Anda di halaman 1dari 18

STUDI ARSITEKTUR

Arsitektur Vernakular Arsitektur Tradisional


Arsitektur vernakular adalah Arsitektur tradisional adalah hasil
arsitektur yang dirancang arsitektur dari kebudayaan setempat
berdasarkan kebutuhan lokal, dan bentukan arsitektur yang diakui
ketersediaan bahan bangunan, dan secara lisan juga turun temurun.
mencerminkan tradisi lokal.

1
TABLE STUDI LITERATUR
PERANCANGAN ARSITEKTUR II

STUDI LITERATUR

01 02 03
STUDI ARSITEKTUR STUDI PRILAKU MASA
STUDI RUMAH TINGGAL
VERNAKULAR PANDEMI (NEW
MASA COVID - 19
LIKUPANG NORMAL)

2
RUMAH ADAT WALEWANGKO
Berbentuk panggung, rumah adat suku yang
mendiami Provinsi Sulawesi Utara itu agak
berbeda dengan rumah panggung
lain. Rumah Wale, begitu sebutan
untuk rumah adat Minahasa. Secara
sederhana, merupakan rumah panggung yang
dibangun di atas tiang dan balok yang di
antaranya terdapat balok yang tidak boleh
disambung.

3
GAYA ARSITEKTUR

Bentuk rumah adat walewangko cenderung sangat simetris jika dilihat dari bagian depan.
Sebagai rumah adat tradisional, rumah walewangko terbuat dari material bangunan yang bersifat
alami. Bagian kontruksi rumah menggunakan kayu yang sangat kokoh dan kuat, sedangkan atap
rumah adat walewangko terbuat dari dedaunan seperti daun rumbia.

Rumah adat walewangko, dibangun dengan konsep rumah panggung. Sebagaimana karakteristik
rumah panggung, tentunya rumah adat ini ditopang beberapa tiang penyangga. Jumlah tiang
penyangga untuk menyangga kontruksi rumah adat walewangko ada sekitar 16 hingga 18 buah.

Selain gaya arsitekturnya yang mengagumkan, rumah adat Sulawesi Utara ini juga memiliki
banyak jendela. Hal ini membuat sirkulasi udara dalam rumah berjalan dengan baik, sehingga
pemiliki rumah akan merasa sangat nyaman berada di dalam rumah.
 

4
KEUNIKAN

Salah satu keunikan dari susunan tangga


yang digunakan sebagai penopang rumah
adat walewangko yaitu semua tiang yang
terpasang tidak boleh disambung dengan
apapun.
Meskipun begitu, kontruksi rumah adat
Sulawesi Utara ini terasa kokoh karena
tiang penyangga yang digunakan terbuat
dari kayu yang sangat kuat.
Untuk akses menuju rumah, ada dua buah
tangga yang terletak dibagian depan rumah
dan satu tangga dibangun di sisi kanan dan
tangga lainnya di sisi kiri.
Pemasangan dua buah tangga di sisi kanan dan sisi kiri ini memiliki makna tersendiri bagi Suku
Minahasa. Mereka percaya jika kedua tangga tersebut dapat mengusir dan mencegah roh jahat yang
masuk ke bagian dalam rumah. Jika ada roh jahat yang hendak masuk ke dalam rumah dengan
memasuki salah satu sisi tangga, maka roh jahat akan turun lagi melalui tangga yang lainnya, begitu
sebaliknya.

5
BAGIAN DEPAN RUMAH ADAT WALEWANGKO

 LESAR
Lesar pada dasarnya sama seperti beranda pada rumah-rumah masa kini.
Bagian rumah ini terletak di area paling depan yang dilengkapi dengan dinding.
Fungsinya adalah sebagai tempat bagi kepala suku dan pemangku adat ketika
melangsungkan maklumat atau pidato kepada penduduk lokal.

 SEKAY
Sekay merupakan sebuah serambi yang juga terdapat di bagian depan rumah. Perbedaan
antara Sekay dengan Lesar adalah dindingnya terletak persis di belakang pintu rumah.
Fungsinya adalah sebagai ruang tamu atau tempat menjamu para tamu ketika pemilik
rumah mengadakan sebuah acara. Selain itu, ruangan ini juga dapat digunakan untuk
mengadakan berbagai acara adat seperti musyawarah atau upacara adat.
 PORES
Pores sebenarnya hampir sama dengan Sekay yaitu sebagai ruangan untuk menerima
tamu yang berkunjung. Namun tamu yang dapat memasuki ruangan ini hanya tamu
yang memiliki hubungan kekerabatan saja dengan pemilik rumah. Fungsi lain dari
Pores adalah sebagai tempat berkumpulnya seluruh anggota keluarga besar. Selain itu,
Pores juga berfungsi sebagai tempat bagi para tamu wanita untuk melakukan berbagai
aktivitas. Bagian rumah ini biasanya langsung tersambung dengan tempat tidur, dapur,
dan ruang makan.

6
BAGIAN BELAKANG & KOLONG RUMAH ADAT
WALEWANGKO
 Pada bagian belakang rumah terdapat beberapa ruangan yang digunakan sebagai tempat
penyimpanan peralatan masak dan peralatan makan. Terdapat juga ruangan yang
digunakan untuk aktivitas cuci-mencuci. Selain itu, ada juga bagian rumah yang disebut
dengan Soldor yang berbentuk loteng pada bagian atas. Fungsi dari Sodor adalah sebagai
tempat penyimpanan hasil panen seperti jagung, padi, dan lain sebagainya.

 Suku Minahasa tidak membiarkan bagian kolong rumahnya terbengkalai begitu saja,
namun mereka memanfaatkannya sebagai tempat penyimpanan beragam alat pertanian
dan benda-benda lainnya seperti kayu, papan, balok, dan gerobak. Selain itu bagian
kolongnya juga biasa digunakan sebagai kandang hewan ternak atau hewan peliharaan.

7
ORNAMENT

Ornament pada bangunan Rumah Walewangko beragam mulai dari bentuk naga di samping kanan
dan kiri bangunan, yang mengartikan tak gentar atau tidak takut (berani), berani yang di pertegas
dengan pengaplikasian warna merah pada ornament bangunan. Selain itu terdapat juga terdapat
motif bunga dan tanaman, yang di pahat pada beberapa tempat di eksterior maupun interior
bangunan. Ornament naga pada rumah minahasa ini berasal dari pengaruh budaya cina begitupula
warna merah yang diterapkan.

8
STRUKTUR & KONSTRUKSI

Keterangan Denah :
1. Teras
2. Porest
3. Kamar Tidur
4. Rg. Tengah Belakang
5. Teras Belakang
6. Dapur

9
STRUKTUR & KONSTRUKSI

Konstruksi Kolong

10
STRUKTUR & KONSTRUKSI

Konstruksi Tangga Pondasi Keterangan :


1. Disebut godong
2. Berupa tiang-tiang kayu
3. Bertumpu diatas batu/umpak

11
STRUKTUR & KONSTRUKSI

Atap Tiang-Tiang
Keterangan : Keterangan :
1. Rangka atap gabungan dari pelana dan limas 1. Kolong bangunan terdiri dari 16 – 18 penyangga
2. Konstruksi kayu atau bambu batangan yang 2. Ukuran Ø 200 – 300 mm
diikat dengan tali ijuk pada usuk dari bamboo 3. Tinggi tiangnya 3 – 5 m
atau kayu 4. Tiang tangga terbuat dari akar pohon besar atau
3. Material penutup atau pelapis disebut rumbia bambu

12
STRUKTUR & KONSTRUKSI

Dinding Pintu & Jendela


Keterangan : Keterangan Pintu :
1. Material dinding dari papan atau anyaman 1. Tinggi pintu sekitar 1 m
bambu 2. Material terbuat dari kayu keras
2. Material dinding penyekat dari kayu lunak (kayu Keterangan Jendela :
cempaka, kayu merah) 3. Konstruksi jendela 2 sayap
3. Menggunakan system sambungan pen 4. Terdapat banyaj jendela di kiri dan kanan
5. Material jendela dari kaca nako atau jalusi

13
RUMAH ADAT BOLAANG MONGONDOW
Rumah Adat Sulawesi Utara lainnya adalah
Rumah Adat Bolaang Mongondow yang
namanya diambil dari sebuah wilayah yang
terletak di provinsi tersebut. Rumah ini
mempunyai atap yang dengan bentuk
melintang dan bubungan lumayan curam.
 Tangga yang ada di bagian depan rumah
berserambi tanpa dinding.

14
GAYA ARSITEKTUR

Sama seperti Rumah Adat Walewengko, Rumah Adat Bolaang Mongondow juga dibangun
dengan konsep rumah panggung. Tiang-tiang yang digunakan untuk menopang rumah juga
berjumlah cukup banyak.
Salah satu hal yang paling mencolok dari gaya arsitektur Rumah Adat Bolaang Mongondow
adalah desain atapnya. Bentuk atap rumahnya dibuat melintang dengan bubungan atap yang
cukup curam.
Jika Rumah Adat Walewengko memiliki dua tangga yang terletak di sisi kanan dan kirinya, Rumah
Adat Bolaang Mongondow hanya memiliki satu tangga saja yang dibangun di bagian depan
rumah. Selain itu, perbedaan antara Rumah Adat Walewengko dan Rumah Adat Bolaang
Mongondow yaitu serambi pada rumah ini tidak memiliki dinding.

15
KEUNIKAN
Uniknya, konstruksi Rumah Adat Bolaang
Mongondow tersebut tidak pernah
direnovasi sedikitpun sejak awal
pembangunannya. Hanya saja cat
rumahnya diganti secara berkala untuk
tetap membuatnya terlihat menarik. Hal
tersebut menandakan bahwa Rumah Adat
Bolaang Mongondow dibangun dengan
material yang sangat kokoh meskipun
masih bersifat alami. Konstruksinya masih
berdiri dengan kokoh meskipun dibangun
beberapa puluh tahun yang lalu.

16
BAGIAN RUMAH ADAT BOLAANG MONGONDOW

 BAGIAN BAWAH
Tersusun atas kayu yang melintang, dimana lebarnya disesuaikan dengan luas bangunan atau disebut
sebagai olad. Setiap bagian dari ruangan bawah rumah, memiliki sebutannya masing-masing. Pada
bagian lantai ruangan dikenal dengan talog, sedangkan tiang penyangga bangunan disebut oigi. Ada
pula bagian bagu sendi yang disebut sebagai kopatudama atau otong. Terakhir, bagian tangga serta
kayu yang membujur dari arah muka rumah hingga belakang rumah disebut langko.

 BAGIAN ATAS
Masyarakat setempat mengenal bagian rumah ini dengan nama katou. Sedangkan tiang raja bangunan
dikenal dengan nama oigi binubungan, kayu bumbungan disebut sebagai bindubungan. Pada bagian
atas rumah terdapat kayu penyangga dengan posisi miring yang berada di antara kayu bunbungan dan
kayu tiang raja. Kayu penyangga yang posisinya miring tersebut dikenal sebagai bentaga. Sedangkan 
kayu penyangga atapnya, yang dikenal dengan lotad. Bagian atap rumah biasanya tersusun atas daun
nipah atau rumbia yang disebut sebagai atop.

17
BAGIAN RUMAH ADAT BOLAANG MONGONDOW

 BAGIAN TENGAH
Pada bagian tengah rumah, terdapat baratan yang merupakan kayu dengan posisi yang
membujur dari muka rumah hingga belakang rumah. Ada juga solabako yang merupakan
tiang penyangga rumah, serta pangarian yang merupakan kayu yang posisinya melintang
diantara tiang rumah. Dan yang terakhir terdapat pintu dan dinding rumah, yang dikenal
sebagai dopi.
Pada umumnya pintu rumah berasal dari bahan alam seperti papan, bambu, kayu nibung
ataupun kayu biasa. Apabila terbuat dari kayu atau papan, maka lebarnya 30 cm, dengan
panjang 2-3 meter dan tebalnya mencapai 2 cm. Sedangkan untuk dinding rumah biasanya
berasal dari bambu atau kayu nibung. Bagian lantainya pun juga terbuat dari bahan bambu
atau kayu nibung. Di ruang tengah rumah ini terdapat tangga yang sejajar dengan pintu
utama rumah yang berada di serambi muka rumah.

18

Anda mungkin juga menyukai