Anda di halaman 1dari 39

AGREGAT

INTRODUCTION

Tu ju a n P e m b e la ja r a n Materi
Mampu memahami Agregat
sebagai bahan campuran
beton semen dan aspal yang
1. Pengertian
digunakan sebagai bahan 2. Fungsi
konstruksi bangunan sipil
Memahami karakter setiap 3. Jenis
jenis agregat yang meliputi 4. Sifat
sifat dan mutu bahan-bahan
tersebut untuk campuran 5. Penggabungan
beton semen dan aspal Agregat
PENGERTIAN

 Agregat adalah material granular, misalnya pasir , kerikil,


batu pecah dan kerak tungku besi, yang dipakai secara
bersama-sama dengan suatu media pengikat untuk
membentuk suatu beton semen hidraulik atau adukan (SK SNI
T-15-1991-03)
 Aggregate is a broad encompassing boulders, cobbles,
crushed stone, gravel, aircooled blast furnace slag, native and
manufactured sands, and manufactured and natural
lightweight aggregates (Building Design and Construction
Handbook, 2000)
 Jadi, agregat adalah
FUNGSI

 Sebagai bahan pengisi (65%-75% volume beton).


 Karakter agregat sangat menentukan kualitas akhir beton
yang dibuat.
 Dalam campuran beraspal 90% material terdiri dari agregat,
maka Agregat mempunyai peranan yang sangat penting
dalam prasarana transportasi, khususnya dalam hal ini pada
perkerasan jalan
WHERE DO AGGREGATES COME FROM?
SUMBER AGREGAT

 ROCK QUARRY
SUMBER AGREGAT

 GRAVEL PIT
SUMBER AGREGAT

 ON LAND DREDGING
SUMBER AGREGAT

 MARINE DREDGING
JENIS

Asal
Berat
Susunan Gradasi
Ukuran Butir
JENIS: ASAL

Alami
a. Dapat diperoleh di daratan maupun di laut
b. Batuan yang berukuran sangat besar dipecah menjadi agregat
dalam ukuran yang lebih kecil
c. Partikel batuan hasil pemecahan biasanya tajam dan bersudut,
berbeda dengan agregat alam yang berbentuk partikel bulat
d. Kerikil yang berasal dari dasar sungai atau bagian pantai yang
dangkal, perlu dicuci, dibuat gradasinya dan kadangkala batu
yang berukuran besar perlu dipecahkan, sebelum dapat
dipergunakan dalam campuran beton

Buatan
Agregat buatan merupakan agregat yang berasal dari hasil
sambingan pabrik-pabrik semen dan mesin pemecah batu
JENIS: BERAT

A G R E G A T B E R A T AGREGAT
a. Un tu k bet on den g a n ber a t NORMAL
vo lu m e t i ng gi ( > 2 4 0 0 a. Untuk beton dengan
kg /m 3 ) , mis a l u n t u k berat volume (1800-
di n din g pa da r ea k t or 2400 )kg/m3
n u k lir b. Dapat dari alam atau
b. Pe ma k a ia n ba ry te ( bi jih buatan
ba r i um s u l fa t) da l a m c. Umumnya memiliki
ca mpu r a n be to n , da pa t berat jenis antara
me n gh a s il k a n ca m pu r a n 2,00 – 2,4
be t on d en ga n ber a t AGREGAT RINGAN
vo lu m e 3 5 0 0 - 4 5 0 0 Dapat menghasilkan Beton :
kg /m 3 a. Deng an berat volume ( 300-1800 ) kg/m3,
c. Be ra t v ol u me y a n g le bih b. Mempunyai insulasi termal yang lebih
tin ggi pa da ca m pu ra n baik dibandingkan dengan beton normal
be t on , diper o le h de n ga n c. modulus e lastisitasnya menjadi rendah
pe ma k ai a n bu t ir a n dan susut maupun rangkaknya menjadi
te mba ga s eba ga i ag r eg at , lebih tinggi
ya it u s e k it a r 7 0 0 0 k g/ m 3
Kelompok Agregat'

Berat’ Normal Ringan

Buatan : Alam : Buatan : Anorganik Organik


Alam :
-Butiran -Pasir &kerikil -Pecahan terak
-Batu Barit
besi/baja -Batu pecah tanur tinggi
asir(BaSO4)
-Bijih besi -Potongan -Pecahan bata
-Bijih mangan besi/baja
-Serbuk gergaji
Serat tumbuhan
Alam : -Plup
-Pasir &kerikil -Pecahan kayu
-Batu pecah -Serutan kayu
-Jerami
-Plastik busa
Buatan :
- Dll
-ALWA
-Expanded Slag
-Bakaran perlit
-Bakaran Vermiculit
-Sisa abu batu bara
-Serat gelas/batuan
-Bakaran obsidian
-Bakaran lempung bekah
SIFAT FISIK AGREGAT

1. B E N T U K P A R T I K E L ( B u t i r ) : B u l a t , t i d a k b e r a t u r a n , be r s u du t , Pipih,
panjang, pipih dan panjang
 Be n tu k par tik e l sa n ga t pe n tin g, ka r en a ber pe ng a ru h te rh a da p wor ka bilit y
beto n plas t is. A gr e g at m a k in bu la t, m a ka fr ik s i a n ta r pa rt ik el m a ki n re n da h
diba n din gk a n ba tu pe c ah . Lu a s per m u ka a n m a k in k eci l, m a k a ju m l a h a ir
ya n g dipe r lu k an u ntu k m en capa i wo rk a bil ity m a kin s edi kit , bet on y an g
dih as ilk a n pot e n si a l m a k in ti n ggi ku a t t ek a n ny a.
  U ntu k m e nda pa tk a n beto n den ga n k u a t t eka n ya ng le bi h tin ggi ( le bi h da r i
80 N /m m 2) , dipa ka i ba tu pe ca h , ka r en a a dan ya ik at an ya n g le bi h k ua t
a n ta ra pe r m u ka a n ba tu peca h ya n g ka s a r de ng an pa s ta s em en s eba ga i
pen gik a tn ya

2. T E K S T U R P E R M U K A A N : L i c i n , k a s a r , m e n g k i l a t , b e r p o r i & r o n g g a , d l l .
 Pe rm u k a an pa r tik e l ya n g le bi h h al u s, cen de ru n g m en gh a s ilk a n beton ya n g
le bi h wo rk a bl e
 Je n is pe rm uk a a n be rv ar ia s i, m u lai da ri ya n g gl as s y s a m pai ya n g kr is ta lin e
 Ba ga i m a na pu n, ik a ta n ya n g lebih k u a t t erj adi pa da a gr ega t ya ng m e m pun ya i
perm uk a a n k a sa r
SIFAT FISIK AGREGAT

3. K E B E R S I H A N : Z a t o r g a n i k , t a n a h l i a t / l u m p u r / d e b u s a n g a t h a l u s ,
Garam chlorida & sulfat, partikel-partikel tidak kekal
 Zat organik umumnya berasal dari zat-zat tumbuhan dan menandung
asam tanin & derivatnya. Terdapat terutama dalam agregat halus
yang berasal dari tegalan. Dapat menghambat ikat awal &
perkembangan kekuatan dari beton.
 Tanah liat/lumpur/debu; mengurangi ikatan pasta semen dan
agregat, bertambahnya air pengaduk beton, sehingga kuat tekan
beton turun; menambah terjadinya susut dan creep. Bahan ini dalam
agregat halus maks. 5% dan dalam agregat kasar maks. 1%.
 Garam chlorida & sulfat kemungkinan terdapat dalam agregat yang
berhubungan dengan air laut. Dapat dihilangkan dengan dicuci. Jika
tidak dicuci menimbulkan karat pada tulangan & menambah volume
beton.
SIFAT FISIK AGREGAT

4. K E T A H A N A N T E R H A D A P : A b r a s i , B e n t u r a n , T e k a n a n , P e l a p u k a n
akibat pengaruh cuaca & reaksi alkali :
 Seringkali dipakai sebagai indikator kualitas
 Rendahnya ketahanan agregat, menyebabkan hancurnya agregat
saat pencampuran sehingga menambah prosentase agregat halus.
 Kekuatan dan Durabilitas beton turun.

5. BERAT JENIS DAN BERAT ISI :


A. BERAT JENIS :
• Berat jenis absolut : perbandingan antara berat masa dengan berat
air. Volume benda = volume masif, tanpa pori. (Benda uji dibuat
tepung)
• Berat jenis nyata : Volume benda termasuk volume tidak tembus air
& tidak termasuk volume kapiler yg dpt terisi air
• Berat Jenis SSD : Perbandingan berat jenuh masa dan berat air pada
volume yang sama, Volume benda tidak termasuk volume pori yang
tidak tembus air tapi pori kapiler jenuh air
• Berat jenis kering : Perbandingan berat kering oven dengan volume
jenuh
SIFAT FISIK AGREGAT

B. BERAT ISI : Perbandingan antara berat benda dan isinya dalam


satuan kg/l atau kg/m3
• Berat isi Padat : Berat agregat dipadatkan dalam 3 lapis dan tiap
lapis ditusuk 25 X (digetar)
• Berat isi Gembur : Berat agregat tanpa adanya perlakuan
pemadatan

6. PENYERAPAN DAN KADAR AIR AGREGAT


 Penyerapan adalah kemampuan agregat menyerap air dari kondisi
kering oven sampai kondisi jenuh kering permukaan (SSD)
% Penyerapan = % kadar air SSD
 Kadar air adalah jumlah air yang terdapat di dalam agregat

Dry Air dry ssd Wet


JENIS: SUSUNAN GRADASI

 Gradasi adalah susunan butir agregat sesuai ukurannya. Ukuran butir


agregat dapat diperoleh melalui pemeriksaan analisa saringan.
 Susunan gradasi agregat adalah sebagai berikut:

Gradasi menerus

Gradasi seragam
Gradasi celah
(gap-grading)
JENIS: UKURAN BUTIR

Istilah yang biasanya digunakan berkenaan dengan ukuran


butir agregat, adalah:
 Ukuran maksimum, didefinisikan sebagai ukuran saringan
terkecil yang meloloskan 100 % agregat.
 Ukuran nominal maksimum, didefinisikan sebagai ukuran
saringan terbesar yang masih menahan maksimum dari 10 %
agregat.
Jenis agregat berdasarkan ukuran
butir:
 Agregat Halus
 Agregat Kasar
AGREGAT DALAM
CAMPURAN BETON
KETENTUAN GRADASI AGREGAT
SPEK UMUM BM 2010 REV 3
AGREGAT HALUS

 Agregat Halus (4,75-0,075) mm


 Ukuran butir maksimum 5 mm ( SK SNI T-15-1991-03)
 Ukuran butir maksimum 4,75 mm (ASTM C.33)
PERSYARATAN AGREGAT HALUS

 Terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, dengan indeks


kekerasan ≤ 2,2;
 Harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh
pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan, Sifat kekal,
apabila diuji dengan garam sulfat sbb :
Digunakan Natrium Sulfat, yg hancur maks. 10%
Digunakan Magnesium Sulfat, hancur maks.15%
 Kandungan Lumpur Maksimum 5% untuk kondisi umum, 3 %
kondisi permukaan terabrasi:
 Lumpur = Butir Lolos 0,06 mm (SK SNI S-04-1989 F)
 Lumpur = Butir Lolos 0,075 mm (ASTM C.33)
 Tidak boleh mengandung bahan organik terlalu banyak :
 Direndam larutan NaOH 5%, harus lebih muda atau sama degan
warna pembanding.
KETENTUAN MUTU AGREGAT
SPEK UMUM BM 2010 REV 3
PERSYARATAN AGREGAT HALUS

 Untuk beton dengan tingkat keawetan tinggi, reaksi Agregat halus


terhadap alkali harus negatif.
 Pasir laut tidak boleh dipakai untuk semua mutu beton, kecuali ada
petunjuk dari lab. yang diakui
 Gradasi:
Modulus Kehalusan (Fineness Modulus/FM)
•  1,5 – 3,8 (SK SNI S-04-1989 F)
•  2,3 – 3,1 (ASTM C.33)
Harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya
Susunan butir, harus memenuhi salah satu zona 1, 2, 3, atau 4
(SKBI/ BS.882), dan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
• Sisa di atas ayakan 4,8 mm, maks. 2% berat;
• Sisa di atas ayakan 1,2 mm, maks. 10% berat:
• Sisa di atas ayakan 0,3 mm, maks. 15% berat
UKURAN AYAKAN AGREGAT HALUS

Berat Tertahan % Kumulatif


Sieve Size Contoh
Ukuran Gram %
BS ASTM analisa Saring

(mm) No. ayak an


Rata- Tertahan Tembus
(mm) I II I II
pasir: rata
4,75 4
37,5 0,0 0,0 0,00 0,00 0,00 0,00 100,00
2,36 8
25,0 0,0 0,0 0,00 0,00 0,00 0,00 100,00
1,18 16 19,0 15,4 104,1 0,24 2,22 1,23 1,23 98,77
0,60 30 12,5 317,5 248,4 4,94 5,29 5,12 6,35 93,65
9,5 190,4 199,0 2,96 4,24 3,60 9,95 90,05
0,30 50
4,75 574,4 328,3 8,94 7,00 7,97 17,91 82,09
0,15 100 2,36 74,2 53,3 9,74 10,93 10,34 28,25 71,75
<0,15 <100 1,18 131,2 94,6 17,23 19,40 18,31 46,56 53,44
0,6 171,5 102,1 22,52 20,93 21,73 68,29 31,71
0,3 143,6 106,6 18,86 21,86 20,36 88,65 11,35
0,15 110,9 39,7 14,56 8,14 11,35 100,00 0,00
0,075 0,0 0,0 0,00 0,00 0,00 100,00 0,00
Jumlah 1729,1 1276,1 100 100 100 467,19
FM 4,672
AGREGAT KASAR

 Ukuran butir antara 5 mm-40 mm (SK SNI T-15-1991-03)


 Ukuran butir >4,75 mm (ASTM C.33)

PERSYARATAN AGREGAT KASAR


 Terdiri dari butir-butir yang keras, kadar bagian lemah jika digores
batang tembaga maks. 5% dan jika diuji dengan metoda lain seperti
Tabel 2.1;
 Jumlah butir pipih dan panjang, maksimum 20%;
 Tidak boleh mengandung zat-zat yang merusak beton, seperti zat
reaktif alkali;
 Tidak boleh mengadung lumpur (butir lolos 0,06 mm atau 0,075
mm), maksimum 1%, jika lebih perlu dicuci;
 Bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca,
seperti terik matahari dan hujan, Sifat kekal, apabila diuji dengan
garam sulfat sbb :
Digunakan Natrium Sulfat, yg hancur maks. 12%, Digunakan
Magnesium Sulfat, hancur maks.18%
PERSYARATAN AGREGAT KASAR

 Gradasi :
 Modulus Kehalusan (Fineness Modulus/FM),  6 – 7,1 (SK SNI S-
04-1989 F)
 Harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya.
 Susunan butir, harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
o Sisa di atas ayakan 38 mm, maks. 0% berat;
o Sisa di atas ayakan 4,8 mm, 90%-98% berat;
o Selisih antara sisa kumulatif, di atas dua ayakan berurutan,
maks. 60% dan minimum 10%.
PERSYARATAN AGREGAT KASAR

 Maksimum Butir:
•  Pemakaian agregat kasar dg ukuran maksimum 25 m,
menunjukkan tingkat keberhasilan yang baik dalam produksi
beton.
• Disamping itu, untuk keperluan praktis pelaksanaan struktur
beton bertulang, ukuran maksimum agregat kasar masih perlu
dibatasi sehingga tidak melebihi:
 ¾ jarak bersih minimum antar batang tulangan atau berkas
tulangan beton, atau
 1/5 jarak terkecil antara bidang tepi dari cetakan beton, atau
  1/3 dari tebal pelat beton yang akan dibuat.
PERSYARATAN SUSUNAN BUTIR
AGREGAT KASAR BS.882

Percentage by Mass Passing Sieves


Sieve Size Nominal Size of Graded
Nominal Size of Single Size Aggregate
Aggregate
40 to 5 20 to 5 14 to 5
mm mm mm 40 mm 20 mm 14 mm 10 mm
MM In.
1½ in to ¾ in to ½ in to 1½ in ¾ in ½ in ⅜ in
3/16 in 3/16 in 3/16 in
50 2 100 - - 100 - - -
37,5 1½ 90-100 100 - 85-10 100 - -
20 ¾ 35-70 90-100 100 0-25 85-100 100 -
14 ½ 25-55 40-80 90-100 - 0-70 85-100 100
10 ⅜ 10-40 30-60 50-85 0-5 0-25 0-50 85-100
5 3/16 0-5 0-10 0-10 - 0-5 0-10 0-25
2,36 No.8 - - - - - - 0-5
PERSYARATAN SUSUNAN BUTIR
AGREGAT KASAR ASTM C 33
Percentage by Mass Passing Sieves (Nominal Size)
Sieve Size
40 mm (1½ in) 20 mm (¾ in) 10 mm (⅜ in)
50 mm 2 in 100 - -
37,5 mm 1½ in 95-100 100 -
20 m ¾ in 45-80 95-100 -
Persyaratan Besar 14 mm ½ in - - 100
Butir Agregat
10 mm ⅜ in - - 95-100
Kasar All in
BS.882 5 mm 3/16 in 25-50 35-55 30-65
2,36 mm No.8 - - 20-50
1,18 mm No.16 - - 15-40
0,60 mm No.30 8-30 10-35 10-30
0,30 mm No.50 - - 5-15
0,15 mm No.100 0-8* 0-8* 0-8*

Spek. Agt. All


in,Road Not 4.
Maks butir 19
mm
PERHITUNGAN ANALISA
AYAK UNTUK
CAMPURAN BETON
ISTILAH

 Berat tertahan : berat agregat yang tertahan di masing-


masing ayakan
 Persen tertahan : persentase berat agregat yang tertahan di
masing-masing ayakan terhadap jumlah total agregat
 Tertahan kumulatif : jumlah persentase agregat yang tertahan
pada susunan ayakan (W 1 + W n + 1 )
 Lolos kumulatif : 100% - tertahan kumulatif pada masing –
masing ayakan
 Fineness modulus : indeks kehalusan, didapat dengan
menjumlahkan persentase tertahan kelipatan 2 (dimulai dari
0,15) dibagi dengan 100
CONTOH
AGREGAT HALUS
Ukuran Tertahan Kumulatif SPEK. BS 882-92
Ayakan Berat (gram) Prosen (%) Tertahan Lolos ZONA-1
(mm) I II I II Rata-Rata (%) (%) Min. Maks.
50.00 0.0 0.0 0.00 0.00 0.00 0.00 100.00    
37.50 0.0 0.0 0.00 0.00 0.00 0.00 100.00    
20.00 0.0 0.0 0.00 0.00 0.00 0.00 100.00    
14.00 0.0 0.0 0.00 0.00 0.00 0.00 100.00    
10.00 0.0 0.0 0.00 0.00 0.00 0.00 100.00 100 100
5.00 0.0 0.0 0.00 0.00 0.00 0.00 100.00 89 100
2.36 144.2 144.2 18.79 18.79 18.79 18.79 81.21 60 100
1.18 181.8 181.8 23.69 23.69 23.69 42.48 57.52 30 100
0.60 152.9 152.9 19.92 19.92 19.92 62.41 37.59 15 100
0.30 155.5 155.5 20.26 20.26 20.26 82.67 17.33 5 70
0.15 106.1 106.1 13.83 13.83 13.83 96.49 3.51 0 15
0.075 26.9 26.9 3.51 3.51 3.51 100.00 0.00 0 0
Jumlah 767.4 767.4 100.00 100.00 100.00 402.84     
FM           3.028  4.01 1.15
KURVA GRADASI AGREGAT HALUS
100
L
O 90
L
O
80
S
K
U 70
M
U 60
LA
TI 50
F
(% 40
)
30

20 <0,15 0,15 0,30 0,60 1,18 2,36 5,0 9,5 20,0 37,5

10 UKURAN AYAKAN (MM), DALAM SKALA LOG.

0
CONTOH
AGREGAT KASAR
Ukuran Tertahan Kumulatif SPEK. BS 882-92
Ayakan Berat (gram) Prosen (%) Tertahan Lolos Nominal 20 mm
(mm) I II I II Rata-Rata (%) (%) Min. Maks.
50.00 0.0 0.0 0.00 0.00 0.00 0.00 100.00    
37.50 0.0 0.0 0.00 0.00 0.00 0.00 100.00 100 100
20.00 141.7 201.7 2.16 3.19 2.68 2.68 97.32 85 100
14.00 4096.5 3780.5 62.58 59.72 61.15 63.83 36.17 0 70
10.00 1407.6 1181.4 21.50 18.66 20.08 83.91 16.09 0 25
5.00 837.5 1087.8 12.79 17.18 14.99 98.90 1.10 0 5
2.36 15.6 18.2 0.24 0.29 0.26 99.16 0.84    
1.18 4.6 7.1 0.07 0.11 0.09 99.25 0.75    
0.60 3.6 4.9 0.05 0.08 0.07 99.32 0.68    
0.30 4.1 5.3 0.06 0.08 0.07 99.39 0.61    
0.15 7.5 9.3 0.11 0.15 0.13 99.52 0.48    
0.075 27.3 34.2 0.42 0.54 0.48 100.00 0.00   
Jumlah 6546.0 6330.4 100.00 100.00 100.00 845.95     
FM           6.821  7.15 6.70
KURVA GRADASI AGREGAT KASAR
100
L
O
L 90
O
S 80
K
U 70
M
U
60
LA
TI
F 50
(%
) 40

30
<0,15 0,15 0,30 0,60 1,18 2,36 5,0 9,5 20,0 37,5
20
UKURAN AYAKAN (MM), DALAM SKALA LOG.
10

0
PENGGABUNGAN AGREGAT
METODE ANALITIS
1.   Tentukan 1 nomor ayakan

2. Masukkan ke rumus sebagai berikut:
Y = + Y = angka tengah spek
Yh = lolos kumulatif agr halus
Yk = lolos kumulatif agr kasar
A = persentase agr halus
B = persentase agr kasar
= 100 – A
3. Lakukan pada 3 nomor ayakan, lalu rata-ratakan hasilnya
4. Lakukan metode trial error, hingga batas spesifikasi
terpenuhi

Anda mungkin juga menyukai