Anda di halaman 1dari 40

KONSTRUKSI

RANGKA BATANG
METODE GRAFIS/CREMONA
KONSTRUKSI RANGKA BATANG
Konstruksi rangka batang atau vakwerk
adalah konstruksi yang terdiri dari susunan
batang-batang lurus yang ujung-ujungnya
dihubungkan satu sama lain sehingga
membentuk konstruksi segitiga – segitiga.

Sambungan dari ujung-ujung tadi dinamakan

titik buhul dan sambungan


tersebut dihungbungkan dengan perantara
pelat buhul
KONSTRUKSI RANGKA BATANG
Rangka batang adalah susunan
elemen-elemen linier yang membentuk
segitiga atau kombinasi segitiga, sehingga
menjadi bentuk rangka yang tidak dapat
berubah bentuk bila diberi beban eksternal
tanpa adanya perubahan bentuk pada satu
atau lebih batangnya. Setiap elemen tersebut
dianggap tergabung pada titik hubungnya
dengan sambungan sendi. Sedangkan
batang-batang tersebut dihubungkan
sedemikian rupa sehingga semua beban dan
reaksi hanya terjadi pada titik hubung.
Prinsip – prinsip Umum Rangka Batang

a. Prinsip Dasar Triangulasi


Prinsip utama yang mendasari penggunaan rangka
batang sebagai struktur pemikul beban adalah
penyusunan elemen menjadi konfigurasi segitiga yang
menghasilkan bentuk stabil. Pada bentuk segiempat
atau bujursangkar, bila struktur tersebut diberi beban,
maka akan terjadi deformasi masif dan menjadikan
struktur tak stabil. Bila struktur ini diberi beban, maka
akan membentuk suatu mekanisme runtuh (collapse),
sebagaimana diilustrasikan pada gambar berikut ini.
Struktur yang demikian dapat berubah bentuk dengan
mudah tanpa adanya perubahan pada panjang setiap
batang. Sebaliknya, konfigurasi segitiga tidak dapat
berubah bentuk atau runtuh, sehingga dapat dikatakan
bahwa bentuk ini stabil
Pada struktur stabil, gaya eksternal menyebabkan
timbulnya gaya pada batang-batang. Gaya-gaya tersebut
adalah gaya tarik dan tekan murni.
Lentur (bending) tidak akan terjadi selama gaya
eksternal berada pada titik nodal (titik simpul). Bila
susunan segitiga dari batang-batang adalah bentuk
stabil, maka sembarang susunan segitiga juga
membentuk struktur stabil dan kukuh. Hal ini
merupakan prinsip dasar penggunaan rangka batang
pada gedung. Bentuk kaku yang lebih besar untuk
sembarang geometri dapat dibuat dengan memperbesar
segitiga-segitiga itu. Untuk rangka batang yang hanya
memikul beban vertikal, pada batang tepi atas
umumnya timbul gaya tekan, dan pada tepi bawah
umumnya timbul gaya tarik. Gaya tarik atau tekan ini
dapat timbul pada setiap batang dan mungkin terjadi
pola yang berganti-ganti antara tarik dan tekan.
Langkah-langkah penyelesaian rangka batang dengan
Cremona :
1. Tentukan reaksi tumpuan yang terjadi (∑M = 0, ∑V = 0, ∑H = 0)

2. Tentukan skala penggambaran misal 1 : 100 (disarankan skala


jangan terlalu kecil karena ketelitian metode Cremona
tergantung pada skala yang digunakan)

3. Analisis gaya dimulai dari simpul yang maksimal mempunyai


Dua Batang yang belum diketahui gaya batangnya

4. Inventarisir gaya2 pada simpul tersebut sesuai arah jarum jam


dimulai dari gaya yang paling awal diketahui besarnya

5. Gambar polygon gaya berdasarkan urutan tersebut sesuai dengan


skala

6. Polygon gaya harus berbentuk polygon tertutup


Perjanjian gaya batang :

Gaya yang menjauhi titik simpul merupakan gaya


tarik (+)

Gaya yang mendekati titik simpul merupakan


gaya tekan (-)
Langkah Pertama Mencari Reaksi Tumpuan
 RA = RB = 6P : 2
 RA = RB = 600 kg
 Beri notasi pada setiap batang dan simpul
Langkah kedua tentukan skala penggambaran,

misal diambil 1 : 100 ( 1 cm pada gambar mewakili 100 kg gaya )


Langkah ketiga, simpul yang hanya memiliki maksimal Dua
batang yang belum diketahui adalah simpul A dan B,
gambar dimulai dari simpul A.

Langkah keempat inventarisir gaya2 pada simpul A (dimulai


dari gaya yang paling awal diketahui)

Urutan penggambaran RA – ½ P – a1 – b1
Urutan penggambaran RA – ½ P – a1 – b1
Terakhir Batang B1, Ingat Gambar Diagram Harus Polygon Tertutup
Hapus gambar-gambar yang tidak dibutuhkan

Bagaimana menentukan gaya tarik atau tekan?


Plotkan arah gerak vektor pada diagram kesimpul A

Terlihat gaya batang a1 mendekati simpul, berarti


gaya tekan ( – )
Gaya batang b1 menjauhi simpul, berarti gaya tarik
(+)
Simpul A Sudah, beralih kesimpul berikutnya dengan
syarat hanya ada maksimal Dua Batang yang
belum diketahui.

Di Simpul C ;

a1 , P ( sudah diketahui )
a2 , d1 , t1 ( belum
diketahui) = Tiga Batang

Simpul C belum bisa


dikerjakan
Simpul D

b1 ( sudah diketahui )
t1 ,  b2 ( belum diketahui ) = Dua Batang
Simpul D bisa dikerjakan

Sebelumnya, batang b1 sudah diketahui (+)


maka b1 digambarkan menjauhi Simpul D
Urutan penggambaran ; b1 – t1 – b2
Urutan penggambaran ; b1 – t1 – b2
Terakhir batang b2, b2 harus menutup diawal mulai menggambar

Terlihat semua garis b2 tidak bisa menutup


Bagaimana agar b2 bisa menutup, maka t1 harus nol
( tidak ada gaya yang bekerja di batang t1 )
sehingga batang b2 bisa balik kebelakang menutup diawal
penggambaran ( b2 berhimpit dengan b1 ).
Plotkan arah vector b2 di Simpul D

b 2menjauhi Simpul D = gayatarik (+)


b1 (+) = b2 (+)
Sekarang Simpul C sudah bisa dikerjakan
Sekarang Simpul C sudah bisa dikerjakan

t1 = 0
a1 = tekan (-) , P = 200kg
a2 dan d1 belum diketahui
urutan penggambaran = t1 – a1 – P – a2 – d1
Plotkan arah vector a2 dan d1 ke Simpul C

a2 mendekati simpul = gaya tekan (-)


d1mendekat isimpul = gaya tekan (-)
Kesimpul berikutnya Simpul F
a2 telah diketahui (-)
P = 200kg
a3 dan t2 belum diketahui
urutan penggambaran = a2 – P – a3 – t2
Simpul E
Batang yang belum diketahui d2 dan b3
Urutan penggambaran
b2 – d1 – t2 – d2 – b3
Simpul H
t3 dan b4 belum diketahui
urutan penggambaran b3 – t3 – b4
Simpul G
Batang yang belum diketahui  a4 dan d3
Urutan penggambaran =
t3 – d2 – a3 – P – a4 – d3
Simpul  J

Batang yang belum diketahui a5 dan t4


Urutan penggambaran =
a4 – P – a5 – t4

Simpul I
Simpul I
d4, dan b5 belum diketahui
Urutan penggambaran =
b4 – d3 – t4 – d4 – b5
Simpul L
Simpul K
Gaya Batang (kg)
Batang
Tarik (+) Tekan (-)
a1 1000
a2 800
a3 800
a4 800
Terakhir buat tabel gaya a5 800
batang, ukur panjang tiap a6 1000
b1 866.03
batang kemudian dikalikan b2 866.03
factor skala b3
b4
519.62
519.62
b5 866.03
b6 866.03
t1 - -
t2 200
t3 - -
t4 200
t5 - -
d1 200
d2 346.41
d3 346.41
d4 200

Anda mungkin juga menyukai