Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 2 KRITIK ARSITEKTUR

ALAN NISAI SHOLIKHA


NPM : 18051010009

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
2020
APAKAH NATIONAL HOSPITAL TERMASUK GREEN ARCHITECTURE?

Konsep green architecture saat ini menjadi topik yang sangat popular dalam dunia
arsitektur, selain kesadaran masyarakat yang makin tinggi akan pentingnya melestarikan alam
untuk menghemat sumber daya alam yang tak terbarukan. Konsep green architecture ini pada
dasarnya lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitar, penggunaan bahan daur ulang
dan juga ramah lingkungan. Green architecture nantinya diharapkan akan dapat diterapkan di
masa kini maupun di masa yang akan datang.

National Hospital merupakan salah satu bangunan di Indonesia yang menggunakan


konsep green building. National Hospital dibangun di lokasi yang strategis di kawasan
komersial perumahan Graha Famili, Jalan Boulevard Famili Selatan kav.1, Surabaya Barat.
Rumah sakit ini dibangun dengan lahan seluas 8.532 m2 dengan bangunan utama 10 lantai
termasuk 2 lantai untuk basement serta annex building setinggi 5 lantai. Sehingga rumah sakit
ini memiliki luas bangunan sekurang – kurangnya mencapai 32.000 m2.

Rumah sakit ini merupakan bagian dari pengembangan Megaproyek Festival Walk,
sebuah kawasan komersial terpadu di kawasan Graha Famili. Selain itu, rumah sakit ini juga
memiliki fasilitas pelayanan kesehatan yang terintegrasi yaitu emergency room dengan 8
tempat tidur, 30 kamar klinik spesialis, dan 123 kamar rawat inap. Saat ini tersedia 250 tempat
tidur yang terdiri dari kelas 3 hingga suite room, Super VIP, VIP, Executive, serta kamar isolasi.

National Hospital dibangun dengan gaya desain arsitektur dan menerapkan standar
green building yang ramah lingkungan serta hemat energi yang menjadi dasar acuan. Konsep
green building pada rumah sakit ini diwujudkan pada 3 konsep “green” yaitu Green Design,
Green Material, dan Green Technology. Green Design diwujudkan dengan penentuan posisi
bangunan, ukuran bangunan, dan desain bangunan. Green Material dari National Hospital
Surabaya ini berupa pemilihan kaca sunergy. Sedangkan, Green Technology diwujudkan
dengan penggunaan alat-alat antara lain AC VRV III, Lampu LED, vacuum cleaner Terpusat
(Central Vacuum System).

Green building atau gedung hemat energi adalah ruang untuk hidup dan kerja yang
sehat dan nyaman sekaligus merupakan bangunan yang hemat energi dari sudut perancangan,
pembangunan dan penggunaan yang dampak terhadap lingkungannya sangat minim.

Dalam hal mengefisiensi energi, National Hospital menerapkannya pada ruangan Suite,
Super VIP dan VIP yang menggunakan ambience lighting. Penggunaan teknologi ini akan
membuat pencahayaan kamar secara otomatis mengikuti circadian rhythm sesuai waktu
biologis manusia. Seluruh lampu pemeriksaan di maker rawat inap didesain sedemikian rupa
sehingga tidak membuat pasien menjadi silau.

Selain itu, dalam memperhatikan ekosistem pada bangunan rumah sakit ini
menggunakan kaca yang dibuat membujur dari timur ke barat, sehingga cahaya yang masuk ke
gedung dari arah utara dan selatan tidak menatap matahari langsung.

Lalu untuk melindungi kesehatan dan meningkatkan produktivitas National Hospital


menerapkan dalam penggunaan pendingin ruangan dengan sistem AC VRV (Variable
Refrigerent Volume). Sistem ini memiliki kemampuan untuk mencegah pendinginan yang
berlebihan pada suatu ruangan, sehingga dapat melindungi kesehatan pasien dan menghemat
konsumsi listrik. Di samping itu, sistem AC VRV juga memiliki tingkat kebisingan rendah dan
hemat tempat karena dapat menggunakan satu unit outdoor untuk menyuplai beberapa unit
indoor, serta dapat mengatur jadwal dan temperatur AC yang didinginkan secara
terkomputerisasi.
Selanjutnya ditunjang dari penggunaan produk yang berkualitas juga diterapkan pada
rumah sakit ini. Sistem teknologi yang lebih modern dengan penggunaan kabel serat optic
untuk komunikasi data, suara, dan gambar dengan kualitas high definition. National hospital
juga dilengkapi fasilitas kesehatan terpadu yaitu dengan menyediakan berbagai jenis ruang
perawatan itensif. Ruangan tersebut antara lain Unit Perawatan Intersif atau Intensive Care
Unit (ICU), Pediatric Intensive Care Unit (PICU) untuk perawatan khusus anak-anak,
Neonatal Intensive Care Unit (NICU) untuk peratan bayi baru lahir, hingga High Care Unit
(HCU). National Hospital dilengkapi pula dengan 4 kamar bedah dengan standar tertinggi yang
dilengkapi dengan Central Sterile Supply Department (CSSD) dan ditambah lagi dengan 2
buah kamar bedah untuk One Day Care dan Endoskopi.

Selain itu National Hospital memiliki laboratorium klinik yang komprehensif, fasilitas
radiologi lengkap dengan MRI tesla tinggi, maupun CT Scan Multi 128 Slices, Fluoroskopi,
Mammografi. Tersedia pula angiografi untuk kateterisasi jantung dan radiologi intervensi serta
Hemodialisa dan Fisioterapi. Serta peralatan penunjang medis dan diagnostik modern lainnya.

Green Building Council Indonesia (GBCI)

Salah satu program dari GBCI adalah menyelenggarakan kegiatan Sertifikasi Bangunan
Hijau di Indonesia berdasarkan peringkat penilaian khas Indonesia yang disebut Greenship.

Greenship adalah sistem penilaian bangunan yang merupakan bentuk dari salah satu upaya
untuk menjembatani konsep ramah lingkungan dan prinsip keberlanjutan dengan praktik yang
nyata.

Dokumen sistem pemeringkatan Greenship dibagi menjadi tiga, yaitu Greenship Interior
Space (untuk perencanaan, operasional, dan pemeliharaan ruangan dalam gedung), Greenship
Existing Building (untuk manajemen, operasional dan pemeliharaan bangunan yang sudah
terbangun dan dioperasionalkan), dan Greenship New Building (untuk perencanaan dan
aktivitas konstruksi bangunan baru dalam tahap desain). (Laila, 2014).

Berdasarkan kategori yang ditentukan oleh GBCI, dalam Greenship EB terdapat lima
kategori Green Building :

1. Memiliki Konsep High Perfomance Building & Earth Friendly.


Dalam Rancangan Rencana Induk dan Konservasi Energi penggunaan energi = 40%
dari total energi global. Indonesia yang memiliki iklim tropis dan memiliki suhu yang
cukup tinggi maka bangunan membutuhkan udara bersih dan steril menggunakan
penghawaan buatan yang dapat menyerap energi sebesar 60% dari keseluruhan energi.

Pada poin pertama masih dapat dikatakan belum memenuhi standar GBCI, karena dapat
dilihat dari dinding bangunan National Hospital, terdapat kaca di beberapa bagiannya.
Fungsinya adalah untuk menghemat penggunaan elektrik untuk bangunan terutama dari
segi pencahayaan dari lampu. Sedangkan arah hadap Rumah Sakit National Hospital,
mengahadap ke arah selatan dengan bukaan-bukaan yang letaknya di bagian selatan
sehingga bangunan ini tidak mendapatkan cahaya alami yang maksimal.

Pemakaian kaca sangat kurang sesuai dengan konsep green building, walaupun
kenyataannya bangunan ini mengimplementasikan melalui pemilihan kaca sunergy yang
mampu mereduksi 35% panas dan ultraviolet. Dengan menggunakan metode eksperimen,
melakukan analisis numerik berupa perhitungan OTTV dengan kesesuaian standar. Hasil
yang diperoleh adalah kaca jenis ini belum memenuhi standar <35W/m2 maka dilakukan
perhitungan OTTV dengan mengganti nilai shading coefficient dengan beberapa jenis
material kaca.

2. Energy Efficiency and Conservation

Kategori ini mencakup optimalisasi efisiensi penggunaan energi pada bangunan,


komisioning ulang pada peralatan pengkondisian udara, penghematan energi pada sistem
pencahayaan dan pengkondisian udara, pencatatan dan pengawasan penggunaan energi,

Pada poin kedua ini, National Hospital masih belum memenuhi standar GBCI karena
pada kenyataannya, bangunan ini menggunakan AC untuk pendingin ruangan
dibandingkan menggunakan kipas angin yang lebih ramah lingkungan dan dapat membantu
memaksimalkan pertukaran udara.

Kipas angin memang tidak berfungsi sebagai pendingin, hanya menimbulkan efek
angin dingin dan menggerakkan udara kotor di dalam ruangan ke luar, menggantikannya
dengan udara bersih dari luar. Namun sebaliknya, AC tidak memiliki fungsi sirkulasi udara.
Karena ruangan serba tertutup, udara di dalam kamar akan berputar di area tersebut
sepanjang hari.

3. Material Resources and Cycle

Bahan-bahan bangunan yang digunakan cenderung ramah pada lingkungan,


penggunaan materi yang ramah lingkungan, pengelolaan sampah, pemilahan sampah,
pengelolaan limbah B3 dan penyaluran barang bekas.

Pada poin ketiga juga masih belum memenuhi standar GBCI, karena National Hospital
ini hanya mengedepankan penggunaan produk yang berkualitas. Sistem teknologi yang
lebih modern dengan penggunaan kabel serat optic untuk komunikasi data, suara, dan
gambar dengan kualitas high definition. Seperti penggunaan kaca sunergy, AC VRV III,
dan lampu LED

Sedangkan untuk atap dari rumah sakit ini menggunakan dak beton, dimana
menghadirkan banyak limbah. Pada saat proses pembuatan atap, akan menghasilkan
banyak limbah pekerjaan berupa cetakan bekisting. banyak menampung sampah. Karena
bentuknya yang datar, atap ini justru menampung banyak sampah seperti sampah daun,
plastik dan sebagainya. Dan dapat berpengaruh pada kenyamanan thermal.

4. Indoor Health and Comfort

Kategori ini mencakup kualitas udara ruangan, pengaturan lingkungan asap rokok,
pengawasan gas CO2 dan CO, pengukuran kualitas udara dalam ruang, pengukuran
kenyamanan visual, pengukuran tingkat bunyi dan survei kenyamanan gedung.

Pada poin keempat sudah memenuhi standar GBCI, dengan adanya ruang terbuka hijau
yang bebas dari struktur bangunan dan struktur sederhana bangunan taman dengan luas
area minimum mengikuti peraturan perundangan di masing-masing daerah. Selain ruang
terbuka hijau pada poin pertama, dipertimbangkan adanya area penghijauan seperti taman
di atas basement

5. Building Environment Management


Kategori ini mencakup inovasi peningkatan kualitas bangunan, tersedianya dokumen-
dokumen tentang bangunan yang lengkap, adanya tim yang menjaga prinsip green building
dan pelatihan dalam pengoperasian dan perawatan aspek-aspek green building secara
lengkap.

Pada poin kelima dapat dikatakan sudah memenuhi standar GBCI karena ruang lingkup
kriteria rumah sakit ramah lingkungan tersebut sudah terangkum dalam pedoman yang pada
dasarnya mengacu pada :

• Peraturan Pemerintah RI Nomor 70 Tahun 2009 tentang Konservasi Energi,


• Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2010 tentang Kriteria
dan Sertifikasi Bangunan Ramah Lingkungan,
• Pedoman Penerapan Perangkat Penilaian Bangunan Hijau Greenship Existing Building
Versi 1.0 terbitan tahun 2011 dari Konsil Bangunan Hijau Indonesia (Green Building
Council Indonesia),
• Pedoman Penerapan Perangkat Penilaian Bangunan Hijau Greenship New Building
Versi 1.2 terbitan tahun 2014 dari Konsil Bangunan Hijau Indonesia (Green Building
Council Indonesia).

Dari sisi teori green building terhadap bangunan National Hospital yang sudah dijelaskan
diatas dapat disimpulkan bahwa rumah sakit ini masih belum maksimal dalam penerapan
konsep green building. Terutama masih kurang dalam hal yang berkaitan dengan alam karena
National Hospital lebih mengedepankan konsep green building dengan penggunaan teknologi
yang lebih canggih dan modern. Walaupun teknologi yang digunakan berdampak positif
terhadap lingkungan manusia dan sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai