Dosen Pengasuh :
Ely Mulyati, ST, MT
Capaian pembelajaran
Material –material bahan bangunan/konstruksi
Pengantar Teknologi beton
Kebutuhan Penyelidikan
Perancangan Campuran Beton
Pengerjaan Beton
Pengujian, Evaluasi, perawatan dan perbaikan
struktur beton
Teknologi Kayu
Teknologi Baja dan Logam Lain
Bahan – bahan Bangunan /Konstruksi :
Kayu
Baja
Logam
Beton
Bahan bangunan tambahan :
Cat
Tanah liat
Plastik
Kapur
dll
BETON
TEKNOLOGI BETON
Pendahuluan
Secara umum kita melihat bahwa perkembangan industri
konstruksi di indonesia mengalami perkembangan yang sangat
pesat. Hampir 60 % bangunan konstruksi di Indonesia
menggunakan Beton (concrete). Beton yang digunakan dalam
pekerjaan sipil diguanakn untuk bangunan pondasi, kolom,
balok, pelat atau pelat cangkang. Dalam teknik sipil hidro beton
digunakan untuk bangunan air seperti bendunan, saluran, dan
untuk pekerjaan rigid pavement (lapis keras permukaan yang
kaku), saluran samping, gorong-gorong, dan lainya. Jadi beton
hampir digunakan dalam semua aspek ilmu teknik sipil.
Artinya , semua struktur dalam teknik sipil akan menggunakan
beton, minimal dalam pekerjaan pondasi.
Deskripsi beton
Menurut Tri Mulyono, MT dalam Teknologi Beton mendifinisikan
bahwa beton merupakan fungsi dari bahan penyusunya yang
terdiri dari bahan semen hidrolik (Portland cement), agregat
kasar, agregat halus, air dan bahan tambah (Admixture dan
Additive).
Untuk mengetahui dan mempelajari perilaku elemen gabunan
(bahan-bahan penyusun beton ), kita memerlukan pengetahuan
mengenai karekteristik masing-masing komponen.
Para perencana (engineer) dapat mengembangkan pemlihan
material yang layak komposisinya sehingga diperolah beton yang
efisien, memenuhi kekuatan batas yang disyaratkan oleh perencana
dan memenuhi serviceability yang dapat diartikan juga sebagai
pelayanan yang handal dengan memenuhi kriteria ekonomi.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
BETON
KELEBIHAN : KEKURANGAN :
Dapat dengan mudah Benrtuk yang dibuat sulit
dibentuk sesuai dengan diubah.
kebutuhan konstruksi
Pelaksanaan pekerjaan
Mampu memikul beban
membutuhkan ketelitian
yang berat
Tahan
yang tinggi.
terhadap
temperatur yang tinggi. Berat.
Biaya pemeliharaan Daya pantul suara yang
yang kecil besar.
SIFAT DAN KARAKTERISTIK YANG
DIBUTUHKAN PADA PERANCANGAN BETON
1. KUAT TEKAN BETON
Kekuatan tekan merupakan salah satu kinerja utama
beton. Kekuatan tekan adalah kemampuan beton
untuk menerima gaya tekan persatuan luas.
Penentuan kuat tekan beton dapat dilakukan dengan
menggunakan alat uji tekan dan benda uji berbentuk
silinder dengan prosedur ASTM C-39 atau Kubus
dengan prosedur BS- 1881 part 115; part 116 pada umur
28 hari.
MATERIAL –MATERIAL BETON
AIR
SEMEN BAHAN
TAMBAH
AGREGAT
BETON
SEMEN
Sejarah Semen
Semen adalah bahan yang bertindak sebagai pengikat
untuk agregat. Jika dicampur dengan air, semen
menjadi PASTA. Dengan proses waktu dan panas
reaksi kimia akibat campuran air dan semen
menghasilkan sifat perkerasan pada semen.
Penemu semen (semen portland) adalah Jopseph
Aspdin tahun 1824, seorang tukang batu
berkebangsaan Inggris. Dinamakan semen portland,
karena awalnya semen yang dihasilkan mempunyai
warna serupa dengan tanah liat alam di Pulau
Portland.
SEMEN
SEMEN
HIDROLIK SEMEN NON
HIDROLIK
SEMEN ALAM
SEMEN POZOLAN
SEMEN TERAK
KAPUR HIDROLIK
SEMEN PUTIH
SEMEN ALUMINA
1. Chloride, CL
Beton Pratekan 500 ppm *
Beton Bertulang 1000 ppm*
TANPA PENGOLAHAN
PECAHAN BATA
PENGOLAHA BATUAN
TERAK TANUR
N BATUAN DENGAN
KERIKIL PASIR
DENGAN PANAS (terak,
PANAS (batu batu tulis,
klinker) lempung)
PASIR GUNUNG
BATUAN BEKU
PASIR SUNGAI
METAMORH
PASIR LAUT
PENGOLAHAN PENGOLAHAN
ENDAPAN
BATUAN
BATUAN
BATUAN BATUAN
DENGAN DENGAN
PANAS (batu PANAS
kapur, batu (lempung, batu
apung) tulis, klorida)
SUMBER MATERIAL
(QUARRY)
PENGEBORAN, PELEDAKAN,
PENGGALIAN ( EXCAVATING) PENGGALIAN
PENGANGKUTAN
(HAULING)
PENIMBUNAN BAHAN
BAKU
PEMECAHAN BATU
(STONE CRUSHER)
PENYIMPANAN BAHAN
DAN DISTRIBUSI
AGREGAT BERDASARKAN BENTUK :
1. AGREGAT BULAT
Terbentuk oleh pengikisan air atau pergeseran. Rongga
udara minimum 33 %, rasio permukaanya kecil
2. AGREGAT BULAT SEBAGIAN ATAU TIDAK TERATUR
Terbentuk karena pergeseran. Rongga udara 35% - 38%
sehingga membutuhkan pasta semen agar mudah
dikerjakan.
3. AGREGAT BERSUDUT
Terbentuk ditemapat potongan bidang-bidang dengan
permukaan kasar, rongga udara berkisar 38% -40%
sehingga butuh lebih banyak pasta semen.
AGREGAT BERDASARKAN TEKSTUR
PERMUKAAN :
1. AGREGAT LICIN/HALUS (GLASSY)
Terbentuk akibat patahnya batuan (rocks) berbutir halus atau batuan
yang berlapis-lapis
2. BERBUTIR (GRANULAR)
Pecahan agregat jenis ini berbentuk bulat dan seragam.
3. KASAR
Pecahannya kasar dapat terdiri dari batuan berbutir halus atau kasar yang
mengandung bahan berkristal yang tidak dapat terlihat dengan jelas
melalui pemeriksaan visual.
4. KRISALIN (CRISALILINE)
agregat ini mengandung kristal-kristal yang nampak dengan jelas melalui
pemeriksaan visual, kita dapat melihat lubang-lubang pada batuanya.
5. BERBENTUK SARANG LEBAH (HONEYCOMBS)
terdapat lubang-lubang pada batuanya.
AGREGAT BERDASARKAN UKURAN
BUTIR NOMINAL :
Ukuran agregat dapat mempengaruhi kekuatan tekan beton.
Untuk perbandingan bahan-bahan campuran tertentu,
kekuatan tekan beton berkurang bila ukuran maksimum
bertambah besar, dan juga akan menambah kesulitan dalam
pengerjaanya.
Dari ukurannya agregat dpat dibedakan :
1. AGREGAT HALUS : agregat yang semua butirnya menembus
ayakan berlubang 4,8 mm (SII.0052,1980) atau 4, 75
mm(ASTM C33,1982) atau 5,5 mm(BS.812,1976).
2. AGREGAT KASAR : Agregat semua butirnya tertinggal di atas
ayakan berlubang 4,8 mm (SII.0052,1980) atau 4, 75
mm(ASTM C33,1982) atau 5,5 mm(BS.812,1976).
AGREGAT BERDASARKAN GRADASI :
GRADASI AGREGAT: distribusi ukuran agregat, dibedakan
menjadi :
1. Gradasi sela (gap gradation)
jika salah satu atau lebih dari ukuran butir atau fraksi pada satu
set ayakan tidak ada, maka akan menunjukkan satu garis
horizontal dalam garafiknya.
2. Gradasi menerus
agregat yang semua ukuran butirnya ada dan terdistribusi dengan
baik. Agregat ini paling sering dipakai dalam campuran beton.
3. Gradasi seragam
agregat ini biasa dipakai untuk beton ringan yaitu beton tanpa
pasir.
Contoh analisa saringan untuk
agregat halus :
Lubang Persen berat butir yang lewat ayakan
Ayakan (mm) I II III IV
10 100 100 100 100
4.8 90 -100 90 - 100 90 - 100 95 - 100
2.4 60 -95 75 – 100 85 – 100 95 – 100
1.2 30 – 70 55 - 90 75 – 100 90 – 100
0.6 15 – 34 35 – 59 60 – 79 80 – 100
0.3 5 – 20 8 – 30 12 – 40 15 – 50
0.16 0 - 10 0 - 10 0 - 10 0 - 15
AIR
AGREGAT KASAR BETON
JENIS BETON
DITAMBAHKAN :
TULANGAN, SERAT, AGREGAT
RINGAN, PRESTRESS, PRECAST,
DAN LAINNYA.
BETON BERTULANG, BETON
SERAT, BETON RINGAN, BETON
PRESTRESS, BETON PRACETAK,
DAN LAINYA
fck = Kekuatan tekan beton yang didapatkan dari hasil uji kubus 150 mm atau
silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm
fc = Kekuatan tarik dan hasil uji belah silinder beeton (MPa)
Kekuatan tekan beton rata-rata yang dibutuhkan, sebagai dasar
F’cr = pemilihan perancangan campuran beton (MPa)
S = Deviasi standar (s) (MPa)
Menurut Standar Nasional Indonesia , kuat tekan harus memenuhi 0,85 f’c untuk
kuat tekan rata-rata dua silinder f’c + 0.82 s untuk rata-rata empat buah benda uji
yang berpasangan. Jika tidak memenuhi, maka mengikuti ketentuan selanjutnya.
Faktor – faktor yang mempengaruhi kekuatan tekan beton
Kehalusan pengecoran
butir Jumlah
Bentuk Kadar Suhu Keadaan Cara
pemadatan dan air benda perm. peme
Komposisi ukuran benda uji Landasan beban
kimia Komposisi benda uji benda uji an
kimia uji
ASPEK EKONOMI
KELAYAKAN MATERIAL SECARA PRAKTIS Suvey
(jarak angkut, harga, kualitas, dll) pendahuluan
SPESIFIKASI
DAN PERENCANAAN BETON
PROSES PENGADAAN
(Batcting , Mixing, transportasi,
pengecoran, finishing, prawatan)
KINERJA BETON
(konstruktibility, kekuatan,
durabilitas)
BAGAN ALIR PERENCANAAN
PEMBANGUNAN
Konsultan Perencana
(Consultant)
Pemilihan Pemborong
(Tender)
Pelaksanaan Proyek
(Construction )
BAGAN ALIR AKTIFITAS PENGERJAAN BETON
Spesifikasi Teknik
Karakteristik kekuatan
rencana Penyelidikan bahan-
bahan penyusun beton
Pengolahan beton
ya
Pengangkutan beton
Analisis Hasil dan Pengambilan sampel
Evaluasi bahan beton segar &
Penyusun Penuangan Beton pembuatan benda uji
tekan
Pemadatan beton
Pengambilan sampel
Pekerjaan akhir beton
beton segar &
pembuatan benda uji
tekan
Uji struktur tidak
merusak
Spesifikasi Teknik selesai
PENGERJAAN
BETON
Pencampuran bahan-bahan penyusun beton dilakukan
agar diperoleh suatu komposisi yang solid dari bahan-
bahan penyusun berdasarkan rancangan campuran
beton.
Sebelum diimpelmentasikan dalam pelaksanaan
konstruksi dilapangan , pencampuran bahan dapat
dilakukan di labolatorium.
Komposisi yang baik akan menghasilkan kuat tekan
beton tinggi, tetapi jika pelaksanaanya tidak dikontrol
dengan baik, kemungkinan dihasilkanya beton yang
tak sesuai dengan rencanaakan semakin besar.
Tahapan pelaksanaan dilapangan
meliputi :
A. persiapan
B. penakaran
C. pengadukan (Mixing )
D. Penuangan atau pengecoran (Placing)
E. Pemadatan (Vibrating)
F. Penyelesaian akhir (Finishing)
G. Perawatan (Curing)
Pengerjaan beton pada cuaca panas
Karena kondisi Indonesia yang panas, pengaruh cuaca
(weathering) pada pengerjaan beton akan sangat
dominan. Batuan di Indonesia terdiri dari batuan
muda yang jika dilakukan crusing batuan tersebut
akan berbentuk memanjang, pipih serta porous, hal
tersebut akan menyebabkan penggunaan semen dan
air lebih banyak yang pada akhirnya akan
memperbesar kemungkinan terjadi segresi dan
bleeding. Hal ini dapat ditanggulangi dengan langkah
perbaikan dengan menambahkan bahan tambah
(admixture).
Temperatur yang tinggi akan mempengaruhi beton segar dan
beton keras, jika tidak diambil langkah-langkah perbaikan,
kerugian yang dapat diakibatkan oleh temperatur tinggi adalah :
3. Air
Suhu air terutama dalam reservoir harus diperhatikan
4. Bahan tambah
Bahan tambah digunakan sesuai dengan kondisi
lingkungan dan keinginan dari sifat pengerjaan.
PENGUJIAN BETON
1. Pengambilan contoh uji material
Pengambilan contoh uji ini dilakukan agar kondisi
sebenarnya dapat terwakili. Standar dapat dapat
diadopsi mengikuti ASTM D. 3665 “ Practice for random
sampling of construction material” . Aturan
pengambilan sampel mengikuti aturan statistik.
2. PERTIMBANGAN STATISTIK
Dasar – dasar statistik yang digunakan untuk
perencanaan beton dan materialnya digunakan untuk
mengkontrol karakteristik material. Variabel nilai
statistik yang seringkali digunakan dalam pekerjaan
beton adalah variabel mean (rata-rata aritmatik ) dan
standar deviasi. Rata – rata aritmatik yang digunakan
untuk melihat kecenderungan dari data berdasarkan
nilai tengahnya, sedengkan kecenderungan
penyimpangan yang diijinkan dilihat dari standar
deviasinya.
3. Pengujian material
Pengujian material penyusun beton meliputi pengujian
terhadap :
1. Portland semen
2. Air
3. Agregat
4. Bahan tambah
Bentuk dan cara pengujian disesuaikan dengan metode
perancangan campuran beton yang digunakan menurut
SNI. Pengujian material harus mengikuti SK SNI – S-04-
1989-F
BAJA
PENGERTIAN BAJA
Baja adalah logam paduan dengan besi
(Fe) sebagai unsur dasar
dan karbon (C) sebagai unsur paduan utamanya.
Material
baja unggul jika ditinjau dari segi kekuatan, kekakuan
dan daktilit
asnya.
BAJA STRUKTUR adalah suatu jenis baja yang
berdasarkan pertimbangan ekonomi, kekuatan dan
sifatnya, cocok untuk pemikul beban.
APLIKASI BAJA :
Penyangga atap
Hanggar
Jembatan
Menara Antena
Penahan tanah
Fondasi tiang pancang
Dll…
Keuntungan dan Kerugian Baja
Keuntungan : Kerugian
Kekuatan cukup tinggi Memerlukan
dan merata. pemeliharaan tetap
Tampang relatif kecil (biaya pemeliharaan
Struktur ringan besar)
Pelaksanaan dan Kekuatan baja
pengawasan dalam proses dipengaruhi oleh
pembuatan mudah temperatur
Dapat dibongkar pasang ( Batang struktur yang
dapat dipakai ulang) langsing mengakibatkan
Proses pengangkutan Mudah terjadi bahaya
mudah. tekuk (buckling).
Jenis- Jenis Baja (Types of Steel)
Baja secara umum dapat dikelompokkan atas 2 jenis yaitu :
Baja karbon (Carbon steel)
Baja paduan (Alloy steel)
1. Baja Karbon (carbon steel)
Baja karbon dapat terdiri atas :
Baja karbon rendah (low carbon steel)
Machine, machinery dan mild steel (0,05 % – 0,30% C ) Sifatnya mudah ditempa
dan mudah di mesin
Penggunaannya:
• 0,05 % – 0,20 % C : automobile bodies, buildings, pipes, chains, rivets, screws,
nails.
• 0,20 % – 0,30 % C : gears, shafts, bolts, forgings, bridges, buildings
Baja karbon menengah (medium carbon steel )
Kekuatan lebih tinggi daripada baja karbon rendah.
Sifatnya sulit untuk dibengkokkan, dilas, dipotong.
Penggunaan:
0,30 % – 0,40 % C : connecting rods, crank pins, axles.
0,40 % – 0,50 % C : car axles, crankshafts, rails, boilers,
auger bits, screwdrivers.
0,50 % – 0,60 % C : hammers dan sledges
Baja karbon tinggi (high carbon steel) tool steel
Sifatnya sulit dibengkokkan, dilas dan dipotong.
Kandungan 0,60 % – 1,50 % C
Penggunaan :
screw drivers, blacksmiths hummers, tables knives, screws,
hammers, vise jaws, knives, drills. tools for turning brass
and wood, reamers, tools for turning hard metals, saws for
cutting steel, wire drawing dies, fine cutters
2. Baja Paduan (Alloy steel)
Tujuan dilakukan penambahan unsur yaitu:
Untuk menaikkan sifat mekanik baja (kekerasan, keliatan,
kekuatan tarik dan sebagainya)
Untuk menaikkan sifat mekanik pada temperatur rendah
Untuk meningkatkan daya tahan terhadap reaksi kimia
(oksidasi dan reduksi)
Untuk membuat sifat-sifat spesial
Baja paduan yang diklasifikasikan menurut kadar karbonnya
dibagi menjadi:
Low alloy steel, jika elemen paduannya ≤ 2,5 %
Medium alloy steel, jika elemen paduannya 2,5 – 10 %
High alloy steel, jika elemen paduannya > 10 %
Baja paduan juga dibagi menjadi dua golongan yaitu baja
campuran khusus (special alloy steel) &high speed steel.
Baja Paduan Khusus (special alloy steel)
Baja jenis ini mengandung satu atau lebih logam-logam seperti
nikel, chromium, manganese, molybdenum, tungsten dan
vanadium. Dengan menambahkan logam tersebut ke dalam baja
maka baja paduan tersebut akan merubah sifat-sifat
mekanik dan kimianya seperti menjadi lebih keras, kuat dan ulet
bila dibandingkan terhadap baja karbon (carbon steel).
High Speed Steel (HSS) Self Hardening Steel
Kandungan karbon : 0,70 % – 1,50 %. Penggunaan membuat alat-
alat potong seperti drills, reamers, countersinks, lathe tool bits
dan milling cutters. Disebut High Speed Steel karena alat potong
yang dibuat dengan material tersebut dapat dioperasikan dua kali
lebih cepat dibanding dengan carbon steel. Sedangkan harga dari
HSS besarnya dua sampai empat kali daripada carbon steel
Jenis Lainnya :
Baja dengan sifat fisik dan kimia khusus:
Baja tahan garam (acid-resisting steel)
Baja tahan panas (heat resistant steel)
Baja tanpa sisik (non scaling steel)
Electric steel
Magnetic steel
Non magnetic steel
Baja tahan pakai (wear resisting steel)
Baja tahan karat/korosi
Dengan mengkombinasikan dua klasifikasi baja
menurut kegunaan dan komposisi kimia maka
diperoleh lima kelompok baja yaitu: