Anda di halaman 1dari 13

GEREJA OIKUMENE

SAJAU
BY TSDS INTERIOR ARCHITECTS
Michelle / 212.18.002
Sherly Sephitasari / 212.18.008
DATA PROYEK
◦ Nama Proyek: Gereja Oikumene Sajau
Lokasi: Sajau, Kalimantan Utara
Selesai: Agustus 2018
Luas Bangunan: 277 meter persegi
Jumlah Lantai: 1 lantai
Tinggi Bangunan: 10 meter
◦ Klien: KPP Group
Konsultan Arsitektur: TSDS Interior Architects
Principal Architect: Tony Sofian
Konsultan Desain Interior: TSDS Interior Architects
Principal Architect: Tony Sofian
Konsultan Pencahayaan: Orly
Konsultan Lanskap: TSDS Interior Architects
Kontraktor: Emuna
Kontraktor Fit-Out Interior: Emuna
Foto/Gambar: Mario Wibowo Photography
Sebagai fasilitas peribadatan
umat kristiani, gereja dapat
merepresentasikan respon
arsitekturalnya melalui
berbagai aspek. Dua di
antaranya adalah aspek
alam dan budaya, seperti
yang diterapkan pada gereja
Oikumene di Sajau,
Kalimantan Utara. Gereja
yang didesain oleh TSDS
Interior Architects ini
merespon alam dan budaya
melalui penggunaan material
dan arsitektur tradisional
Kalimantan.
ADAPTASI ARSITEKTUR RUMAH BETANG

Bentuk massa Gereja Oikumene


mengadaptasi bentuk Rumah
Betang sebagai bangunan
arsitektur tradisional
Kalimantan. Adaptasi ini terlihat
di bagian atap dan dinding gereja
yang miring. Atap miring yang
ditopang dinding tersebut juga
memiliki makna filosofis
mengenai bagaimana Tuhan
menyelamatkan manusia dari
dosa.
OPTIMALISASI DETAIL DAN MATERIAL KAYU
◦ Secara visual : gereja ini
menciptakan kesan yang
dekat dengan lingkungan
sekitar karena menggunakan
material alam kayu yang
identik dengan rumah
tradisional Kalimantan.
◦ Material yang dominan
digunakan : kayu bengkirai
dan meranti yang juga
merupakan hasil produksi
dari sawmill di kawasan
perkebunan ini.
◦ Bangunan Gereja Oikumene Sajau ini memiliki
orientasi barat-timur dan punya keunikan pada bentuk
massa-nya.
◦ Pada ketiga sisi fasad, terdapat selasar yang dibatasi
dengan railing kayu.
◦ Bersandingan dengan suara gemeresik dedaunan dan
rerumputan di sampingnya, umat yaitu pengunjung
gereja diajak untuk merasakan semilir angin dan cahaya
matahari yang menelisik lewat kisi-kisi susunan kayu
pada koridor samping gereja sebagai jalan masuk
menuju gereja. Umat diajak untuk terhubung dengan
alam sekitarnya sebelum akhirnya berdoa pada Tuhan,
Sang Pencipta.
◦ Desain gereja ditujukan untuk memiliki sirkulasi udara
yang baik serta penggunaan cahaya matahari untuk
mengurangi penggunaan energi listrik. Bayangan dan
cahaya yang meliputi suasana gereja menghasilkan
perasaan tenang dan hangat.
◦ Cahaya matahari yang menyelusup melewati salib di
dinding gereja, menciptakan suasana yang spiritual.
◦ Kaca berbentuk salib yang dapat memasukkan cahaya matahari ke dalam bangunan diletakkan pada sisi eksterior yang
menghadap ke altar.
◦ Cahaya yang masuk ke dalam bangunan ini menghadirkan suasana interior yang dramatis.
Tampak Altar

Tampak Pintu Masuk


Denah
Daftar Pustaka

◦ https://www.bluprin.com/id/project/gereja-ouikemene
◦ http://www.constructionplusasia.com/id/gereja-oikumene-sajau/

Anda mungkin juga menyukai