Anda di halaman 1dari 19

METODE ELEMEN

HINGGA DANKOMPUTASI
MS5241
Dosen: S
Siibbu utt,, S
S..T
T..,,M
M..T
T
AArriiff K
Ku urrn
niiaaw waan
n,, S
S..T
T..,,M
M..T
T
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
BAB 2
METODE KEKAKUAN

Dalam melakukan analisi metode elemen hingga, pertama-tama kita lakukan (1)
diskretisasi struktur, tahap kedua kita turunkan (2) matriks kekakuan masing-
masing elemen, dan tahap ketiga kita rakit (3) matriks globalnya berdasarkan matris
kekakuan tiap-tiap elemen yang kemudian kita superposisikan. Tahap berikutnya kita
mendefinisikan (3) derajat kebebasan struktur, dan terakhir kita buat (4) persamaan
struktur yang menghubungkan gaya yang bekerja dengan perpindahan elemen
struktur tersebut. Pada bab ini akan mempelajari bagaimana cara mengglobalkan
matriks kekakuan elemen pegas.

Gambar 2.1 Matriks kekakuan elemen pegas

2.1 DEFINISI MATRIKS KEKAKUAN


Matriks kekakuan merupakan fungsi transfer yang menghubungkan gaya dan
perpindahan. Secara matematis notasi untuk matriks kekakuan [k], matriks gaya [f]
dan matriks perpindahan [d], dimana hubungan antara matriks kekakuan, matriks gaya
dan matriks perpindahan dinyatakan dalam persamaan:

[f] = [k] [d] (2.1)

1
Sedangkan untuk struktur global, misalkan seperti yang ditunjukkan pada gambar
2.1 b, dinyatakan dengan persamaan:

[F] = [K] [d] (2.2)

dimana: [K] adalah matriks kekakuan global, dan [F] adalah matriks gaya.

PEGAS
Persamaan Elemen

Dalam pemahaman konsep elemen hingga, kita mulai dahulu menngunakan elemen
paling sederhana yaitu pegas linear yang merupakan elemen 1-D (satu dimensi), dan
tentunya juga mengetahui operasi matriks, karena operasi matriks adalah hal yang
paling panyak digunakan pada metode elemen hingga. Dalam analisis linear pada
elemn pegas, hubungan antara perpindahan atau perubahan panjang elemen dengan
gaya yang bekerja pada pegas tersebut adalah linear seperti ditunjukkan pada
persamaan {f}= [k]{d}. Pada gambar 2.2 ditunjukkan suatu elemen pegas dengan dua
buah node, gaya yang bekerja pada node 1 adalah f1x dan gaya yang bekerja pada
node 2 adalah f2x, sedangkan perpindahan pada node 1 adalah u1 dan perpindahan
pada node 2 adalah u2.

Gambar 2.2 Elemen pegas linear dengan 2 node

Persaman yang menghubungkan gaya dan perpindahan:

(2.3)
atau

dimana: u1 adalah perpindahan node 1, dan u2 adalah perpindahan node 2.

Fungsi Perpindahan

Suatu pegas dapat dinyatakan sebagai elemen 1-D (satu dimensi), dan kekakuan pegas
tersebut diasumsikan linear, maka fungsi perpindahan dinyatakan dalam persamaan:
(2.4a)
atau

2
(2.4b)

Gambar 2.3 Fungsi perpindahan dalam koordinat x

Dalam hal ini perpindahan dalam arah x dinyatakan dalam u yang merupakan
perpindahan node u1 dan u2, dan kita dapat menerapkan kondisi batas pada
perpindahan nodal dan kemudian dengan mengevaluasi u pada setiap node dan
kemudian mencari a1 dan a2 sebagai berikut:

Dengan menggunakan persamaan 2.4a dan kondisi batas x = 0, maka u1 menjadi

(2.5)
dan kondisi batas x = L yang merupakan u2

sehingga nilai a2 diperoleh

(2.6)
Dengan mensubstitusikan persamaan 2.5 dan 2.6 ke persamaan 2.4a, diperoleh

atau

3
dalam bentuk matriks

(2.7)
atau

dimana

dan (2.8)

yang dinamakan fungsi bentuk, karena Ni menyatakan fungsi perpindahan dalam


koordinat x.

Hubungan Gaya dan Perpindahan

Perhatikan deformasi pegas yang ditunjukkan pada gambar 2.4, dimana panjang awal
pegas adalah L, node 1 bergerak ke kanan sebesar u1 dan mode 2 bergerak ke kanan
sebesar u2. Maka deformasi pegas tersebut adalah

(2.9)

Sedangkan hubungan gaya dan deformasi adalah

atau

(2.10)

Gambar 2.4 Deformasi pegas

Penurunan Matriks Kekakuan

Kita perhatikan kembali gambar 2.2 dab gambar 2.4, kita peroleh bahwa

dan (2.11)

4
Dengan menggunakan persamaan 2.10 dan 2.11, diperoleh

atau

(2.12)

atau dalam bentuk matriks

(2.13)

Maka dengan menggunakan persamaan 2.1, diperoleh matriks kekakuan elemen pegas
sebagai berikut

(2.14)

Kita lihat dari persamaan 2.14, bahwa matriks tersebut simetri. Matriks kekakuan
elemen dan matriks kekakuan global selalu simetri.

2.2 MERAKIT MATRIKS KEKAKUAN GLOBAL


Matriks kekakuan global, merupakan matrik kekakuan seluruh struktur. Setelah
matriks kekakuan tiap-tiap elemen diperoleh, kita akan merakit matriks kekakuan
global. Untuk sistem pegas, ukuran matriks kekakuan adalah N x N dimana
dimana N adalah jumlah node. Matriks kekakuan global diperoleh dengan
menjumlahkan matriks kekakuan masing-masing elemen. Sebagai ilustrasi
perhatikan gambar 2.5, suatu struktur yang terdiri dari dua elemen pegas. Pada
gambar 2.5 tersebut terlihat bahwa node 1, terkekang, sehingga u1 = 0.

Gambar 2.5 Struktur yang terdiri dari dua elemen pegas

Kita perhatikan bahwa pegas 1 mempunyai kekakuan k1 dan terletak pada node 1
dan node 2, dan karena jumlah node ada 3, dan derajat kebebasan tiap node
adalah 1, yaitu hanya perpindahan dalam arah u, maka ukuran matriks kekakuan
adalah 3 x 3. Sehungga matriks kekakuan pegas dalam komponen global adalah

5
(2.15)

Superskrip (1), menunjukkan matriks kekakuan elemen 1, dan jika terlihat


superskrip (2), maka hal itu menunjukkan matriks kekakuan elemen 2. Pada
matriks [k(1)], bagian yang bukan nol, adalah kolom dan baris pertama dan kedua
pada matriks kekakuan tersebut. Hal itu menandakan bahwa pegas 1 hanya
mempunyai komponen matriks kekakuan pada baris pertama dan kedua serta
kolom pertama dan kedua. Hal ini disebabkan karena pegas satu berada pada node
1 dan node 2. Dengan cara yang sama matriks kekakuan pegas 2 [k (2)], dimana
pegas 2 terletak pada node 2 dan 3, sehingga komponen-komponen kekakuan
akan berada pada baris 2 dan 3, dan pada kolom 2 dan 3, seperti ditunjukkan pada
persamaan 2.16.

(2.16)

Dengan mensuperposisikan matriks kekakuan elemen 1 dan matriks kekakuan


elemen 2, diperoleh matriks kekakuan global yaitu

atau

(2.17)

Sedangkan matriks gaya, diperoleh dengan menempatkan komponen gaya yang


bekerja pada node tertentu, dalam hal ini gaya luar yang ada bekerja pada node 3,
dan pada node 1 adalah gaya reaksi, maka matriks gaya adalah

dimana F3 = F dan F1 adalah gaya reaksi. Dan matriks perpindahan adalah

6
Sehingga diperoleh hubungan antara gaya dan perpindahan

(2.18)

Untuk menyelesaikan persamaan 2.18, diperlukan kondisi batas.

KONDISI BATAS

Sebagai ilustrasi kita tuliskan kembali persamaan 2.18 dalam bentuk lengkap sebagai
berikut:

(2.19)

Karena kita ketahui dari kondisi batas bahwa node 1 tidak ada perpindahan maka
u1 = 0. Maka matriks perpindahan menjadi

atau
k1(0) – k1u2 + (0)u3 = F1
-k1(0) + (k1+k2)u2 – k2u3 = 0
(0)0 – k2u2 + k2u3 = F3 (2.20)

Dimana F1 tidak diketahui sedangkan F2 dan F3 diketahui, dan u1 = 0 maka


persamaan tersebut kita reduksi dengan mengurangi baris dan kolom pertama.

Sehingga persamaan tersebut menjadi lebih sederhana, yaitu

(2.21)

Maka persamaan 2.21 dapat diperoleh dengan aljabar sederhana atau dengan cara

(2.22)

7
Kondisi Batas Non Homogen

Sekarang kita perhatikan kondisi batas non homogen, dalam hal ini jika u1 tidak
bernilai nol, seperti ditunjukkan pada gambar 2.6.

Gambar 2.6 Kondisi batas non homogen u1 tidak bernilai nol

Dan untuk kasus δ diketahui, maka persamaan 2.19 menjadi

(2.23)

Kemudian kita uraikan menjadi

k1δ – k1u2 + (0)u3 = F1


-k1δ + (k1+k2)u2 – k2u3 = 0
(0)δ – k2u2 + k2u3 = F (2.24)

Dimana F1 adalah gaya reaksi dari tumpuan, sedangkan F2 dan F3 diketahui


maka persamaan tersebut kita reduksi menjadi lebih sederhana, yaitu

-k1δ + (k1+k2)u2 – k2u3 = 0


(0)δ – k2u2 + k2u3 = F (2.25)

Kemudian dengan memindahkan k1δ pada persamaan 2.25 ke sisi kanan,


diperoleh

(k1+k2)u2 – k2u3 = k1δ


– k2u2 + k2u3 = F (2.26)

Dalam bentuk matriks:

(2.27)

8
CONTOH SOAL
1.

Gambar 2.7 Susunan pegas 4 node

Pada gambar 2.7 ditunjukkan suatu susunan pegas 4 node, dengan k1 = 1000 N/m,
k2 = 3000 N/m, k3 = 2000 N/m dan F3 = 400 N, maka tentukan:
a) Matriks kekakuan global susunan pegas tersebut
b) Perpindahan node 2 dan node 3
c) Gaya-gaya yang bekerja pada tiap-tiap pegas

SOLUSI

Karena jumlah node adalah 4 dan derajat kebebasan tiap-tiap node adalah 1, maka
matriks kekakuan global adalah 4 x 4, maka matriks kekakuan tiap-tiap elemen adalah

Pegas 1
Pegas 1 terletak pada node 1 dan 2, maka matriks kekakuan berada pada baris dan
kolom, 1 dan 2.

(2.28)

dimana

Pegas 2
Pegas 2 terletak pada node 2 dan 3, maka matriks kekakuan berada pada baris dan
kolom, 2 dan 3.

(2.29)

Pegas 3
Pegas 3 terletak pada node 3 dan 4, maka matriks kekakuan berada pada baris dan
kolom, 3 dan 4.

9
(2.30)

Maka dengan menjumlahkan persamaan 2.28, 2.29 dan 2.30, diperoleh matriks
kekakuan global

(2.31)

atau

Sehingga diperoleh

(2.32)

Kemudian kita tentukan matriks gaya dan perpindahan, dari gambar 2.7 ditunjukkan
bahwa node 1 dan node 4, keduanya terkekang sehingga u1 = 0 dan u4 = 0. Sedangkan
gaya-gaya yang bekerja, pada node 1 dan node 4 merupakan gaya reaksi, dan gaya
lain yang bekerja adalah pada node 3 sebesar 400 N.

dan

Sehingga dari persamaan 2.18 diperoleh

(2.33)

Karena u1 dan u4 adalah nol, maka baris dan kolom ke-1 dan ke-4 dapat dihilangkan,

10
sehingg diperoleh

(2.34)

Dengan menggunakan aljabar sederhana, persamaan 2.34 kita sederhanakan menjadi


dua persamaan:

4000u2 - 3000u3 = 0 (*)


-3000u2 + 5000u3 = 400 (**)
Persamaan (**) dikalikan 3/5 sehingga diperoleh

4000u2 - 3000u3 = 0
-1800u2 + 3000u3 = 2400
_____________________________+
2200u2 = 240

diperoleh u2 = 0,1091 m dan u3 = 0,1455 m

Gaya-gaya yang bekerja pada tiap-tiap pegas

Pegas 1
Setelah kita ketahui u2, sekarang kita tinjau pegas 1, dimana

; ;
Dengan menggunakan persamaan 2.1, diperoleh

(1) (1)
Diperoleh f1 = -109 N dan f2 =109 N

Pegas 2
Setelah kita ketahui u2 dan u3, sekarang kita tinjau pegas 2, dimana

; ;
Dengan menggunakan persamaan 2.1, diperoleh

11
(2) (2)
Diperoleh f2 = -109 N dan f3 =109 N

Pegas 3
Setelah kita ketahui u3, sekarang kita tinjau pegas 3, dimana

; ;
Dengan menggunakan persamaan 2.1, diperoleh

(3) (3)
Diperoleh f3 = 291 N dan f4 =291 N

2.

Gambar 2.8 Susunan pegas 4 node

Pada gambar 2.8 ditunjukkan suatu susunan pegas, dengan k1 = 4000 N/m, k2 = 2000
N/m, k3 = 1000 N/m, k4 =5000 N/m dan F3 = 400 N, maka tentukanlah
a) Matriks kekakuan global susunan pegas tersebut
b) Perpindahan node 2 dan node 3
c) Gaya-gaya yang bekerja pada tiap-tiap pegas

12
SOLUSI
Susunan pegas dan kedudukannya dalam node, kita susun dalam bentuk tabel berikut:

No. Pegas Node i Node j


1 1 2
2 2 3
3 1 3
4 3 4

Pegas 1
Pegas 1 terletak pada node 1 dan 2, maka matriks kekakuan berada pada baris dan
kolom, 1 dan 2,

atau kita sederhanakan menjadi

Pegas 2
Pegas 2 terletak pada node 2 dan 3, maka matriks kekakuan berada pada baris dan
kolom, 2 dan 3,

atau kita sederhanakan dengan hanya menuliskan baris dan kolom, kedua dan ketiga.

Pegas 3
Pegas 3 terletak pada node 1 dan 3, maka matriks kekakuan berada pada baris dan
kolom, 1 dan 3,

13
atau kita sederhanakan dengan hanya menuliskan baris dan kolom, kedua dan ketiga.

Pegas 4
Pegas 4 terletak pada node 3 dan 4, maka matriks kekakuan berada pada baris dan
kolom, 3 dan 4.

Maka matriks kekakuan global adalah

Penjumlahan matriks kekakuan hanya pada baris dan kolom yang terkait pada
masing-masing elemen, sebagai berikut:

Dimana pada baris dan kolom pertama, hanya ada komponen kekakuan elemen 1 da 3
sehingga

k11 = k11(1) + k11(3) = 4000 +1000 = 5000


Pada baris 1 dan kolom 2 hanya ada komponen kekakuan elemen 1, maka

k12 = k12(1) = -4000

Pada baris 1 dan kolom 3 hanya ada komponen kekakuan elemen 3.

k13 = k13(3) = -1000

14
Dengan cara yang sama, diperoleh

Maka matriks kekakun global menjadi

Menentukan matriks gaya dan perpindahan

dan

Sehingga diperoleh

15
Karena u1 dan u4 adalah nol, maka baris dan kolom ke-1 dan ke-4, dihilangkan

Sehingga diperoleh

Dengan menggunakan cara eleminasi aljabar sederhana, diperoleh


u2 = 0,01818 m dan u3 = 0,05454 m

Gaya-gaya yang bekerja pada tiap-tiap pegas

Pegas 1
Setelah kita ketahui u2 dan u3, sekarang kita tinjau pegas 1, dimana
;

Dengan menggunakan persamaan 2.1, diperoleh

(1) (1)
Diperoleh f1 = -72,72 N dan f2 =72,72 N

Pegas 2
Sekarang kita tinjau pegas 2, dimana
;

Dengan menggunakan persamaan 2.1, diperoleh

(2) (2)
Diperoleh f2 = -72,72 N dan f3 =72,72 N

16
Pegas 3
Sekarang kita tinjau pegas 3, dimana
;

Dengan menggunakan persamaan 2.1, diperoleh

(3) (3)
Diperoleh f1 = -54,54 N dan f3 = 54,54 N

Pegas 4
Sekarang kita tinjau pegas 4, dimana
;

Dengan menggunakan persamaan 2.1, diperoleh

(4) (4)
Diperoleh f3 = 272,74 N dan f4 = -272,74 N

3.

Gambar 2.9 Susunan pegas 4 node

Pada gambar 2.9 ditunjukkan suatu susunan pegas (catatan: contoh soal 3 ini susunan
pegasnya sama seperti contoh soal no. 2 tetapi dengan merubah posisi gaya yang
bekerja dan juga kondisi batas di node 4), dengan k1 = 4000 N/m, k2 = 2000 N/m, k3 =
1000 N/m, k4 =5000 N/m, F2 = 600 N, F3 =`400 N dan F4 = 200 N, maka tentukanlah
a) Matriks kekakuan global susunan pegas tersebut
b) Perpindahan node 2, node 3 dan node 4
c) Gaya-gaya yang bekerja pada tiap-tiap pegas

17
SOLUSI
Susunan pegas contoh soal no. 3 sama dengan contoh soal no, 2, maka:
Matriks kekakuan global, diperoleh

Menentukan matriks gaya dan perpindahan

dan

Sehingga diperoleh

Karena u1 adalah nol, maka baris dan kolom ke-1 dihilangkan, sehingga

LATIHAN TUGAS:
Pada contoh soal no. 3, berapakah nilai perpindahan u2, u3 dan u4. Hitung juga
(1) (1)
berapa gaya-gaya yang bekerja pada tiap-tiap pegas ( f1 , f2 , f2(2), f3(2), f1(3),
f3(3), f3(4) dan f4(4) )

18
Referensi:
[1] Cook, R.D., Malkus, D.S., Plesha, M.E., Witt, R.J. (2002). Concepts and Applications of
Finite Element Analysis, John Wiley and Sons, Inc., New York, USA.
[2] Grandin, H. (1986). Fundamentals of The Finite Element Method, Macmillan Publishing
Company, New York, USA.
[3] Kuntjoro, W. (2005). An Introduction to The Finite Element Method, MacGraw-Hill
Education
[4] Y.H. Ramses, Metode Elemen Hingga, Graha Ilmu, 2014
[5] Tuakia, Firman, Dasar-dasar CFD Menggunakan FLUENT, Informatika Bandung, 2008

19

Anda mungkin juga menyukai