DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
Alyssa Melani Savira 4017010042
Azzahra Nursantyendo P. 4017010043
Naufal Gema Ramadhan 4017010009
Satria Ryan Hamzah 4017010032
KELAS:
2 TKBG 1
DOSEN PENGAJAR:
ERLINA YANUARINI
NIP : 5242010020119890104
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan tugas besar mata kuliah Struktur Baja 1
yang berjudul “Perencanaan Rangka Atap” tepat pada waktunya, meskipun hambatan sering
kami alami dalam proses pengerjaannya,.
Tujuan disusunnya laporan tugas besar ini adalah untuk memenuhi tugas semester 4
tahun ajaran 2018/2019. Sebagai ungkapan terima kasih atas segala bantuan, bimbingan, dan
tuntunan dari berbagai pihak untuk itu perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
Kami menyadari bahwa penulisan laporan tugas besar ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan laporan tugas
besar ini.
Kami berharap semoga laporan tugas besar ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
Gambar 4.1 Profil Siku Ganda 45×45×5 ................................................................................ 32
Gambar 4.2 Detail Sambungan Baut ....................................................................................... 32
Gambar 4.3 Profil Siku Ganda ............................................................................................... 32
Gambar 5.1 Profil Siku Ganda 45×45×5 ................................................................................ 34
Gambar 5.2 Tabel E1.1 SNI 1729:2015 .................................................................................. 35
vi
DAFTAR SIMBOL
Simbol Definisi Pasal
Ab Luas nominal tubuh yang tidak berulir dari baut atau J3.6
bagian yang berulir, in.2 (mm2)
Ae Luas neto efektif, in2. (mm2 ) D2
Ag Luas penampang bruto komponen struktur, in2. (mm2) B3.7
vii
Mn Kekuatan lentur nominal, kip-in. (N-mm) F1
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Baja merupakan salah satu bahan bangunan yang unsur utamanya terdiri dari
besi. Baja ditemukan ketika dilakukan penempaan dan pemanasan yang menyebabkan
tercampurnya besi dengan bahan karbon pada proses pembakaran, sehingga
membentuk baja yang mempunyai kekuatan yang lebih besar dari pada besi. Bila
dibandingkan dengan bahan konstruksi lainnya, baja lebih banyak memiliki
keunggulan yang tidak terdapat pada bahan-bahan konstruksi lain. Disamping
kekuatannya yang besar untuk menahan kekuatan tarik dan kekuatan tekan tanpa
membutuhkan banyak volume, baja juga mempunyai sifat-sifat lain yang
menguntungkan sehingga menjadikannya sebagai salah satu material yang umum
dipakai. Sifat-sifat baja antara lain :
1. Kekuatan tinggi
Kekuatan baja bisa dinyatakan dengan kekuatan tegangan leleh fy atau kekuatan
tarik fu. Mengingat baja mempunyai kekuatan volume lebih tinggi dibanding
dengan bahan lain, hal ini memungkinkan perencanaan sebuah konstruksi baja bisa
mempunyai beban mati yang lebih kecil untuk bentang yang lebih panjang,
sehingga struktur lebih ringan dan efektif.
2. Kemudahan pemasangan
Komponen-komponen baja biasanya mempunyai bentuk standar serta mudah
diperoleh dimana saja, sehingga satu-satunya kegiatan yang dilakukan dilapangan
adalah pemasangan bagian-bagian yang telah disiapkan.
3. Keseragaman
Baja dibuat dalam kondisi yang sudah diatur (fabrikasi) sehingga mutunya
seragam.
4. Daktilitas ( keliatan )
Daktilitas adalah sifat dari baja yang dapat mengalami deformasi yang besar
dibawah pengaruh tegangan tarik tanpa hancur atau putus. Daktilitas mampu
mencegah robohnya bangunan secara tiba-tiba. Terlepas dari semua kekurangan
dan kelebihannya, baja struktur sangat cocok digunakan pada elemen – elemen
truss, seperti kuda – kuda atap, menara antena, maupun struktur jembatan truss.
Struktur atap adalah bagian bangunan yang menahan / mengalirkan beban-
beban dari atap. Struktur atap terbagi menjadi rangka atap dan penopang rangka atap.
Rangka atap berfungsi menahan beban dari bahan penutup atap sehingga umumnya
berupa susunan balok –balok (dari kayu/bambu/baja) secara vertikal dan horizontal
kecuali pada struktur atap dak beton. Berdasarkan posisi inilah maka muncul istilah
gording, kasau dan reng. Susunan rangka atap dapat menghasilkan lekukan pada atap
(jurai dalam/luar) dan menciptakan bentuk atap tertentu.
Konstruksi kuda-kuda ialah suatu susunan rangka batang yang berfungsi untuk
mendukung beban atap termasuk juga beratnya sendiri dan sekaligus dapat
memberikan bentuk pada atapnya. Sebagai pengaku, bagian atas kuda-kuda
disangkutkan pada balok bubungan, sementara kedua kakinya dihubungkan dengan
kolom struktur untuk mengalirakan beban ke tanah.
1
Secara umum dikenal 4 jenis struktur atap yaitu:
1. Struktur dinding (sopi-sopi) rangka kayu
2. Kuda-kuda dan rangka kayu
3. Struktur baja konvensional
4. Struktur baja ringan
Dalam Tugas Besar Struktur Baja I ini akan dibahas perhitungan struktur rangka
atap baja yang didasarkan pada peraturan baja.
1.1.1. Tipe Rangka Atap Fink
Rangka atap fink merupakan tipe rangka yang paling sering digunakan
dalam desain atap. Dengan berbagai macam bentang hingga 15 meter dan
rentang kemiringan dari 10 ° hingga 60 °, rangka atap fink menawarkan solusi
atap yang efektif dan serbaguna.
Profil batangnya membentuk 'W' untuk memberikan struktur berkuatan
tinggi dengan kapasitas pengangkutan beban yang baik. Beban atap
ditransmisikan sepenuhnya untuk mendukung pelat dinding.
2
b. Baja Struktural
• Syarat penerimaan baja
Laporan uji material baja dipabrik yang disahkan oleh lembaga yang
berwenang dapat dianggap sebagai bukti yang cukup untuk memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam standar ini.
• Baja yang tidak dapat teridentifikasi
Baja yang tidak dapat teridentifikasi boleh digunakan selama memenuhi
ketentuan berikut ini :
1. Bebas dari cacat permukaan
2. Sifat fisik material dan kemudahan untuk dilas tidak mengurangi
kekuatan dan kemampuan layan strukturnya.
3. Ditest sesuai ketentuan yang berlaku. Tegangan leleh (fy) untuk
perencanaan tidak boleh lebih dari 170 MPa, sedangkan tegangan
putusnya (fu) tidak boleh diambil lebih dari 300 MPa.
c. Alat sambung
Baut, mur dan ring
Alat sambung mutu tinggi
Las
Penghubung geser jenis paku yang dilas
Baut angker
3
1.4 Software yang Digunakan
1. AutoCad 2017, merupakan software yang digunakan dalam menggambar desain
rangka atap
2. SAP 2000 V20, merupakan software yang digunakan dalam mendesain struktur
bangunan dan melakukan perhitungan gaya gaya dan momen yang terjadi dalam
suatu struktur
3. Microsoft Excel, merupakan program komputer yang digunakan dalam pengolahan
angka (aritmatika) dan proses kalkulasi
4. Microsoft Word merupakan program penulisan kalimat yang membantu dalam
penyusunan kata dan penyusunan laporan.
4
BAB II
PEMBEBANAN
2.1. Dasar Perencanaan Atap
5
Gambar 2.4 Permodelan Rangka Atap menggunakan SAP2000
BJ 37
Fy 240 MPa
Fu 370 MPa
Fr 70 MPa
E 200000 MPa
G 80000 MPa
6
2.3. Pembebanan pada Gording
Penutup Atap : Atap UVPC
Genteng yang digunakan : Golden Roof
Spesifikasi:
Panjang Atap = 6 m / 8 m / 10 m / 12 m / Custom
Lebar Standar = 830 mm
Lebar Efektif = 790 mm
Tinggi = 30 mm
Gelombang
Tebal = 10 mm
Berat per m2 = 4.2 kg/m2
Jarak Gording = 1.30 - 1,70 (max) mm
Gambar 2.5 Atap UPVC Kemiringan Atap = ≥15˚ ˚
Bahan Baku = UPVC dengan UV & Heat Stabilizer
Atap
Tabel 2.2 Spesifikasi Atap UPVC
2.3.1 Perkiraan Profil Gording
Penentuan profil gording berdasarkan kontrol bentang
L L 4
h > 20 ; L= jarak antar kuda-kuda → 20 = 20 = 0,2 m = 200 mm
karena h > 200mm digunakan untuk bentang panjang maka digunakan profil dengan h
>200mm
Profil gording yang digunakan → Profil C125 x 65
H = 125 mm
B = 65 mm
tw = 6 mm
tf = 8 mm
A = 171.1 mm²
q = 10.6 Kg/m
Ix = 425 cm⁴
Iy = 65.5 cm⁴
ix = 4.99 cm Gambar 2.6 Profil Gording C
iy = 1.96 cm
Sx = 67.84 cm³
Sy = 13.43 cm³
7
Gambar 2.7 Permodelan Pembebanan pada Struktur Gording
8
1 1
Air Hujan = 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝐴𝑖𝑟 𝐻𝑢𝑗𝑎𝑛 . (2 𝐾𝑖𝑟𝑖 + 2 𝐾𝑎𝑛𝑎𝑛 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝐺𝑜𝑟𝑑𝑖𝑛𝑔)
= 0.49 kN/m2 × (½ × 1,616 m + ½ × 1,616 m)
qRL total = 0.792 kN/m
d. Beban Angin (WL)
Menghitung Beban Angin (WL)
Data SNI 1727-2015
Kec.Angin (V) = 38.3 m/s (HB 212-2002)
Kd = 0.85 (Tabel 26.6-1)
Kz = 0.66 (Tabel 27.3-1)
Kzt = 1 (Pasal 26.8.2)
G = 0.85 (Pasal 26.9.1)
GCpiu = 0.18
GCpii = -0.18
Cpdu = 0.236
Cpdi = -0.264
Cppi = -0.6
Keterangan : d = datang ; p = pergi ; u = menuju ; i = menjauhi
Perhitungan Tekanan Velositas
9
p = 191.995 N/m2 (Ambil Nilai Terbesar)
= 0.192 kN/m2
2) Angin Hisap (X-)
p1 = qz × G × Cppi - qz × Gcpii
= 504.453 × 0.85 × (-0.6) – 5014.453 × (-0.18)
= -166.470 N/m2
p2 = qz × G × Cppi - qz × Gcpiu
= 504.453 × 0.85 × (-0.6) – 5014.453 × 0.18
= -348.073 N/m2
p = -348.073 N/m2 (Ambil Nilai Terkecil)
p = -0.348 kN/m2
Keterangan: Beban angin tidak boleh lebih kecil dari 0.38 kN/m2, maka
diambil nilai 0.38 kN/m2 untuk angin tekan dan angin hisap
1) Angin Tekan (X+)
1 1
Angin Tekan (X+) = 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝐴𝑛𝑔𝑖𝑛 (2 𝐾𝑖𝑟𝑖 + 2 𝐾𝑎𝑛𝑎𝑛 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝐺𝑜𝑟𝑑𝑖𝑛𝑔)
10
2.3.4. Reaksi Momen Akibat Pembebanan
I. Hitungan Manual
a. Beban Mati
= 6.457 Kg/m
= 0.063 kN/m
11
MLLy = 1/4 × PLLy × L
= 1/4 × (37,1391) × 4
= 37.1391 Kg.m
= 0.36421 kN.m
= 0.735 kN/m
qRLy = sin(α) × qRL
= sin(21.801°) × 0.792
d. Beban Angin
qWL tekan dan hisap (+/-) = 0.614 kN/m
MWL tekan dan hisap (+/-) = 1/8 × qWL tekan × L²
= 1/8 × 0.614 × 4²
= 1.2278 kN.m
12
Beban Mx (KN.m) My (KN.m)
13
II. Hitungan Menggunakan Aplikasi Pembantu (SAP 2000)
14
Gambar 2.15 Hasil Perhitungan Momen Maks COMB 3
15
Gambar 2.17 Hasil Perhitungan Momen Maks COMB 5
16
Mmax (kN.m)
No. KODE Selisih
Manual SAP2000
1 COMBO1 0,444 0,4432 0,0012
2 COMBO2 2,572 2,5717 0,0003
3 COMBO3 3,254 3,2534 0,0006
4 COMBO4 3,643 3,6424 0,0006
5 COMBO5 1,513 1,5129 0,0001
6 COMBO6 3,346 3,3459 0,0001
Tabel 2.6 Rekapitulasi hasil pembebanan pada gording metode manual dan SAP2000
= 0.1705 kN/m × (½ × 4 m+ ½ × 4 m)
PDL = 0.682 kN
= 100 kg
PLL total = 0.981 kN
17
c. Beban Air Hujan (RL)
1 1
Air Hujan = 𝐵. 𝐴𝑖𝑟 𝐻𝑢𝑗𝑎𝑛 𝐺𝑜𝑟𝑑𝑖𝑛𝑔. (2 𝐾𝑖𝑟𝑖 + 2 𝐾𝑎𝑛𝑎𝑛 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝐺𝑜𝑟𝑑𝑖𝑛𝑔)
= 0.792 kN/m × (½ × 4 m + ½ × 4 m)
PRL = 3.166 kN
= 0.614 kN/m × (½ × 4 m + ½ × 4 m)
PWL = 2.456 kN (tegak lurus penegak atap)
PWLy = PWL × cos (21.801°) = 2.28 kN
PWLx = PWL × sin (21.801°) = 0.912 kN
18
Reaksi Tumpuan
∑MB = 0
RAV × 15 m – P1× 15 m – P (1.5 m + 3 m + 4.5 m + 6 m + 7.5 m + 9 m + 10.5. m +
12 m + 13.5 m) = 0
RAV × 15 m = P1 × 15 m + P × 67.5 m
0.341 𝑘𝑁 × 15 𝑚 + 0.682 𝑘𝑁 × 67.5 𝑚
RAV = = 3.41 kN
15 𝑚
∑MA = 0
-RBV × 15 m + P1 × 15 m + P (1.5 m + 3 m + 4.5 m + 6 m + 7.5 m + 9 m + 10.5. m +
12 m + 13.5 m) = 0
RBV × 15 m = P1× 15 m + P × 67.5 m
0.341 𝑘𝑁 × 15 𝑚 + 0.682 𝑘𝑁 × 67.5 𝑚
RBV = = 3.41 kN
15 𝑚
∑V = 0
P1 × 2 + P × 9 = RAV + RBV
0.341 × 2 + 0.682 × 9 = 3.41 + 3.41
6.82 kN = 6.82 kN (OK!)
METODE RITTER
TITIK BUHUL A
∑V = 0
S1 × Sin(21.801) + RAV – P1 = 0
S1 × Sin(21.801) = 0.341 – 3.41
−3.069
S1 =
𝑆𝑖𝑛(21.801)
= -8.624 kN
∑H = 0
S2 + S1 × Cos(21.801) = 0
S2 + (-8.624) × Cos(21.801) = 0
S2 = 7.673 kN
19
Gambar 2.23 Gaya S1 akibat Gambar 2.24 Gaya S2 akibat
beban mati beban mati
20
Reaksi Tumpuan
∑MB = 0
RAV × 15 m – P1 × 15 m – P (1.5 m + 3 m + 4.5 m + 6 m + 7.5 m + 9 m + 10.5. m +
12 m + 13.5 m) = 0
RAV × 15 m = P1 × 15 m + P × 67.5 m
3.433 𝑘𝑁 × 15 𝑚 + 6.866 𝑘𝑁 × 67.5 𝑚
RAV = = 34,329 kN
15 𝑚
∑MA = 0
-RBV × 15 m + P1 × 15 m + P (1.5 m + 3 m + 4.5 m + 6 m + 7.5 m + 9 m + 10.5. m +
12 m + 13.5 m) = 0
RBV × 15 m = P1 × 15 m + P × 67.5 m
3.433 𝑘𝑁 × 15 𝑚 + 6.866 𝑘𝑁 × 67.5 𝑚
RBV = = 34,329 kN
15 𝑚
∑V = 0
P1 × 2 + P × 9 = RAV + RBV
3.433 × 2 + 6.866 × 9 = 34.33 + 34.33
68.66 kN = 68.66 kN (OK!)
METODE RITTER
TITIK BUHUL A
∑V = 0
S1 × Sin(21.801) + RAv – P1 = 0
S1 × Sin(21.801) = 3.433 – 34.329
−30.896
S1 =
𝑆𝑖𝑛(21.801)
= -83.192 kN
∑H = 0
S2 + S1 × Cos(21.801) = 0
S2 + (-83.192) × Cos(21.801) = 0
S2 = 77.242 kN
21
POTONGAN I-I, TITIK C
∑MC = 0
RAV × 1.667 – P1 × 1.667 – P × 0.167 + S4 × Sin(21,801°) × 0.667 + S4 ×
Cos(21,801°) × 0.6 = 0
34,329 × 1.667 – 3.433 × 1.667 – 6.866 × 0.167 + S4 × Sin(21,801°) × 0.667 + S4 ×
Cos(21,801)° × 0.6 = 0
57.226 – 5.723 - 1.147 + S4 × 0.619 = 0
−50.356
S4 =
0.619
S4 = -81.35 kN
∑V= 0
RAV – P1 – P2 – S3 × Cos(21,801°) + S4 × Sin(21,801°) = 0
34.329 – 3.433 – 6.866 + (-8 × Sin(21,801°) = S3 × Cos(21,801°)
S3 = -6.414 kN
22
2.5. Perencanaan Jurai
23
2.5.2. Perhitungan Gaya pada Batang (metode manual dan SAP2000)
Tabel Pehitungan
Batang Manual (kN) SAP2000 (kN) Selisih (kN)
S1 -83.192 TEKAN -83.181 TEKAN -0.011
S2 77.242 TARIK 77.231 TARIK 0.011
S3 -6.414 TEKAN -6.412 TEKAN -0.002
S4 -81.350 TEKAN -81.332 TEKAN -0.018
S5 9.233 TARIK 9.236 TARIK -0.003
S6 68.659 TARIK 68.650 TARIK 0.009
S7 -9.629 TEKAN -9.619 TEKAN -0.010
S8 -71.162 TEKAN -71.166 TEKAN 0.004
S9 11.051 TARIK 11.044 TARIK 0.007
S10 60.073 TARIK 60.069 TARIK 0.004
S11 -12.818 TEKAN -12.825 TEKAN 0.007
S12 -61.004 TEKAN -60.999 TEKAN -0.005
S13 13.378 TARIK 13.387 TARIK -0.009
S14 51.473 TARIK 51.487 TARIK -0.014
S15 -16.030 TEKAN -16.031 TEKAN 0.001
S16 -50.836 TEKAN -50.833 TEKAN -0.003
S17 16.027 TARIK 16.031 TARIK -0.004
S18 42.919 TARIK 42.906 TARIK 0.013
S19 16.027 TARIK 16.031 TARIK -0.004
S20 -50.836 TEKAN -50.833 TEKAN -0.003
S21 -16.030 TEKAN -16.031 TEKAN 0.001
S22 51.473 TARIK 51.487 TARIK -0.014
S23 13.378 TARIK 13.387 TARIK -0.009
S24 -61.004 TEKAN -60.999 TEKAN -0.005
S25 -12.818 TEKAN -12.825 TEKAN 0.007
S26 60.073 TARIK 60.069 TARIK 0.004
S27 11.051 TARIK 11.044 TARIK 0.007
S28 -71.162 TEKAN -71.166 TEKAN 0.004
S29 -9.629 TEKAN -9.619 TEKAN -0.010
S30 68.659 TARIK 68.650 TARIK 0.009
S31 -81.350 TEKAN -81.332 TEKAN -0.018
S32 9.233 TARIK 9.236 TARIK -0.003
S33 -6.414 TEKAN -6.412 TEKAN -0.002
S34 -83.192 TEKAN -83.181 TEKAN -0.011
S35 77.242 TARIK 77.231 TARIK 0.011
24
BAB III
PERHITUNGAN BATANG LENTUR
BJ 37
Fy 240 MPa
Fu 370 MPa
Fr 70 MPa
E 200000 MPa
G 80000 MPa
L 4000 mm
α 21.801 °
Gambar 3.1 Permodelan Mektek pada Gording
Direncanakan menggunakan profil C, perletakan sendi-rol
Mux = 3.643 kN.m
Muy = 1.312 kN.m
RAv = 3.19 kN
Px = 0.9105 kN
Pu = 0.9105 kN
Py = 0.364 kN
qy = qDLy + qRLy = 0.063 + 0.297 = 0.360 kN/m
Lendutan Izin
δizin ≤ 300 (balok diatas 2 perletakkan)
δizin ≤ 360 (beban hidup)
Perhitungan:
1. Kombinasi Pembebanan
qu = 1.4 × qDL = 0.221 kN/m
qu = 1.2 × qDL + qWL + qLL + 0.5 × qRL = 1.171 kN/m
qu = 1.2 × qDL + 1.6 × qLL = 0.190 kN/m
qu = 0.9 × qDL + qWL = 0.756 kN/m
qu = 1.2 × qDL + 1.6 × qRL + qLL = 1.366 kN/m
qu = 1.366 kN/m (Ambil qu terbesar)
25
Asumsikan penampang kompak, maka Z perlu
𝑀𝑛𝑥 4.048 𝑀𝑛𝑦 1.458
Zxperlu = = = 16.886 cm3 Zyperlu = = = 6.074 cm3
𝐹𝑦 240 𝐹𝑦 240
𝑃𝑥 × 𝐿³ 5 × 𝑞𝑥 × 𝐿⁴
Ixperlu = +
48 × 𝐸 × δizin 384 × 𝐸 × δizin
0.9105 × 4000³ 5 × 1.507 × 4000⁴
= +
48 × 200000 × 13.333 384 × 200000 × 13.333
= 233.9 cm4 (pilih Ix ini)
𝑃𝑦 × 𝐿³ 5 × 𝑞𝑦 × 𝐿⁴
Iyperlu = +
48 × 𝐸 × δizin 384 × 𝐸 × δizin
0.364 × 4000³ 5 × 0.360 × 4000⁴
= +
48 × 200000 × 13.333 384 × 200000 × 13.333
= 63.2 cm4
H = 125 mm
B = 65 mm
tw = 6 mm
tf = 8 mm
Ag = 171.1 mm²
Ix = 425 cm⁴
Iy = 65.5 cm⁴
rx = 4.99 cm
ry = 1.96 cm
Zx = 68 cm³
Zy = 14.4 cm³ Gambar 3.2 Profil Gording C
Sx = 67.84 cm³
Sy = 13.43 cm³
26
𝑃𝑦 × 𝐿³ 0.364 × 4000³
Iyperlu = = = 21.84 cm4
48 × 𝐸 × δizin 48 × 200000 × 13.333
pada badan
𝐻 125
λw = = = 18.167
𝑡𝑤 6
𝐸 200000
λpw = 0.376 × √ = 0.376 × √ = 108.542
𝐹𝑦 240
𝐸 200000
λrw = 5.70 × √ = 5.70 × √ = 164.545
𝐹𝑦 240
λw > λpw < λrw (Badan Kompak, Gunakan rumus di bab F2)
Φb = 0.9
Φ b × Mn ≥ Mux
0.9 × 16.32 ≥ 3.643 kN.m
14.688 kN.m > 3.643 kN.m (OK!)
arah y
Mp ≤ 1.6 × Fy × Sy
F y × Zy ≤ 1.6 × 240 × 13.43
240 × 14.4 ≤ 5.157
3.456 kN.m ≤ 5.157 kN.m (OK!)
Mn = Mp
= 3.456 kN.m
27
Φ b × Mn ≥ Muy
0.9 × 3.456 kN.m ≥ 1.312 kN.m
3.11 kN.m > 1.312 kN.m (OK!)
200000
= 1.76 × 1.96 × √
240
= 99.581 cm
(jarak pertambatan lateral maksimum)
h0 = H - tf
= 125 – 8
= 117 mm
𝑇𝑓³ + 𝑑’ × 𝑡𝑤³
J =
3
8³ + 117 × 6³
=
3
= 2.959 cm4
1
a = 𝑑′ × 𝑡𝑤
2+
3 ×𝑏′ × 𝑡𝑓
1
= 117 × 6
2+ 3 × 62 × 8
= 0.405
1−3 × 𝑎 𝑎² 𝑑 ′ ×𝑡𝑤
Cw = d’2 × b’3 × tf × ( + × (1 + ))
6 2 6 ×𝑏′ ×𝑡𝑓
1−3 × 0.405 0.405² 117×6
= 1172 ×623 × 8 × ( + × (1 + ))
6 2 6 ×62 ×8
= 1.71 × 103 cm6
√𝐼𝑦 × 𝐶𝑤
rts = √( )
𝑆𝑥
= 2.221 cm
28
ℎ0 𝐼𝑦
C = × √
2 𝐶𝑤
117 65.5
= × √
2 1.71 × 10³
= 1.145
= 490.833 cm
125 × 𝑀𝑚𝑎𝑥
Cb =
2.5×𝑀𝑚𝑎𝑥 + 3×𝑀𝐴+4×𝑀𝐵+3×𝑀𝐶
125 ×3.643
=
2.5×3.643 + 3×2.507+4×3.648+3×2.513
= 1.175
29
L −Lp
Mn = Cb × (Mp − (Mp − 0,7 × Fy × Sx ). ( L b− L )
r p
400−99.581
= 1.175 × (3.456 − (3.456 − 0,7 × 240 × 67.84). (490.833− 99.581)
= 11.225 kN.m
Φ = 0,9
Φ × Mn ≥ Mux
0.9 × 11.225 kN.m ≥ Mux
10.102 kN.m > 3.643 kN.m (OK!)
Py × L3 5× L4
δy = + < δijin
48×E×Iy 384×E×Iy
0.364× 40003 5×0.36×.40004 4000
+ <
48×200000×65.5 384×200000×65.5 300
12.865 mm < 13.333 mm
Py × L3
δy = < δizin
48×E×Iy
0.364× 40003 4000
<
48×200000×65.5 360
3.705 mm < 11.111 mm
30
10. Cek kuat geser nominalnya, G.1
Badan tanpa pengaku transversal
ℎ
< 260
𝑡𝑤
109
< 260
6
18.167 < 260
kv = 5
Pada badan
ℎ kv × E
≤ 1,1 × √
𝑡𝑤 𝐹𝑦
109 5 × 200000
≤ 1,1 × √
6 240
18.167 ≤ 71.005
maka Cv =1
Aw = H × tw
= 125 × 6
= 750 mm2
Vu = RVA
= 3.19 kN
Vn = 0.6 × Fy × Aw × Cv
= 0.6 × 240 × 750 × 1
= 108 kN
Φv = 0.9
Φ v × Vn > Vu
0.9 × 108 > 3.147 kN
97.2 kN > 3.147 kN (OK)
31
BAB IV
PERHITUNGAN BATANG TARIK
Data :
BJ 37
Fy 240 MPa
Fu 370 MPa
E 200000 MPa
G 80000 MPa
L 1.667 mm
Pu 77.231 kN
Gambar 4.1 Profil Siku Ganda 45×45×5
Anggap Perletakan Sendi-Sendi Kx = 1 ; Ky = 1
Profil Baja = Siku (L) 45 × 45 × 5
db =12 mm
dp = db +2 mm =14 mm
l = 104 mm
32
3. Cek kelangsingan komponen struktur secara keseluruhan
𝐿 166.7
λx = = = 122.935 ≤ 300 (OK!)
𝑟𝑥 1.356
𝐿 166.7
λy = = = 118.120 ≤ 300 (OK!)
𝑟𝑦 1.4114
Φ × Pn ≥ Pu
0.9 × 206.4 kN ≥ Pu
185.76 kN ≥ 77.231 kN (OK!)
An2 = 0.85 × Ag
An2 = 0.85 × 860. 4
An2 = 731.34 mm2
( ambil nilai An terkecil)
𝑥 12.8
U=1- =1- = 0.877
𝑙 104
Pn = Fu × An1 × U
= 370 × 720.4 × 0.877
= 233762.6 N
= 233.763 kN
Φ x Pn ≥ Pu
0.75 x 233.763 kN ≥ Pu
175.322 kN ≥ 77.231 kN (OK!)
33
BAB V
PERHITUNGAN BATANG TEKAN
Data :
BJ 37
Fy 240 MPa
Fu 370 MPa
E 200000 MPa
G 80000 MPa
Φc 0.9
L 1616 mm
Pu -83.181 kN
Anggap Perletakan Sendi-Sendi Kx = 1 ; Ky = 1
Perhitungan :
1. Cek kebutuhan r (jari-jari girasi) dari kelangsingan struktur secara keseluruhan
𝐾× 𝐿
Syarat : λ = ≤ 200
𝑟 𝑚𝑖𝑛
𝐾𝑥 × 𝐿 1 × 1616
rx = = = 8.08 mm
𝑟 𝑚𝑖𝑛 200
𝐾𝑦 × 𝐿 1 × 1616
ry = = = 8.08 mm
𝑟 𝑚𝑖𝑛 200
(Maka ambil nilai r lebih besar dari 8.08 mm)
34
3. Cek kelangsingan komponen secara keseluruhan
𝐾𝑥 × 𝐿 1 × 1616
λx = = = 119.174 ≤ 200 (OK!)
𝑟𝑥 13.560
𝐾𝑦 × 𝐿 1 × 1616
λy = = = 79.045 ≤ 200 (OK!)
𝑟𝑦 20.444
𝑏𝑓 45 𝐸 200000
λ = = =9 ≤ 0.45 × √ = 0.45 × √ = 12.990
𝑡 5 𝐹𝑦 240
(tidak langsing)
5. Profil siku ganda tanpa elemen langsing, maka gunakan rumus E6, E3, E4
λm = 84.370
35
7. Cek Kuat desain tekan terhadap tekuk lentur, bab E3
Arah sumbu x
𝜋 2 ×𝐸 𝜋2 ×200000
Fe =
𝐾𝑥. 𝐿 2
= 1. 1616 2 = 138.984 MPa
( 𝑟𝑥 ) ( 13.560 )
𝐾𝑥. 𝐿 E
Bila ( 𝑟𝑥
) < 4.71 ×√
Fy
1. 1616 200000
( 13.560 ) < 4.71 ×√
240
119.174 < 135.965
𝐹𝑦 240
Maka Fcr = 0.658𝐹𝑒 × Fy = 0.658138.984 × 240 = 116.499 Mpa
Pn = Ag × Fcr = 8.604 × 116.499 = 100.235 kN
Φc × Pn ≥ Pu
0.9 × 100.235 kN ≥ Pu
90.211 kN > 83.181 kN (OK!)
Arah sumbu y
𝜋2 × 𝐸 𝜋2 ×200000
Fe = (λm)2 = (84.370 )2
= 277.302 MPa
E
Bila λm < 4.71 ×√
Fy
200000
λm < 4.71 × √
240
Φc × Pn ≥ Pu
0.9 × 143.744 ≥ Pu
129.370 ≥ 83.181 kN (OK!)
8. Cek kuat desain tekan terhadap tekuk torsi atau tekuk lentur torsi, bab E4
xo = 0 mm
𝑡 5
yo = Cy - = 1.280 - = 10.3 mm
2 2
36
𝐼𝑔𝑥+𝐼𝑔𝑦 1.582 × 105 +3.596 × 105
ro = √(xo2 + yo2 + ) = √(02 + 10.32 + )
𝐴𝑔 8.604
= 26.606 mm
xo2 +yo2 02 +10.32
H =1- = 1- = 0.850
ro 26.606
2 2
J = × ( d+ bf – t ) × t³ = × ( 45 + 45 – 5 ) × 5³ = 7.083 × 105 mm
3 3
𝐺 ×𝐽 80000 × 7.083 × 10⁵
Fcrz = = = 930.353 MPa
Ag × ro² 8.604× 26.606²
Fcry = Fcr = 167.066 MPa
𝐹𝑐𝑟𝑦 + 𝐹𝑐𝑟𝑧 4 × 𝐹𝑐𝑟𝑦 × 𝐹𝑐𝑟𝑧 × 𝐻
Fcr =( ) ( 1 − √1 − )
2×𝐻 (xo + yo)²
167.066 + 930.353 4 × 67.066 × 930.353 × 0.850
=( ) ( 1 − √1 − )
2 × 0.850 ( 0 + 10.3 )²
= 161.946 MPa
Φc × Pn ≥ Pu
0.9 × 139.338 ≥ Pu
125.404 kN ≥ 83.181 kN (OK!)
37
BAB VI
PERHITUNGAN SAMBUNGAN
Data :
Baut Grade 8.8 M12 × 30
Fnv = 372 MPa lc = 15 mm
Fy = 240 MPa lc1 = 40 mm
Fu = 370 MPa tp = 7 mm
ɸ = 0.75 d = 12 mm
n =2 t = 5 mm
Sambungan Baut dengan Mekanisme Tumpu Gambar 6.1 HTB Grade 8.8
Perhitungan Baut
db =12 mm
dp = db + 2 mm =14 mm
l = 52 mm
38
ɸ × Rn = 0.75 × 84.144 = 63.108 kN / baut
Baut 3 M10
ɸ × Rn × 3 = 0.75 × 63.108 × 3 = 189.325 kN
Baut 2 M10
ɸ × Rn × 2 = 0.75 × 63.108 × 2 = 126.217 kN
Kuat Nominal Sambungan baut ditentukan oleh kuat nominal tumpu baut (kuat
nominal terkecil)
3. Perhitungan kuat nominal batang tarik akibat block shear
Φ = 0.75
Agv = 2 (t × 150) = 2 (5 × 150) = 1500 mm2
Anv = Agv – (2.5 × t × dp) × 2
= 1500 – (2.5 × 5 × 14) × 2
= 1150 mm2
Agt = 2 × (t × 25) = 2 × (5 × 25) = 250 mm2
Ant = Agt – (0.5 × t × dp) × 2
= 250 – (0.5 × 5 × 14) × 2
= 180 mm2 Gambar 6.3 Block shear
Ubs =1
Jadi kuat tarik rencana = 211.95 kN (ditentukan oleh kondisi Block Shear)
39
φRn (kN) Kebutuhan φRn (kN) Kebutuhan
No. Batang Pu (kN) No. Batang Pu (kN)
@2 baut Baut @3 baut Baut
3 0.184 2 1 83.181 3
5 9.688 2 2 77.231 3
7 3.896 2 4 81.332 3
9 11.687 2 6 68.65 3
11 7.642 2 8 71.166 3
13 14.397 2 10 60.069 3
15 11.444 2 12 60.999 3
17 17.548 2 14 51.487 3
90.909
19 30.227 2 16 50.833 3
21 17.548 2 18 42.906 146.853 3
23 11.444 2 20 50.833 3
25 14.397 2 22 51.487 3
27 7.642 2 24 60.999 3
29 11.687 2 26 60.069 3
31 3.896 2 28 71.166 3
33 9.688 2 30 68.65 3
Jumlah 32 31 81.332 3
Total Kebutuhan Baut (x2) 64 34 83.181 3
35 77.231 3
Tabel 6.1 Perhitungan kebutuhan baut batang Jumlah 57
tengah Total Kebutuhan Baut (x2) 114
Tabel 6.2 Perhitungan kebutuhan
baut batang atas dan bawah
Jadi semua sambungan baut telah memenuhi syarat (Pu ≤ φ.Pn) dan total
kebutuhan baut seluruhnya adalah 64 + 114 = 178 baut M12.
40
PENUTUP
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan perencanaan dan perhitungan konstruksi kuda-kuda
rangka baja yang telah dilakukan, dapat disimpulkan:
1. Penentuan spesifikasi dan klasifikasi konstruksi sangat menentukan kemudahan
perhitungan dan pengerjaan konstruksi.
2. Struktur rangka atap dengan tipe fink yang kami rencanakan ini aman menggunakan
profil siku 45 x 45 x 5 pada bagian batang tekan dan batang tariknya, karena telah
memenuhi syarat baik dari segi kelangsingan maupun kekuatannya.
3. Penentuan dimensi batang tekan harus diperhitungkan terhadap panjang batang
yang diperhitungkan. Sedangkan untuk batang tarik hanya diperhitungkan terhadap
gaya dan jumlah perlemahan yang disebabkan oleh jenis dan banyaknya alat
sambung.
4. Gording bisa menggunakan profil C 125 x 65 x 6 x 8 (untuk bagian lenturnya)
dengan catatan dalam perencanaan tanpa menggunakan pengaku lateral.
5. Pada perhitungan balok gording, besarnya dimensi balok selain dipengaruhi oleh
gaya yang bekerja pada penampang juga dipengaruhi oleh jarak antar kuda-kuda
pada konstruksi atap.
6. Untuk sambungan pada struktur rangka atap ini menggunakan jenis sambungan
baut, dengan spesifikasi baut berjenis Grade 8.8, diameter 12 mm, dan panjang
uliran 30 mm. Total kebutuhan baut seluruhnya adalah 178 baut.
7. Penentuan jarak dan letak alat sambung pada perhitungan sambungan tidak boleh
sembarangan, karena perletakkan yang salah akan emmpengaruhi sambungan.
Dalam perencanaan sambungan, diutamakan kekuatan sambungan harus lebih besar
dari kekuatan batangnya.
7.2. Saran
Untuk perbaikan tugas perencanaan atap rangka baja ini di masa mendatang, pada
bagian ini penulis menyampaikan beberapa saran antara lain:
1. Dalam melakukan input data pada program SAP2000 dilakukan dengan teliti sesuai
dengan asumsi-asumsi yang telah ditetapkan sebelumnya sehingga dapat
dilakukan analisis struktur yang mendekati keadaan sebenarnya.
2. Pada perhitungan dimensi gording disarankan menghitung beberapa percobaan
dimensi agar dimensi yang dihasilkan efisien dan sesuai dengan kebutuhan.
41
DAFTAR PUSTAKA
SNI 1729 Tahun 2015 tentang Spesifikasi untuk bangunan gedung baja struktural
42
LAMPIRAN
43
2
3
4
5
6
7
8