Anda di halaman 1dari 26

PELUANG DAN TANTANGAN

IMPLEMENTASI GREEN HOSPITAL DI INDONESIA

Dosen Pengampu : Safari Hasan, S.IP., MMRS

Disusun oleh :

Elshadai Zefanya Siwabessy

10821007

PROGRAM STUDI S1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN KESEHATAN

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA


BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 7 Tahun 2019 tentang
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit menyatakan bahwa rumah sakit
merupakan tempat yang dapat mempengaruhi lingkungan dan kesehatan,
baik melalui penularan penyakit maupun pencemaran lingkungan. Oleh
karena itu, rumah sakit perlu memenuhi persyaratan kesehatan yang
sesuai. Konsep Green Hospital diusulkan sebagai solusi untuk
mengantisipasi pencemaran lingkungan, efisiensi sumber daya, dan
dampak pemanasan global. Meskipun belum ada model Green Hospital
yang baku, rumah sakit di seluruh dunia telah melakukan upaya untuk
mengurangi kerusakan lingkungan dan berkontribusi pada kesehatan
masyarakat serta penghematan energi dan pengelolaan limbah. Oleh
karena itu, implementasi kebijakan dan strategi manajemen yang tepat
diperlukan dalam rumah sakit, termasuk efisiensi penggunaan energi, air,
dan kertas, penggunaan material yang ramah lingkungan, pengelolaan
limbah, pencemaran lingkungan, budaya ramah lingkungan, dan efisiensi
biaya operasional. Implementasi ini juga harus mematuhi Standar
Akreditasi Rumah Sakit yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan.
Rumah sakit sebagai lembaga pelayanan kesehatan memiliki peran
strategis dalam menjaga kesehatan dan menyembuhkan penyakit
masyarakat. Namun, operasional rumah sakit juga dapat memberikan
dampak negatif terhadap lingkungan. Penggunaan energi yang besar,
produksi limbah medis berbahaya, dan penggunaan sumber daya alam
yang berlebihan adalah beberapa contoh dampak negatif tersebut. Oleh
karena itu, konsep Green Hospital atau Green Hospital muncul sebagai
solusi untuk mengurangi dampak negatif tersebut dan menjalankan praktik
berkelanjutan dalam sektor kesehatan. Green Hospital mengintegrasikan
aspek lingkungan dan kesehatan dalam operasionalnya dengan tujuan
untuk melindungi lingkungan dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Makalah ini akan membahas implementasi Green Hospital di
Indonesia. Beberapa rumusan masalah yang akan dibahas meliputi:

1. Bagaimana kondisi lingkungan saat ini dan dampak negatif yang


ditimbulkan oleh operasional rumah sakit di Indonesia?

2. Apa konsep dan prinsip dasar dari Green Hospital?

3. Apa saja peluang yang ada untuk mengimplementasikan Green


Hospital di Indonesia?

4. Apa tantangan yang dihadapi dalam implementasi Green Hospital di


Indonesia?

5. Bagaimana strategi yang dapat digunakan untuk mengatasi tantangan


tersebut?

C. Tujuan Tujuan penulisan makalah ini adalah:

1. Memahami konsep dan prinsip dasar Green Hospital.

2. Menganalisis peluang yang ada untuk mengimplementasikan Green


Hospital di Indonesia.

3. Mengidentifikasi tantangan yang dihadapi dalam implementasi Green


Hospital di Indonesia.

4. Menyusun strategi untuk mengatasi tantangan tersebut.

D. Manfaat Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai


berikut:

1. Memberikan pemahaman yang lebih baik tentang konsep dan prinsip


Green Hospital.

2. Mengidentifikasi peluang dan tantangan dalam mengimplementasikan


Green Hospital di Indonesia.

3. Memberikan panduan dan rekomendasi strategi untuk mengatasi


tantangan dalam implementasi Green Hospital.
4. Mendorong kesadaran dan kepedulian terhadap praktik berkelanjutan
dalam sektor kesehatan di Indonesia.
BAB 2

ISI

A. Green Hospital: Konsep dan Prinsip


a) Definisi dan Karakteristik Green Hospital
Green Hospital atau dikenal dengan istilah Green Hospital adalah
rumah sakit yang didesain, dibangun/direnovasi dan dioperasikan serta
dipelihara dengan mempertimbangkan prinsip kesehatan dan lingkungan
berkelanjutan. Green Hospital atau eco-friendly hospital juga bisa
didefinisikan sebagai rumah sakit yang didesain dan dioperasikan dengan
mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan. Konsep ini
melibatkan penggunaan sumber daya yang efisien, pengelolaan limbah
yang berkelanjutan, dan perlindungan lingkungan secara keseluruhan.
Karakteristik Green Hospital meliputi:
• Efisiensi energi: Rumah sakit ini menggunakan peralatan medis hemat
energi, sistem penerangan yang efisien, dan teknologi canggih untuk
mengoptimalkan penggunaan energi secara keseluruhan.
• Penggunaan energi terbarukan: Rumah sakit ini dapat mengadopsi
sumber energi terbarukan, seperti panel surya atau sistem pemanas air
tenaga surya, untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil.
• Pengelolaan limbah yang berkelanjutan: Green Hospital menerapkan
sistem pengelolaan limbah yang aman, termasuk daur ulang dan
pemrosesan limbah medis yang tepat.
• Penghematan air: Rumah sakit ini mengadopsi sistem penggunaan air
yang efisien, seperti penggunaan toilet dengan sistem dual flush dan
pengumpulan air hujan untuk keperluan irigasi.
• Transportasi ramah lingkungan: Rumah sakit ini mendorong
penggunaan transportasi berkelanjutan, seperti kendaraan listrik,
fasilitas untuk sepeda, dan aksesibilitas ke transportasi umum.
• Desain bangunan yang berkelanjutan: Rumah sakit ini menggunakan
bahan bangunan ramah lingkungan, mengoptimalkan pencahayaan
alami, dan menciptakan ruang hijau atau taman di sekitar bangunan.
• Pengadaan dan penggunaan bahan ramah lingkungan: Rumah sakit ini
memprioritaskan penggunaan produk dan peralatan medis yang ramah
lingkungan, serta mengurangi penggunaan bahan berbahaya dan
beracun.
b) Prinsip-prinsip Desain dan Operasional Green Hospital
Prinsip-prinsip desain dan operasional Green Hospital meliputi:
• Integrasi keberlanjutan dalam perencanaan: Rumah sakit ini
memasukkan keberlanjutan sebagai pertimbangan utama dalam
perencanaan dan desain, termasuk pemilihan lokasi yang strategis dan
perencanaan ruang yang efisien.
• Pengurangan dampak lingkungan: Rumah sakit ini berupaya
mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dengan mengadopsi
teknologi, proses, dan sistem yang berkelanjutan.
• Keterlibatan dan pendidikan: Rumah sakit ini melibatkan staf, pasien,
dan masyarakat dalam upaya keberlanjutan, serta menyediakan
pendidikan dan kesadaran tentang praktik berkelanjutan.
• Kolaborasi dan kemitraan: Rumah sakit ini bekerja sama dengan pihak
terkait, seperti pemerintah, lembaga lingkungan, dan perusahaan,
untuk menciptakan lingkungan yang berkelanjutan.
• Pemantauan dan evaluasi: Rumah sakit ini melakukan pemantauan
dan evaluasi terhadap praktik keberlanjutan yang diterapkan untuk
memastikan pencapaian tujuan lingkungan yang diinginkan.
Dengan mengikuti prinsip-prinsip ini, Green Hospital dapat mencapai
pengurangan dampak lingkungan, penggunaan sumber daya yang efisien,
dan penyediaan lingkungan yang sehat bagi pasien, staf, dan masyarakat
umum.
Menurut buku Pendoman Green Hospital (Green Hospital) di
Indonesia, persoalan kesehatan masyarakat di masa depan membutuhkan
sistem yang berkelanjutan, termasuk dalam hal sarana pelayanan
kesehatan seperti rumah sakit. Rumah sakit harus siap untuk memenuhi
berbagai kebutuhan di masa mendatang, termasuk kebutuhan untuk
melindungi dan mengelola sumber daya alam serta menjaga kualitas
lingkungan hidup.
Untuk mewujudkan rumah sakit yang antisipatif terhadap dampak
pemanasan dan perubahan iklim global, rumah sakit perlu mematuhi
prinsip-prinsip berikut ini:
o Desain bangunan yang aman dan nyaman: Rumah sakit perlu
merancang bangunan yang memastikan keamanan dan keselamatan
pasien di semua area, dengan bahan konstruksi yang dapat
mengurangi kebisingan, bersifat non-toksik, serta memiliki sirkulasi
udara dan penerangan yang baik.
o Fokus pada pengendalian infeksi dan kondisi darurat: Desain
konstruksi bangunan rumah sakit harus memprioritaskan kemudahan
dalam pengendalian infeksi serta kesiapan menghadapi kondisi
darurat.
o Memudahkan alur kegiatan rumah sakit: Desain bangunan rumah sakit
harus memaksimalkan kemudahan bagi tenaga medis, staf, pasien,
dan keluarga dalam menjalankan proses kegiatan rumah sakit.
o Fleksibilitas sesuai perkembangan ilmu kedokteran: Desain bangunan
rumah sakit harus fleksibel dan dapat menyesuaikan diri dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran.
o Penerapan prinsip-prinsip ramah lingkungan: Rumah sakit perlu
menerapkan prinsip-prinsip ramah lingkungan dalam desain dan
konstruksi bangunan, dengan mempertimbangkan penggunaan energi
yang efisien, pengelolaan limbah yang baik, dan penggunaan bahan
konstruksi yang ramah lingkungan.
Dengan mematuhi prinsip-prinsip ini, rumah sakit dapat berkontribusi
dalam menciptakan sistem pelayanan kesehatan yang berkelanjutan dan
menjaga lingkungan hidup dengan baik.
B. Lingkungan dan Kesehatan di Indonesia
a) Dampak Lingkungan terhadap Kesehatan Masyarakat di Indonesia
Indonesia memiliki tantangan lingkungan yang unik yang dapat berdampak
pada kesehatan masyarakat. Beberapa dampak lingkungan yang
signifikan meliputi:
• Polusi udara: Tingginya tingkat polusi udara di beberapa daerah
perkotaan Indonesia, terutama akibat emisi kendaraan bermotor dan
aktivitas industri, dapat menyebabkan masalah pernapasan, penyakit
jantung, dan peningkatan risiko kanker paru-paru.
• Pencemaran air: Pencemaran air, baik akibat limbah domestik, limbah
industri, maupun limbah pertanian, dapat menyebabkan penyakit
terkait air, seperti diare, kolera, dan infeksi parasit.
• Deforestasi dan kerusakan ekosistem: Kerusakan ekosistem dan
deforestasi mengakibatkan hilangnya habitat alami, penurunan
keanekaragaman hayati, dan peningkatan risiko terjadinya penyakit
menular, seperti demam berdarah dan malaria.
• Perubahan iklim: Perubahan iklim yang terkait dengan pemanasan
global dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat melalui perubahan
pola cuaca, peningkatan suhu, dan peningkatan frekuensi bencana
alam seperti banjir dan kekeringan.
b) Peran Rumah Sakit dalam Perlindungan Lingkungan dan Kesehatan di
Indonesia
Rumah sakit memiliki peran penting dalam perlindungan lingkungan
dan kesehatan di Indonesia. Beberapa peran yang dapat dimainkan oleh
rumah sakit meliputi:
• Pemantauan dan pengendalian infeksi: Rumah sakit bertanggung
jawab untuk memantau dan mengendalikan infeksi nosokomial guna
mencegah penyebaran penyakit di dalam fasilitas kesehatan. Tindakan
ini berkontribusi pada perlindungan kesehatan masyarakat secara
keseluruhan.
• Pengelolaan limbah medis: Rumah sakit harus mengelola limbah medis
secara aman dan berkelanjutan agar tidak mencemari lingkungan dan
mengancam kesehatan masyarakat. Praktik pengelolaan limbah yang
tepat termasuk pemisahan, pengemasan, dan pemusnahan yang
aman.
• Praktik berkelanjutan: Rumah sakit dapat mengadopsi praktik
berkelanjutan, seperti efisiensi energi, penggunaan sumber energi
terbarukan, pengurangan penggunaan air, dan penggunaan bahan
ramah lingkungan. Hal ini tidak hanya mengurangi dampak rumah sakit
terhadap lingkungan, tetapi juga dapat memberikan manfaat kesehatan
bagi pasien dan staf rumah sakit.
• Pendidikan dan kesadaran: Rumah sakit dapat berperan sebagai pusat
pendidikan dan kesadaran tentang kesehatan lingkungan bagi
masyarakat. Dengan menyediakan informasi dan pendidikan tentang
praktik berkelanjutan, rumah sakit dapat mempengaruhi kesadaran dan
perilaku masyarakat terkait lingkungan dan kesehatan.
Melalui peran ini, rumah sakit dapat berkontribusi pada perlindungan
lingkungan dan peningkatan kesehatan masyarakat di Indonesia.
Implementasi konsep Green Hospital menjadi penting dalam mengatasi
tantangan lingkungan yang ada dan mempromosikan kesehatan yang
berkelanjutan.
Rumah sakit memiliki peran penting dalam perlindungan lingkungan
dan kesehatan di Indonesia. Berikut ini beberapa pandangan dari para ahli
tentang peran rumah sakit dalam aspek tersebut:

• Menurut World Health Organization (WHO):


➢ Rumah sakit dapat berperan sebagai model dalam
mengimplementasikan praktik yang berkelanjutan,
termasuk pengelolaan limbah medis yang aman dan efektif.
➢ Rumah sakit harus memprioritaskan keselamatan pasien
dan tenaga medis dengan menyediakan lingkungan yang
sehat dan bebas dari polusi.
➢ Rumah sakit juga harus mempromosikan kebijakan dan
praktik berkelanjutan, termasuk penggunaan energi yang
efisien dan pengurangan emisi gas rumah kaca.

• Menurut Indonesian Hospital Association (PERSI):

✓ Rumah sakit harus berperan aktif dalam meminimalkan dampak


negatif terhadap lingkungan melalui pengelolaan limbah medis
yang baik dan peningkatan efisiensi energi.
✓ Rumah sakit perlu menerapkan prinsip-prinsip Green Hospital,
seperti penggunaan energi terbarukan, pengurangan limbah,
dan penggunaan bahan ramah lingkungan.
✓ Rumah sakit juga harus memastikan penggunaan obat-obatan
dan bahan kimia yang aman bagi pasien, staf medis, dan
lingkungan.

• Menurut Dr. Hotma Marta Siringoringo, Ketua Umum Ikatan Dokter


Indonesia (IDI):

✓ Rumah sakit harus menjadi contoh dalam pengelolaan limbah


medis dan limbah berbahaya lainnya.
✓ Rumah sakit harus memastikan air, udara, dan tanah di
sekitarnya terjaga kebersihannya, serta melakukan
pemantauan terhadap dampak lingkungan dari kegiatan rumah
sakit.

• Menurut Dr. Riris Andono Ahmad, ahli lingkungan dari Universitas


Indonesia:

✓ Rumah sakit perlu menerapkan prinsip-prinsip green building,


termasuk penggunaan bahan bangunan yang ramah
lingkungan, penggunaan energi yang efisien, dan pengelolaan
air yang bijaksana.
✓ Rumah sakit dapat berperan sebagai pusat promosi kesehatan
dan edukasi lingkungan, mengadopsi praktik berkelanjutan dan
memberikan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya
menjaga lingkungan untuk kesehatan bersama.
c) Kriteria Green Hospital
Kriteria Green Hospital meliputi dua aspek, yaitu kriteria desain dan
konstruksi, serta kriteria operasional.
➢ Kriteria Desain dan Konstruksi:
• Pengembangan Lahan yang Tepat: Bangunan rumah sakit harus
berada di lokasi yang tepat, memiliki area hijau, akses ke fasilitas
umum, dan fasilitas transportasi yang memadai. Rumah sakit juga
harus mengimplementasikan upaya untuk menciptakan iklim mikro
yang baik, menyediakan area parkir sepeda, dan mengelola
limpasan air hujan untuk mengurangi risiko banjir di sekitarnya.
• Efisiensi dan Konservasi Energi: Bangunan rumah sakit harus
dilengkapi dengan meteran listrik terpisah untuk sub-sistem beban
listrik, melakukan pengukuran efisiensi energi, menggunakan
pencahayaan alami, dan sumber energi terbarukan.
• Konservasi Air: Rumah sakit harus mengurangi penggunaan air,
menggunakan peralatan hemat air, memasang instalasi daur ulang
air limbah, dan memanfaatkan sumber air alternatif. Upaya
peresapan air hujan dan efisiensi air untuk penyiraman taman juga
harus dilakukan.
• Material, Sumber Daya, dan Daur Hidup: Rumah sakit tidak boleh
menggunakan bahan berbahaya seperti Chloro Fluoro Carbon
(CFC) dan harus menggunakan material yang ramah lingkungan.
Penggunaan material daur ulang dan sertifikasi kayu ramah
lingkungan juga dianjurkan.
• Kesehatan dan Kenyamanan Lingkungan Dalam Ruang: Rumah
sakit harus mempertimbangkan ventilasi yang baik, kualitas udara
dalam ruangan, pengurangan kebisingan, dan larangan merokok.
Desain ruang harus mengontrol suhu, kelembaban, dan memiliki
pandangan keluar yang baik.
• Taman Penyembuhan: Rumah sakit harus menyediakan fasilitas
penghijauan baik di lingkungan outdoor maupun indoor yang dapat
memberikan efek penyembuhan bagi pasien, mengurangi stres,
dan menciptakan lingkungan relaksasi.
• Manajemen Lingkungan Gedung: Rumah sakit harus memiliki
fasilitas pemilahan sampah, tenaga kerja bersertifikasi green
building, melaksanakan aktivitas pencegahan pencemaran selama
konstruksi, dan melaksanakan survei kenyamanan pengguna
gedung secara berkala.
➢ Kriteria Operasional
• Efisiensi Energi: Rumah sakit harus menerapkan program efisiensi
energi dan menggunakan peralatan hemat energi.
• Tata Udara: Rumah sakit harus memelihara dan memantau tata
udara ruangan sesuai persyaratan yang berlaku.
• Pengelolaan Limbah: Rumah sakit harus menerapkan pengelolaan
limbah medis dan non-medis sesuai ketentuan, dengan upaya
pengurangan, penggunaan kembali, daur ulang, dan komposting.
• Efisiensi dan Konservasi Air: Rumah sakit harus melakukan
efisiensi penggunaan air, menggunakan alat monitoring air, dan
membangun sumur resapan air hujan.
• Transportasi: Rumah sakit harus menyediakan akses transportasi
umum dan fasilitas parkir sepeda.
• Pendidikan dan Kebersihan Ramah Lingkungan: Rumah sakit
harus melakukan pendidikan ramah lingkungan kepada karyawan
dan masyarakat serta menjaga kebersihan lingkungan dengan
menggunakan bahan pembersih non-toksik.
• Makanan yang Sehat: Rumah sakit harus menyediakan makanan
sehat dengan menggunakan bahan lokal organik dan menerapkan
prinsip sanitasi dan higienis.
• Pengadaan Material Ramah Lingkungan: Rumah sakit harus
menerapkan prosedur pengadaan barang dan jasa yang ramah
lingkungan.
• Manajemen Ramah Lingkungan: Rumah sakit harus menerapkan
sistem manajemen lingkungan yang sesuai dengan standar yang
berlaku.

Penerapan kriteria desain dan konstruksi lebih diutamakan untuk rumah


sakit yang akan dibangun, sementara penerapan kriteria operasional
disesuaikan dengan situasi dan kondisi rumah sakit yang sudah
beroperasi.
d) Persyaratan Teknis Penerapan Prinsip Green Hospital
➢ Persyaratan Teknis Untuk Kriteria Desain dan Konstruksi Bangunan
• Pengembangan lahan yang ada:
✓ Memiliki ruang terbuka hijau yang bebas dari struktur bangunan
dengan luas minimum yang ditetapkan.
✓ Akses ke fasilitas umum seperti fasilitas umum di sekitar rumah
sakit dan akses pejalan kaki ke halte atau stasiun transportasi
umum.
✓ Menyediakan area parkir sepeda sesuai kebutuhan karyawan
rumah sakit.
✓ Melakukan upaya merubah iklim mikro, seperti menggunakan
material yang menghindari efek heat island dan menggunakan
atap tanaman.
✓ Menyediakan manajemen air limpasan hujan dan upaya lain
untuk mengurangi beban banjir.
• Efisiensi dan Konservasi Energi:

✓ Menyediakan alat ukur beban listrik dan memisahkan meteran


listrik antara pelayanan pasien/medis dengan
operasional/kantor/pelayanan manajemen.
✓ Melakukan perhitungan selubung OTTV (Overall Thermal
Transfer Value) dan melakukan efisiensi energi dengan
menggunakan lampu hemat energi, peralatan AC dengan
efisiensi tinggi, dan desain pencahayaan alami.
✓ Merancang pencahayaan dan ventilasi yang sesuai untuk
menciptakan kenyamanan termal dan akustik.
• Konservasi Air:

✓ Memasang alat meteran air di setiap sistem keluaran sumber


air bersih dan memonitor hasil keluaran sistem air daur ulang.
✓ Menyediakan fasilitas daur ulang air dan memanfaatkan air
hujan dengan tangki penyimpanan.
✓ Melakukan efisiensi penggunaan air dan menggunakan sistem
pengelolaan air yang sesuai.
• Material, Sumber Daya, dan Daur Hidup:

✓ Tidak menggunakan bahan perusak ozon dan menggunakan


bahan bekas yang masih dapat digunakan.
✓ Menggunakan kayu bersertifikat legal dan produk material
dalam negeri.
✓ Melakukan penggunaan material dengan kadar emisi rendah
dan tidak menggunakan bahan berbahaya seperti asbes,
merkuri, dan styrofoam.
• Kesehatan dan Kenyamanan Lingkungan:

✓ Memastikan sirkulasi udara yang baik dan pemantauan kualitas


udara ruangan.
✓ Melarang merokok di seluruh kawasan rumah sakit dan
menggunakan material dengan rendah emisi.
✓ Memanfaatkan nilai pemandangan luar bangunan dan
memperhatikan kenyamanan termal serta akustik.
• Taman Penyembuhan:

✓ Membangun taman penyembuhan yang dirancang untuk


menciptakan fungsi penyembuhan bagi pasien, staf, dan
pengunjung.
✓ Menyediakan area penghijauan seperti taman di atas atap atau
taman di dinding.
• Manajemen Lingkungan Gedung:

✓ Memiliki fasilitas pengolahan limbah dan melaksanakan


manajemen pengendalian pencemaran konstruksi.
✓ Melaksanakan uji kesesuaian prosedur dan menyusun data
dasar implementasi.
✓ Membuat perjanjian tentang penerapan Green Hospital dengan
penyewa gedung atau tenant.
✓ Semua persyaratan ini bertujuan untuk menciptakan rumah
sakit yang ramah lingkungan dan berkontribusi pada
keberlanjutan lingkungan.
➢ Kriteria Teknis Aspek Operasional
• Efisiensi Energi:
✓ Menerapkan prinsip hemat dan efisien dalam penggunaan
energi.
✓ Melakukan manajemen energi, termasuk penunjukan
penanggung jawab energi, menyusun program konservasi
energi, dan melaksanakan audit energi.
✓ Menghitung kinerja penggunaan energi dan menggunakan
energi terbarukan.
✓ Menurunkan konsumsi energi melalui penggunaan peralatan
hemat energi.
• Tata Udara:
✓ Mendesain tata udara yang baik untuk mencegah risiko infeksi
silang dan penyakit akibat paparan bahan kimia.
✓ Melakukan pengawasan perilaku merokok.
✓ Melakukan pengukuran berkala terhadap parameter tata udara
indoor dan monitoring berkala terhadap kualitas udara luar
ruangan.
• Pengelolaan Limbah:
✓ Mempunyai fasilitas pengelolaan air limbah, termasuk sistem
pengolahan dan pemanfaatan kembali air limbah domestik.
✓ Melakukan pengelolaan limbah padat berbahaya (B3) dan non-
B3, seperti limbah medis dan limbah non-medis.
✓ Mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan melaporkan hasil pengolahan limbah secara
berkala kepada instansi yang berwenang.
• Efisiensi dan Konservasi Air:
✓ Memantau penggunaan air bersih secara berkala.
✓ Melakukan sosialisasi dan kampanye hemat air.
✓ Melakukan pemeliharaan rutin pada instalasi daur ulang air dan
sistem perpipaan.
• Transportasi:
✓ Menggunakan kendaraan operasional rendah emisi dan hemat
bahan bakar.
✓ Menyediakan transportasi antar jemput untuk karyawan.
✓ Melakukan sosialisasi tentang penggunaan kendaraan ramah
lingkungan.
• Pendidikan Ramah Lingkungan:
✓ Melakukan sosialisasi, pelatihan, seminar, dan kegiatan lainnya
tentang praktik Green Hospital.
✓ Materi yang diberikan mencakup berbagai aspek, seperti
pemilahan sampah, penggunaan obat yang efisien, dan upaya
efisiensi air, listrik, dan material.
• Kebersihan Ramah Lingkungan:
✓ Menerapkan praktik kebersihan yang ramah lingkungan untuk
mencegah risiko infeksi silang, pencemaran, dan masalah
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
✓ Menggunakan peralatan dan bahan kimia yang memenuhi
persyaratan ramah lingkungan dan K3.
• Makanan yang Sehat:
✓ Memilih bahan makanan lokal, organik, dan berkualitas baik.
✓ Menerapkan prinsip hygiene dan sanitasi makanan.
✓ Minimalkan penggunaan kemasan habis pakai dan bahan
penyajian yang mengandung bahan berbahaya.
✓ Pengadaan Material dan Peralatan Ramah Lingkungan:
✓ Memasukkan aspek ramah lingkungan dan K3 dalam proses
seleksi supplier.
✓ Memilih bahan yang ramah lingkungan dan peralatan hemat
energi serta menghindari penggunaan Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3).
• Manajemen Ramah Lingkungan:
✓ Menyusun kebijakan, program kerja, pedoman, dan standar
prosedur operasional internal yang berkaitan dengan Green
Hospital.
✓ Merumuskan struktur organisasi, sistem pelatihan, komunikasi,
pencatatan, pengukuran dan monitoring, tanggap darurat,
evaluasi, serta inovasi dalam manajemen ramah lingkungan.
C. Peluang Implementasi Green Hospital di Indonesia
a) Kebutuhan dan Permintaan Masyarakat akan Pelayanan Kesehatan
Berkelanjutan
Implementasi Green Hospital di Indonesia didorong oleh kebutuhan dan
permintaan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkelanjutan.
Beberapa faktor yang mendukung peluang ini meliputi:
• Kesadaran akan kesehatan dan lingkungan: Masyarakat semakin
menyadari pentingnya menjaga kesehatan dan lingkungan untuk
kualitas hidup yang lebih baik. Permintaan akan rumah sakit yang
peduli terhadap lingkungan dan menawarkan pelayanan kesehatan
berkelanjutan semakin meningkat.
• Peningkatan harapan terhadap pelayanan kesehatan: Masyarakat
mengharapkan rumah sakit tidak hanya memberikan perawatan medis
yang berkualitas, tetapi juga memperhatikan aspek lingkungan dalam
operasionalnya. Green Hospital dapat memenuhi harapan ini dan
memberikan nilai tambah dalam pelayanan kesehatan.
b) Kesadaran Lingkungan yang Meningkat di Kalangan Masyarakat
Kesadaran lingkungan yang semakin meningkat di kalangan masyarakat
Indonesia juga memberikan peluang untuk implementasi Green Hospital.
Beberapa faktor yang mendukung peluang ini meliputi:
• Gerakan lingkungan yang kuat: Gerakan lingkungan seperti kampanye
pengurangan plastik, penghijauan, dan kesadaran akan perubahan
iklim telah mendapatkan popularitas di Indonesia. Masyarakat yang
terlibat dalam gerakan ini juga akan menginginkan adanya rumah sakit
yang berkontribusi dalam melindungi lingkungan.
• Partisipasi aktif masyarakat: Masyarakat semakin aktif dalam menjaga
kebersihan lingkungan sekitar mereka, seperti partisipasi dalam
pengelolaan sampah dan penghijauan. Kesadaran ini dapat meluas
hingga pada pilihan layanan kesehatan yang ramah lingkungan,
termasuk memilih rumah sakit yang memiliki praktik berkelanjutan.
c) Dukungan Kebijakan Pemerintah terhadap Praktik Berkelanjutan di Sektor
Kesehatan
Pemerintah Indonesia telah menunjukkan dukungan terhadap praktik
berkelanjutan di sektor kesehatan melalui kebijakan dan regulasi yang
relevan. Peluang implementasi Green Hospital diperkuat oleh faktor-faktor
berikut:

• Rencana Pembangunan Berkelanjutan: Pemerintah Indonesia telah


mengadopsi Rencana Pembangunan Berkelanjutan (RPJMN) yang
memasukkan keberlanjutan dalam sektor kesehatan sebagai prioritas
pembangunan nasional. Hal ini menciptakan dorongan bagi rumah
sakit untuk mengadopsi praktik berkelanjutan.
• Standar dan Sertifikasi: Pemerintah telah mengembangkan standar
dan sertifikasi untuk Green Hospital, seperti Pedoman Penilaian
Rumah Sakit Hijau Indonesia (Green Hospital Indonesia) dan Sertifikasi
Rumah Sakit Hijau. Hal ini memberikan arahan dan insentif bagi rumah
sakit untuk berinvestasi dalam praktik berkelanjutan.
• Insentif dan Dukungan Keuangan: Pemerintah dapat memberikan
insentif dan dukungan keuangan, seperti pajak dan insentif fiskal, untuk
mendorong rumah sakit dalam mengadopsi praktik berkelanjutan.
Langkah ini dapat meningkatkan daya tarik dan kemampuan rumah
sakit dalam berinvestasi dalam infrastruktur dan teknologi yang ramah
lingkungan.
Peluang ini memberikan landasan yang kuat untuk implementasi Green
Hospital di Indonesia. Dengan dukungan masyarakat, kesadaran
lingkungan yang meningkat, dan dukungan kebijakan pemerintah, rumah
sakit dapat memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan
masyarakat dan melindungi lingkungan.
D. Tantangan Implementasi Green Hospital di Indonesia
a) Keterbatasan Sumber Daya dan Infrastruktur
Implementasi Green Hospital di Indonesia dihadapkan pada tantangan
keterbatasan sumber daya dan infrastruktur. Beberapa tantangan yang
mungkin dihadapi meliputi:
• Keterbatasan anggaran: Penerapan praktik berkelanjutan memerlukan
investasi awal yang signifikan, seperti penggunaan teknologi ramah
lingkungan dan infrastruktur yang mendukung. Keterbatasan anggaran
dapat menjadi kendala bagi rumah sakit untuk mengadopsi praktik
berkelanjutan.
• Keterbatasan infrastruktur: Infrastruktur yang memadai diperlukan
untuk mendukung praktik berkelanjutan, seperti sumber energi
terbarukan dan sistem pengelolaan limbah yang modern. Namun,
keterbatasan infrastruktur yang ada di beberapa daerah di Indonesia
dapat menjadi tantangan bagi implementasi Green Hospital.
b) Kurangnya Kesadaran dan Pemahaman tentang Praktik Berkelanjutan
Kurangnya kesadaran dan pemahaman tentang praktik berkelanjutan di
kalangan masyarakat dan tenaga medis juga menjadi tantangan dalam
implementasi Green Hospital. Beberapa tantangan yang mungkin dihadapi
meliputi:
• Kurangnya kesadaran masyarakat: Masyarakat umum mungkin belum
sepenuhnya menyadari pentingnya praktik berkelanjutan dalam sektor
kesehatan dan manfaatnya bagi lingkungan dan kesehatan.
Dibutuhkan upaya pendidikan dan kampanye kesadaran untuk
meningkatkan pemahaman dan partisipasi masyarakat.
• Kurangnya pemahaman dan keterampilan tenaga medis: Tenaga
medis juga perlu memiliki pemahaman yang memadai tentang praktik
berkelanjutan dan kemampuan untuk mengimplementasikannya dalam
pelayanan kesehatan. Pelatihan dan pendidikan tentang Green
Hospital perlu ditingkatkan untuk meningkatkan keterampilan dan
pemahaman tenaga medis.
c) Kendala Regulasi dan Kebijakan yang Mendukung
Implementasi Green Hospital juga dapat dihadapkan pada kendala regulasi
dan kebijakan yang mendukung. Beberapa tantangan yang mungkin
dihadapi meliputi:
• Ketidakkonsistenan kebijakan: Kebijakan dan regulasi yang
mendukung praktik berkelanjutan di sektor kesehatan mungkin belum
konsisten di seluruh Indonesia. Perbedaan kebijakan di tingkat
pemerintah pusat dan daerah dapat menyulitkan implementasi Green
Hospital secara konsisten di seluruh negara.
• Ketidakjelasan persyaratan dan standar: Persyaratan dan standar
untuk Green Hospital mungkin belum jelas atau tidak memadai.
Ketidakjelasan ini dapat menyulitkan rumah sakit dalam
mengimplementasikan praktik berkelanjutan secara efektif.
E. Strategi Mengatasi Tantangan dan Mengoptimalkan Peluang
a) Peningkatan Kesadaran dan Pendidikan tentang Green Hospital
Untuk mengatasi kurangnya kesadaran dan pemahaman tentang Green
Hospital, diperlukan strategi untuk meningkatkan kesadaran dan
pendidikan di kalangan masyarakat dan tenaga medis. Beberapa langkah
yang dapat diambil meliputi:
• Kampanye dan sosialisasi: Melakukan kampanye dan sosialisasi yang
efektif tentang pentingnya Green Hospital, manfaatnya bagi lingkungan
dan kesehatan, serta cara mengadopsi praktik berkelanjutan.
• Pendidikan dan pelatihan: Meningkatkan pendidikan dan pelatihan
terkait Green Hospital bagi tenaga medis, termasuk melibatkan mereka
dalam program pendidikan berkelanjutan dan pelatihan khusus.
b) Kemitraan dan Kolaborasi antara Rumah Sakit, Pemerintah, dan Lembaga
Terkait
Kemitraan dan kolaborasi antara rumah sakit, pemerintah, dan lembaga
terkait merupakan strategi penting dalam mengatasi tantangan
implementasi Green Hospital. Beberapa langkah yang dapat diambil
meliputi:

• Kerjasama dengan pemerintah: Rumah sakit dapat bekerja sama


dengan pemerintah dalam mengembangkan kebijakan dan regulasi
yang mendukung praktik berkelanjutan di sektor kesehatan. Hal ini
termasuk mendukung upaya pemerintah dalam mengintegrasikan
keberlanjutan dalam rencana pembangunan nasional.
• Kemitraan dengan lembaga terkait: Rumah sakit dapat menjalin
kemitraan dengan lembaga lingkungan, universitas, dan organisasi
non-pemerintah yang bergerak di bidang keberlanjutan dan kesehatan.
Kemitraan ini dapat melibatkan pertukaran pengetahuan, sumber daya,
dan pengalaman untuk mendorong implementasi Green Hospital.
• Kolaborasi dengan rumah sakit lain: Rumah sakit dapat berkolaborasi
dengan rumah sakit lain yang telah berhasil mengimplementasikan
praktik berkelanjutan. Kolaborasi ini dapat melibatkan pertukaran
informasi, pengalaman, dan praktik terbaik untuk mempercepat
pengadopsian praktik berkelanjutan.
c) Pengembangan Sumber Daya Manusia yang Terampil dan Terlatih
Pengembangan sumber daya manusia yang terampil dan terlatih dalam
implementasi Green Hospital menjadi strategi penting. Beberapa langkah
yang dapat diambil meliputi:
• Pelatihan dan pengembangan keterampilan: Mengadakan pelatihan
dan pengembangan keterampilan bagi staf rumah sakit, termasuk
tenaga medis dan non-medis, tentang praktik berkelanjutan,
pengelolaan limbah, penggunaan energi yang efisien, dan
pengurangan dampak lingkungan.
• Program pendidikan: Melibatkan lembaga pendidikan kesehatan dalam
mengintegrasikan kurikulum tentang Green Hospital dalam program
pendidikan mereka. Ini akan memastikan bahwa calon tenaga medis
telah mendapatkan pemahaman yang memadai tentang praktik
berkelanjutan di sektor kesehatan.
• Penyediaan sumber daya dan dukungan: Menyediakan sumber daya
dan dukungan yang diperlukan bagi staf rumah sakit, seperti akses ke
informasi, panduan praktik, dan bantuan teknis, untuk membantu
mereka dalam mengimplementasikan praktik berkelanjutan dengan
efektif.
Dengan mengadopsi strategi ini, rumah sakit dapat mengatasi tantangan
yang dihadapi dalam implementasi Green Hospital, sambil
memaksimalkan peluang yang ada. Kolaborasi, pendidikan, dan
pengembangan sumber daya manusia yang terampil akan memainkan
peran kunci dalam mewujudkan rumah sakit yang berkelanjutan di
Indonesia.
d) Pemantauan dan Evaluasi
Pemantauan dan evaluasi merupakan bagian penting dalam
implementasi Green Hospital di Indonesia. Pemantauan dilakukan untuk
mengukur dan melacak kemajuan dalam penerapan praktik berkelanjutan,
sementara evaluasi digunakan untuk mengevaluasi efektivitas upaya yang
dilakukan dan mengidentifikasi area perbaikan yang perlu diperhatikan.
Berikut ini penjelasan lebih lanjut tentang pemantauan dan evaluasi dalam
konteks Green Hospital:
• Sistem Pemantauan:
✓ Rumah sakit perlu memiliki sistem pemantauan yang efektif untuk
mengumpulkan data terkait implementasi praktik berkelanjutan.
Data yang dikumpulkan dapat mencakup penggunaan energi,
pengelolaan limbah, penggunaan air, penggunaan bahan kimia,
dan indikator lain yang relevan.
✓ Sistem pemantauan juga dapat mencakup pengumpulan data
mengenai kepuasan pasien dan karyawan terhadap aspek
lingkungan di rumah sakit.
✓ Pemantauan dapat dilakukan secara berkala, baik melalui
pengamatan langsung, survei, atau penggunaan teknologi digital
untuk mengumpulkan data secara real-time.

• Evaluasi Kinerja:
✓ Evaluasi kinerja dilakukan untuk menganalisis data yang terkumpul
dan mengukur sejauh mana implementasi Green Hospital telah
berhasil.
✓ Evaluasi kinerja dapat dilakukan dengan membandingkan data
hasil pemantauan dengan target atau standar yang telah ditetapkan
sebelumnya. Hal ini akan membantu mengidentifikasi apakah
rumah sakit telah mencapai tujuan berkelanjutan yang telah
ditetapkan.
✓ Selain itu, evaluasi kinerja juga dapat melibatkan analisis tren dan
perbandingan antara rumah sakit dengan rumah sakit lainnya
dalam hal praktik berkelanjutan.

• Identifikasi Masalah dan Peluang Peningkatan:


✓ Pemantauan dan evaluasi membantu mengidentifikasi masalah
yang mungkin timbul dalam implementasi praktik berkelanjutan
di rumah sakit.
✓ Dengan mengevaluasi kinerja, rumah sakit dapat
mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan dan
merencanakan tindakan perbaikan yang sesuai.
✓ Evaluasi juga dapat membantu mengidentifikasi peluang
peningkatan dan inovasi dalam praktik berkelanjutan, sehingga
rumah sakit dapat terus meningkatkan kinerjanya.
✓ Laporan Keberlanjutan:

✓ Pemantauan dan evaluasi yang dilakukan harus diikuti dengan


penyusunan laporan keberlanjutan yang menjelaskan hasil-
hasil implementasi Green Hospital.
✓ Laporan keberlanjutan ini dapat digunakan untuk
berkomunikasi kepada stakeholder, seperti pemerintah,
masyarakat, dan pasien, mengenai upaya rumah sakit dalam
melindungi lingkungan dan meningkatkan kesehatan.
✓ Laporan keberlanjutan juga dapat digunakan sebagai alat untuk
mengukur transparansi dan akuntabilitas rumah sakit dalam hal
praktik berkelanjutan.
F. Studi Kasus: Implementasi Green Hospital di Indonesia
a) Contoh Rumah Sakit yang Telah Mengadopsi Konsep Green Hospital
• RSUI (Rumah Sakit Universitas Indonesia), yang berlokasi di
komplek area Gedung Rumpun Ilmu Kesehatan UI Kampus Depok
adalah rumah sakit pertama di Indonesia yang menerapkan Konsep
Hijau atau Green Hospital Concept. Mereka mengelola air hujan
dan limbah cair untuk dimanfaatkan kembali, seperti untuk
gardening atau flushing. Limbah infeksius, limbah yang
mengandung formalin, dan limbah B3 dikelola sesuai aturan agar
dapat digunakan kembali dengan aman.
RSUI juga memiliki pengelolaan limbah padat non-B3
melalui bank sampah di sekitar Depok, sementara limbah makanan
dikubur di lubang khusus untuk dijadikan pupuk kompos.
Penghijauan dilakukan dengan menanam pohon buah dan memiliki
lapangan rumput yang luas. RSUI juga melakukan efisiensi energi
dengan menggunakan sistem AC yang canggih dan building
automation system untuk mengontrol penerangan. Selain itu,
desain bangunan RSUI memperhatikan aspek keselamatan dan
keamanan pasien. Mereka memiliki struktur bangunan yang tahan
gempa dengan base isolation untuk mengalihkan guncangan
horizontal saat terjadi gempa. Ada juga kompartemen tahan api dan
bebas asap di setiap lantai sebagai area aman saat terjadi
kebakaran serta lift yang dibedakan untuk mengontrol penyebaran
infeksi.
RSUI juga memberikan perhatian pada kenyamanan pasien
dan staf. Mereka memiliki bangunan terpisah untuk mesin
generator dan mesin penghembus udara, sehingga pasien dan staf
terhindar dari kebisingan. RSUI berkomitmen untuk menerapkan
konsep terbaik dalam hal patient safety, infection control, dan aspek
lingkungan.
• Mayapada Hospital Bandung, Sebagai Rumah Sakit Green
Hospital Pertama di Indonesia dengan 2 sertifikasi Greenship dan
Edge, Mayapada Hospital bandung mendapatkan sertifikasi
greenship dengan poin tertinggi platinum. Mayapada Hospital
Bandung terdiri dari 16 lantai yang dibangun di tanah seluas lebih
dari 2,5 hektar. Dengan kapasitas lebih dari 200 bed, MHBD siap
melayani pelayanan kesehatan bagi warga Bandung, Jawa Barat
dan sekitarnya.
Mayapada Hospital Bandung menjadi rumah sakit yang
ramah lingkungan, diantaranya yaitu konstruksi design yang sesuai
dengan pedoman Kementrian Kesehatan, area hijau 15% dari total
lahan dan penyediaan parkir sepeda.s
Selain itu, Mayapada Hospital Bandung juga menerapkan
efisiensi energi di area rumah sakit seperti memaksimalkan cahaya
natural dari penggunaan kaca-kaca yang besar dan tidak
memerlukan lampu tambahan.
Kemudian, Mayapada Hospital Bandung juga
menggunakan peralatan yang hemat efisiensi sehingga
mengurangi 38% energi dari rata-rata pemakaian gedung lainnya.
Penerapan sistem pengolahan limbah padat dan cair juga
sudah dimaksimalkan secara baik, disamping penggunaaan
material bangunan dan interior yang non-toxic, hingga memberikan
ruang hijau di area rumah sakit.
Mayapada Hospital Bandung dibangun untuk memberikan
kenyamanan, keamanan, serta suasana yang menenangkan bagi
para pasien, sehingga pasien dapat fokus menjalankan perawatan
semaksimal mungkin.

Kenyamanan pasien yang diberikan, di antaranya


penyediaan layanan emergency 24 jam yang siap menangani
kasus kegawatdaruratan seperti kegawatdaruran jantung, stroke
maupun trauma atau kecelakaan yang didukung dengan alur
Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang terpisah bagi pasien infeksius
dan non-infeksius.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Green Hospital, atau rumah sakit hijau, adalah konsep yang
didesain untuk mengintegrasikan aspek lingkungan dan kesehatan dalam
operasional rumah sakit. Rumah sakit memiliki peran penting dalam
menjaga kesehatan dan menyembuhkan penyakit masyarakat, namun
operasional rumah sakit juga dapat memberikan dampak negatif terhadap
lingkungan. Penggunaan energi yang besar, produksi limbah medis
berbahaya, dan penggunaan sumber daya alam yang berlebihan adalah
beberapa contoh dampak negatif tersebut. Oleh karena itu, Green Hospital
muncul sebagai solusi untuk mengurangi dampak negatif tersebut dan
menjalankan praktik berkelanjutan dalam sektor kesehatan.
Implementasi Green Hospital di Indonesia memiliki beberapa
rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini. Pertama, kondisi
lingkungan saat ini dan dampak negatif yang ditimbulkan oleh operasional
rumah sakit di Indonesia. Kedua, konsep dan prinsip dasar dari Green
Hospital. Ketiga, peluang yang ada untuk mengimplementasikan Green
Hospital di Indonesia. Keempat, tantangan yang dihadapi dalam
implementasi Green Hospital di Indonesia. Dan kelima, strategi yang dapat
digunakan untuk mengatasi tantangan tersebut.
Makalah ini bertujuan untuk memahami konsep dan prinsip dasar
Green Hospital, menganalisis peluang yang ada untuk
mengimplementasikannya di Indonesia, mengidentifikasi tantangan yang
dihadapi, serta menyusun strategi untuk mengatasi tantangan tersebut.
Dengan memahami konsep dan prinsip Green Hospital, diharapkan dapat
terbentuk kesadaran dan kepedulian terhadap praktik berkelanjutan dalam
sektor kesehatan di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai