Anda di halaman 1dari 13

TUGAS

(dikumpulkan paling telat tanggal 13 Februari 2024, melalui PJ Kelas)

PENGEMBANGAN INVESTASI PERALATAN RADIOLOGI


DI RUMAH SAKIT X

Permasalahan

Instalasi Radiologi di Rumah Sakit X sendiri mulai ada sejak bulan Desember 2013.
Pengadaan peralatan Radiologi itu sendiri dilakukan secara kerjasama operasional oleh pihak
ketiga atau dengan istilah investasi dari pihak ketiga. Selama kurun waktu 5 tahun ini, belum
pernah dilakukan kelayakan investasi dari pengadaan peralatan radiologi dari pihak investor.
Berdasarkan tahun 2013-2018 statistik jumlah pasien di Rumah Sakit X selalu mengalami
kenaikan yang yang signifikan. Adanya rencana pengembangan unit radiologi untuk
melakukan peremajaan peralatan yang di tujukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
radiologi yang selama ini di pakai, pengembangan investasi peralatan radiologi di RS X.

Investasi pada dasarnya merupakan usaha menanamkan sumber daya (modal) dalam
kegiatan usaha/bisnis. Investasi biasanya ditanamkan pada sebuah proyek baru ataupun
pengembangan proyek yang sudah berjalan. Kegiatan investasi ini ditujukan untuk
memperoleh berbagai manfaat yang dapat berupa keuntungan finansial, seperti: laba, atau
manfaat non finansial seperti : misi sosial, kecepatan dalam pelayanan, kelengkapan dalam
hal pelayanan seperti dalam pemenuhan kebutuhan alat penunjang medis berupa peralatan
radiologi, dalam melakukan investasi tersebut setiap perusahaan umumnya akan berusaha
agar perluasannya dapat berkembang sesuai dengan tujuan perusahaan yaitu untuk
mendapatkan laba sebesar besarnya untuk kelangsungan hidup perusahaan, sehingga
seberapa lama pengembalian dana, yang ditanam di proyek tersebut menjadi sangat penting.
Artinya, sebelum perusahaan menanamkan investasi untuk perluasan usaha baru, maka
terlebih dahulu perlu diketahui apakah proyek atau investasi yang akan di lakukan dapat
mengembalikan uang yang telah diinvestasikan dalam proyek tersebut dengan jangka waktu
tertentu. Selain itu agar dapat melihat investasi yang di jalankan dapat memberikan
keuntungan finansial seperti yang diharapkan.
Studi Kelayakan Bisnis (SKB) merupakan kegiatan yang dapat menjawab pertanyaan-
pertanyaan tersebut pada Rumah Sakit X karena SKB adalah suatu kegiatan yang
mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam
rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan dengan menganalisis berbagai
macam aspek.

Metode analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif tanpa menggunakan
hipotesis. Pendekatan kuantitatif diperoleh dari biaya-biaya yang berhubungan dengan
semua biaya operasional investasi pengadaan peralatan Radiologi di Rumah Sakit X selama
kurun waktu 5 tahun.

Pendekatan kualitatif diperoleh dengan wawancara pada pihak-pihak yang terkait dengan
radiologi. Subjek adalah manajemen khususnya bagian keuangan sebanyak 1 orang, kepala
bagian radiologi sebanyak 1 orang dan wakil direktur atau kepala bidang penunjang medis di
Rumah Sakit X terkait tata kelola unit radiologi serta pendapatan dan pengeluaran dan hasil
keuntungan yang diperoleh unit radiologi selama kurun waktu 5 tahun, mulai bulan
Desember 2013 sampai dengan bulan Desember 2018.

Variabel yaitu biaya operasional peralatan radiologi yang terdiri dari gaji, invest, makan,
penyusutan alat, bahan habis pakai, alat tulis kantor, biaya umum seperti telepon, listrik, air.
Biaya investasi adalah biaya yang terdiri dari depresiasi gedung, depresiasi alat. Biaya
pemeliharaan adalah biaya pemeliharaan gedung dan alat.

Pengolahan data dilakukan dengan foto dokumentasi dan catatan dan hasilnya dikumpulkan,
editing, dikelompokkan, penghitungan, pengolahan data, penyajian data dalam bentuk narasi
dan interpretasi data dengan menghubungkan dengan teori yang ada.

Dari permasalan tersebut tugas saudara adalah buatlah analisis kelayakan investasi dengan
metode :

a. PP (Payback Periode)
b. ARR (Average Rate of Return)
c. NPV (Net Present Value)
d. IRR (Internal Rate of Return)
e. PI ( Profitabilitas Indeks)
Dengan nilai investasi sebesar Rp. 48.000.000,-
Metode ini digunakan untuk mengukur berapa tingkat pengembalian intern yang diperoleh
dari suatu investasi. Berikut ini tabel :

1. Perhitungan Net Present Value dengan Discount Factor 9 %, Diketahui :


Tabel 1 Pendapatan Bersih Setelah Di Kurangi Pajak

No Tahun Total Penda- Total Penge-


patan luaran

1 2014 26.070.000 19.356.500

2 2015 46.834.000 35.695.500

3 2016 67.132.000 50.770.000

4 2017 90.222.000 66.735.600

5 2018 119.368.500 90.196.250

Jumlah 349.626.500 262.753.850

2. Berikan Argumentasi bahwa Perkembangan Teknologi Kesehatan perlu


dilakukan sebutkan dan jelaskan ?
Perkembangan teknologi kesehatan perlu dilakukan karena banyak alasan yang sangat
penting. Berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Meningkatkan Diagnosis: Teknologi kesehatan baru memungkinkan diagnosis


yang lebih cepat, akurat, dan non-invasif untuk berbagai penyakit. Misalnya,
pemindaian gambar medis seperti CT scan dan MRI memungkinkan dokter
untuk melihat struktur internal tubuh dengan detail yang tinggi.

2. Pengobatan yang Lebih Efektif: Teknologi kesehatan memungkinkan


pengembangan terapi yang lebih efektif dan spesifik untuk berbagai penyakit.
Contohnya termasuk terapi gen untuk kanker dan pengembangan obat-obatan
yang lebih canggih.
3. Peningkatan Perawatan Pasien: Sistem informasi kesehatan elektronik (e-
health) memungkinkan akses yang lebih mudah dan cepat terhadap riwayat
medis pasien, memfasilitasi koordinasi perawatan antar-profesional, dan
memberikan informasi yang tepat waktu kepada pasien.

4. Meningkatkan Kualitas Hidup: Teknologi kesehatan dapat meningkatkan


kualitas hidup pasien dengan memungkinkan mereka untuk mengelola
penyakit kronis dengan lebih baik, memonitor kondisi mereka sendiri, dan
mengakses perawatan jarak jauh atau mandiri.

5. Efisiensi Sistem Kesehatan: Penggunaan teknologi kesehatan dapat


meningkatkan efisiensi sistem kesehatan dengan mengurangi waktu tunggu,
meminimalkan kesalahan medis, dan mengoptimalkan penggunaan sumber
daya.

6. Mendukung Penelitian dan Pengembangan: Inovasi dalam teknologi kesehatan


mendukung penelitian dan pengembangan di bidang medis, membantu
memecahkan tantangan kesehatan yang kompleks dan menciptakan solusi
baru untuk masalah-masalah kesehatan global.

7. Menghadapi Tantangan Masa Depan: Teknologi kesehatan memainkan peran


penting dalam mempersiapkan sistem kesehatan untuk menghadapi tantangan
masa depan, termasuk penuaan populasi, peningkatan penyakit kronis, dan
ancaman penyakit menular baru.

Dengan demikian, perkembangan teknologi kesehatan tidak hanya penting untuk


meningkatkan kesehatan individu, tetapi juga untuk memperkuat sistem kesehatan
secara keseluruhan dan menghadapi tantangan-tantangan kesehatan yang kompleks di
masa depan.

3. Apa yang melandasi didalam melakukan penilaian keberhasilan rumah sakit


dalam melaksanakan Green Hospital sebutkan dan jelaskan?
Penilaian keberhasilan rumah sakit dalam melaksanakan konsep Green Hospital atau
rumah sakit hijau dapat didasarkan pada beberapa landasan yang penting, termasuk:
1. Pengurangan Jejak Karbon: Rumah sakit dapat dinilai berdasarkan
kemampuannya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan jejak karbonnya.
Langkah-langkah seperti penggunaan energi terbarukan, pengelolaan limbah yang
efisien, dan transportasi yang ramah lingkungan dapat menjadi indikator utama.

2. Efisiensi Energi: Efisiensi energi merupakan aspek kunci dalam rumah sakit hijau.
Penilaian dapat mencakup penggunaan teknologi hemat energi, insentif untuk
mengurangi konsumsi energi, dan investasi dalam infrastruktur yang berkelanjutan
seperti pencahayaan LED, sistem pemanas dan pendingin yang efisien, serta
manajemen energi yang cerdas.

3. Manajemen Limbah: Kemampuan rumah sakit dalam mengelola limbah medis


dan non-medis secara efektif dan bertanggung jawab dapat menjadi indikator
keberhasilan. Ini meliputi pengurangan, pengolahan, dan daur ulang limbah secara
berkelanjutan serta penerapan praktik-praktik yang aman dan ramah lingkungan
dalam penanganan limbah.

4. Penggunaan Bahan Berkelanjutan: Rumah sakit dapat dinilai berdasarkan


penggunaan bahan-bahan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan dalam
pembangunan, perawatan fasilitas, dan pengadaan peralatan medis. Ini termasuk
penggunaan bahan daur ulang, produk berlabel lingkungan, dan strategi pengadaan
yang mempertimbangkan dampak lingkungan.

5. Kualitas Lingkungan Dalam Ruangan: Penilaian juga dapat mencakup kualitas


lingkungan dalam ruangan di rumah sakit, seperti udara dalam ruangan, pencahayaan,
dan akustik. Langkah-langkah untuk meningkatkan kualitas udara dalam ruangan,
mengurangi polutan, dan menciptakan lingkungan yang nyaman dan mendukung
kesembuhan pasien dapat menjadi faktor penentu keberhasilan.

6. Partisipasi dan Kesadaran Komunitas: Keberhasilan rumah sakit dalam


melibatkan komunitas lokal dan meningkatkan kesadaran akan praktik-praktik ramah
lingkungan juga dapat menjadi landasan penilaian. Inisiatif seperti program edukasi,
kampanye sadar lingkungan, dan kemitraan dengan organisasi lingkungan dapat
memberikan kontribusi positif terhadap pencapaian tujuan Green Hospital.

Penilaian keberhasilan rumah sakit dalam melaksanakan konsep Green Hospital harus
mencakup berbagai aspek ini, dengan mempertimbangkan dampaknya terhadap
lingkungan, kesehatan masyarakat, dan keberlanjutan secara keseluruhan.

4. Apa yang menjadi resistensi dalam menerapkan green hospital Sebutkan


dan Jelaskan
Beberapa alasan yang mungkin menyebabkan resistensi tersebut antara lain:

1. Biaya Awal yang Tinggi: Beberapa inisiatif untuk membuat rumah sakit
lebih hijau mungkin memerlukan investasi awal yang besar. Hal ini bisa
menjadi kendala bagi pihak manajemen yang mungkin tidak melihat
keuntungan jangka pendek dari investasi tersebut.

2. Kurangnya Kesadaran atau Pemahaman: Banyak orang mungkin tidak


sepenuhnya memahami manfaat dari konsep Green Hospital atau mungkin
bahkan tidak menyadari dampak negatif yang diakibatkannya terhadap
lingkungan. Kurangnya pemahaman ini dapat menyebabkan resistensi
terhadap perubahan.

3. Perubahan Budaya Organisasi: Implementasi konsep Green Hospital


mungkin memerlukan perubahan budaya organisasi yang signifikan. Ini bisa
termasuk mengubah kebiasaan kerja, prosedur operasional standar, dan sikap
terhadap lingkungan. Perubahan semacam ini sering kali dihadapi dengan
resistensi dari mereka yang cenderung mempertahankan status quo.

4. Keterbatasan Sumber Daya: Rumah sakit mungkin menghadapi


keterbatasan sumber daya, baik itu dalam bentuk anggaran, personel, atau
infrastruktur yang dibutuhkan untuk menerapkan inisiatif hijau. Keterbatasan
ini dapat menjadi hambatan nyata dalam melaksanakan perubahan yang
diperlukan.
5. Tantangan Teknis atau Logistik: Beberapa inisiatif Green Hospital
mungkin melibatkan perubahan teknis atau logistik yang kompleks. Misalnya,
mengganti sistem penerangan atau pemanas dengan teknologi yang lebih
ramah lingkungan mungkin memerlukan waktu, sumber daya, dan
penyesuaian yang signifikan.

6. Ketidakpastian Regulasi atau Kebijakan: Kurangnya kejelasan atau


konsistensi dalam regulasi atau kebijakan terkait praktik-praktik ramah
lingkungan di sektor kesehatan juga dapat menjadi hambatan bagi rumah sakit
yang ingin menerapkan inisiatif hijau.

7. Prioritas Lain yang Mendesak: Kadang-kadang, rumah sakit mungkin


menghadapi tekanan untuk menangani prioritas lain yang dianggap lebih
mendesak, seperti meningkatkan kualitas layanan klinis atau menangani
kebutuhan infrastruktur yang mendesak.

Mengatasi resistensi dalam menerapkan konsep Green Hospital memerlukan


komunikasi yang efektif, kepemimpinan yang kuat, pendidikan dan pelatihan
yang memadai, serta strategi yang tepat untuk mengatasi hambatan-hambatan
yang dihadapi.

5. Apa konsep yang anda tawarkan sebagai lulusan MARS yang diminta oleh
pemilik modal investor yang berkeinginan mendirikan rumah sakit KELAS
C untuk membantu dalam mewujudkan berdirinya satu RS, Berikan
penjelasan secara komprehensif dalam mendirikan sebuah rumah sakit?

Sebagai lulusan Manajemen Rumah Sakit (MARS), Anda memiliki pengetahuan


dan keterampilan yang relevan untuk membantu pemilik modal investor dalam
mendirikan rumah sakit Kelas C. Berikut adalah konsep yang di tawarkan:

1. Analisis Pasar dan Studi Kelayakan

Sebelum memulai proses pembangunan rumah sakit, penting untuk melakukan


analisis pasar yang menyeluruh dan studi kelayakan. Ini mencakup penelitian
tentang demografi lokal, kebutuhan kesehatan masyarakat, persaingan pasar, serta
regulasi dan persyaratan hukum yang berlaku.

2. Penentuan Lokasi yang Tepat

Pemilihan lokasi yang tepat sangat penting dalam kesuksesan rumah sakit. Lokasi
harus mudah diakses oleh masyarakat, memiliki aksesibilitas transportasi yang
baik, dan berada dalam jangkauan pasien potensial. Selain itu, faktor-faktor seperti
keamanan, infrastruktur, dan lingkungan sekitar juga perlu dipertimbangkan.

3. Desain dan Perencanaan Fasilitas

Desain dan perencanaan fasilitas rumah sakit memainkan peran penting dalam
memberikan layanan yang efisien dan berkualitas. Ini melibatkan pembuatan
rencana ruang yang efektif, pengaturan ruang yang ergonomis, dan pemilihan
peralatan medis yang sesuai dengan kebutuhan pasien.

4. Pengembangan Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia yang berkualitas adalah aset berharga dalam operasi rumah
sakit. Proses perekrutan, pelatihan, dan pengembangan staf medis dan non-medis
harus diperhatikan secara cermat. Selain itu, perlu dibangun budaya kerja yang
mendukung kolaborasi, inovasi, dan pelayanan yang berorientasi pada pasien.

5. Pengelolaan Keuangan dan Akuntabilitas

Manajemen keuangan yang baik sangat penting dalam menjaga keberlanjutan


operasional rumah sakit. Ini mencakup perencanaan anggaran yang cermat,
pemantauan pengeluaran, pemilihan sistem pembayaran yang efisien, dan
penerapan praktik akuntabilitas yang ketat.
6. Penerapan Teknologi Informasi Kesehatan

Penerapan teknologi informasi kesehatan (TIK) dapat meningkatkan efisiensi dan


kualitas layanan di rumah sakit. Ini termasuk penggunaan sistem manajemen data
pasien, rekam medis elektronik, sistem informasi laboratorium, dan aplikasi
telemedicine untuk meningkatkan aksesibilitas layanan kesehatan.

7. Kepatuhan Regulasi dan Standar Kualitas

Penting untuk memastikan bahwa rumah sakit mematuhi semua regulasi dan
standar kualitas yang berlaku. Hal ini termasuk persyaratan lisensi, akreditasi
rumah sakit, standar keamanan pasien, dan kepatuhan terhadap etika medis serta
regulasi pengelolaan limbah medis.

8. Promosi dan Pemasaran

Untuk menarik pasien dan membangun reputasi yang baik, rumah sakit perlu
melakukan promosi dan pemasaran yang efektif. Ini bisa melibatkan kampanye
pemasaran multimedia, kerjasama dengan dokter dan lembaga kesehatan lainnya,
serta penyediaan layanan yang memenuhi kebutuhan dan harapan pasien.

Dengan menerapkan konsep-konsep ini secara komprehensif, Anda dapat


membantu pemilik modal investor dalam mewujudkan berdirinya rumah sakit
Kelas C yang sukses dan memberikan pelayanan kesehatan berkualitas kepada
masyarakat.

6. Apa yang menjadi dasar standar penilaian teknologi kesehatan sebutkan dan
jelaskan secara komprehensip?
Standar penilaian teknologi kesehatan didasarkan pada beberapa prinsip dan kriteria
yang penting. Berikut adalah beberapa dasar standar penilaian teknologi kesehatan
beserta penjelasannya secara komprehensif:

1. Keamanan: Keamanan adalah aspek yang sangat penting dalam penilaian


teknologi kesehatan. Teknologi harus memenuhi standar keamanan yang ketat untuk
melindungi data pasien dan memastikan bahwa perangkat atau sistem tersebut tidak
menimbulkan risiko yang tidak diinginkan bagi pasien atau pengguna lainnya.
2. Efektivitas Klinis: Efektivitas klinis merujuk pada kemampuan teknologi
kesehatan untuk memberikan manfaat yang diharapkan dalam diagnosis, pengobatan,
atau perawatan pasien. Penilaian efektivitas ini biasanya dilakukan melalui uji klinis
yang ketat dan pemantauan hasil pasien dalam praktik klinis.

3. Kemanfaatan: Kemanfaatan adalah evaluasi terhadap sejauh mana teknologi


kesehatan memberikan nilai tambah atau keuntungan bagi pasien, penyedia layanan
kesehatan, atau sistem kesehatan secara keseluruhan. Ini mencakup faktor-faktor
seperti peningkatan prognosis pasien, pengurangan biaya perawatan, atau peningkatan
efisiensi operasional.

4. Keandalan: Keandalan merujuk pada kemampuan teknologi kesehatan untuk


beroperasi secara konsisten dan dapat diandalkan dalam berbagai situasi dan kondisi.
Hal ini mencakup stabilitas perangkat lunak, akurasi sensor, dan ketersediaan sistem
secara keseluruhan.

5. Keterjangkauan: Keterjangkauan adalah evaluasi terhadap sejauh mana teknologi


kesehatan dapat diakses dan digunakan oleh berbagai pihak yang membutuhkannya,
termasuk pasien, penyedia layanan kesehatan, dan lembaga kesehatan. Faktor-faktor
seperti biaya, infrastruktur yang dibutuhkan, dan pelatihan pengguna menjadi
pertimbangan penting dalam penilaian ini.

6. Interoperabilitas: Interoperabilitas merujuk pada kemampuan teknologi kesehatan


untuk berintegrasi dan berkomunikasi dengan sistem lainnya, termasuk sistem rekam
medis elektronik, perangkat medis lainnya, atau jaringan kesehatan yang lebih luas.
Interoperabilitas yang baik memungkinkan pertukaran informasi yang lancar dan
efisien antar sistem.

7. Privasi dan Keamanan Data: Privasi dan keamanan data adalah faktor penting
dalam penilaian teknologi kesehatan, terutama dengan meningkatnya penggunaan
teknologi informasi dalam penyediaan layanan kesehatan. Teknologi harus mematuhi
standar privasi data yang ketat dan memiliki langkah-langkah keamanan yang kuat
untuk melindungi informasi medis sensitif.

8. Kepatuhan Regulasi: Kepatuhan terhadap regulasi dan standar industri, seperti


yang ditetapkan oleh badan pengatur dan lembaga akreditasi, juga merupakan bagian
integral dari penilaian teknologi kesehatan. Teknologi harus mematuhi persyaratan
yang berlaku dalam hal persetujuan regulasi, sertifikasi, dan pemantauan pasca-
pemasaran.

Dengan memperhatikan dasar-dasar standar penilaian tersebut, penilaian teknologi


kesehatan dapat dilakukan secara komprehensif untuk memastikan bahwa teknologi
yang digunakan dalam konteks perawatan kesehatan memenuhi kebutuhan pasien,
penyedia layanan kesehatan, dan sistem kesehatan secara keseluruhan.
7. Apa yang menjadi :
1. Peluang ?
2. Tantangan ?
3. Ancaman dengan dengan lahirnya Permenkes No 3 Tahun 2020 Tentang
Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit ?

Dengan lahirnya Permenkes No 3 Tahun 2020 tentang Klasifikasi dan Perizinan


Rumah Sakit, berbagai peluang, tantangan, dan ancaman muncul dalam konteks
penyelenggaraan rumah sakit di Indonesia. Berikut adalah beberapa aspek yang
relevan:

Peluang:

1. Standardisasi Pelayanan Kesehatan: Penetapan standar klasifikasi dan perizinan


rumah sakit oleh pemerintah dapat membuka peluang untuk meningkatkan standar
pelayanan kesehatan di Indonesia. Rumah sakit akan didorong untuk mematuhi
persyaratan yang telah ditetapkan, sehingga memungkinkan terciptanya lingkungan
perawatan yang lebih aman dan berkualitas.

2. Peningkatan Kualitas Layanan: Dengan adanya regulasi yang lebih ketat, rumah
sakit akan terdorong untuk meningkatkan kualitas layanan yang mereka berikan. Ini
dapat mencakup peningkatan infrastruktur, peralatan medis, tenaga medis, serta
sistem manajemen dan prosedur operasional.

3. Perlindungan Pasien: Regulasi yang lebih ketat dapat memberikan perlindungan


yang lebih baik bagi pasien. Standar yang jelas dan ketat dapat membantu mengurangi
risiko terhadap keselamatan dan keamanan pasien, serta meningkatkan transparansi
dalam proses perizinan dan operasional rumah sakit.

Tantangan:

1. Penyesuaian Terhadap Perubahan: Rumah sakit mungkin menghadapi tantangan


dalam menyesuaikan diri dengan perubahan regulasi dan persyaratan yang baru.
Proses penyesuaian ini mungkin memerlukan waktu, sumber daya, dan investasi yang
signifikan.

2. Biaya dan Administrasi: Proses perizinan yang lebih ketat dan standar yang lebih
tinggi mungkin meningkatkan biaya administratif dan operasional bagi rumah sakit.
Hal ini dapat menjadi tantangan bagi rumah sakit, terutama yang memiliki sumber
daya terbatas.

3. Kekurangan Tenaga Ahli: Implementasi regulasi baru mungkin memerlukan


keahlian khusus dalam hal manajemen rumah sakit dan administrasi kesehatan.
Kekurangan tenaga ahli dalam bidang ini dapat menjadi hambatan dalam penerapan
yang efektif dari regulasi baru.

Ancaman:

1. Pemenuhan Persyaratan: Rumah sakit yang tidak mampu memenuhi persyaratan


yang ditetapkan dalam Permenkes No 3 Tahun 2020 berisiko kehilangan izin
operasional mereka. Ini dapat mengancam kelangsungan hidup dan reputasi rumah
sakit tersebut.

2. Ketidakpastian Ekonomi: Dalam konteks ketidakpastian ekonomi, rumah sakit


mungkin kesulitan untuk memperoleh dana yang diperlukan untuk memenuhi
persyaratan dan standar baru. Ini dapat mengganggu operasional dan pengembangan
rumah sakit.

3. Ketidakseimbangan Penawaran dan Permintaan: Penerapan regulasi baru


mungkin menyebabkan ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan layanan
kesehatan. Rumah sakit yang tidak mampu memenuhi standar yang ditetapkan
mungkin mengalami penurunan permintaan pasien atau kehilangan pangsa pasar.

Dalam menghadapi peluang, tantangan, dan ancaman yang terkait dengan Permenkes
No 3 Tahun 2020, penting bagi rumah sakit untuk melakukan evaluasi menyeluruh
terhadap kepatuhan mereka terhadap regulasi baru ini dan mengambil langkah-
langkah yang diperlukan untuk memastikan kelangsungan operasional dan pelayanan
yang berkualitas bagi masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai