Anda di halaman 1dari 94

Teknologi bahan konstruksi

Dosen Pengasuh :
Ely Mulyati, ST, MT
Capaian pembelajaran
Material –material bahan bangunan/konstruksi
Pengantar Teknologi beton
Kebutuhan Penyelidikan
Perancangan Campuran Beton
Pengerjaan Beton
Pengujian, Evaluasi, perawatan dan perbaikan
struktur beton
Teknologi Kayu
Teknologi Baja dan Logam Lain
Bahan – bahan Bangunan /Konstruksi :
Kayu
Baja
Logam
Beton
Bahan bangunan tambahan :
 Cat
 Tanah liat
 Plastik
 Kapur
 dll
BETON
TEKNOLOGI BETON
Pendahuluan
 Secara umum kita melihat bahwa perkembangan industri
konstruksi di indonesia mengalami perkembangan yang sangat
pesat. Hampir 60 % bangunan konstruksi di Indonesia
menggunakan Beton (concrete). Beton yang digunakan dalam
pekerjaan sipil diguanakn untuk bangunan pondasi, kolom,
balok, pelat atau pelat cangkang. Dalam teknik sipil hidro beton
digunakan untuk bangunan air seperti bendunan, saluran, dan
untuk pekerjaan rigid pavement (lapis keras permukaan yang
kaku), saluran samping, gorong-gorong, dan lainya. Jadi beton
hampir digunakan dalam semua aspek ilmu teknik sipil.
Artinya , semua struktur dalam teknik sipil akan menggunakan
beton, minimal dalam pekerjaan pondasi.
Deskripsi beton
Menurut Tri Mulyono, MT dalam Teknologi Beton mendifinisikan
bahwa beton merupakan fungsi dari bahan penyusunya yang
terdiri dari bahan semen hidrolik (Portland cement), agregat
kasar, agregat halus, air dan bahan tambah (Admixture dan
Additive).
Untuk mengetahui dan mempelajari perilaku elemen gabunan
(bahan-bahan penyusun beton ), kita memerlukan pengetahuan
mengenai karekteristik masing-masing komponen.
Para perencana (engineer) dapat mengembangkan pemlihan
material yang layak komposisinya sehingga diperolah beton yang
efisien, memenuhi kekuatan batas yang disyaratkan oleh perencana
dan memenuhi serviceability yang dapat diartikan juga sebagai
pelayanan yang handal dengan memenuhi kriteria ekonomi.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
BETON
KELEBIHAN : KEKURANGAN :
 Dapat dengan mudah Benrtuk yang dibuat sulit
dibentuk sesuai dengan diubah.
kebutuhan konstruksi
Pelaksanaan pekerjaan
 Mampu memikul beban
membutuhkan ketelitian
yang berat
 Tahan
yang tinggi.
terhadap
temperatur yang tinggi. Berat.
 Biaya pemeliharaan Daya pantul suara yang
yang kecil besar.
SIFAT DAN KARAKTERISTIK YANG
DIBUTUHKAN PADA PERANCANGAN BETON
1. KUAT TEKAN BETON
Kekuatan tekan merupakan salah satu kinerja utama
beton. Kekuatan tekan adalah kemampuan beton
untuk menerima gaya tekan persatuan luas.
Penentuan kuat tekan beton dapat dilakukan dengan
menggunakan alat uji tekan dan benda uji berbentuk
silinder dengan prosedur ASTM C-39 atau Kubus
dengan prosedur BS- 1881 part 115; part 116 pada umur
28 hari.
MATERIAL –MATERIAL BETON
AIR
SEMEN BAHAN
TAMBAH
AGREGAT

BETON
SEMEN
Sejarah Semen
Semen adalah bahan yang bertindak sebagai pengikat
untuk agregat. Jika dicampur dengan air, semen
menjadi PASTA. Dengan proses waktu dan panas
reaksi kimia akibat campuran air dan semen
menghasilkan sifat perkerasan pada semen.
Penemu semen (semen portland) adalah Jopseph
Aspdin tahun 1824, seorang tukang batu
berkebangsaan Inggris. Dinamakan semen portland,
karena awalnya semen yang dihasilkan mempunyai
warna serupa dengan tanah liat alam di Pulau
Portland.
SEMEN
SEMEN
HIDROLIK SEMEN NON
HIDROLIK
SEMEN ALAM

SEMEN POZOLAN

SEMEN TERAK

KAPUR HIDROLIK

SEMEN PUTIH

SEMEN ALUMINA

SEMEN PORTLAND PALING BANYAK


DIGUNAKAN
SEMEN PORTLAND POZOLAN
Semen Non Hidrolik : tidak dapat mengikat dan mengeras didalam
air, akan tetapi dapat mengeras di udara. Contohnya Kapur

Semen Hidrolik : sebagian besar (65%-75%) bahan kapur hidrolik


terbuat dari batu gamping, yaitu kalsium karbonat beserta bahan pengikutnya
berupa silika, aluminia, magnesia dan oksida besi.
 Semen Pozolan : sejenis bahan yang mengandung silisium atau aluminium, yang
tidak mempunyai sifat penyemenan, butiranya halus dan dapat beraksi dengan
kalsium hidroksida pada suhu ruang serta menbentuk senyawa-senyawa yang
mempunyai sifat-sifat semen.
 Semen Terak : semen hidrolik yang sebagian besar terdiri dari suatu campuran
seragam serta kuat terak tanur kapur tinggi dan kapur tohor.
 Semen Alam : dihasilkan melaui pembakaran batu kapur yang mengandung
lempung pada suhu lebih rendah dari suhu pengerasan.
 Semen Portland : dihasilkan dengan menggilaing klinker yang terdiri dari
kalsium silikat hidrolik, yang umumnya mengandung satu atau lebih bentuk
kalsium sulfat sebagai bahan tambahan yang digiling bersama-sama dengan
bahan utamanya
PROSES PEMBUATAN SEMEN
PROSES BASAH PROSES KERING

Bagian Digiling Bagian Dicampur

Bagian Digiling Digiling

Bagian Digiling Bubuk Kasar

TANUR SEMEN (14000C)


klinker semen portland
Granulasi (Udara dingin atau air)
Klinker + bahan dicampur (Gypsum)
Jenis SEMEN Portland
Pembagian tipe semen berdasarkan ASTM:
Tipe I : semen biasa (normal semen) digunakan untuk pembuatan beton bagi konstruksi beton
yang tidak dipengaruhi oleh sifat-sifat lingkungan yang mengandung bahan-bahan sulfat,
perbedaan temperatur yang ekstrim.
Aplikasinya : jalan, jembatan-jembatan, bangunan beton bertulang, tangki waduk, pipa-pipa,
batako.
Tipe II : digunakan untuk pencegahan serangan sulfat dari lingkungan terhadap bangunan beton
seperti struktur bangunan air/drainase dengan kadar konsentrasi sulfat tinggi dalam tanah.
Tipe III : semen dengan waktu perkerasan yg cepat (high early strength PC). Semen portland
dengan kekuatan tinggi. Kekuatan yang seharusnya 28 hari bisa dicapai dalam 1
minggu.digunakan pada struktur-struktur bangunan yang bekestingnya harus cepat dibuka dan
akan segera dipakai kembali.
Tipe IV : semen portlad dengan panas hidrasi rendah, yang dipakai untuk bangunan
dam/bendungan, bangunan-bangunan masif, dengan tujuan panas yang terjadi sewaktu hidrasi
merupakan faktor penentu bagi keutuhan beton.semen kondisi dimana kecepatan dan jumlah
panas yang timbul harus minimum.
Tipe V : Semen penangkal sulfat. Digunakan untuk bangunan yang lingkungannnya banyak
mengandung sulfat, terutama pada tanah/air dengan kadar sulfat tinggi.
Pengaruh sulfat dan tipe semen yang
dianjurkan
Tingkat Prosentase Sulfat (SO4) Tipe Semen yang
Pengaruh Sulfat Larutan Sulfat dalam contoh Air Boleh Dipakai
(SO4) dalam (PPM)
contoh Tanah
Diabaikan 0.00 – 0.10 0 – 150 I

positif 0.10– 0.20 150 – 1500 II

Menentukan 0.20 – 2.00 1500 – 10000 V

Sangat 2.00 – lebih 10000 - lebih V + Pozolan


menentukan
FILM PROSES PEMBUATAN SEMEN
AIR
AIR
SUMBER – SUMBER AIR :
 Air yang terdapat di udara
 Air Hujan
 Air Tanah
 Air Permukaan
 Air Laut :
Um u m A I R
Syarat n har u s be rs ih , tidak
puran beto
n t uk c a m au bahan r g anis at
g u na ka n u l kal i, z a t o r yang
ya n g d i , a s a m , a ikn ya ai
Air u n g m inyak la n g a n . Se b a
g an d on atau tu
boleh men m e r us a k b e t
d a p a t d im inum
i nya yan g dapat air ta w ar yang
la alah
dipakai ad
Batasan Maksimum Kandungan Zat
Kimia Air Adukan Beton
KANDUNGAN UNSUR KIMIA MAKSIMUM KONSENTRASI

1. Chloride, CL
 Beton Pratekan 500 ppm *
 Beton Bertulang 1000 ppm*

2. Sulfat, SO4 1000 ppm *

3. Alkali (Na2O + 0,658 K2O) 600 ppm *

4. Total Benda Padat (Solid) 50000 ppm *


* ppm ( parts per million)
AGREGAT
Agregat adalah : bahan berbutir,
seperti pasir, kerikil, batu pecah,
yang dipakai bersama media
pengikat untuk membentuk beton.
Komposisi agregat berkisar 65% -
70% dari berat campuran beton.
Fungsinya : sebagai bahan pengisi.
JENIS – JENIS AGREGAT

AGREGAT BERAT AGREGAT NORMAL AGREGAT RINGAN

BIJI BESI, AGREGAT


AGREGAT AGREGAT ALAM
TERAK,TANUR TINGGI AGREGAT ALAM BUATAN
BUATAN

TANPA PENGOLAHAN
PECAHAN BATA
PENGOLAHA BATUAN
TERAK TANUR
N BATUAN DENGAN
KERIKIL PASIR
DENGAN PANAS (terak,
PANAS (batu batu tulis,
klinker) lempung)

PASIR GUNUNG
BATUAN BEKU

PASIR SUNGAI
METAMORH

PASIR LAUT

PENGOLAHAN PENGOLAHAN
ENDAPAN
BATUAN

BATUAN

BATUAN BATUAN
DENGAN DENGAN
PANAS (batu PANAS
kapur, batu (lempung, batu
apung) tulis, klorida)

KLASIFIKASI AGREGAT BERDASARKAN SUMBER MATERIAL


PENGOLAHAN AGREGAT ALAM

SUMBER MATERIAL
(QUARRY)

AGREGAT KASAR AGREGAT HALUS


(sumber gunung batu, sungai) (sumber Gunung pasir, sungai)

PENGEBORAN, PELEDAKAN,
PENGGALIAN ( EXCAVATING) PENGGALIAN

PENGANGKUTAN
(HAULING)

PENIMBUNAN BAHAN
BAKU

PEMECAHAN BATU
(STONE CRUSHER)

PENYIMPANAN BAHAN
DAN DISTRIBUSI
AGREGAT BERDASARKAN BENTUK :
1. AGREGAT BULAT
 Terbentuk oleh pengikisan air atau pergeseran. Rongga
udara minimum 33 %, rasio permukaanya kecil
2. AGREGAT BULAT SEBAGIAN ATAU TIDAK TERATUR
Terbentuk karena pergeseran. Rongga udara 35% - 38%
sehingga membutuhkan pasta semen agar mudah
dikerjakan.
3. AGREGAT BERSUDUT
Terbentuk ditemapat potongan bidang-bidang dengan
permukaan kasar, rongga udara berkisar 38% -40%
sehingga butuh lebih banyak pasta semen.
AGREGAT BERDASARKAN TEKSTUR
PERMUKAAN :
 1. AGREGAT LICIN/HALUS (GLASSY)
 Terbentuk akibat patahnya batuan (rocks) berbutir halus atau batuan
yang berlapis-lapis
 2. BERBUTIR (GRANULAR)
 Pecahan agregat jenis ini berbentuk bulat dan seragam.
 3. KASAR
 Pecahannya kasar dapat terdiri dari batuan berbutir halus atau kasar yang
mengandung bahan berkristal yang tidak dapat terlihat dengan jelas
melalui pemeriksaan visual.
4. KRISALIN (CRISALILINE)
agregat ini mengandung kristal-kristal yang nampak dengan jelas melalui
pemeriksaan visual, kita dapat melihat lubang-lubang pada batuanya.
5. BERBENTUK SARANG LEBAH (HONEYCOMBS)
terdapat lubang-lubang pada batuanya.
AGREGAT BERDASARKAN UKURAN
BUTIR NOMINAL :
Ukuran agregat dapat mempengaruhi kekuatan tekan beton.
Untuk perbandingan bahan-bahan campuran tertentu,
kekuatan tekan beton berkurang bila ukuran maksimum
bertambah besar, dan juga akan menambah kesulitan dalam
pengerjaanya.
Dari ukurannya agregat dpat dibedakan :
1. AGREGAT HALUS : agregat yang semua butirnya menembus
ayakan berlubang 4,8 mm (SII.0052,1980) atau 4, 75
mm(ASTM C33,1982) atau 5,5 mm(BS.812,1976).
2. AGREGAT KASAR : Agregat semua butirnya tertinggal di atas
ayakan berlubang 4,8 mm (SII.0052,1980) atau 4, 75
mm(ASTM C33,1982) atau 5,5 mm(BS.812,1976).
AGREGAT BERDASARKAN GRADASI :
GRADASI AGREGAT: distribusi ukuran agregat, dibedakan
menjadi :
1. Gradasi sela (gap gradation)
 jika salah satu atau lebih dari ukuran butir atau fraksi pada satu
set ayakan tidak ada, maka akan menunjukkan satu garis
horizontal dalam garafiknya.
2. Gradasi menerus
agregat yang semua ukuran butirnya ada dan terdistribusi dengan
baik. Agregat ini paling sering dipakai dalam campuran beton.
3. Gradasi seragam
agregat ini biasa dipakai untuk beton ringan yaitu beton tanpa
pasir.
Contoh analisa saringan untuk
agregat halus :
Lubang Persen berat butir yang lewat ayakan
Ayakan (mm) I II III IV
10 100 100 100 100
4.8 90 -100 90 - 100 90 - 100 95 - 100
2.4 60 -95 75 – 100 85 – 100 95 – 100
1.2 30 – 70 55 - 90 75 – 100 90 – 100
0.6 15 – 34 35 – 59 60 – 79 80 – 100
0.3 5 – 20 8 – 30 12 – 40 15 – 50
0.16 0 - 10 0 - 10 0 - 10 0 - 15

KETERANGAN : - Daerah gardasi I = Pasir Kasar


- Daerah Gradasi II = Pasir Agak Kasar
- Daerah Gradasi III = Pasir Halus
- Daerah Gradasi IV = Pasir Agak Halus
BAHAN TAMBAH
Bahan kimia pembantu (chemical admixtures) dan bahan –
bahan lain merupakan bahan tambahan (additive) kepada
beton. Jumlahnya sedikit tapi pengaruhnya cukup besar
pada beton.
ADMIXTURE atau Bahan Tambah didefinisikan dalam
ASTM C. 125-1995 :61 dan ACI SP – 19 : sabagai material
selain air, agregat dan semen sebelum atau selama
pengadukan berlangsung.
Bahan tambah digunakan untuk memodifikasi sifat dan
karekteristik dari beton misalnya untuk untuk dapat dengan
mudah dikerjakan, penghematan, atau untuk tujuan lain
seperti penghematan energi.
BEBERAPA ALASAN PENGGUNAAN BAHAN TAMBAH :
MEMODIFIKASI BETON SEGAR, MORTAR DAN GROUTING:

1. Menambah sifat kemudahan pekerjaan tanpa menambah


kandungan air atau mengurangi kandungan air dengan
sifat pengerjaannya yang sama.
2. Menghambat atau mempercepat waktu pengikatan awal
dari campuran beton.
3. Mengurangi atau mencagah secara preventif penurunan
atau perubahan volume beton.
4. Mengurangi segregasi.
5. Mengembangkan dan meningkatkan sifat penetrasi dan
pememompaan beton segar.
6. Mengurangi nilai slump.
MEMODIFIKASI BETON KERAS,
MORTAR DAN GROUTING
a. Menghambat atau mengurangi ekolusi panas selama pengerasan awal
(beton muda).
b. Mempercepat laju pengembangan kekuatan beton pada umur muda.
c. Menambah kekuatan beton (kuat tekan, kuat lentur atau kuat geser
dari beton).
d. Menambah sifat keawetan beton atau ketahanan dari gangguan luar
termasuk serangan garam-garam sulfat.
e. mengurangi kapilaritas dari air.
f. Mengurangi sifat permeabilitas.
g. Mengontral pengembangan yang disebabkan oleh reaksi dari alkali
termasuk alkali dalam agregat.
h. Menghasilkan struktur beton yang baik.
i. Menambah kekuatan ikatan beton bertulang.
j. Mengembangkan ketahanan gaya impact (berulang) dan ketahanan
abrasi.
k. Mencegah korosi yang terjadi pada baja (embeded metal).
l. Menghasilakan warna tertentu pada beton atau mortar.
JENIS – JENIS BAHAN KIMIA BANTU :
1. Jenis A – Mengurangi Air (Water reducer)
2. Jenis B – Memperlambat pengikatan (Retarder)
3. Jenis C – Mempercepat pengikatan (Accelerator)
4. Jenis D – A + B (water reducer + retarder)
5. Jenis E – A + C ( water reducer + accelarator )
6. Jenis F – Superplasticizer (water reducer + high range)
7. Jenis G – Water reducer & High range & retarder
Selain itu ada juga :
1. Menambah buih udara (Air entrainment)
2. Membuat kedap air (waterproofing)
JENIS A
(WATER REDUCING ADMIXTURE)
Adalah bahan tambah yang mengurangi air
pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan
beton dengan konsistensi tertentu.
WRC digunakan antar lain untuk dengan tidak
mengurangi kadar semen dan nilai slump untuk
memproduksi beton dengan nilai perbandingan atau
rasio faktor air semen (fas) yang rendah, atau dengan
tidak mengubah kadar semen yang digunakan dengan
faktor air semen yang tetap maka nilai slump yang
dihasilkan dapat lebih tinggi.
TIPE B
(RETARDING ADMIXTURE)
RA adalah bahan tambah yang berfungsi untuk
menghambat waktu pengikatan beton.
Penggunaannya untuk menunda waktu pengikatan
beton (setting time) misalnya karena kondisi cuaca
yang panas, atau memperpanjang waktu untuk
pemadatan untuk menghindari cold joints dan
menghindari dampak penurunan saat beton segar
pada saat pengecoran.
TIPE C
(ACELARATING ADMIXTURE)
AA adalah bahan tambah yang berfungsi untuk
mempercepat pengikatan dan pengembangan
kekuatan awal beton.
Bahan ini digunakan unruk mengurangi waktu
lamanya pengeringan (hidrasi ) dan mempercepat
pencapaian kekuatan beton.
Contohnya : kalsium klorida, bromida, karbonat,
silikat, senyawa organik (tri etanolamin).
Dosis 2 % dari berat semen yang digunakan.
TIPE D
(WATER REDUCING AND RETARDING ADMIXTURE)
Adalah bahan tambah yang berfungsi ganda yaitu
mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan
untuk menghasilkan beton dengan konsistensi
tertentu dan menghambat pengikatan awal.
Bahan ini digunakan untuk menambah kekuatan
beton. Bahan ini juga akan mengurangi kandungan
semen yang sebanding dengan pengurangan
kandungan air.
Hampir semua bahan ini Berwujud cair.
TIPE E
(WATER REDUCING AND ACCELERATING ADMIXTURE)
Adalah bahan tambah yang berfungsi ganda yaitu
mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan
untuk menghasilkan beton dengan konsistensi
tertentu dan mempercepat pengikatan awal.
Bahan ini semuanya berwujud cair.
Kondisi yang di kehendaki adalah kuat tekan beton
yang tinggi tetapi kecepatan pengikatan yang
diinginkan dapat lebih tinggi.
TIPE F
(WATER REDUCING, HIGH RANGE ADMIXTURE)
Adalah bahan tambah yang berfungsi mengurangi
jumlah air pencampur yang diperlukan untuk
menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu,
sebanyak 12 % atau lebih.
Kadar pengurangan air dalam bahan ini lebih tinggi
sehingga diharapkan kekuatan beton yang dihasilkan
lebih tinggi, tetapi tingkat kemudahan pekerjaan juga
lebih tinggi.
Dosis 2 % dari berat semen, dosis yang berlebihan akan
mengurangi kekuatan tekan beton.
Bahannya disebut SUPERPLASTISIZER
TIPE G
(WATER RETARDING, HIGH RANGE RETARDING ADMIXTURE)

 Adalah bahan tambah yang berfungsi mengurangi


jumlah air pencampur yang diperlukan untuk
menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu,
sebanyak 12 % atau lebih dan juga untuk
menghambat pengikatan beton.
Biasanya digunakan untuk kondisi pekerjaan
sempit karena sedikitnya sumber daya yang
mengelola beton yang sebabkan oleh keterbtasan
ruang kerja.
DENGAN ATAU TIDAK
SEMEN PORTLAND MENGGUNAKAN BAHAN
PASTA SEMEN TAMABAH

AIR
AGREGAT KASAR BETON

JENIS BETON
DITAMBAHKAN :
TULANGAN, SERAT, AGREGAT
RINGAN, PRESTRESS, PRECAST,
DAN LAINNYA.
BETON BERTULANG, BETON
SERAT, BETON RINGAN, BETON
PRESTRESS, BETON PRACETAK,
DAN LAINYA

GAMBAR PROSES TERJADINYA BETON


KEKUATAN
BETON
UMUR BETON
Kekuatan tekan beton akan bertambah dengan naiknya umur
beton. Kekuatan beton akan naik secara cepat (linier) sampai
umur 28 hari. Tetapi setelah itu kenaikanya akan kecil.
Kekuatan tekan beton pada kasus –kasus tertentu terus akan
bertambah sampai bebarapa tahun dimuka. Biasanya kekuatan
tekan rencana beton dihitung pada 28 hari. Untuk struktur
yang menghendaki kekuatan awal yang tinggi maka campuran
dikombinasikan dengan semen khusus atau ditambah dengan
bahan kimia dengan tetap meggunakan jenis semen tipe1. laju
kenaikan umur beton sangat tergantung dari penggunaan
bahan penyusunya yg paling utama adalah semen karena semen
cenderung secara langsung memperbaiki kinerja tekanya.
Kekuatan Tekan Beton ( f ' c)
 Kuat tekan mengidentifikasikan mutu dari sebuah struktur. Semakin
tinggi tingkat kekuatan struktur yang dikehendaki, semakin tinggi
pula mutu beton yang dihasilkan. Kekuatan beton dinotasikan sebagai
berikut :
f’c = Kekuatan tekan beton yang disyaratkan (MPa)

fck = Kekuatan tekan beton yang didapatkan dari hasil uji kubus 150 mm atau
silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm
fc = Kekuatan tarik dan hasil uji belah silinder beeton (MPa)
Kekuatan tekan beton rata-rata yang dibutuhkan, sebagai dasar
F’cr = pemilihan perancangan campuran beton (MPa)
S = Deviasi standar (s) (MPa)

Menurut Standar Nasional Indonesia , kuat tekan harus memenuhi 0,85 f’c untuk
kuat tekan rata-rata dua silinder f’c + 0.82 s untuk rata-rata empat buah benda uji
yang berpasangan. Jika tidak memenuhi, maka mengikuti ketentuan selanjutnya.
Faktor – faktor yang mempengaruhi kekuatan tekan beton

Bahan – bahan Metode perawatan Keadaan pada


penyusun beton pencampuran saat dilakukan
percobaan

Air Semen Agregat admixture Penentuan


proporsi
bahan, dll
mutu
halus kasar
pengadukan pembasahan suhu waktu
FAS

Kehalusan pengecoran
butir Jumlah
Bentuk Kadar Suhu Keadaan Cara
pemadatan dan air benda perm. peme
Komposisi ukuran benda uji Landasan beban
kimia Komposisi benda uji benda uji an
kimia uji

Perbandingan Kekuatan Bentuk Susunan gradasi Reaksi Karakteri


agregat/ semen batuan dan permukaan kimia stik panas
ukuran
KEBUTUHAN
PENYELIDIKAN
KEBUTUHAN PENYELIDIKAN
Kebutuhan penyelidikan terhadap bahan –bahan
penyusun beton dilakukan untuk memahami sifat-
sifat dan karakteristik bahan-bahan tersebut serta
untuk menganalisis dampaknya terhadap sifat dan
karakteristik beton ayang dihasilkan, baik pada
kondisi beton segar, beton muda ataupun eton yang
telah mengeras.
PROSES PENYELIDIKAN :
PENGAMBILAN SAMPEL
PERENCANAAN SAMPEL
HIRARKI PENYELIDIKAN BETON
KEBUTUHAN VOLUME SURVEY PENDAHULUAN DI QUARRY
PEKERJAAN

ASPEK EKONOMI
KELAYAKAN MATERIAL SECARA PRAKTIS Suvey
(jarak angkut, harga, kualitas, dll) pendahuluan

PERNCANAAN KEBUTUHAAN SAMPEL


(mempertimbangkan aspek ekonomi dan statistik)

METODE PENGAMBILAN SAMPEL

PENGUJIAN SAMPEL (prosedur standar)


PROSEDUR STANDAR DAN
KAIDAH STATISTIK Pengujian bahan
ANALISIS DATA penyusun

PERANCANGAN CAMPURAN, PENGADUKAN,


PENGAMBILAN CONTOH UJI BETON SEGAR SERTA
PENGUJIANYA

PERAWATAN, PENGUJIAN BETON KERAS Pengujian beton

EVALUASI DAN REKOMENDASI PELAPORAN


PERANCANGAN
CAMPURAN
PERANCANGAN CAMPURAN
Campuran beton merupakan perpaduan dari
komposit material penyusunnya. Karakteristik dan
sifat bahan akan mempengaruhi hasil rancangan.
Perancangan campuran beton dimaksudkan untuk
mengetahui komposisi atau proporsi campuran dari
bahan – bahan penyusun beton.
Hal ini dilakukan agar proporsi campuran dapat

memenuhi syarat teknis dan ekonomis.


Dalam menentukan proporsi campuran dapat
digunakan beberapa metode yang dikenal :
1. METODE AMERICAN CONCRETE INSTITUTE
(ACI).
2. PORTLAND CEMENT ASSOCIATION
3. ROAD NOTE NO. 4
4. BRITISH STANDART ATAU DEPARTEMENT OF
ENVIRONMENT
5. DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
6. CARA COBA - COBA
1. Metode American Concrete Institute (ACI)
Metode American Concrete Institute (ACI)
mensyaratkan suatu campuran perancanngan beton
dengan mempertimbangkan sisi ekonomisnya dengan
memperhatikan ketersediaan bahan-bahan
dilapangan, kemudahan pekerjaan, serta keawetan
pekerjaan beton. Cara ACI melihat bahwa dengan
ukuran agregat tertentu, jumlah air perkubik akan
menentukan tingkat konsistensi dari campuran beton
yang pada ahirnya akan mempengaruhi pelaksanan
pekerjaan (workability)
ROAD NOTE NO. 4

Cara ini disimpulkan dari hasil


penelitian glanvile yang ditekankan
pada pengaruh gradasi agregat
terhadap kemudahan pengerjaan.
METODE STANDAR NASIONAL
INDONESIA
Perancangan cara inggris atau dikenal dengan Metode
Departemen Pekerjaan Umum yang tertuang dalam SK.
SNI.T – 15 -1990 – 03 “ Tata cara pembuatan rencana
campuran beton Normal” merupakan adopsi dari cara
Department of Environment (DoE), Building Reasearch
Estamblisment, Britain.

PORTLAND CEMENT ASSOCIATION


Metode desain campuran Portlan Cement Association
(PCA) pada dasarnya serupa dengan ACI sehingga secara
umum hasilnya kan saling mendekati
PENGERJAAN
BETON
Proses keseragaman Pembuatan Beton

SPESIFIKASI
DAN PERENCANAAN BETON

MATERIAL PENYUSUN BETON


EVALUASI (Semen, Agregat, Air, Bhan tambah
(sampel, pengujian, pelaporan) mineral, bahan tambah kimia)

PROSES PENGADAAN
(Batcting , Mixing, transportasi,
pengecoran, finishing, prawatan)

SIFAT DAN KARAKTER BETON


EVALUASI (Reological, mekanikal, kimiawi,
(sampel, pengujian, pelaporan) elektronikal, dll)

KINERJA BETON
(konstruktibility, kekuatan,
durabilitas)
BAGAN ALIR PERENCANAAN
PEMBANGUNAN

Pengolahan Proyek (Owner)

Konsultan Perencana
(Consultant)

Membuat Rencana Membuat Rencana


(Perencanaan) (Perencanaan)

Bestej +Gambar (Spesifikasi


Teknik + Gambar)

Pemilihan Pemborong
(Tender)

Pelaksanaan Proyek
(Construction )
BAGAN ALIR AKTIFITAS PENGERJAAN BETON
Spesifikasi Teknik

Karakteristik kekuatan
rencana Penyelidikan bahan-
bahan penyusun beton

Sifat beton lain yang


Pengambilan Sampel
diinginkan

Pengujian sampel bahan


Tidak
Penyusun
Tidak
Perancangan Campuran
Labolatorium

Pengolahan beton
ya

Pengangkutan beton
Analisis Hasil dan Pengambilan sampel
Evaluasi bahan beton segar &
Penyusun Penuangan Beton pembuatan benda uji
tekan
Pemadatan beton

Pengambilan sampel
Pekerjaan akhir beton
beton segar &
pembuatan benda uji
tekan
Uji struktur tidak
merusak
Spesifikasi Teknik selesai
PENGERJAAN
BETON
Pencampuran bahan-bahan penyusun beton dilakukan
agar diperoleh suatu komposisi yang solid dari bahan-
bahan penyusun berdasarkan rancangan campuran
beton.
Sebelum diimpelmentasikan dalam pelaksanaan
konstruksi dilapangan , pencampuran bahan dapat
dilakukan di labolatorium.
Komposisi yang baik akan menghasilkan kuat tekan
beton tinggi, tetapi jika pelaksanaanya tidak dikontrol
dengan baik, kemungkinan dihasilkanya beton yang
tak sesuai dengan rencanaakan semakin besar.
Tahapan pelaksanaan dilapangan
meliputi :
A. persiapan
B. penakaran
C. pengadukan (Mixing )
D. Penuangan atau pengecoran (Placing)
E. Pemadatan (Vibrating)
F. Penyelesaian akhir (Finishing)
G. Perawatan (Curing)
Pengerjaan beton pada cuaca panas
Karena kondisi Indonesia yang panas, pengaruh cuaca
(weathering) pada pengerjaan beton akan sangat
dominan. Batuan di Indonesia terdiri dari batuan
muda yang jika dilakukan crusing batuan tersebut
akan berbentuk memanjang, pipih serta porous, hal
tersebut akan menyebabkan penggunaan semen dan
air lebih banyak yang pada akhirnya akan
memperbesar kemungkinan terjadi segresi dan
bleeding. Hal ini dapat ditanggulangi dengan langkah
perbaikan dengan menambahkan bahan tambah
(admixture).
Temperatur yang tinggi akan mempengaruhi beton segar dan
beton keras, jika tidak diambil langkah-langkah perbaikan,
kerugian yang dapat diakibatkan oleh temperatur tinggi adalah :

1. Penggunaan air lebih banyak.


2. Kehilangan slump dalam waktu yang pendek.
3. Setting lebih cepat.
4. Kesulitan pemdatan.
5. Kemungkinan terjadinya bleeding lebih besar.
6. Penyusutan yang besar diawal pengerasan.
7. Kemungkinan terjadinya cracking besar.
8. Perlu perawatan pada saat setting.
9. Perlu pendinginan material.
10. Durabilitas berkurang.
Tindakan pencegahan :
tindakaan ini dilakukan agar kekuatan dan sifat-sifat beton segar
dapat terjaga.

Bahan – bahan pencampur :


1. Portland semen
-. Mengurangi Penggunaan kadar C3A
-. Perhatikan butir semen karena akan menyebabkan
lebih cepat terjadi prose hidrasi (heat generation).
-. Jumlah semen minimum dapat direduksi dengan
penggunaan bahan tambah atau abu terbang (fly
ash)
2. Agregat
Temperatur agregat harus diperhatikan.
Penyimpanan agregat halus harus dalam kondisi
terlindung

3. Air
Suhu air terutama dalam reservoir harus diperhatikan

4. Bahan tambah
Bahan tambah digunakan sesuai dengan kondisi
lingkungan dan keinginan dari sifat pengerjaan.
PENGUJIAN BETON
1. Pengambilan contoh uji material
Pengambilan contoh uji ini dilakukan agar kondisi
sebenarnya dapat terwakili. Standar dapat dapat
diadopsi mengikuti ASTM D. 3665 “ Practice for random
sampling of construction material” . Aturan
pengambilan sampel mengikuti aturan statistik.
2. PERTIMBANGAN STATISTIK
Dasar – dasar statistik yang digunakan untuk
perencanaan beton dan materialnya digunakan untuk
mengkontrol karakteristik material. Variabel nilai
statistik yang seringkali digunakan dalam pekerjaan
beton adalah variabel mean (rata-rata aritmatik ) dan
standar deviasi. Rata – rata aritmatik yang digunakan
untuk melihat kecenderungan dari data berdasarkan
nilai tengahnya, sedengkan kecenderungan
penyimpangan yang diijinkan dilihat dari standar
deviasinya.
3. Pengujian material
Pengujian material penyusun beton meliputi pengujian
terhadap :
1. Portland semen
2. Air
3. Agregat
4. Bahan tambah
Bentuk dan cara pengujian disesuaikan dengan metode
perancangan campuran beton yang digunakan menurut
SNI. Pengujian material harus mengikuti SK SNI – S-04-
1989-F
BAJA
PENGERTIAN BAJA
 Baja adalah logam paduan dengan besi
 (Fe) sebagai unsur dasar
dan karbon (C) sebagai unsur paduan utamanya.

Kandungan karbon dalam baja berkisar antara 0,2


 % hingga 2,1 %
berat sesuai grade-nya. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai
unsur pengerasan pada kisi kristal atom besi. Baja karbon adalah
baja yang mengandung karbon lebih kecil 1,7 %, sedangkan besi
mempunyai kadar karbon lebih besar dari 1.7 %. Baja mempunyai
unsur-unsur lain sebagai pemadu yang dapat mempengaruhi

Material
 baja unggul jika ditinjau dari segi kekuatan, kekakuan
dan daktilit
asnya.
BAJA STRUKTUR adalah suatu jenis baja yang
berdasarkan pertimbangan ekonomi, kekuatan dan
sifatnya, cocok untuk pemikul beban.

APLIKASI BAJA :
Penyangga atap
Hanggar
Jembatan
Menara Antena
Penahan tanah
Fondasi tiang pancang
Dll…
Keuntungan dan Kerugian Baja
Keuntungan : Kerugian
 Kekuatan cukup tinggi  Memerlukan
dan merata. pemeliharaan tetap
 Tampang relatif kecil (biaya pemeliharaan
 Struktur ringan besar)
 Pelaksanaan dan  Kekuatan baja
pengawasan dalam proses dipengaruhi oleh
pembuatan mudah temperatur
 Dapat dibongkar pasang (  Batang struktur yang
dapat dipakai ulang) langsing mengakibatkan
 Proses pengangkutan Mudah terjadi bahaya
mudah. tekuk (buckling).
Jenis- Jenis Baja (Types of Steel)
Baja secara umum dapat dikelompokkan atas 2 jenis yaitu :
Baja karbon (Carbon steel)
Baja paduan (Alloy steel)
1. Baja Karbon (carbon steel)
Baja karbon dapat terdiri atas :
 Baja karbon rendah (low carbon steel)
Machine, machinery dan mild steel (0,05 % – 0,30% C ) Sifatnya mudah ditempa
dan mudah di mesin  
 Penggunaannya:
•          0,05 % – 0,20 % C : automobile bodies, buildings, pipes, chains, rivets, screws,
nails.
•          0,20 % – 0,30 % C : gears, shafts, bolts, forgings, bridges, buildings
 Baja karbon menengah (medium carbon steel )
Kekuatan lebih tinggi daripada baja karbon rendah.
Sifatnya sulit untuk dibengkokkan, dilas, dipotong.
  Penggunaan:
0,30 % – 0,40 % C : connecting rods, crank pins, axles.
0,40 % – 0,50 % C : car axles, crankshafts, rails, boilers,
auger bits, screwdrivers.
0,50 % – 0,60 % C : hammers dan sledges
Baja karbon tinggi (high carbon steel)  tool steel
       Sifatnya sulit dibengkokkan, dilas dan dipotong.
Kandungan 0,60 % – 1,50 % C
       Penggunaan :
screw drivers, blacksmiths hummers, tables knives, screws,
hammers, vise jaws, knives, drills. tools for turning brass
and wood, reamers, tools for turning hard metals, saws for
cutting steel, wire drawing dies, fine cutters
2. Baja Paduan (Alloy steel)
 Tujuan dilakukan penambahan unsur yaitu:
 Untuk menaikkan sifat mekanik baja (kekerasan, keliatan,
kekuatan tarik dan sebagainya)
 Untuk menaikkan sifat mekanik pada temperatur rendah
 Untuk meningkatkan daya tahan terhadap reaksi kimia
(oksidasi dan reduksi)
 Untuk membuat sifat-sifat spesial
 Baja paduan yang diklasifikasikan menurut kadar karbonnya
dibagi menjadi:
 Low alloy steel, jika elemen paduannya ≤ 2,5 %
 Medium alloy steel, jika elemen paduannya 2,5 – 10 %
 High alloy steel, jika elemen paduannya > 10 %
 Baja paduan juga dibagi menjadi dua golongan yaitu baja
campuran khusus (special alloy steel) &high speed steel.
Baja Paduan Khusus (special alloy steel)
Baja jenis ini mengandung satu atau lebih logam-logam seperti
nikel, chromium, manganese, molybdenum,       tungsten dan
vanadium. Dengan menambahkan logam tersebut ke dalam baja
maka baja paduan tersebut            akan merubah sifat-sifat
mekanik dan kimianya seperti menjadi lebih keras, kuat dan ulet
bila dibandingkan                terhadap baja karbon (carbon steel).
High Speed Steel (HSS) Self Hardening Steel
Kandungan karbon : 0,70 % – 1,50 %. Penggunaan membuat alat-
alat potong seperti drills, reamers, countersinks, lathe tool bits
dan milling cutters. Disebut High Speed Steel karena alat potong
yang dibuat dengan material tersebut dapat dioperasikan dua kali
lebih cepat dibanding dengan carbon steel. Sedangkan harga dari
HSS besarnya dua sampai empat kali daripada carbon steel
Jenis Lainnya :
Baja dengan sifat fisik dan kimia khusus:
Baja tahan garam (acid-resisting steel)
Baja tahan panas (heat resistant steel)
Baja tanpa sisik (non scaling steel)
Electric steel
Magnetic steel
Non magnetic steel
Baja tahan pakai (wear resisting steel)
Baja tahan karat/korosi
Dengan mengkombinasikan dua klasifikasi baja
menurut kegunaan dan komposisi kimia maka
diperoleh lima kelompok baja yaitu:

Baja karbon konstruksi (carbon structural steel)


Baja karbon perkakas (carbon tool steel)
Baja paduan konstruksi (Alloyed structural steel)
Baja paduan perkakas (Alloyed tool steel)
Baja konstruksi paduan tinggi (Highly alloy structural
steel)
Syarat Mutu Baja Tulangan Beton:
Sifat tampak
Baja tulangan beton tidak boleh menganudng serpihan,
lipatan, retakan, cema (luka pd besi beton yang terjadi
karena proses cenai) yang dalam dan hanya
diperkenankan berkara ringan pada permukaan.

Bentuk
Besi tulangan polos, permukan batang baja tulangan
beton harus tidak bersirip

Baja Tulangan Beton Sirip (Defom)
KAYU
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
KAYU
KELEBIHAN KEKURANGAN
1. Mempunyai kekuatan tinggi 1. Sifat yang kurang homogen
serta beratnya rendah. dengan cacat-cacat alam seperti
2. Mempunyai daya tahan yang arah serat, mata kayu dan
tinggi terhadap pengaruh kimia sebagainya.
dan listrik. 2. Bebarapa kayu bersifat kurang
3. Mudah dikerjakan awet dalam keadaan tetentu.
4. Relatif murah harganya. 3. Dapat memuai dan menyusut
5. Mudah didapat. dengan perubahan kelembapan,
meskipun tetap elastis.
4. Untuk balok yang dibabani
dalam waktu yang lama akan
terjadi kelendutan yang relatif
besar.
SIFAT – SIFAT KAYU
ADA 3 SIFAT – SIFAT KAYU :
1. SIFAT KIMIA
secara umum komponen kimia terdiri dari 3 unsur :
a. unsur karbohidrat, terdiri dari selulosa dan
semi selulosa.
b. Unsur non karbohidrat, yang terdiri dari lignin.
c. Unsur yang diendapkan dalam kayu selama proses
pertumbuhan yang dinamakan zat ekstraktif.
2. Sifat Fisik
Sebagian besar dari sifat kayu mempengaruhi sifat
mekanik kayu. Diantara sifat fisik kayu yang
berpengaruh besar adalah kadar air kayu, penyusutan
kayu dan berat jenis kayu .
Sekian &
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai