Anda di halaman 1dari 28

MATERIAL LOKAL DAN PEMANFAATAN

LIMBAH
HERU PRASETYO NUGROHO
186060100111026
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Konsep Green Building

Green building atau bangunan ramah lingkungan mempunyai kontribusi dalam


menahan laju pemanasan global. Green building adalah salah satu wujud kepedulian
terhadap kelestarian lingkungan dalam bidang konstruksi.
Material Lokal Ramah Lingkungan
Material ramah lingkungan sendiri pada umumnya menyangkut dari
sisi produk material itu sendiri. Material ramah lingkungan adalah
material yang pada saat digunakan dan dibuang, tidak memiliki
potensi merusak lingkungan dan mengganggu kesehatan.
Kriteria Material Ramah Lingkungan

• tidak beracun, sebelum maupun sesudah digunakan


• dalam proses pembuatannya tidak memproduksi zat-zat berbahaya bagi
lingkungan
• dapat menghubungkan kita dengan alam, dalam arti kita makin dekat dengan alam
karena kesan alami dari material tersebut (misalnya bata mengingatkan kita pada
tanah, kayu pada pepohonan)
• bisa didapatkan dengan mudah dan dekat (tidak memerlukan ongkos atau proses
memindahkan yang besar, karena menghemat energi BBM untuk memindahkan
material tersebut ke lokasi pembangunan)
• bahan material yang dapat terurai dengan mudah secara alami
Contoh Material Lokal Ramah Lingkungan
Bambu
• Secara umum, sifatnya ringan, lentur, daya tahan sedang, cocok untuk tanah
yang bergerak (daerah gempa).
• Permukaan bambu sangat tahan terhadap air. Sistem pengudaraan bambu
baik, sedikit menyerap panas, pemantulan sama dengan rumput, yakni 20%.
• Kerapatan bambu sekitar 650 kg/m3, sedangkan untuk buluh sekitar 130–
180 kg/m3.
• Kelemahan dari bambu hampir sama dengan rumput yakni mudah terbakar,
tidak tahan lama, dan dapat menjadi tempat bersarangnya serangga dan
binatang kecil serta jamur.
• Umur bambu bisa diperpanjang dengan cara mengeringkan batang yang
baru dipotong dan diletakkan berdiri pada tempat yang teduh, melepaskan
kadar gula dan tepung dengan merendamnya dalam air tenang, merendam
batang hijau dalam larutan bambu hijau, mengisi bahan lautan ke dalam
batang bambu hijau, dan pengolahan panas dengan berbagai bahan
pelindung.
Contoh Material Lokal Ramah Lingkungan
Kayu
• Kayu dapat digunakan sebagai kolom, konstruksi atap, dinding, lantai,
maupun ornamen dekoratif baik di dalam ruang maupun di bagian
luar ruangan.
• Kemampuan pengisolasian panas dikate-gorikan sedang, penyerapan
panas kecil, dan mampu bertahan terhadap tiupan angin kencang.
• Kerapatan tergantung pada bentuk selnya, antara 200 kg/m3 jenis kayu
balsa, sampai 1250 kg/m3 (lignum viate).
• Kadar kelembaban yang ideal adalah 12–15 %.
• Kelemahan kayu adalah mudah terbakar, pengolahan yang kurang
baik, mudah dimakan serangga, rayap dan serangga perusak lainnya.
Di dalam air/laut kayu mudah dirusak oleh siput. Selain itu, konstruksi
kayu dapat dirusak oleh binatang pengerat, atau jamur yang
menimbulkan kebusukan kering.
Contoh Material Lokal Ramah Lingkungan
Tanah, Tanah Liat dan Pasir
• Penguatan blok tanah liat tekan bisa dibuat dengan penambahan 3 –
20% semen, kapur, bitumen, damar, atau bahan pengikat lainnya
disesuaikan dengan komposisi tanah.
• Tanah liat padat memiliki kerapatan 2100 kg/m3, tanah liat dengan
jerami 1600 kg/m3 dan batu laterit 2100 kg/m3.
• Bahan padat memiliki kekuatan tekan tertinggi (sampai 40 N/mm2),
terutama untuk keawetan, karena secara struktural tidak diperlukan.
Contoh Material Lokal Ramah Lingkungan
Batu Alam
• Kerapatan jenis batu alam bervariasi tergantung jenis batuannya,
contohnya batu koral 1300 kg/m3, basalt 3000 kg/m3, sedangkan
laterit bervariasi menurut komposisi dari porositasnya.
• Kekuatan tekan bervariasi, tergantung dari jenis batuannya, misalnya
batuan endapan, seperti batu tuff vulkanik 20–30 N/mm2, batu kapur
20–180 N/mm2; batuan eruptif lebih tinggi, seperti lava basalitik 80-
150 N/mm2, granit 160–240 N/mm2, clorit 170–300 N/mm2, dan
basalt 250–400 N/mm2, sedangkan batuan metamorfis, seperti
marmer 80–180 N/mm2 dan kuarsit 50–300 N/mm2.
• Batu alam juga memiliki kekurangan, yaitu adanya bahaya gesekan
pada batuan berpori, seperti batu kapur dan pasir oleh benda-benda
keras yang terbawa angin, bahaya korosi karena pencemaran udara,
dan bahaya kerusakan karena pembentukan kristal garam yang
terbawa oleh air laut, tanah, atau adukan yang tidak bersih.
Contoh Material Lokal Ramah Lingkungan
Semen Asbes
• Penggunaannya sangat cocok untuk daerah tropis dengan karakteristik
kedap angin, kemampuan penghantaran panas kecil, penyerapan baik,
dan pemantulan panas rata–rata 25–50%, tergantung pada usia
bahan.
• Kerapatan 2100kg/m2 (2,1 kg/m2 pada pelat dengan tebal 1 cm)
• Kelemahannya adalah adanya resiko rusak saat pengangkutan, baik
melalui darat maupun laut, sensitif terhadap tumbuhan mekanik,
tidak tahan gempa, mudah pecah oleh tekanan.
Pemanfaatan Material Limbah

Pengertian limbah adalah buangan atau material sisa yang dianggap tidak
memiliki nilai yang dihasilkan dari suatu proses produksi, baik industri maupun
domestik (rumah tangga).
• Karakteristik Limbah :
- Berukuran mikro
- Dinamis
- Berdampak luas (penyebarannya)
- Berdampak jangka panjang (antar generasi)

• Faktor yang mempengaruhi kualitas limbah adalah :


- Volume limbah
- Kandungan bahan pencemar
- Frekuensi pembuangan limbah
Jenis – jenis Limbah

Berdasarkan sumbernya limbah digolongkan menjadi :


1. Limbah Organik yang mudah busuk.
Misalnya , sisa sayuran, sisa makanan, dedaunan, potongan rumput, dan kotoran hewan
2. Limbah Organik yang tidak mudah membusuk.
Misalnya , kertas dan kayu
3. Limbah Anorganik.
Misalnya, plastik, pecahan kaca, karet, kaca, botol, dan besi.
4. Limbah berbahaya.
Misalnya, paku, bekas lampu neon, sisa racun tikus atau serangga, obat kadaluarsa dan batu
baterai bekas.
Tujuan Daur Ulang
Daur ulang dan pemanfatan ulang mempunyai beberapa tujuan, antara
lain sebagai berikut :
• Mengurangi jumlah limbah untuk mengurangi pencemaran atau kerusakan
lingkungan.
• Mengurangi penggunaan bahan atau sumber daya alam.
• Mendapatkan penghasilan karena dapat dijual ke masyarakat.
• Melestarikan kehidupan makhluk yang terdapat di suatu lingkungan
tertentu.
• Menjaga keseimbangan ekosistem makhluk hidup yang terdapat di dalam
lingkungan.
• Mengurangi sampah anorganik karena sampah anorganik ada yang dapat
bertahan hingga 300 tahun ke depan.
Contoh Material Limbah Ramah Lingkungan
• NewspaperWood • Recy Block

• Nappy Roofing • Blood Brick


Contoh Material Limbah Ramah Lingkungan
• Bata Botol • Wine Cork Panels

• Plasphalt
PENGGUNAAN MATERIAL LOKAL DAN LIMBAH SEBAGAI STRUKTUR

Pemanfaatan Material Lokal (Pasir Langkap) Sebagai Campuran Agregat Halus


Balok Komposit
Skema pembebanan
PENGGUNAAN MATERIAL LOKAL DAN LIMBAH SEBAGAI STRUKTUR

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu
pengukuran hasil uji coba dalam bentuk grafik, tabel, dan gambar meliputi:
Kuat tekan silinder beton (fc’).
PENGGUNAAN MATERIAL LOKAL DAN LIMBAH SEBAGAI STRUKTUR

Kekuatan teoritik.
Dari analisis yang dilakukan didapatkan kekuatan teoritik seperti pada Tabel 2
berikut ini:
PENGGUNAAN MATERIAL LOKAL DAN LIMBAH SEBAGAI STRUKTUR

Momen Retak Awal (Mcr )


Sesuai dengan definisi dari retak awal adalah retak yang terjadi pada waktu pertama kali dan terjadi
di daerah selimut beton. Dari pengujian geser yang telah dilakukan, didapat hasil momen retak awal
Mcr didapat hasil seperti pada Tabel 3 dan Gambar 4 berikut ini:
PENGGUNAAN MATERIAL LOKAL DAN LIMBAH SEBAGAI STRUKTUR

Kuat Geser
Pengujian kuat geser didapat hasil seperti pada Tabel dan Gambar berikut ini:
PENGGUNAAN MATERIAL LOKAL DAN LIMBAH SEBAGAI STRUKTUR

Lendutan (Δ)
Pada pengujian geser yang dilakukan pada benda uji didapatkan hasil momen maksimum (Mmaks)
pada Tabel dan Gambar berikut ini:
PENGGUNAAN MATERIAL LOKAL DAN LIMBAH SEBAGAI STRUKTUR

Lendutan (Δ)
PENGGUNAAN MATERIAL LOKAL DAN LIMBAH SEBAGAI STRUKTUR
Dari mix desain yang direncanakan untuk 100% balok pasir hitam menghasilkan kuat tekan
karakteristik 23,02 MPa, 100% balok pasir langkap 15,73MPa, dan balok komposit 18,87
MPa. sehingga mix desain yang dibuat masih dapat digunakan, karena tidak merubah
desain balok dengan rencana under reinforced.
Perhitungan teoritik kuat geser sengkang (Vs) semua benda uji mempunyai nilai yang sama
yaitu 20,35 kN, karena semua benda uji menggunakan tulangan sengkang, dan dimensi
balok yang sama. Sedangkan untuk nilai kuat geser beton (Vc) mengalami perubahan. Pada
nilai kuat geser (Vn) nilai kekuatan yang paling baik untuk digunakan adalah balok pasir
hitam kemudian balok komposit selanjutnya yang terkecil adalah 100% balok pasir langkap
dengan nilai berturut-turut sebesar 32,314kN, 31,089 kN, 30,265 kN.
PENGGUNAAN MATERIAL LOKAL DAN LIMBAH SEBAGAI STRUKTUR

Pemanfaatan Limbah Styrofoam Dalam Pembuatan Material Dinding Bangunan


Tabel Hasil Pengujian Berat Jenis, Kadar Air, Penyerapan dan Kuat Tekan
PENGGUNAAN MATERIAL LOKAL DAN LIMBAH SEBAGAI STRUKTUR

Pada pengujian Berat Jenis Komposisi ke-1 sampai ke-5 berat jenisnya di bawah 1000 kg/cm3
sedangkan komposisi ke-6 dan ke-7 di atas 1000 kg/cm3 semuanya termasuk batako ringan,
karena batasan beton ringan adalah 600 - 1600 kg/m3. Perbedaan rata-rata dari berat jenis
setiap komposisi adalah sebesar 0,16 kg/cm3.

Gambar Hubungan Berat Jenis Batako dengan Jumlah styrofoam pada


Komposisi Campuran Batako
PENGGUNAAN MATERIAL LOKAL DAN LIMBAH SEBAGAI STRUKTUR

Gambar Hubungan Prosentase Penyerapan Batako dengan Jumlah Gambar Hubungan Kuat Tekan Batako dengan Jumlah styrofoam pada
styrofoam pada Komposisi Campuran Batako Komposisi Campuran Batako
PENGGUNAAN MATERIAL LOKAL DAN LIMBAH SEBAGAI STRUKTUR

Pembuatan batako dengan bahan dasar dari pasir dan limbah styrofoam sama dengan
cara membuat batako konvensional. Kapasitas dan diameter butiran limbah styrofoam
yang dihasilkan sangat tergantung dari jumlah dan susunan pisau pemotong mesin
pencacah styrofoam. Limbah styrofoam dapat digunakan sebagai pengganti pasir, dengan
komposisi 1 PC : 3 PS : 7 Sty batako yang dibuat sudah memenuhi mutu III. Penggunaan
limbah styrofoam dalam pembuatan batako paling banyak 70 % terhadap jumlah pasir
dan styrofoam atau perbandingan 7 Styrofoam dan 3 Pasir, tetapi perbandingan yang
paling ideal adalah jumlah styrofoam sama dengan jumlah pasir.
Daftar Pustaka
Uniek Praptiningrum Wardhono. 2011. FENOMENA PEMILIHAN BAHAN BANGUNAN
PADA HUNIAN DI SURABAYA DAN PERMUKIMAN DI KALI CODE , Jurnal
Arsitektur KOMPOSISI, Volume 9, Nomor.
Abdulhalim, dkk. 2015. PEMANFAATAN LIMBAH STYROFOAM DALAM PEMBUATAN
MATERIAL DINDING BANGUNAN, Widya Teknika Vol.23 No.2.
Avilatus Sa’adha. 2014. Pemanfaatan Material Lokal (Pasir Langkap)
Sebaga Campuran Agregat Halus Balok Komposit Ditinjau Dari Lendutan,
Jurnal Teknik sipil Unesa.
I Putu Gede Andy Pandy. 2012. Penggunaan material dengan konsep hemat energi,
diambil dari: https://abaslessy.wordpress.com/2012/01/15/287/ (16
pebruari 2019) 21.12
Maxmanroe.com. 2019. Pengertian Limbah: Definisi, Jenis, Karakteristik, dan
Dampaknya,diambildari:https://www.maxmanroe.com/vid/umum/penger
tian-limbah.html/ (12 pebruari 2019) 21.12
Ari.boental. 2016. Aneka Bahan Bangunan Dari Olahan Limbah, diambil
dari:https://www.kaskus.co.id/thread/5756482598e31b98648b4567/ane
ka-bahan-bangunan-dari-olahan-limbah/(11 pebruari 2019) 11.12
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai