Anda di halaman 1dari 20

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP TAHUN 2023/ 2024

PROGRAM STUDI MARS URINDO

MATA KULIAH KEUANGAN DAN AKUNTANSI

LAMA UJIAN 2 (dua) JAM

WAKTU SESUAI JADWAL UJIAN

DOSEN : 1. Dr Susy Himawati MARS

2. NURHAYATI SE MARS

NAMA MAHASISWA : Oky Pratama

KELAS : 37 C

SOAL NOMOR 1 :

1. Sebutkan perbedaan Konsep ABC dengan Akuntansi biaya tradisional.


Jelaskan Berapa HPP dan laba kotor dari Atorvastatin 20 mg tablet? Jika
diketahui persedian awal Rp. 500.000; persediaan akhir Rp 2.189.000
dengan Penjualan bersih Rp 29.767.230 dan pembelian bersih sebesar Rp
25.890.000.

JAWAB

Pendekatan: Akuntansi biaya menggunakan pendekatan berbasis volume atau


jumlah produksi, yang didasarkan pada gagasan bahwa biaya overhead terkait
dengan volume produksi. Di sisi lain, pendekatan ABC menggunakan pendekatan
berbasis aktivitas, yang mengatur biaya overhead berdasarkan aktivitas yang
sebenarnya dilakukan selama proses produksi.

Fokus pada aktivitas: Akuntansi biaya tradisional sering kali hanya memperhitungkan
biaya langsung dan overhead umum, tanpa memperhitungkan aktivitas khusus yang
diperlukan untuk menghasilkan produk atau layanan. sebaliknya ABC berfokus pada
aktivitas yang diperlukan dalam proses produksi, dan biaya dialokasikan
berdasarkan jumlah aktivitas yang dikonsumsi oleh setiap produk atau layanan.

Pengalokasian biaya overhead: dalam akuntansi biaya tradisional, biaya overhead


dialokasikan ke produk dengan menggunakan metode seperti tarif buruh langsung,
jam mesin atau metode lain yang berbasis volume produksi. Namun, dalam biaya
ABC overhead dialokasikan berdasarkan konsumsi aktivitas yang memungkinkan
pengalokasian biaya yang lebih akurat dan proporsional dengan aktivitas yang
sebenernya dilakukan setiap produk.

komplesitas: ABC lebih kompleks daripada akuntansi biaya tradisional karena


melibatkan pengidentifikasian, pengukuran, dan alokasi biaya ke berbagai aktivitas.
sementara itu, akuntansi biaya tradisional cenderung lebih sederhana dan langsung,
dengan fokus pada biaya langsung dan beberapa metode alokasi overhead yang
sederhana.dan langsung, dengan fokus pada biaya langsung dan beberapa metodie
alokasi overhead yang sederhana.

Informasi yang dihasilkan: ABC memberikan informasi yang lebih rinci dan terperinci
tentang biaya aktivitas yang terlibat dalam produksi. ini dapat memberikan wawasan
yang lebih baik tentang efisiensi dan efektivitas dari masing-masing aktivitas dan
membantu dalam pengambilan keputusan terkait perbaikan proses. di sisi lain,
akuntansi biaya tradisional mungkin memberikan informasi yang lebih umum tentang
biaya produksi, akan tetapi, bisa kadi kurang akurat dalam mengidentifikasi
kontribusi biaya dari setiap aktivitas.

HPP = Persediaan Awal + Pembelian Bersih - Persediaan

Akhir Laba Kotor = Penjualan Bersih - HPP

HPP = Rp 500.000 + Rp 25.890.000 - Rp 2.189.000

HPP = Rp Rp 24.201.000

Laba kotor = Rp 29.767.230 - Rp 24.201.000

Laba Kotor = Rp 5.566.230


SOAL NOMOR 2 :

1. Jelaskan perbedaan dispute dan pending pada manajemen klaim JKN


JAWAB :

Dalam konteks manajemen klaim Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Indonesia, istilah
"dispute" dan "pending" merujuk pada dua status yang berbeda terkait penyelesaian klaim.
Berikut adalah penjelasan perbedaan antara dispute dan pending dalam manajemen klaim JKN:

1. Dispute (Sengketa):
Definisi:Dispute dalam manajemen klaim JKN merujuk pada situasi di mana terdapat
perbedaan pendapat atau ketidaksetujuan antara peserta JKN (penerima layanan
kesehatan) dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) terkait
dengan klaim yang diajukan.

Penyebab Dispute:
Dispute dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti perbedaan interpretasi terhadap
kebijakan JKN, pertanyaan mengenai ketentuan pembayaran, atau ketidaksetujuan
terhadap jumlah klaim yang diajukan.

Penanganan Dispute:
Untuk menangani dispute, pihak yang bersengketa dapat melakukan proses mediasi atau
mengajukan keberatan (objeksi) terhadap keputusan BPJS Kesehatan. Pada tahap ini,
klaim mungkin akan ditinjau ulang untuk memastikan bahwa penyelesaian sengketa
dilakukan secara adil.

2. Pending (Menunggu):

Definisi: Pending dalam manajemen klaim JKN mengindikasikan bahwa suatu klaim
belum selesai diproses atau belum mendapatkan keputusan final dari BPJS Kesehatan.
Klaim yang berstatus pending sedang dalam tahap peninjauan dan evaluasi oleh BPJS
Kesehatan.

Penyebab Pending:
Klaim dapat menjadi pending karena berbagai alasan, seperti memerlukan klarifikasi
tambahan, validasi dokumen, atau peninjauan lebih lanjut untuk memastikan kepatuhan
terhadap prosedur dan kebijakan JKN.
Penanganan Pending:
Proses penanganan pending melibatkan pemeriksaan lebih lanjut terhadap klaim yang
bersangkutan. BPJS Kesehatan akan melibatkan penyelidikan lebih lanjut atau meminta
informasi tambahan dari pihak yang terlibat untuk memastikan keabsahan klaim tersebut.

Kesimpulan:

Perbedaan Utama:
- Dispute berkaitan dengan perbedaan pendapat atau ketidaksetujuan antara peserta JKN
dan BPJS Kesehatan terkait klaim.
- Pending menunjukkan bahwa klaim masih dalam tahap peninjauan dan belum selesai
diproses oleh BPJS Kesehatan.

Penanganan:
- Dispute memerlukan proses penyelesaian sengketa melalui mediasi atau objeksi
terhadap keputusan.
- Pending melibatkan peninjauan dan evaluasi tambahan untuk memastikan keabsahan
klaim.

Status Klaim:
- Klaim yang berstatus dispute sedang dalam konflik atau ketidaksetujuan.
- Klaim yang berstatus pending masih dalam proses penyelesaian dan menunggu
keputusan final.

Kedua situasi ini mencerminkan tahapan yang mungkin terjadi dalam manajemen klaim
JKN, dan penyelesaiannya akan bergantung pada kejelasan informasi, pemahaman
kebijakan, dan koordinasi antara peserta JKN, pemberi layanan kesehatan, dan BPJS
Kesehatan.

2. Sebutkan manajemen “ episode pelayanan “ pada manajemen klaim JKN


JAWAB :

Manajemen "episode pelayanan" pada manajemen klaim Jaminan Kesehatan Nasional


(JKN) mencakup proses pengelolaan pelayanan kesehatan dari awal hingga selesai,
termasuk pengajuan klaim dan pembayaran. Berikut adalah beberapa langkah yang
umumnya tercakup dalam manajemen episode pelayanan pada manajemen klaim
JKN:

1. Pendaftaran Peserta:
- Langkah awal dalam manajemen episode pelayanan adalah pendaftaran peserta ke
dalam program JKN. Peserta akan mendaftar dan mendapatkan nomor peserta
JKN.

2. Pencatatan Pelayanan Kesehatan:


- Setiap kali peserta menerima pelayanan kesehatan, informasi mengenai pelayanan
yang diberikan dicatat. Ini melibatkan pencatatan diagnosis, prosedur medis, obat-
obatan, dan informasi lain yang relevan.

3. Pengajuan Klaim:
- Setelah pelayanan kesehatan diberikan, penyelenggara pelayanan kesehatan
(rumah sakit, klinik, dll.) mengajukan klaim kepada Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Klaim mencakup rincian pelayanan dan biaya
yang timbul.

4. Proses Evaluasi dan Verifikasi Klaim:


- BPJS Kesehatan akan mengevaluasi dan memverifikasi klaim yang diajukan.
Proses ini melibatkan pemeriksaan keabsahan klaim, termasuk validitas pelayanan
kesehatan yang diberikan dan kesesuaian biaya.

5. Penetapan dan Pembayaran Klaim:


- Setelah klaim diverifikasi, BPJS Kesehatan akan menetapkan jumlah yang akan
dibayarkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pembayaran klaim kemudian
dilakukan kepada penyelenggara pelayanan kesehatan.

6. Monitoring dan Manajemen Kas:


- Selama episode pelayanan, BPJS Kesehatan melakukan monitoring terhadap
pengeluaran dan kas yang terkait dengan pelayanan kesehatan. Manajemen kas
yang baik diperlukan untuk menjaga keberlanjutan program.

7. Penyusunan Laporan Keuangan:


- Selama dan setelah episode pelayanan, BPJS Kesehatan menyusun laporan
keuangan yang mencakup informasi mengenai klaim yang diproses, pengeluaran,
dan status keuangan program JKN.

8. Manajemen Pemantauan Kualitas Pelayanan:


- Manajemen episode pelayanan juga mencakup pemantauan kualitas pelayanan
yang diberikan oleh penyelenggara pelayanan kesehatan. Ini dapat melibatkan
evaluasi tingkat kepuasan peserta dan penilaian kualitas pelayanan medis.

9. Penanganan Sengketa atau Keberatan:


- Jika terjadi sengketa atau keberatan terkait klaim atau pelayanan kesehatan, BPJS
Kesehatan juga terlibat dalam proses penyelesaian sengketa dan penanganan
keberatan.

Manajemen episode pelayanan dalam konteks JKN merupakan bagian integral dari
upaya untuk memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau
bagi peserta. Proses ini mencakup banyak aspek, mulai dari pencatatan pelayanan
hingga penyelesaian klaim dan pembayaran, dengan tujuan akhir untuk
memastikan akses pelayanan kesehatan yang baik dan efisien.

3. Sebutkan jenis episode pada pasien JKN dan jelaskan

JAWAB :
Episode pelayanan pada pasien Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mencakup
berbagai jenis kondisi atau kebutuhan layanan kesehatan yang dapat dialami oleh
peserta. Berikut adalah beberapa jenis episode pada pasien JKN:

1. Episode Rawat Jalan:

- Merujuk pada pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien yang tidak
memerlukan rawat inap. Ini melibatkan konsultasi dokter, pemeriksaan, dan
perawatan di luar lingkungan rumah sakit.

2. Episode Rawat Inap:

- Merupakan pelayanan kesehatan yang memerlukan pasien untuk dirawat di rumah


sakit. Ini mencakup pemeriksaan, perawatan, dan prosedur medis yang
memerlukan tinggal dalam lingkungan rumah sakit.

3. Episode Bersalin:

- Terkait dengan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil dan proses
persalinan. Melibatkan pemeriksaan kehamilan, persiapan persalinan, dan
perawatan pasca persalinan.

4. Episode Operasi (Bedah):

- Merupakan pelayanan kesehatan yang terkait dengan prosedur bedah atau operasi.
Ini bisa mencakup operasi umum, bedah ortopedi, atau prosedur bedah lainnya.

5. Episode Penyakit Kronis:

- Terkait dengan pelayanan kesehatan untuk kondisi penyakit kronis seperti


diabetes, hipertensi, atau penyakit jantung. Melibatkan manajemen dan
pemantauan jangka panjang.

6. Episode Kesehatan Mental:

- Merujuk pada pelayanan kesehatan yang terkait dengan kondisi kesehatan mental,
seperti gangguan kecemasan, depresi, atau gangguan jiwa lainnya.

7. Episode Kesehatan Anak:


- Terkait dengan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk anak-anak, termasuk
pemeriksaan imunisasi, perawatan anak, dan pengelolaan penyakit pada anak.

8. Episode Kesehatan Gigi dan Mulut:

- Melibatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut, seperti pemeriksaan gigi,


perawatan gigi, atau prosedur gigi lainnya.

9. Episode Kesehatan Lansia:

- Terkait dengan pelayanan kesehatan untuk kelompok usia lanjut, termasuk


manajemen penyakit terkait usia, perawatan kesehatan preventif, dan dukungan
kesehatan.

10. Episode Kesehatan Prasekolah:

- Merupakan pelayanan kesehatan untuk anak-anak prasekolah, termasuk


pemeriksaan kesehatan rutin, imunisasi, dan perawatan kesehatan anak-anak.

Setiap jenis episode memiliki ciri khas dan kebutuhan pelayanan kesehatan yang
berbeda. Misalnya, episode rawat jalan mencakup pelayanan seperti konsultasi
dokter, sementara episode rawat inap melibatkan perawatan di rumah sakit.
Pemahaman yang baik terhadap jenis episode ini memungkinkan penyelenggara
pelayanan kesehatan dan BPJS Kesehatan untuk merancang program dan
manajemen klaim yang sesuai dengan kebutuhan pasien. Pada dasarnya, setiap
episode mencerminkan jenis pelayanan kesehatan yang diperlukan oleh peserta JKN
dalam berbagai kondisi kesehatan dan tahap kehidupan.

SOAL NOMOR 3 :

Beri penjelasan pada gambar dibawah ini, sesuai pemahaman saudara.


Mengapa masalah cash flow RS menjadi sangat penting dalam
kebelangsungan RS.
JAWAB :

Cash flow, atau arus kas, merupakan konsep keuangan yang sangat krusial dalam
menjaga keberlanjutan operasional rumah sakit (RS). Berikut adalah beberapa
alasan mengapa masalah cash flow RS menjadi sangat penting:

1. Pemenuhan Kewajiban Operasional:


Arus kas yang sehat memastikan bahwa rumah sakit dapat memenuhi kewajiban
operasional sehari-hari, seperti pembayaran gaji karyawan, pembelian
persediaan medis, pembayaran utilitas, dan biaya operasional lainnya. Tanpa
arus kas yang memadai, RS mungkin mengalami kesulitan dalam menjalankan
kegiatan operasional sehari-hari.

2. Keberlanjutan Pelayanan Kesehatan:


Untuk memberikan pelayanan kesehatan berkualitas, RS memerlukan dana
untuk mengoperasikan fasilitas, membayar staf medis, dan membeli peralatan
medis. Arus kas yang cukup memastikan bahwa rumah sakit dapat menjaga
keberlanjutan pelayanan kesehatan tanpa terganggu oleh masalah keuangan.

3. Investasi dan Pemeliharaan Fasilitas:


Rumah sakit memerlukan investasi dalam infrastruktur dan teknologi kesehatan.
Arus kas yang baik memungkinkan RS untuk melakukan investasi ini, serta
menjalankan pemeliharaan dan peningkatan fasilitas untuk memenuhi standar
pelayanan yang ditetapkan.

4. Pembayaran Kepada Pemasok dan Kreditur:


RS memiliki kewajiban untuk membayar pemasok, kreditur, dan mitra bisnis
lainnya. Arus kas yang lancar memastikan bahwa rumah sakit dapat membayar
tagihan tepat waktu, menjaga hubungan yang baik dengan pemasok, dan
menghindari potensi masalah hukum atau reputasi.

5. Pengelolaan Risiko Keuangan:


Arus kas yang kurang dapat meningkatkan risiko keuangan, termasuk risiko
likuiditas. Rumah sakit yang tidak memiliki arus kas yang memadai mungkin
kesulitan untuk mengatasi kejadian tak terduga atau krisis kesehatan, seperti
pandemi atau peningkatan permintaan mendadak.

6. Kepercayaan Pemangku Kepentingan:


Pemangku kepentingan, seperti pasien, karyawan, investor, dan otoritas regulasi,
mempercayai keberlanjutan rumah sakit. Arus kas yang baik menciptakan
kepercayaan ini dengan menunjukkan bahwa RS memiliki kemampuan finansial
untuk memenuhi tanggung jawabnya dan memberikan pelayanan kesehatan
yang andal.

7. Pengembangan dan Pertumbuhan:


RS yang memiliki arus kas yang stabil lebih mungkin dapat berinvestasi dalam
pengembangan layanan baru, peningkatan kualitas pelayanan, atau ekspansi
fasilitas. Arus kas yang cukup mendukung pertumbuhan dan inovasi, yang
penting untuk tetap kompetitif di industri pelayanan kesehatan.

8. Pengelolaan Utang:
Arus kas yang sehat memungkinkan RS untuk mengelola utang dengan baik.
Pembayaran tepat waktu mengurangi risiko tingkat bunga yang tinggi dan
mempertahankan kredibilitas finansial RS di pasar keuangan.

Dengan demikian, masalah cash flow RS menjadi sangat penting karena menjadi
landasan keberlanjutan operasional, pelayanan kesehatan yang berkualitas, dan
pengembangan strategis rumah sakit. Arus kas yang baik merupakan faktor utama
dalam menjaga stabilitas finansial dan memastikan RS dapat terus berfungsi sebagai
penyedia pelayanan kesehatan yang dapat diandalkan.

SOAL NOMOR 4:

Jelaskan secara rinci pemahaman saudara tentang hubungan antara proses


bisnis pelayanan kesehatan dengan pembiayaan sampai proses penyusunan
laporan keuangan di RS sebagaimana pada gambar tersebut diatas
JAWAB :

Hubungan antara proses bisnis pelayanan kesehatan, pembiayaan, dan penyusunan


laporan keuangan di rumah sakit (RS) sangat kompleks dan erat kaitannya. Berikut
adalah penjelasan rinci mengenai hubungan antara ketiga elemen tersebut:

1. Proses Bisnis Pelayanan Kesehatan:

a. Penerimaan Pasien:
- Pasien datang untuk menerima pelayanan kesehatan, dan proses dimulai dengan
pendaftaran dan verifikasi informasi.

b. Pemeriksaan dan Diagnosa:


- Pasien menjalani pemeriksaan dan menerima diagnosa dari dokter atau tenaga
medis, yang mencakup pencatatan dalam rekam medis.

c. Perawatan Medis:
- Pasien menerima perawatan sesuai dengan diagnosa, termasuk prosedur medis,
pemberian obat, dan tindakan lain yang diperlukan.

d. Manajemen Fasilitas:
- Bagian administrasi dan manajemen fasilitas memastikan ketersediaan ruang,
peralatan, dan personel yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan.

e. Pemantauan dan Evaluasi Kualitas Pelayanan:


- RS melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kualitas pelayanan yang
diberikan untuk memastikan kepatuhan terhadap standar pelayanan dan keamanan
pasien.

2. Pembiayaan Rumah Sakit:

a. Pendapatan Pasien:
- Pendapatan utama RS berasal dari pasien melalui pembayaran langsung,
asuransi kesehatan, atau program pembiayaan kesehatan.
b. Sumber Pendanaan Lainnya:
- RS dapat menerima dana dari berbagai sumber lain, termasuk dana pemerintah,
donasi, atau investasi.

c. Manajemen Kas:
- Manajemen kas melibatkan penerimaan dan pengeluaran dana untuk
operasional, gaji, pembelian persediaan, dan investasi.

d. Pembiayaan Investasi:
- Dana dari sumber tertentu digunakan untuk investasi dalam fasilitas baru,
teknologi medis, dan pengembangan layanan kesehatan.

3. Proses Penyusunan Laporan Keuangan:

a. Pencatatan Transaksi Keuangan:


- Setiap transaksi keuangan selama proses bisnis dicatat dengan rinci, mencakup
pendapatan, pengeluaran, dan investasi.

b. Manajemen Akuntansi:
- Departemen akuntansi bertanggung jawab untuk mencatat transaksi dan
memastikan bahwa standar akuntansi terpenuhi.

c. Penyusunan Anggaran:
- Proses penyusunan laporan keuangan dimulai dengan menyusun anggaran, yang
mencakup proyeksi pendapatan, pengeluaran, dan investasi.

d. Pelaporan Keuangan:
- Laporan keuangan, seperti neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas,
disusun secara periodik dan mencerminkan kesehatan keuangan RS.

Hubungan Antar Proses:

1. Transparansi dan Akuntabilitas:


- Pencatatan akurat setiap transaksi keuangan memberikan transparansi terhadap
penggunaan dana dan memungkinkan akuntabilitas.
2. Pengambilan Keputusan yang Terinformasi:
- Laporan keuangan menjadi sumber informasi penting untuk pengambilan
keputusan manajemen terkait alokasi sumber daya dan strategi keuangan.

3. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja:


- Laporan keuangan digunakan untuk memantau dan mengevaluasi kinerja
keuangan RS, membantu identifikasi area untuk perbaikan atau efisiensi.

4. Kepatuhan dan Pertanggungjawaban:


- Proses ini memastikan bahwa RS mematuhi standar akuntansi dan peraturan
keuangan, memberikan pertanggungjawaban kepada pemangku kepentingan.

Pentingnya Mengelola Keuangan Rumah Sakit dengan Baik dan Benar:

1. Keberlanjutan Operasional:
- Manajemen keuangan yang baik memastikan keberlanjutan operasional RS
dengan menjaga ketersediaan dana untuk pembayaran gaji, pembelian persediaan,
dan pemeliharaan fasilitas.

2. Pemberian Pelayanan Kesehatan Berkualitas:


- Dana yang dikelola dengan baik memungkinkan investasi dalam teknologi medis
dan fasilitas, mendukung pemberian pelayanan kesehatan berkualitas.

3. Pertanggungjawaban terhadap Pemangku Kepentingan:


- Laporan keuangan yang akurat dan transparan membangun kepercayaan
pemangku kepentingan seperti pasien, investor, dan pihak berwenang.

4. Manajemen Risiko:
- Manajemen keuangan membantu dalam mengelola risiko keuangan dan
operasional yang dapat mempengaruhi cash flow, aset, profit, dan pertumbuhan RS.

5. Pengambilan Keputusan yang Tepat:


- Informasi keuangan yang andal mendukung pengambilan keputusan yang tepat
oleh manajemen untuk keberlangsungan dan perkembangan RS.

Pemahaman yang komprehensif tentang hubungan antara proses bisnis pelayanan


kesehatan, pembiayaan, dan penyusunan laporan keuangan memungkinkan RS
untuk mengelola sumber daya dengan efisien dan efektif, mendukung keberlanjutan,
dan memberikan pelayanan kesehatan yang optimal.

SOAL NOMOR 5 :

Jelaskan secara detail hubungan proses bisnis internal pelayanan


kesehatan di rumah sakit dengan pembiayaan baik operasional maupun
investasi sampai dengan proses penyusunan laporan keuangan rumah
sakit. Jelaskan bagaimana cara rumah sakit mengetahui dan mengelola
isu penting dalam bisinis pelayanan kesehatan di rumah sakit yang akan
mempengaruhi corporat value terutama pada cash flow, aset, profit dan
pertumbuhan

JAWAB :

Hubungan proses bisnis internal pelayanan kesehatan di RS dan pembiayaan sampai proses
penyusunan laporan keuangan RS sangat penting untuk menjamin keberlangsungan bisnis
RS. Hal hal yang harus diperhatikan dalam proses tersebut salah satunya yaitu perencananan
penyelenggaraan Rumah Sakit bukan hanya profit oriented tetapi lebih cenderung kearah
sosial, meskipun demikian RS tetap dituntut untuk bisa memberikan pelayanan terbaik,
memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan rumah sakit
dan sumber daya manusia di rumah sakit, dan yang paling penting rumah sakit harus mampu
meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan RS secara paripurna.
Hal ini membuat Rumah Sakit harus mampu berpikir dan menerapkan strategi bisnis yang
bisa menjamin mutu layanannya dan juga bisa menjaga kestabilan cash flow yang masuk
sehingga mampu membiayai operasional Rumah sakit, dari membayar gaji karyawan,
pembayaran Obat, BMHP, membayar outsoursing, KSO dll, selain itu rumah sakit juga harus
mampu menghasilkan profit, bisa menambah asset dan juga progress untuk perkembangan
dan kemajuan Rumah Sakit.

Proses Bisnis Internal pelayanan Kesehatan di rumah sakit mempunyai beberapa pembiayaan,
sumber dana JKN dari Pemerintah yang antara lain PBI, PNS, TNI ( aktif dan PNS beserta
anggota keluarga ), Polri ( aktif dan PNS beserta anggota keluarga ), pensiunan, Veteran.
Selain dari pemerintah ada juga sumber dana JKN JPK Jamsostek ( pekerja dan pemberi kerja
), dan pekerja tidak menerima upah (mandiri) seluruh pembiayaan ini bekerjasama dengan
BPJS Kesehatan, selain itu rumah sakit juga tetap menerima pasien non BPJS atau pasien
umum sebagai sumber pembiayaan lainnya.

Seluruh proses pelayanan di Rumah Sakit harus mengacu pada Kendali Mutu dan kendali
biaya, dimana pada pelayanan dan operasionalnya Rumah Sakit harus mampu menekan
biaya, namun mutu layanan harus menjadi prioritas utama. Hal ini tentunya harus diimbangi
dengan pengelolaan managemen keuangan yang baik, tertib, transparan dan akuntabel.
Dengan adanya pelaporan keuangan yang akuntabel maka rumah sakit mampu menghitung
profit yang diterima serta mampu Menyusun RBA/ RKAP/ RKA, dan juga tentunya hal ini
akan berpengaruh terhadap corporate value yang akan ditentukan oleh Rumah sakit
kedepannya.

Cara Rumah Sakit Mengetahui dan Mengelola Isu Penting:

1. Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats):

Rumah sakit melakukan analisis SWOT untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan,


peluang, dan ancaman yang dapat mempengaruhi operasional dan keuangan.

2. Pemantauan Cash Flow:


Pemantauan secara rutin terhadap aliran kas membantu rumah sakit memahami dan
mengelola ketersediaan dana untuk operasional sehari-hari dan investasi.

3. Manajemen Aset:

Manajemen aset termasuk perawatan, pembaruan, dan pengelolaan efisien peralatan medis
dan fasilitas. Ini dapat mempengaruhi nilai aset dan operasional rumah sakit.

4. Analisis Profitabilitas Layanan:

Melakukan analisis profitabilitas untuk setiap layanan kesehatan membantu mengidentifikasi


layanan yang menghasilkan keuntungan dan potensial untuk peningkatan laba.

5. Pertumbuhan Strategis:

Rumah sakit mengembangkan strategi pertumbuhan yang mencakup pengembangan layanan


baru, peningkatan kapasitas, atau ekspansi ke wilayah baru.

6. Evaluasi Penggunaan Teknologi:

Menilai efisiensi dan efektivitas penggunaan teknologi informasi dalam operasional dan
pelayanan kesehatan, serta memastikan bahwa investasi TI mendukung tujuan strategis.

7. Manajemen Risiko:

Mengidentifikasi dan mengelola risiko-risiko yang dapat mempengaruhi cash flow, aset,
profit, dan pertumbuhan. Ini mencakup risiko keuangan, operasional, dan keamanan
informasi.

8. Pelibatan Pemangku Kepentingan:


Melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan seperti pasien, dokter, dan pihak berwenang
dalam pengambilan keputusan dapat membantu dalam mendukung nilai-nilai korporat dan
mendapatkan dukungan untuk perubahan.

Melalui pendekatan ini, rumah sakit dapat mengidentifikasi isu-isu penting yang dapat
mempengaruhi cash flow, aset, profit, dan pertumbuhan, serta mengimplementasikan strategi
yang sesuai untuk mengelolanya. Keseluruhan, tata kelola yang baik dalam proses bisnis
pelayanan kesehatan dan manajemen keuangan adalah kunci dalam mencapai nilai
perusahaan yang optimal dan keberlanjutan operasional rumah sakit.

SOAL NOMOR 6 :

Jelaskan bagaimana menerapkan konsep manajemen keuangan rumah sakit


yang transparan dan akuntabel. Mengapa mengelola keuangan rumah sakit
secara baik dan benar menjadi sangat penting ? Jelaskan hubungan dan
koordinasi antara kegiatan manajemen akuntansi dengan manajemen
keuangan rumah sakit agar pengambilan keputusan pengelola rumah sakit
tepat sasaran dan tepat guna untuk keberlangsungan rumah sakit

JAWABAN :

Konsep manajemen keuangan RS yg transparan dan akuntabel diperlukan untuk mendapatkan


kepercayaan masyarakat serta memberikan rasa aman bahwa rumah sakit tidak semata-mata
hanya mencari keuntungan atau hanya bersifat komersil. Dengan pengembangan yang pesat
di industri kesehatan, termasuk perkembangan tekhnologi medis dan biaya SDM yang
profesional terus meningkat maka mengelola keungan dengan baik sangat diperlukan untuk
dapat mengakomodir kebutuhan diatas mempersiapkan RS untuk bertumbuh dengan adanya
situasi VUCA (Volatile, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity) di industri tersebut.
Dalam situasi sekarang, RS memiliki demand yang selalu pemingkat dengan bertambahnya
angka kelahiran dan usia lanjut, dengan adanya penyakit2 baru seperti covid-19. RS juga
berhadapan dengan sumber pendanaan yang terbatas dan terkadang bergantung dari dana
pemerintah, menjadikan pengelolaan keuangan RS menjadi garis penentu apakah RS dapat
bertahan, bertumbuh atau diberhentikan pelayanannya.

Konsep tersebut juga membuktikan apakah perencaan anggaran sudah sesuai dan di jalankan
dengan bertanggung jawab sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dapatkah menghasilkan
barang dan jasa yang dibutuhkan, pencatatan yang reliabel, dan mendapatkan rasio yang baik
untuk menjamin keberlangsungan pelayanan RS.

RS patuh terhadap PERMENKES NO 3 Tahun 2020 yaitu RS harus dapat memenuhi prinsip
pelayanan yang berkualitas, efektifitas biaya, efisiens, pelayanan yang optimal dan kepuasan
pelanggan. Hal tersebut hanya dapat di capai dengan tata kelola yang baik, dalam manajemen
keuangan, manajemen pelayanan, tim medis dan seluruh unit rumah sakit bekerja dengan
prinsip tranparansi, akuntabel, mandiri, bertanggung jawab, setara dan wajar. Apalagi dengan
RS yang mendapat pendanaan dari pemerintah yaitu pajak, maka transparansi dan
akuntabilitas RS sangat penting untuk mencegah temuan korupsi dan kegiatan bertentangan
hukum lainnya. RS yang mendapat dana dari pemerintah wajib melakukan audit keuangan
dan di periksa oleh BPK secara berkala menjadikan transparansi dan akuntaibilitas sangat
penting untuk menghindari temuan yang memberatkan manajemen RS itu sendiri.

Untuk memenuhi standar pelayanan RS, diperlukan sinergi yang seimbang antara kendali
biaya yang dikelola oleh manajemen keuangan dan manajemen akutansi yang transparant
dengan kendali mutu yang bekerja sama untuk mencapai standard pelayanan yang optimal.
Dengan tercapainya standard pelayanan yg baik maka akan tercipta tim multi disiplin yang
bertanggung jawab dan berfokus pada pelayanan sehingga akan terwujud standard
keselamatan pasien yang baik.

Manajemen keuangan dan manajemen akutansi yang baik tentunya menunjukan transparansi
dan efektifitas biaya yang diperlukan untuk memastikan posisi sebenarnya keuangan RS
untuk membantu pemegang keputusan RS melakukan pengembangan bisnis yang tepat. Serta
dapat memastikan mutu kualitas SDM dan fasilitas pelayanan memadai dari waktu kewaktu.
Hubungan dan Koordinasi antara Manajemen Akuntansi dan Manajemen Keuangan
Rumah Sakit:

Penyajian Data Akuntansi dalam Pengambilan Keputusan:


● Manajemen akuntansi menyediakan data dan informasi keuangan yang diperlukan
untuk pengambilan keputusan strategis. Ini mencakup laporan keuangan, analisis
biaya, dan informasi keuangan lainnya.
Perencanaan Keuangan:
● Manajemen akuntansi dan manajemen keuangan bekerja sama dalam penyusunan
anggaran dan perencanaan keuangan jangka panjang dan pendek. Manajemen
akuntansi menyediakan data historis, sementara manajemen keuangan merencanakan
penggunaan dana di masa mendatang.
Evaluasi Kinerja Keuangan:
● Manajemen akuntansi menyajikan laporan keuangan yang dinilai oleh manajemen
keuangan untuk mengevaluasi kinerja keuangan rumah sakit. Ini termasuk penilaian
laba rugi, neraca, dan rasio keuangan.
Pelaporan kepada Pemangku Kepentingan:
● Manajemen akuntansi dan manajemen keuangan bekerja sama dalam penyusunan
laporan keuangan yang transparan dan akuntabel untuk pemangku kepentingan
eksternal, seperti investor, otoritas regulasi, dan masyarakat umum.
Pengendalian Internal:
● Manajemen akuntansi dan manajemen keuangan bersinergi dalam pengembangan dan
penerapan kontrol internal untuk memastikan akurasi dan keandalan informasi
keuangan.

Melalui koordinasi yang efektif antara manajemen akuntansi dan manajemen keuangan, rumah sakit
dapat memastikan bahwa keputusan keuangan yang diambil didasarkan pada informasi yang akurat
dan relevan. Ini mendukung tujuan keseluruhan rumah sakit, termasuk pemberian pelayanan
kesehatan berkualitas, keberlanjutan operasional, dan kepatuhan terhadap standar dan regulasi.

Anda mungkin juga menyukai