1, Januari2021
ISSN 2656-5889 (cetak) / ISSN 2685-1598 (online)
ABSTRAK
Halte bus adalah fasilitas bagi masyarakat yang sangat berpengaruh besar terhadap
penggunaan sarana transportasi umum sebuah kota. Kota Surabaya memiliki luas wilayah
yang cukup besar. Sebagai kota dagang dan jasa menjadikan aktivitas warganya sangat
membutuhkan akses yang cepat, terutama transportasi. Namun, kebutuhan warga di Kota
Surabaya telah terpenuhi oleh sarana prasarana kota yang cukup memadai. Perilaku
pengguna halte bus berdampak terhadap lingkungan di sekitar halte yang menjadi tidak
teratur, tidak tertib terutama pada waktu tertentu seperti jam masuk kerja dan jam pulang
kerja. Hal yang menarik untuk dipelajari lebih lanjut adalah bagaimana perilaku
pengguna memanfaatkan halte tidak hanya sebagai tempat menunggu, namun juga
sebagai media bertransaksi untuk kepentingan individu. Halte memegang peranan penting
dalam proses koneksi antar-moda transportasi. Halte biasanya ditempatkan pada jaringan
pelayanan angkutan bus. Halte dinilai menjadi garda depan dalam meningkatkan kualitas
pelayanan transportasi. Dengan halte yang bagus, diharapkan transportasi massal jadi
pilihan masyarakat. Transportasi yang aman, nyaman, dan terjangkau.
Kata-kunci: Halte Bus, Kota Surabaya, Prasarana Kota, Perilaku Pengguna, Garda Depan
ABSTRACT
The bus stop is a facility for the community that has a big influence on the use of
public transportation in a city. The city of Surabaya has a large area. As a city of trade
and services, the activities of its citizens really need fast access, transportation. However,
the needs of residents in the city of Surabaya have been met by adequate city
infrastructure. The behavior of bus stop users has an impact on the environment around
the bus stop which becomes irregular, not tertiary, especially at certain times such as
work hours and hours after work. It is interesting to learn more about how user behavior
uses bus stops not only as a place to wait, but also as a medium for transactions for
individual interests. Bus stops play an important role in the connection process between
modes of transportation. The bus stops are usually placed on the bus service network.
Bus stops can be at the forefront of improving the quality of transportation services. With
a good bus stop, it is hoped that mass transportation will be the choice of the community.
Safe, comfortable and affordable transportation.
Keywords: Bus Stop, Surabaya City, City Infrastructure, User Behavior, Front Guard
1
Alan Nisai S. Nur Latifah I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan moda transportasi umum di Kota Surabaya, memberikan beberapa
alternatif bagi pengguna jasa transportasi umum dalam mencapai tujuan. Hal ini juga
didukung oleh perkembangan aplikasi online yang juga merambah di bidang penyedia
jasa transportasi umum berupa ojek online untuk jarak dekat maupun taksi online
untuk kenyamanan pengguna dengan jarak jauh maupun dekat. Banyaknya
kemudahan dalam mengakses transportasi umum, memberikan kesempatan bagi
pihak Pemerintah Kota Surabaya untuk dapat menata kembali keberadaan fasilitas
umum yang mendukung moda transportasi umum salah satunya yaitu halte bus.
Upaya dalam melakukan penataan kembali halte bus di wilayah Kota Surabaya, baru
terlihat di wilayah Surabaya Pusat, Surabaya Timur, Surabaya Selatan.
Pengertian halte dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah perhentian kereta api,
trem, atau bus (biasanya mempunyai ruang tunggu yang beratap, tetapi lebih kecil
daripada stasiun) (KBBI, 2019). Halte bus merupakan tempat untuk menunggu
berupa ruang dengan luasan tertentu dan memiliki penutup di atasnya sehingga
pengguna terlindungi dari hujan maupun sinar matahari. Keberadaan ruang pelindung
di jalan raya sangatlah dibutuhkan di wilayah Kota Surabaya, mengingat cuaca di
negara tropis memiliki dua musim yang ekstrim yaitu musim kemarau dan musim
penghujan. Pengguna halte bus pada umumnya adalah para pengguna
jasa transportasi umum seperti bus, angkutan kota (angkot), ojek dan taksi.
Desain halte bus memiliki perkembangan yang cukup menarik untuk diteliti.
Dijumpainya beragam desain halte bus di wilayah Kota Surabaya memperlihatkan
bahwa Kota Surabaya belum memiliki standar desain yang baku untuk diterapkan di
jalan raya. Keberadaan halte bus adalah sebagai fasilitas umum yang disediakan bagi
masyarakat, dan tentu saja sebagai pengguna yang melakukan aktifitas di fasilitas
tersebut, pengguna menjadi pertimbangan utama dalam melakukan perancangan,
dalam hal ini perancangan sebuah halte bus. Memiliki perilaku yang mengutamakan
kepentingan pribadi, hal ini sangat terlihat saat dijumpai halte dimanfaatkan secara
individu oleh pengguna untuk kepentingan pribadi/peroragan untuk menjual
dagangan, mengamen, juga mengemis sehingga tampilan halte terlihat kumuh dan
berantakan. Sementara halte lainnya dapat dijumpai bersih, dan teratur. Oleh karena
itu, dibutuhkan sebuah penelitian terhadap perilaku pengguna halte, agar halte tidak
dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi yang tentu saja hal ini akan mengganggu
aktifitas yang terjadi di lingkungan halte bus sehingga hal ini dapat memberikan
masukan positif terkait dengan standar desain halte yang perlu dilakukan di wilayah
Kota Surabaya.
Halte Bus
Dalam pedoman teknis perekayasaan tempat perhentian kendaraan penumpang umum,
halte adalah tempat perhentian kendaraan penumpang umum untuk menurunkan dan/atau
menaikkan penumpang yang dilengkapi dengan bangunan (Departement Perhubungan,
2008). Pedoman teknis ini juga mengatur tentang kelengkapan standar dari sebuah halte
bus yaitu memiliki :1). Identitas halte berupa nama dan/atau nomor, 2). Rambu petunjuk,
3). Papan informasi trayek, 4). Lampu penerangan dan 5). Tempat duduk. Untuk fasilitas
tambahan yang diizinkan pada sebuah halte adalah : a). Telepon umum, b). Tempat
sampah c). Pagar, d). Papan iklan/pengumuman. Hal ini telah diatur oleh Direktur
Jenderal Perhubungan darat dalam Keputusan Direktoral Jenderal Perhubungan Darat No.
271/HK.105/ DRJD/96 pada tahun 16 April 1996.
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimana pengaruh visualisasi desain halte bus terhadap perilaku masyarakat yang ada
di wilayah Surabaya?
1.3 Tujuan
Menghadirkan beberapa usulan visualisasi desain yang baik pada desain halte bus di Kota
Surabaya. Dari beberapa usulan tersebut diharapkan dapat diterapkan di beberapa halte
bus Kota Surabaya.
METODE
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yang dilakukan melalui pengumpulan
data, analisis dan diinterpretasikan (Anggito, 2018) . Desain halte bus yang berbeda
dengan lokasi yang berada di wilayah Kota Surabaya menjadi latar belakang pemilihan
ke-2 halte sebagai studi kasus. Lokasi halte yang memiliki akses langsung ke moda
transportasi masyarakat seperti Suroboyo Bus, menampilkan bahwa halte digunakan oleh
masyarakat urban, dimana perilaku pengguna turut mempengaruhi kondisi halte bus.
Perilaku merupakan aktifitas secara fisik yang dilakukan oleh individu yang secara
berulang, sehingga hal ini dapat mempengaruhi fasilitas yang perlu disediakan ataupun
ditiadakan dalam perancangan sebuah halte bus. Pada teori urban design plan aspek
visual dan fungsional merupakan faktor yang perlu diperhatikan dalam perancangan
sebuah fasilitas publik. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan terhadap objek
penelitian, yaitu halte bus dan aktifitas yang dilakukan pengguna selama di halte bus,
pendokumentasian di lokasi halte bus, selain itu pengumpulan data literatur juga sebuah
yaitu selalu ramai dan dipadati oleh pengguna sementara halte pasif merupakan halte
yang hanya padat di waktu tertentu yaitu di waktu saat jam berangkat dan pulang kantor
ataupun halte yang ramai pada waktu libur tiba yang dipadati oleh pengguna halte yang
ingin jalan-jalan dengan menggunakan jasa transportasi umum. Ketiga halte terpilih
sebagai studi kasus telah mewakili kedua jenis halte ini, dengan begitu dapat diamati
lebih lanjut perilaku pengguna yang terjadi pada kedua jenis halte.
Aspek Visual
Halte ITS Smart Eco Campus dilengkapi dengan kelengkapan standar dari
sebuah halte bus yaitu memiliki Identitas halte berupa nama atau nomer, rambu petunjuk,
papan informasi trayek, lampu penerangan, tempat duduk dan papan iklan/pengumuman
serta tempat sampah. Halte memiliki dua buah tiang penyangga berwarna putih dengan
kombinasi atap datar berwarna biru sehingga memberikan kesan modern.
Aspek Fungsional
Halte memiliki fasilitas berupa dudukan yang posisinya berjajar-jajar sehingga
dapat memudahkan pengguna melihat kendaraan yang datang. Halte ini memiliki
informasi mengenai rute dan nomor bus, sehingga dapat memudahkan pengguna halte
bus karena ada informasi yang berfungsi sebagai penunjuk arah bagi penumpang.
Perilaku Pengguna
Di halte ITS ini cukup bersih dan tidak dijumpai sejumlah pedagang di sekitarnya,
Meskipun halte ini memiliki tingkat kepadatan di waktu-waktu tertentu, namun di waktu
lainnya, halte tidak pernah terlihat kosong. Faktor keamanan dan kenyamanan bagi
pengguna jasa transportasi umum sudah cukup terpenuhi di halte ITS Smart Eco Campus.
Aspek Visual
Halte Darmo RS jika dilihat dari segi visual halte memiliki identitas halte yang
dapat diingat. Namun dalam segi hal lain halte ini masih belum dapat dikatakan sebagai
halte yang sesuai dengan perilaku pengguna dan standart. Pada halte darmo ini
menggunakan atap datar yang modern namun untuk sosoran atap terlalu pendek,
sehingga hal tersebut merugikan pengguna ketika cuaca hujan akan mudah terkena air
hujan. Selain dari segi atap , halte ini kurang memberikan infromasi seperti rute bus,
poster, dan lain-lain. Sehingga halte ini tampak hanya sekedar halte yang digunakan
untuk menunggu, tanpa ada aktivitas lainnya. Di sekitar halte juga kurang di beri unsur
ruang luar hijau sehingga penumpang akan merasa panas dan tidak nyaman menunggu
dalam waktu lama.
Aspek Fungsional
Halte Darmo RS ini memiliki fasilitas dudukan yang hanya berjumlah 2, tentu
tidak sesuai dengan standart kapasitas pengguna halte tersebut. Dengan fasilitas yang
tidak optimal tentu pengguna akan merasa sangat tidak nyaman ketika menunggu bus
datang. Fasilitas yang lain pada halte ini memiliki tempat sampah yang sudah dibedakan
fungsinya, selain itu sudah ada himbuan untuk jaga jarak pada saat masa pandemic covid-
19.
KESIMPULAN
Halte bus merupakan fasilitas umum yang disediakan oleh pemerintah dengan
standart yang sesuai dengan pengguna. Namun halte bus yang berada di kota Surabaya
secara mayoritas masih dikatakan tidak sesuai dengan standart pengguna. Terdapat
perbandingan pada dua halte yang ada di Surabaya yakni halte ITS dan halte Darmo Rs.
Secara visual dua halte tersebut memiliki perbandingan yang jauh. Dimana halte ITS
memiliki desain visual yang sudak sesuai dengan standart pengguna, seperti adanya
taman hijau, atap yang sesuai, adanya papan informasi, dan jumlah kursi yang cukup
mencakup pengguna halte. Sedangkan pada halte Darmo RS dari segi visual sudah tidak
optimal dengan atap yang kurang menjorok ke depan dan jumlah kursi yang kurang,
sehingga pengguna merasa tidak nyaman untuk menunggu bus datang. Dari perbandingan
dua halte, fasilitas halte harus terlebih dahulu menganalisa perilaku pengguna supaya
sesuai dengan kebutuhan pengguna.
DAFTAR PUSTAKA
Lesmana, Lo wilson & Mariana Wibowo.2015. Perancangan Interior Fasilitas Tunggu
Transportasi Umum di Surabaya, Jurnal Intra Vol. 3, No. 2
Ayu, Dyah Supratini. 2018. “Catat! Ini Rute Terbaru Suroboyo Bus”.
https://infosurabaya.id/2018/12/06/catat-ini-rute-terbaru-suroboyo-bus/. 6 Desember
2018.