tm

= k2 B + k2 5 + k2 1 + k2 3
= 1,3 + 1,3 + 1,0 + 1,0
= 4,6

M2 B = 1,3969 + (1,3/4,6) x (0,0004)

= 1,3968 tm

M2 5 = 0,4380 + (1,3/4,6) x (0,0004)

= 0,4379 tm

M2 1 = + 27,1013 + (1,0/4,6) x (0,0004)

= + 27,1014 tm

M2 3 = 25,2668 + (1,0/4,6) x (0,0004)

= 25,2667 tm
=

tm

Untuk perhitungan momen desain dan koreksi momen desain pada joint-joint selanjutnya
analog seperti perhitungan di atas. Selanjutnya hasil-hasil perhitungan momen desain dan koreksi
momen desain ditampilkan dalam bentuk tabel di bawah ini.

ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

270

CHAPTER 04

Tabel 4.5 Hasil momen desain dan koreksi momen desain


Momen Desain
Joint

Hasil Koreksi

Batang
Momen

Kontrol

Momen

1A

5,4411

16

6,2277

12

29,8223

29,8220

1 1

+ 41,4898

+ 41,4905

2B

1,3969

1,3968

25

0,4380

21

+ 27,1013

+ 27,1014

23

25,2668

25,2667

3C

+ 2,3583

+ 2,3584

34

+ 5,0066

32

+ 31,5455

+ 31,5456

3 3

38,9107

38,9107

43

+ 4,6147

+ 4,6146

49

+ 4,9570

5,4411
0,0016

0,0004

0,0003

6,2274
0

0,4379
0

+ 5,0067
0

+ 4,9569
+ 0,0004

45

+ 30,7861

+ 30,7860

4 4

40,3574

40,3575

52

0,6416

0,6415

58

0,3221

56

+ 26,8447

+ 26,8448

54

25,8814

25,8813

61

6,1541

6,1538

67

5,7431

0,0004

0,3220
0

5,7428
0,0015

65

29,8657

29,8654

6 6

+ 41,7614

+ 41,7620

ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

Kontrol

271

CHAPTER 04

Tabel 4.5 Lanjutan


Momen Desain
Joint

Momen

76

6,0401

7 12

4,2180

12

Momen

Kontrol

6,0399
4,2178
0

78

30,4081

30,4079

7 7

+ 40,6651

+ 40,6656

85

0,4334

0,4334

8 11

0,0360

89

25,9758

25,9758

87

+ 26,4451

+ 26,4452

9 10

+ 4,0778

+ 4,0778

94

+ 5,0569

11

Kontrol

0,0011

10

Hasil Koreksi

Batang

0,0001

0,0360
0

+ 5,0569
0

98

+ 30,8541

+ 30,8541

9 9

39,9888

39,9888

10 9

+ 2,4099

+ 2,4102

10 11

+ 11,4863

10 10

13,8972

13,8967

11 8

0,1164

0,1162

11 10

10,6424

11 12

+ 10,7584

+ 10,7585

12 7

2,6880

2,6880

12 11

11,3761

12 12

+ 14,0642

0,0010

0,0004

+ 0,0001

+ 11,4865

10,6423

11,3761

+ 14,0641

Perhitungan selanjutnya adalah freebody diagram batang dan penggambaran bidang dari gayagaya yang bekerja pada struktur.

ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

272

CHAPTER 04
8.4.2 Portal Bergoyang Bertumpuan Sendi

Pada struktur portal dengan salah satu tumpuan adalah sendi seperti terlihat pada di bawah ini,
sebagai contoh diambil titik nodal 1 yang bertumpuan sendi sehingga berlaku :

W1

mI

W2

mII

Gambar 4.19 Portal dengan tumpuan sendi

mI

= m16

= m25

= m34

mII

= m1A

= m2B = m3C

Apabila ditinjau pada titik nodal 1 yang bertumpuan sendi, maka memberikan :
M1A

= k1A (2m1 + mA + mII )

(4.43)

MA1

= kA1 ( m1 + 2mA + mII )

(4.44)

Dengan mengeliminasi MA dari kedua persamaan di atas maka menghasilkan :


M1A

= k1A (

3
1
m1 +
mII )
2
2

(4.45)

Sedangkan untuk ujung-ujung yang lain pada titik nodal 1 berlaku :


M12

= k12 (2m1 + m2) + M12

(4.46)

M16

= k16 (2m1 + m6 + mI )

(4.47)

Selanjutnya, M1 = 0 memberikan :
3

4 k1A
1
2m1 k12 + k16 (2m6 + mI ) + k1A ( mII ) + k12 . m2 = M12

2
k16

(4.48)

Atau
m1

1
1
( 16 " )(mI m 6 ) ( 12 " )(m 2 ) ( 1A " )( mII )
1"
2

ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

(4.49)

273

CHAPTER 04

dimana :

= 2(k1A + k12 + k16) 0,5 . k1A


= 1 0,5 . k1A

16

k16
1"

12

k12
1"

1A

k1A
1"

Sedangkan untuk momen perpindahan pada tingkat bawah berlaku :


M
M
M1A + 2B + 3C = h2 . (W1 + W2)
MB 2
MC3

k1A . (1,5. m1) + k1A . (0,5 . mII ) + 3k2B . m2 + 2k2B . mII + 3k3C . m3 + 2kC3 . mII = h2 . (W1 + W2)
Atau :
1

4 k1A
2 mII . k 2B + 1,5 . k1A . m1 + 3k2B . m2 + 3k3C . m3 = h2 . (W1 + W2)

k 3C

Atau :
mII =

h 2 ( W1 W2 )
( t1A " )(m1 ) ( t 2B " )(m 2 ) ( t 3C " )(m3 )
T2 "

(4.50)

Dimana :
t1A

1,5.k1A
T2 "

t1B

3.k 2B
T2 "

t3C

3.k 3C
T2 "

4.4.3 Portal Bergoyang Simetris Akibat Beban Horisontal

Dalam penyelesaian portal bergoyang dalam keadaan simetris pada dasarnya sama dengan
portal bertitik nodal tetap, hanya saja dalam uraian di bawah ini beban yang bekerja pada struktur
portal hanya diakibatkan oleh beban horisontal. Selanjutnya akan dibahas keadaan simetris untuk
jumlah bentang ganjil dan genap. Untuk portal bergoyang keadaan simetris dengan jumlah bentang
ganjil atau seperti dalam gambar di bawah ini didapat :
a = a

ma = ma

sehingga :
CL

W1

a'

b'

c'

d'

a '

h1

W2

h2

Gambar 4.20 Portal bergoyang simetris dengan jumlah bentang ganjil


ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

274

CHAPTER 04

maa

= kaa (2 ma + ma)
= kaa (3 ma)

mac

= kac (2 ma + mc + mI )

mab

= kab (2 ma + mb)

apabila
ma

= 0

maa + mac + mab = 0

k aa '

2 k ac 0,5.k aa ' ma + kab . mb + kac c = 0


mI
k ab

(4.51)

atau
m
2 a 0,5.k aa ' ma + kab . mb + kac c = 0
mI

(4.52)

Dalam bentuk lain :


ma

m
= mb ( ab " ) c ( ac " )
mI

(4.53)

dimana :
a

= 2(kaa + kac + kab)

= a + 0,5 . kaa

ab

k ab
a "

ac

k ac
a "

Sebagai catatan, bahwa untuk nilai awal diambil :


m(a0 ) , m(b0 ) , m(c0 ) , m(d0 ) sama dengan nol, atau momen rotasi pada perhitungan putaran nol

sama dengan nol hingga mencapai harga-harga konvergen. Selanjutnya untuk perhitungan keadaan
simetris dengan jumlah bentang genap akan diuraikan di bawah ini sebagai berikut :
CL

a '

W1

a'

a
h1
n

W2

h2

Gambar 4.21 Portal bergoyang simetris dengan jumlah bentang genap


Untuk portal bergoyang keadaan simetris dengan jumlah bentang genap atau seperti dalam
gambar di atas didapat :
a = a

ma = ma

ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

275

CHAPTER 04

Sehingga :
mma

= kma (2 mm + ma)

mmn

= kmn (2 mm + mn + mI )

mma = kma (2 mm + ma)


= kma (2 mm + ma)
Apabila,
ma

= 0, maka

k ma

2 k mn
k ma

0,5.k aa ' mm + 2kma . ma + kmn

mn
=0
mI

(4.54)

atau
m
m . mm + 2kma . ma + kmn n = 0
mI

(4.55)

Atau dapat ditulis dalam bentuk :


mm

m
= ma ( ma ' ' ' ) n ( mn ' ' ' ) 0
mI

(4.56)

dimana :
m

= 2(2kma + kmn)

ma =

k ma
m

ac

k mn
m

4.4.4 Portal Dengan Balok Menerus

Pada struktur portal dengan balok menerus, sistem penyelesaian sangat tergantung kepada
bentuk dari struktur tersebut, sehingga penyelesaiannya dapat berbeda-beda dengan prinsip y.
sebagai contoh diambil struktur portal dengan balok menerus seperti dalam gambar di bawah ini.
(1 2 )
W1

2 1

2 1

mI

mIII

W2

2
mII

A
h

h
B

Gambar 4.22 Portal dengan balok menerus

ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

276

CHAPTER 04
mI

= m14

= m23

mII

= mIB

= m 2C

mIII

= m5 A

Sebagai referensi dipakai tinggi kolom 1 4 atau 2 3, yaitu h. Sedangkan kolom lain
dinyatakan dengan h dan h.
mI

6EK

1
h

mII

6EK

2
h

mIII


6EK 1 2
h

1 1 2
mI =
h

1 2
1 mI
1

1 mII
1
mI =

mI

1
mI mII

mII
=
mI

2
1

Ditinjau freebody sebagai berikut :

W1

H5

H4

H3

M5 A

M41

M32

MA 5

M14

M23

H4

H3

HA H5

W2
H1
M1B

H2
M1C

MB1

MC1

HB H1

HC H2

Gambar 4.23 Freebody portal dengan balok menerus

ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

277

CHAPTER 04

Sumbangan kolom 5 A, 4 1 dan 3 2 memberikan :


MA5 + M5A + h . H5

= 0

M14 + M41 + h . H4

= 0

M23 + M32 + h . H3

= 0

1
( MA5 + M5A) + h . H5 = 0

Apabila dijumlahkan maka diperoleh :


M5 A
M32
M41

+
=
+
M14
MA 5
M23

h . (H5 + H4 + H3)

M5 A
M32
M41
+
=

+
M14
MA 5
M23

h . W1

(4.57)

Selanjutnya apabila diisikan harga-harga berikut, maka menghasilkan :


M5 A

MA 5

= 3 kA5 . m5 + 2 kA5 . mIII

= 3 kA5 . m5 + 2 kA5 . mI mII

M41

M14

= 3 k14 . (m1 + m4) + 2 k14 . mI

M32

M23

= 3 k23 . (m2 + m3) + 2 k23 . mI

Sehingga persamaan (4.40) menjadi :


1
2

mI

k A5

k14 + 3 kA5 . . m5 + 2 kA5 . 2 . mII + 3 k14 . (m1 + m4) + 3 k23 . (m2 + m3) = h . W1

k 23

Atau :
mI

h.W1
+ ( t A 5 ) . m5 + ( t14 ) . (m1 + m4) + ( t 23 ) . (m2 + m3) + ( A ) mII
T'

(4.58)

Dimana :
1

= 2[

tA5

3k A 5
T'

(A)

2k A 5
.
T' 2

kA5 + k14 + k23]


;

ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

t14 =

3k14
T'

t23 =

3k 23
T'

278

CHAPTER 04

Sedangkan keseimbangan freebody kolom 1 B dan 2 C memberikan :


M1B

+ MB1

+ h . HB

= 0

M2C

+ MC2

+ h . HC

= 0

M2C
M1B

+
M
B1
MC2

h . (HB + HC)

h . (W1 + W2 HA)

h . (W1 + W2) +

M2C
M1B
MA5
.
+
=

+
M5A
MB1
MC2

h MA5
.

h M5A

h . (W1 + W2)

Apabila diisikan harga-harga sebagai berikut, maka :


M1B

MB1

= 3 k1B . m1 + 2 k1B . mII

M2C

MC2

= 3 k2C . m2 + 2 kC2 . mII

MA5

M5A

= 3 kA5 . m5 + 2 kA5 . mIII


= 3 kA5 . m5 + 2 [

1
mI +
mII ] kA5

Diperoleh :
3 k1B.m1 + 2k1B. mII + 3k2C.m2 + 2k2C. mII +

1
[ 3kA5.m5 + 2 ( mI + mII ) kA5] = h .(W1+W2)

atau :

2 mII
2

k1B

k 2C + 3 k1B.m1 + 3k2C.m2 + 3 3kA5.m5 + 2 2 .kA5. mI = h .(W1+W2)

k A5

Atau dapat ditulis dalam bentuk :


mII

h( W1 W1 )
+ ( t"1B ) . m1 + ( t" 2C ) . m2 + ( t" A 5 ) . m5 (B) . mI
T"

(4.59)

Dimana :
T

= 2 [k1B + k2C +

t1B

3k1B
T"

(B)

2k A 5
.
T" 2

ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

2
2

. kA5]

t14 =

3k 2C
T"

tA5 =

.k A 5

T"

Untuk persamaan momen-momen rotasi, sama seperti yang terdahulu.


279

CHAPTER 04
4.4.5 Portal Dengan Panjang Kaki Tidak Sama

Pada proses perhitungan struktur portal dengan panjang kaki yang tidak sama rumus-rumus
persamaan untuk perhitungan momen rotasi dan momen perpindahan tetap digunakan, hanya saja
pada perhitungan tingkat paling bawah persamaan untuk perhitungan untuk momen perpindahan,
mengalami perubahan. Selengkapnya akan diuraikan di bawah ini dengan melihat gambar.
W1

mI
W2
1

ch

HA

dh

HB

HC
HD

Gambar 4.24 Portal dengan panjang kaki tidak sama


Persamaan momen perpindahan (displacement moment) :
= m1A

mII

= m2B =

6EK

m3 C =

6EK

ch

1
. mII
c

m 4D =

6EK

dh

1
. mII
d

6EK

Dengan meninjau freebody diagram tingkat bawah, maka persamaan-persamaan dari kondisi
ini didapat sebagai berikut :
W2

M1A

M2B

H4 HD

M4D

M3C
ch

M A1

H3 HC

H2 HB

H1 HA

dh

MB2

HA

HB
MC3

HC

MD4
HD

Gambar 4.25 Freebody diagram tingkat bawah


ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

280

CHAPTER 04
M1A M2B M3C M4D
+

+
+
+ (HA + HB + cHC + d HD) = 0
MA1 MB2 MC3 MD4
M1A M2B M3C M4D
+

+
+
+ (HA + HB + HC + HD) + (c 1) h.c + (d 1) h.d = 0
MA1 MB2 MC3 MD4

(4.60)

Keseimbangan horisontal seluruh struktur adalah :


HA + H B + H C + H D =

WR

n R

Wn

(4.61)

n 1

Sedangkan keseimbangan momen freebody 3 C dan 4 D adalah :


HC

1
ch

M3C

MC3

HD

1
dh

M4D

MD4

(4.62)

Dengan mensubtitusikan persamaan (4.61) dan persamaan (4.62) ke dalam persamaan (4.60),
maka diperoleh :
M1A M2B M3C M4D
1 M3C
1 M4D

+
+

= h WR

+
+
+
MA1 MB2 MC3 MD4 c h MC3 dh MD4

Atau :
M1A M2B
1 M3C
1 M4D

+
+

= h WR
MA1 MB2 c MC3 d MD4

(4.63)

Apabila diisikan harga-harga berikut, maka :


M1A

MA1

= 3 kA1 . m1 + 2 kA1 . m1A

= 3 kA1 . m1 + 2 kA1 . mII

M2B

MB2

= 3 kB2 . m2 + 2 kB2 . m2B

= 3 kB2 . m2 + 2 kB2 . mII

M3C

MC3

= 3 kC3 . m3 + 2 kC3 . m3C

= 3 kC3 . m3 + 2

k C3
. mII
c

M4D

MD4

= 3 kD4 . m4 + 2 kD4 . m 4D

= 3 kD4 . m4 + 2

k D4
. mII
d

Sehingga persamaan (4.63) menjadi :

2 mII 2
c
2
d

k 1A

k 2B
+ 3 kA1 . m1 + 3kB2 . m2 +3 c . kC3 . m3 + 3d . kD4 . m4 = h WR
k 3C

k 4D

(4.64)

Dimana :
1
c

1
d

T*

= 2(k1A + k2B + c . K3C + d . K4D)

d =

ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

281

CHAPTER 04

t*1A

3k1A
T*

t*2B

3k 2B
T*

t*3C

3c .k 3c
T*

t*4D

3 d .k 4D
T*

sehingga diperoleh ;
mII

h. WR
+ ( t *1A ) . m1 + ( t * 2B ) . m2 + ( t * 3C ) . m3 + ( t * 4D ) . m4
T*

(4.65)

Sebagai catatan, bahwa rumus-rumus di atas berlaku umum, sehingga hanya dengan
memasukan harga-harga c,

d, .... n untuk kolom yang tidak sama tinggi. Selain itu pada

pemberesan momen rotasi dan momen perpindahan :


m3 C =

1
. mII
c

m 4D =

1
. mII
d

mnN =

1
. mII
n

Dengan cara yang sama untuk kolom-kolom lain dengan panjang kaki yang tidak sama.

ANALISIS STRUKTUR
HENCE MICHAEL WUATEN

282

Anda mungkin juga menyukai