drhaps----1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada sisi lain, pelanggan internal rumah sakit mulai melihat perlunya
transparansi pembiayaan termasuk berapa besar porsi jasa pelayanan
yang akan mereka terima. Ada suatu yang perlu diperhatikan bahwa
seberapa besar porsi jasa pelayanan tentunya sangat erat dengan biaya
satuan yang merupakan komponen dalam penghitungan jasa sarana
prasarana rumah sakit.Pada intinya, penerapan Good Corporate
Governance (GCG) melalui akuntabilitas perlayanan menjadi order
qualifier bagi suatu rumah sakit.
drhaps----2
Unit Cost yang mencerminkan realitas berbagai biaya yang terjadi terkait
dengan pelayanan kesehatan yang diberikan di rumah sakit akan
memberikan banyak manfaat untuk keperluan: penentuan tarif atau
pricing, perbaikan tingkat efisiensi dan cost effectiveness rumah sakit,
dan penentuan besarnya subsidi untuk jenis-jenis pelayanan kesehatan
tertentu, serta penentuan rugi atau laba operasional rumah sakit.
Rumah sakit yang berada dalam suatu industri rumah sakit akan
bersaing baik secara langsung ataupun tidak langsung dengan rumah
sakit lainnya, serta unit usaha lainnya. Konsumen akan membandingkan
tarif rumah sakit tidak hanya dengan tarif rumah sakit lainnya, tapi juga
dengan biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan lainnya.
Misal kebutuhan pokok. Apabila pendapatan konsumen telah terserap
banyak untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, maka konsumen tersebut
tidak akan mampu mengeluarkan dana lebih banyak untuk pelayanan
kesehatan rumah sakit. Bahkan sebagian dari mereka, meminta
pelayanan kesehatan gratis. Dengan demikian, pelayanan kesehatan
yang baik dengan tarif yang dapat dijangkau oleh masyarakat akan
menjadi pilihan utama. Oleh karena itu, rumah sakit harus secara tepat
menentukan Unit Cost untuk pelayanan kesehatannya dan dengan
cerdas menentukan tarif secara bijak melalui pricing strategy yang baik
agar rumah sakitnya menjadi pilihan konsumen yang potensial dan
mampu menjaga sustainable growth.
drhaps----3
Setiap jenis kegiatan pelayanan kesehatan seharusnya memberikan nilai
tambah kepada pihak rumah sakit, konsumen, ataupun tenaga medis
dan non-medis. Besaran rugi/laba suatu jenis pelayanan kesehatan, atau
rugi/laba rumah sakit, atau besaran kontribusi atau nilai tambah yang
diberikan oleh tenaga medis dan non-medis kepada rumah sakit dapat
diketahui dengan tepat apabila tersedia informasi biaya yang akurat.
Oleh karena itu, sudah menjadi keharusan bagi pihak manajemen rumah
sakit untuk menyediakan informasi Unit Costsecara akurat.
1.2.1 Maksud
Perhitungan Unit Cost dilakukan untuk menentukan dasar penetapan
tarif pelayanan di rumah sakit. Unit Cost merupakan informasi biaya
satuan yang bisa digunakan sebagaialat penentu kebijakan manajemen.
Tarif rumah sakit diperhitungkan atas dasar Unit Cost dari setiap jenis
pelayanan dan kelas perawatan.
1.2.2 TUJUAN
1. Tersedianya Unit Cost pelayanan kesehatan di RSUD Banjar
BaruKota Banjar Barusebagai dasar pertimbangan penyusunan tarif.
2. Ditetapkannya estimasi tarif untuk pelayanan kesehatan di RSUD
Banjar BaruKota Banjar Baru yang ditawarkan kepada
masyarakatBanjar Baru.
drhaps----4
1.3 SASARAN
1. Teridentifikasinya biaya biaya di rumah sakit
2. didapatnya informasi biaya yang dikeluarkan rumah sakit
3. tersedianya informasi Unit Cost untuk pelayanan rumah sakit
4. Tersusunnya tarif pelayanan kesehatan individu di rumah sakit
drhaps----5
lingkup wilayah kerja, survei dan inventarisasi data, perhitungan Unit
Cost dan penentuan tarif, dan sistem pelaporan.
5. BAB IV INVENTARISASI DATA dan SURVEI LAPANGAN. Pada
bab ini akan disampaikan hasil inventarisasi data biaya dan survei
lapangan yang dilakukan sebagai berikut : inventarisasi data
sekunder,
6. BAB V KONSEP PENGHITUNGAN UNIT COST DAN
PENENTUAN TARIF. Pada Bab 5 ini akan dijelaskan mengenai
konsep penghitungan Unit Cost dan penentuan tarif sebagai dasar
analisis.
7. BAB VI. HASIL PENGHITUNGAN UNIT COST, TARIF, dan SUBSIDI
RSUD BANJAR BARUKOTA BANJAR BARU. Pada Bab 6 ini akan
dipaparkan mengenai hasil analsis data, unit cost masing-masing
pelayanan yang ditawarkan oleh rumah sakit, dan perhitungan
subsidi di luar gaji dan investasi berdasarkan tarif yang diberlakukan
saat ini.
8. BAB VII. KESIMPULAN dan SARAN. Pada Bab 7 ini akan dipaparkan
mengenai kesimpulan dari hasil penghitungan unit cost, subsidi, dan
tarif RSUD BANJAR BARUKOTA BANJAR BARU beserta saran
untuk penyempurnaan di tahun-tahun selanjutnya.
BAB II
PENDEKATAN MASALAH
drhaps----6
2.1 DESKRIPSI WILAYAH
I. PENDAPATAN
drhaps----7
1. Pajak Daerah
2. Retribusi Daerah
3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
Yang Dipisahkan
4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
b. Dana Perimbangan
1. Bagi Hasil Pajak/ Bukan Pajak
2. Dana Alokasi Umum
3. Dana Alokasi Khusus
c. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah
1. Hibah
2. Dana Darurat
3. Dana Bagi Hasil Pajak
4. Dana Penyesuaian & Otonomi
Khusus
5. Bantuan Keuangan
II. BELANJA
III. PEMBIAYAAN
a. Penerimaan
b. Pengeluaran
Sumber : Biro Keuangan Setda Kota Banjar BARU
drhaps----9
Tabel 2.2 Produk Domestik Regional Bruto Kota Banjar Baru
menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000
Tahun 2010sd2012
drhaps----10
Sumber : .............................................
drhaps----11
13
14
15
16
17
18
19
20
Kota Banjar Baru
Sumber : .............................
drhaps----12
2.2 TINJAUAN KONSEP
Objek biaya (cost object), atau tujuan biaya (cost objective), didefinisikan
sebagai item aktivitas yang biasanya diakumulasikan dan diukur.
Pemilihan objek biaya memberikan jawaban atas pertanyaan paling
mendasar tentang “Biaya dari apa ?”.
drhaps----13
Tujuan dari akuntansi biaya adalah ”menyediakan informasi biaya untuk
kepentingan manajemen dalam mengelola lembaga atau bagiannya.
Untuk mencapai tujuan akuntansi biaya sebagaimana yang diharapkan,
biaya yang dikeluarkan atau terjadi di lembaga harus dicatat dan
digolongkan ke dalam sebuah sistem, yaitu sistem akuntansi biaya,
sehingga memungkinkan manajemen untuk :
1. menetapkan harga pokok produksi secara teliti
2. mengendalikan biaya
3. menganalisis biaya
Informasi biaya yang sistematis dan komparatif, serta data biaya dan
laba analitis dibutuhkan agar dalam menjalankan fungsi organisasinya,
manajemen mampu untuk :
1. menetapkan target laba
2. menetapkan target tiap unit untuk manajemen menengah dan
manajemen operasi
3. mengevaluasi efektivitas rencana
4. menunjukkan keberhasilan dan kegagalan
5. mengidentifikasi dan memilih strategi
6. memutuskan penyesuaian dan perbaikan dalam organisasi.
Klasifikasi biaya sangat penting guna membuat ikhtisar yang berarti atas
data biaya untuk memenuhi berbagai macam tujuan. Klasifikasi yang
paling umum digunakan didasarkan pada hubungan :
drhaps----14
1. Biaya dalam hubungannya dengan produk.
Untuk mengklasifikasi biaya dalam hubungannya dengan produk,
proses klasifikasi biaya dan beban dapat dimulai dengan
menghubungkan biaya ke tahap kegiatan yang berbeda dalam operasi
suatu bisnis.Dalam lingkungan manufaktur, total biaya operasi terdiri
atas dua elemen :
a) Biaya manufaktur.
Biaya manufaktur disebut juga biaya produksi atau biaya pabrik,
biasanya didefinisikan sebagai jumlah dari tiga elemen biaya:
1) Biaya bahan baku langsung.
Adalah semua bahan baku yang membentuk bagian integral dari
produk jadi dan dimasukkan secara eksplisit dalam hitungan
biaya produk.
2) Biaya tenaga kerja langsung.
Adalah tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku
langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara layak
ke produk tertentu.
3) Biaya overhead pabrik.
Biaya overhad juga disebut overhead manufaktur, beban
manufaktur, atau beban pabrik. Terdiri atas semua biaya
manufaktur yang tidak dapat ditelusuri secara langsung ke output
tertentu. Overhead biasanya memasukkan semua biaya
manufaktur kecuali bahan baku langsung dan tenaga kerja
langsung, antara lain :
a) Bahan baku tidak langsung. Bahan baku tidak langsung
adalah bahan baku yang diperlukan untuk penyelesaian suatu
produk tetapi tidak diklasifikasikan sebagai bahan baku
langsung, karena bahan baku tersebut tidak menjadi bagian
dari produk.
b) Tenaga kerja tidak langsung. Tenaga Kerja Tidak Langsung
adalah tenaga kerja yang tidak dapat ditelusuri secara
langsung ke konstruksi atau komposisi dari produk. Tenaga
drhaps----15
kerja tidak langsung termasuk gaji pengawas, pegawai bagian
administrasi produksi, pembantu umum, pekerja bagian
pemeliharaan dan bagian penyimpanan barang.
Bahan baku dan tenaga kerja langsung disebut sebagai biaya utama
(prime cost), sedang tenaga kerja langsung dan overhead disebut
sebagai biaya konversi.
b) Biaya komersial.
Biaya komersial adalah biaya yang terjadi di luar proses produksi.
Biaya komersial terdiri atas dua klasifikasi besar :
1. Biaya pemasaran, adalah biaya yang timbul sejak dari titik
dimana biaya manufaktur berakhir / siap dijual. Termasuk
dalam biaya pemasaran adalah biaya penjualan dan
pengiriman. Biaya gaji direktur bidang pemasaran di
anggap sebagai biaya pemasaran.
2. Biaya administratif (umum & administratif) adalah biaya
yang terjadi dalam mengerahkan dan mengendalikan
organisasi. Biaya gaji direktur bidang produksi dapat di
anggap sebagai biaya manufaktur.
drhaps----16
memasukkan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
Biaya variabel merupakan biaya dari melakukan bisnis (cost of
doing business).
b. Biaya tetap.
Biaya tetap bersifat konstan secara total dalam rentang yang
relevan. Dengan kata lain, biaya tetap per-unit semakin kecil
seiring dengan meningkatnya aktivitas dalam rentang yang
relevan. Tanggung jawab pengendalian biaya tetap biasanya
berada pada tingkat manajemen menengah atau manajemen
eksekutif dibandingkan dengan supervisor produksi. Biaya tetap
dapat dianggap sebagai biaya untuk tetap berada dalam bisnis
(cost of staying in business)
c. Biaya semivariabel.
Ada beberapa jenis biaya memiliki elemen biaya tetap dan biaya
variabel, jenis biaya ini disebut biaya semivariabel. Jenis biaya
yang tergolong jenis biaya semivariabel, misalnya biaya listrik.
drhaps----17
secara langsung ke dalam satu unit output. Sedang untuk biaya
overhead pabrik merupakan biaya tidak langsung dalam
hubungannya dengan unit output tertentu. Dalam sistem klasifikasi
tersebut, output tertentu adalah objek biayanya.
Dalam hubungannya dengan unit produksi atau segmen lain, biaya
diklasifikasikan menjadi :
a) Biaya langsung unit.
Jika suatu biaya dapat ditelusuri ke suatu unit dimana biaya
tersebut berasal, maka biaya tersebut dikelompokkan sebagai
biaya langsung unit.
b) Biaya tidak langsung unit.
Jika suatu biaya digunakan bersama oleh beberapa unit yang
memperoleh manfaat dari biaya tersebut, maka biaya tersebut
dikelompokkan sebagai biaya tidak langsung unit.Biaya yang
terjadi di unit jasa merupakan biaya tidak langsung untuk unit
lain. Pada saat semua biaya unit jasa telah dialokasikan, biaya
overhead setiap unit produksi akan terdiri dari biaya langsung
dan biaya tidak langsung di unit produksi tersebut ditambah
dengan bagian beban yang diterima dari unit jasa.
drhaps----18
harus dilakukan adalah mengidentifikasi biaya, pendapatan,
pengurangan biaya dan penghematan biaya yang relevan terhadap
pilihan tersebut. Pertimbangan atas item-item yang tidak relevan
merupakan pemborosan waktu dan dapat mengalihkan perhatian
dan item-item relevan yang lebih penting, faktor yang tidak relevan
bisa saja disalahartikan sebagai faktor yang relevan. Ketika kinerja
dari seorang manajer dievaluasi, suatu langkah penting melibatkan
klasifikasi biaya yang berada di bawah kendali manajer tersebut.
Biaya yang tidak dibawah kendali manajer tersebut umumnya tidak
relevan terhadap evaluasi dari kinerja manajer tersebut. Ini adalah
aspek-aspek dari akuntansi pertanggungjawaban (responsibility
accounting).
drhaps----19
Secara garis besar jenis usaha di dalam lembaga ada 3 (tiga) jenis,
yaitu: usaha jasa, usaha perdagangan, dan usaha pengolahan (industri).
Penerapan penghitungan sebagai mana yang disebutkan di atas harus
menyesuaikan dengan jenis usahanya, karena total biaya dari masing-
masing jenis usaha sangat berbeda. Adapun perbedaan tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Usaha jasa.
Untuk jenis usaha jasa (seperti unit pelayanan di rumah sakit), total
biaya (total cost) yang ada di jenis usaha jasa terdiri dari ”biaya
langsung (direct cost)” unit yang ada di unit produksi tersebut di
tambah dengan ”biaya tidak langsung (indirect cost)” unit yang
berasal dari hasil alokasi / distribusi unit penunjang / unit jasa.
Adapun penghitungan dari total biaya (total cost) adalah sebagai
berikut :
TC = D.C + I.C
dimana :
TC = Total Cost (Total Biaya)
D.C = Direct Cost (Biaya Langsung Unit)
I.C = Indirect Cost (Biaya Tidak Langsung Unit)
2. Usaha perdagangan
Untuk jenis usaha perdagangan (seperti di unit farmasi), unit produksi
akan melakukan proses pembelian dan penjualan barang dagangan.
Klasifikasi biaya yang digunakan menggunakan pendekatan ”biaya
dalam hubungannya dengan unitproduksi atau segmen lain” sehingga
klasifikasi biaya menggunakan pendekatan “biaya langsung (direct
cost)” unit dan ”biaya tidak langsung (indirect cost)” unit. Biaya satuan
(unit cost) yang ada di jenis usaha perdagangan merupakan
cerminan dari ”Harga Pokok Penjualan”. Artinya total biaya (total
cost) unit yang ada di jenis usaha perdagangan terdiri dari ”Harga
Pokok Penjualan” barang ditambahkan dengan ”biaya langsung
drhaps----20
(direct cost) unit” yang ada di unit produksi tersebut dan ditambah
dengan ”biaya tidak langsung (indirect cost)” unit yang berasal dari
unit penunjang / unit jasa. Adapun penghitungan dari total biaya (total
cost) adalah sebagai berikut :
TC = HPP + D.C + I.C
dimana :
TC = Total Cost (Total Biaya)
HPP = Harga Pokok Penjualan
D.C = Direct Cost (Biaya Langsung)
I.C = Indirect Cost (Biaya Tidak Langsung)
Untuk mencari Harga Pokok Penjualan, dilakukan dengan proses
perhitungan sebagai berikut :
Persediaan barang dagangan awal tahun (2 Jan.) Rp XXXXX
Pembelian barang dagangan pada tahun berjalan Rp XXXXX
---------------- (+)
Persediaan barang dagangan tersedia di jual Rp XXXXX
Persediaan barang dagangan akhir tahun (31 Des.) Rp XXXXX
---------------- (-)
Harga Pokok Penjualan Rp XXXXX
=========
3. Usaha industri
Untuk jenis usaha pengolahan / industri (seperti unit gizi), unit
produksi akan melakukan proses pembelian bahan baku, pengolahan
barang dan penjualan barang dagangan. Klasifikasi biaya yang
digunakan menggunakan pendekatan ”biaya dalam hubungannya
dengan produk” sehingga klasifikasi biaya menggunakan pendekatan
“biaya manufaktur” dan ”biaya komersial”. Artinya total biaya (total
cost) yang ada di jenis usaha pengolahan / industri terdiri dari ”biaya
bahan baku langsung” di tambahkan dengan ”biaya tenaga kerja
langsung” ditambahkan dengan ”biaya overhead” yang ada di unit
produksi tersebut di tambah dengan ”biaya komersial” yang
drhaps----21
merupakan ”biaya tidak langsung (indirect cost)” yang berasal dari
unit penunjang / unit jasa. Adapun penghitungan dari total biaya (total
cost) adalah sebagai berikut :
TC = HPP + B.K
dimana :
TC = Total Cost (Total Biaya).
HPP = Harga Pokok Penjualan (di dalamnya merupakan unsur
dari Biaya Manufaktur / Harga Pokok Produksi)
B.K = Biaya Komersial, merupakan Biaya Tidak Langsung
(Indirect Cost) yang berasal dari unit penunjang / unit
jasa.
drhaps----22
Tahap berikutnya adalah menghitung Harga Pokok Penjualan dengan cara
sebagai berikut :
Persediaan barang dagangan awal tahun (2 Jan.) Rp XXXXX
Barang dagangan dari proses produksi pada thn berjalan Rp XXXXX
--------------- (+)
Persediaan barang dagangan tersedia di jual Rp XXXXX
Persediaan barang dagangan akhir tahun (31 Des.) Rp XXXXX
---------------- (-)
Harga Pokok Penjualan Rp XXXXX
=========
drhaps----23
2.2.3 METODE ANALISIS UNITCOST
Sebagaimana telah di bahas di atas, bahwa inti dari proses analisis
biaya adalah melakukan alokasi / distribusi biaya dari unit penunjang /
unit jasa ke unit produksi. Untuk melakukan alokasi/ distribusi, ada
beberapa metode analisis (alokasi/distribusi) biaya yang dapat
digunakan, antara lain :
1. Metode Satu Langkah.
Metode ini sering disebut dengan Metode Langsung yang mendasari
konsep alokasi “satu langkah”. Setiap biaya yang terjadi pada unit jasa
“dialokasikan” pada beberapa unit produksi yang menggunakan jasa
layanannya, tetapi tidak untuk unit jasa yang lain.
2. Metode Dua Langkah.
Metode dua langkah disebut juga “Metode Bertingkat” / “Metode
Sekuensial”.
Metode ini mendistribusikan / mengalokasikan biaya dari unit jasa dalam
suatu urutan langkah yang telah ditentukan sebelumnya. Sekali biaya
telah didistribusikan dari suatu unit jasa, tidak ada biaya unit jasa lain
yang dibebankan kembali ke unit tersebut dalam urutan tertentu. Untuk
menggunakan metode ini, urutan tertentu harus diputuskan guna
mengalokasikan biaya unit jasa, karena urutan dari unit membuat
perbedaan dalam hasil.
3. Metode Reciprocal.
Metode reciprocal mendasarkan pada penggunaan persamaan simultan
untuk mengalokasikan setiap biaya. Akuntan menggunakan metode
simultan/ metode aljabar untuk menghitung dan mengalokasikan setiap
biaya pada pusat-pusat layanan pendukung atas dasar penggunaan
layanan tersebut oleh semua pusat layanan.
4. Metode Double Distribution.
Metode ini merupakan metode pengalokasian biaya dari pusat biaya
penunjang ke pusat biaya produksi melalui dua tahap :
drhaps----24
a. Tahap I : mendistribusikan/mengalokasikan biaya asli dari pusat
biaya penunjang ke pusat biaya penunjang yang lain dan seluruh
pusat biaya produksi.
b. Tahap II : mendistribusikan/mengalokasikan hasil distribusi biaya I
pada masing-masing pusat biaya penunjang keseluruh pusat
biaya produksi.
drhaps----25
Tarif di rumah sakit dapat ditetapkan dengan berbagai tujuan sebagai
berikut: (Trisnantoro, 2006)\:
1. Meningkatkan pemulihan biaya rumah sakit (cost recovery rate)
rumah sakit. Hal ini terutama terdapat pada rumah sakit pemerintah
yang semakin berkurang subsidinya.
2. Peningkatan akses pelayanan. Salah satu cara meningkatkan akses
pelayanan kesehatan bagi masyarakat khususnya masyarakat miskin
adalah dengan menetapkan tarif pelayanan yang rendah Penetapan
tarif dengan cara ini hendaknya diikuti oleh subsidi yang memadai
dari pemilik atau pemerintah sehingga mutu pelayanan tetap terjaga.
3. Peningkatan mutu pelayanan. Di beberapa rumah sakit pemerintah
daerah, kebijakan penetapan tarif pada bangsal VIP bertujuan untuk
meningkatkan mutu pelayanan dan peningkatan kepuasan kerja
dokter spesialis. Dengan dibangun dan ditetapkannya tarif bangsal
VIP yang memadai, diharapkan dapat mengurangi waktu dokter
spesialis di rumah sakit swasta, sehingga dapat meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut.
4. Penetapan tarif dengan tujuan lain, misalnya untuk mengurangi
pesaing, memaksimalkan pendapatan, meminimalkan penggunaan
dan menciptakan corporate image. Penetapan tarif untuk tujuan
mengurangi pesaing dilakukan untuk mencegah dibangunnya rumah
sakit baru yang akan menjadi pesaing. Penetapan tarif untuk
memaksimalkan keuntungan dapat dilakukan pada pasar yang
dikuasai oleh salah satu rumah sakit (monopoli), sehingga pada
demand yang tinggi, penetapan tarif dapat dilakukan setinggi-
tingginya. Penetapan tarif dengan tujuan menciptakan corporate
image adalah penetapan tarif yang ditetapkan dengan tujuan
meningkatkan citra sebagai rumah sakit golongan masyarakat kelas
atas.
drhaps----26
2.2.5 STRATEGI PENETAPAN TARIF
Strategi tarif dari suatu rumah sakit dapat menimbulkan reaksi yang
beragam di masyarakat. Menurut Suharto & Trisnantoro (1999) pada
penelitiannya di RSU Brebes, menyimpulkan bahwa responden tidak
mempermasalahkan besarnya tarif. Responden lebih mengutamakan
faktor kepuasan pelayanan dibanding dengan tinggi rendahnya tarif.
Selain itu, karakteristik produk atau pelayanan yang diberikan juga akan
menentukan strategi tarif. Untuk dapat mengidentifikasi nilai dari
karakteristik pelayanan dapat diidentifikasi melalui Ability to Pay dan
Willingness to Pay dari konsumen. Tidak jarang pada saat menetapkan
strategi tarif, pihak manajemen rumah sakit mempertimbangkan pula
upaya pemulihan biaya, subsidi silang, meningkatkan akses dan mutu
pelayanan serta untuk tujuan lain, misalnya mengurangi pesaing,
meminimalkan penggunaan dan menciptakan corporate image
(Trisnantoro, 2006). Intensitas memanfaatkan pertimbangan di atas
tergantung pada apakah rumah sakit tersebut dimiliki oleh pihak swasta
atau pemerintah.
drhaps----27
saat menentukan kebijakan tarif perlu mendasarkan pada Surat
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor. 582 / Menkes / SK VI / 1997.
Misal di Bab VII pasal 8, ada beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam penentuan kebijakan tarif suatu pelayanan kesehatan di rumah
sakit, yaitu:
1. Dalam menentukan besaran tarif perawatan didasarkan atas
peritungan unit cost rata-rata rawat inap di masing-masing rumah
sakit. Serta harus memperhatikan kemampuan dan keadaan sosial
ekonomi masyarakatsetempat, tarif rumah sakit setempat lainnya,
kebijakan subsidi silang dan lain-lain.
2. Unit cost rata-rata inap dihitung melalui analisis biaya dengan metode
distribusi ganda (double distribution) tanpa memperhitungkan
investasi dan biaya gaji pegawai.
3. Tarif rawat siang (Day Care) di rumah sakit jiwa ditetapkan sebesar
maksimum ½ dari tarif rawat inap kelas II.
4. Tarif rawat sehari (One Day Care) ditetapkan sama dengan tarif
perawatan kelas II.
5. Tarif di ruang intensive ditetapkan atas dasar perhitungan unit cost
rata-rata rawat dengan memperhatikan kemampuan masyarakat
setempat dan runah sakit setempat lainnya.
Tarif rawat inap seperti diatas tidak termasuk biaya obat-obatan, visit,
tindakan medis dan terapi maupun penunjang diagnostic.
drhaps----28
memberikan masukan/informasi pada pengambilan kebijakan dalam
sektor kesehatan. Seberapa besar kemauan membayar pada suatu
barang atau jasa dapat dinilai dalam dua cara :
1. Mengamati dan menetapkan model pemanfaatan jasa pelayanan
kesehatan masa lalu, pengeluaran dan tanggapan terhadap harga
pelayanan.
2. Wawancara langsung pada masyarakat seberapa besar kemauan
membayar mengenai produk atau jasa pelayanan kesehatan tertentu.
Dari sini akan diperoleh informasi pada pengambilan keputusan
tentang potensi pasar.
drhaps----29
dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi
dan produktivitas. Rumah sakit BLU dan BLUD memiliki kewenangan
pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa
keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
drhaps----30
pengambilan keputusan dan menjalankan fungsinya adalah analisis
biaya satuan (unit cost).
Untuk melakukan pengelolaan lembaga dalam kaitannya analisis biaya,
manajemen harus mendasarkan pengelolaannya atas informasi biaya
yang paling lengkap yang dapat dikumpulkan. Disisi lain, konsep biaya
menyatakan bahwa ”tidak ada satu konsepsi biaya yang dapat
memenuhi berbagai macam tujuan”. Oleh karena itu, untuk melakukan
analisis biaya, manajer yang baik harus memahami pengelolaan atas
informasi biaya yang paling lengkap yang dapat dikumpulkan, yaitu
dengan pendekatan klasifikasi biaya. Untuk dapat mengklasifikasikan
biaya dengan tepat, manajemen harus memahami jenis usaha yang ada
di dalam lembaganya. Secara garis besar jenis usaha di dalam lembaga
ada 3 (tiga) jenis, yaitu : usaha jasa, usaha perdagangan, dan usaha
pengolahan (industri). Penerapan penghitungan sebagai mana yang
disebutkan di atas harus menyesuaikan dengan jenis usahanya, karena
total biaya dari masing-masing jenis usaha sangat berbeda.
drhaps----31
4. Penetapan Subsidi.
Menentukan biaya dan pendapatan untuk satu tahun periode akuntansi
atau untuk periode yang lebih pendek.
5. Membantu Pengambilan Keputusan Rutin dalam hal :
a. penetapan harga,
b. melakukan tender,
c. menghilangkan atau menambah suatu jasa,mengetahui biaya dari
berbagai jasa yang berbeda.
Tarif rumah sakit sangat penting diperhatikan baik oleh rumah sakit
swasta maupun rumah sakit pemerintah. Bagi rumah sakit swasta, pola
penetapan tarif akan berpengaruh terhadap pendapatan yang kemudian
berdampak pada laba, serta kelangsungan hidup rumah sakit tersebut.
Bagi sebagian rumah sakit pemerintah, tarif memang masih ditetapkan
berdasarkan Surat Keputusan Menkes atau Pemerintah Daerah. Hal ini
menunjukkan bahwa masih adanya kontrol yang ketat dari pemerintah
terhadap kebijakan penetapan tarif di rumah sakit pemerintah sebagai
pelaku usaha atau lembaga usaha.
Strategi tarif merupakan bagian dari manajemen pemasaran suatu
lembaga usaha. Pada kondisi price competition, strategi tarif yang dipilih
akan sangat menentukan keberhasilan lembaga usaha untuk bertahan
dan berkembang di industrinya. Dalam rangka inilah maka konsultasi
perhitungan unit cost dan penetapan tarif di RSUD Banjar BaruKota
Banjar Baru dilaksanakan.
drhaps----32
1
Tentukan tujuan
6 2
Menentukan Tentukan
Harga Final demand
Langkah Langkah
Penetapan harga
5 3
Memilih Estimasi
metoda Biaya
4
Analisis
Pesaing
drhaps----33
mengalami kenaikan, maka Tarif dapat dinaikkan, namun apabila
diprediksikan akan terjadi kecenderungan penurunan permintaan, maka
pihak manajemen rumah sakit harus menurunkan Tarif
Langkah ketiga dalam proses penetapan Tarif adalah mengidentifikasi
unit cost. Untuk mengidentifikasi unit cost ini, pihak manajemen rumah
sakit perlu mempertimbangkan tiga hal, yaitu:
1. Kapasitas Pelayanan Kesehatan
Kapasitas pelayanan kesehatan di rumah sakit yang berbeda-beda akan
berakibat pada unit cost yang berbeda-beda pula.
2. Learning curve
Penurunan biaya rata-rata karena terakumulasinya pengalaman dalam
memberikan pelayanan kesehatan. Semakin tambah pengalaman dalam
meemberikan pelayanan kesehatan, maka biaya rata-rata akan semakin
menurun sampai dengan titik tertentu.
3. Metode Penghitungan biaya
a. Double Distribution
b. Standard cost accounting
c. Activity-based costing
d. Target costing
drhaps----34
atribut yang bernilai, maka tarif pelayanan kesehatan rumah sakit kita
harus lebih rendah daripada tarif pelayanan kesehatan pesaing.
2. Pihak manajemen rumah sakit perlu mempertimbangkan
kemungkinan reaksi yang diberikan oleh rumah sakit pesaing.
Apabila reaksi negatif muncul dari pesaing, maka pesaing akan
merespon tarif yang ditentukan oleh rumah sakit kita dengan
melakukan penurunan tarif yang signifikan dan kemungkinan dapat
berdampak negatif pada jumlah kunjungan pasien dan pendapatan
rumah sakit kita.
drhaps----35
pricing, perbaikan tingkat efisiensi dan cost effectiveness rumah sakit,
dan penentuan besarnya subsidi untuk jenis-jenis pelayanan kesehatan
tertentu, serta penentuan rugi atau laba operasional rumah sakit.
Dengan kata lain kegiatan ini akan berdaya guna dan berhasil guna
bilamendapat dukungan dari seluruh unsur stakeholder yang ada.
drhaps----36
BAB III
METODOLOGI
drhaps----37
MULAI
PERSIAPAN
MOBILISASI
PERENCANAAN
SELESAI
drhaps----38
3.2 RUANG LINGKUP WILAYAH PEKERJAAN
Ruang lingkup wilayah pekerjaan Bimbingan TeknisAnalisis Perhitungan
Unit Cost dan Penentuan Tarif ini dilakukan di RSUD Banjar BaruKota
Banjar Baru.Ruang lingkup pekerjaan Bimbingan TeknisAnalisis
Perhitungan Unit Cost dan Penentuan Tarif ini meliputi :
1. Workshop Perhitungan Unit Cost dan Tarif Pelayanan untuk
melakukan sosialisasi mengenai metode dan cara perhitungan
Unit Cost dan Penentuan Tarif pelayanan di rumah sakit.
2. Pengumpulan data untuk kepentingan perhitungan Unit Cost
pelayanan rumah sakit.
3. Datasekunder ATP dan WTP dari BPS untuk mengetahui
kemampuan membayar (ability to pay) yaitu minat konsumen
untuk membayarkan sejumlah (uang) atas suatu barang atau jasa
tertentu, sedangkan kemauan membayar (Willingness to pay atau
dikenal WTP) adalah sejumlah (uang) yang akan dibayarkan oleh
konsumen atas suatu barang atau jasa tertentu. Melakuan
perhitungan unit cost sebagai dasar penentuan tarif.
4. Analisis data hasil perhitungan unit cost dan Data ATP dan WTP
untuk membuat estimasi tarif pelayanan di rumah sakit.
5. Melihat harga pesaing untuk menentukan tarif yang sesuai
dengan kemampan masyarakat.
drhaps----39
5. Pengumpulan Peraturan Perundangan yang terkait unit cost dan tarif
6. Pengumpulan Pola Tarif Pesaing
Produk Kegiatan
1. Data Pola Tarif RSUD Banjar Baruyang saat ini diberlakukan
2. Data Kondisi Demografi, Sosial dan Ekonomi Propinsi Kota Banjar
Baru
3. Data Jenis-Jenis Pelayanan Kesehatan yang ditawarkan kepada
masyarakat Propinsi Kota Banjar Baru saat ini.
4. Data struktur organisasi RSUD Banjar BaruKota Banjar Baru
5. Data peraturan perundangan yang terkait dengan penghitungan unit
cost rumah sakit dan tarif rumah sakit
6. Data Pola Tarif RSU Pesaing yang ada di sekitar Provinsi Kalimantan
Selatan.
drhaps----40
untuk RSUD Banjar Baruakan digunakan metode yang dianjurkan
oleh Departemen Kesehatan, yaitu Metode Double Distribution.
drhaps----41
BAB IV
INVENTARISASI DATA
4.1.1 PELAKSANAAN
Identifikasi biaya langsung dan tidak langsung di masing-masing unit
pelayanan di RSUDBanjar Baru.
1. Data unit kerja pegawai
2. Biaya pemakaian obat per instalasi
3. Biaya pemakaian bahan habis pakai
4. Biaya pemakaian bahan habis pakai per instalasi
5. Biaya pemakaian bahan medis habis pakai per instalasi
6. Biaya pemakaian alat tulis kantor per instalasi
7. Data aktiva tetap
8. Data aktiva peralatan medis
9. Data aktiva peralatan non medis
10. Data aktiva kendaraan bermotor
11. Data biaya pemeliharaan ruang per instalasi
12. Data biaya pemeliharaan alat medis per instalasi
13. Data biaya pemeliharaan alat non medis per instalasi
14. Data out put pelayanan per instalasi
drhaps----42
15. Data oprasional per instalasi
16. Data konsumsi waktu tiap pelayanan
17. Data sumber pembiayaan
18. Data pendapatan retribusi per instalasi
19. Data pola tarif RSUDBanjar Baru saat ini
20. Data jenis pelayanan kesehatan yang ditawarkan
21. Data demografi, sosial, dan ekonomi Kota Banjar Baru
22. Data kelembagaan
23. Data pola peraturan perundangan
24. Data pola tarif pesaing
drhaps----43
BAB V
drhaps----44
yang perlukan oleh manajemen sebagai informasi dalam pengambilan
keputusan dan menjalankan fungsinya adalah analisis biaya satuan (unit
cost).
drhaps----45
5.4 ALOKASI / DISTRIBUSI BIAYA
Penghitungan biaya satuan (unit cost) sangat mudah untuk dilakukan jika
suatu lembaga hanya memiliki satu macam produk saja, yaitu dengan
menjumlahkan seluruh biaya dan membagi dengan total produk / jasa.
Jika lembaga mengembangkan usahanya dan menghasilkan lebih dari
satu macam produk, maka saat itulah persoalan mulai muncul dalam
penghitungan biaya satuan (unit cost). Persoalan / masalah utama dalam
analisis biaya adalah bagaimana “mendistribusikan” / “mengalokasikan”
biaya tidak langsung (overhead) ke masing-masing produk / jasa, hal ini
disebabkan karena adanya “biaya bersama (common cost)” dan “biaya
gabungan (joint cost)”. Biaya bersama (common cost) dan biaya
gabungan (joint cost) adalah jenis biaya tidak langsung yang harus
didistribusikan / dialokasikan ke departemen produksi dan dibebankan ke
masing-masing produk.
Biaya Investasi
Unit Unit
Penunjang Produksi
Biaya Operasional
Unit Unit
Penunjang Produksi Total Total Biaya
Biaya Produk Satuan
Biaya Pemeliharaan
Unit Unit
Penunjang Produksi
drhaps----46
ukuran yang umum dan yang berkorelasi dengan penyebab dari biaya
departemen jasa. Distribusi biaya dapat didasarkan pada :
- Jumlah karyawan.
- Konsumsi kwh.
- Konsumsi tenaga per jam.
- Luas lantai.
- Nilai aktiva.
- Biaya dari bahan baku yg digunakan.
- dan lain-lain.
5.6.1 DEFINISI
Metode double distribution adalah merupakan salah satu metode yang
di kelompokkan ke dalam metode “konfensional” dalam analisis biaya
satuan (unit cost), karena dalam proses penghitungannya banyak
mendasarkan pada data biaya lembaga. Meski demikian, berdasarkan
prinsip dasarnya, metode ini diangap cukup adil dalam mengalokasikan /
mendistribusikan biaya dari departemen jasa / departemen penunjang ke
departemen produksi. Data yang digunakan sebagai dasar penghitungan
adalah data yang bersifat riil / aktual, artinya data yang digunakan adalah
data realisasi kegiatan. Sejak tahun 1997 sesuai dengan Kep.Menkes RI
No. 582/MENKES/SK/VI/1997 tentang Pola Tarif Rumah Sakit
Pemerintah, metode ini sudah menjadi metode yang dianjurkan untuk
digunakan dalam proses analisis penghitungan biaya satuan (unit cost)
di rumah sakit dilingkungan departemen kesehatan.
drhaps----47
layanan jasanya kepada departemen produksi, akan tetapi selain
memberikan layanan jasanya kepada departemen produksi, kepada
sesama departemen jasa / departemen penjunjang juga saling
memberikan layanan jasanya. Oleh karena itu, sebelum seluruh biaya
didistribusikan / dialokasikan dari seluruh departemen jasa / departemen
penjunjang ke seluruh departemen produksi, terlebih dahulu sesama
departemen jasa / departemen penjunjang akan saling mendistribusikan
/ mengalokasikan biayanya masing-masing.
drhaps----48
Dalam pengalokasian / pendistribusian biaya, metode ini mendasarkan
pada ukuran yang umum dan yang berkorelasi dengan penyebab dari
biaya departemen jasa.
Tarif rumah sakit sangat penting diperhatikan baik oleh rumah sakit
swasta maupun rumah sakit pemerintah. Bagi rumah sakit swasta, pola
penetapan tarif akan berpengaruh terhadap pendapatan yang kemudian
berdampak pada laba, serta kelangsungan hidup rumah sakit tersebut.
Bagi sebagian rumah sakit pemerintah, tarif memang masih ditetapkan
berdasarkan Surat Keputusan Menkes atau Pemerintah Daerah. Hal ini
menunjukkan bahwa masih adanya kontrol yang ketat dari pemerintah
terhadap kebijakan penetapan tarif di rumah sakit pemerintah sebagai
pelaku usaha atau lembaga usaha.
drhaps----49
5.7.2 Tujuan Penetapan Tarif
Tarif di rumah sakit dapat ditetapkan dengan berbagai tujuan sebagai
berikut: (Trisnantoro, 2006) :
5. Meningkatkan pemulihan biaya rumah sakit (cost recovery rate)
rumah sakit. Hal ini terutama terdapat pada rumah sakit pemerintah
yang semakin berkurang subsidinya.
drhaps----50
5.8 MODEL 3C DALAM KEBIJAKAN TARIF RUMAH SAKIT
Kebijakan tarif dapat ditentukan berdasarkan hasil analisis kebijakan
yang memadai. Analisis kebijakan yang dilakukan harus
mempertimbangkan tiga hal utama yaitu Cost, Competitor dan
Characteristics of products (Kotler, 2000).
drhaps----51
b. Competitors.Pesaing merupakan unsur kedua yang perlu
dipertimbangkan dalam penentuan tarif pelayanan kesehatan.
Pesaing akan bereaksi terhadap penentuan tarif yang dilakukan oleh
RSUD. Pesaing adalah organisasi yang menawarkan produk yang
sejenis atau bukan sejenis yang dapat mempengarugi secara
langsung maupun tidak langsung pendapatan organisasi lain. Kotler
(2000) menyatakan bahwa tarif yang ditetapkan dapat lebih rendah,
sama, atau lebih tinggi daripada tarif pesaing. Penetapan ini
tergantung pada tujuan dari penetapan tarif itu sendiri.
drhaps----52
BAB VI
Data biaya yang dianalisis adalah data biaya yang terjadi secara historis
di Tahun 2012. Setelah analisis biaya menghasilkan unit cost, maka
dilakukan proses prediksi untuk memperkirakan unit cost yang akan
terjadi pada Tahun 2012 dan Tahun 2013. Prediksi dilakukan dengan
asumsi bahwa unit cost akan mengalami kenaikan sesuai dengan laju
inflasi (sekitar 6%) ditambah dengan dua persen. Setelah diketahui
prediksi unit cost tahun 2012, maka unit cost dari masing-masing
pelayanan yang ditawarkan oleh rumah sakit dibandingkan dengan tarif
untuk mengetahui besaran subsidi yang harus ditanggung oleh
pemerintah. Tarif yang digunakan diasumsikan menggunakan tarif yang
saat ini diberlakukan di rumah sakit berdasarkan Peraturan Daerah Kota
Banjar Baru Nomer …. Tahun ….. Tentang Retribusi Pelayanan
Kesehatan. dapat dilihat pada Tabel berikut ini:
drhaps----53
tarif rumah sakit dikelompokkan kedalm beberapa kelompok untuk
memudahkan dalam embaca dokumen tarif di RS seperti dibawah berikut :
I TARIF IGD
II TARIF RAWAT JALAN
III TARIF FASILITAS PERAWATAN
IV TARIF HCU/ICU/ICCU/NICU/PICU
V TARIF BEDAH SENTRAL*
VI TARIF MCU
VII TARIF LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK
VIII TARIF LABORATORIUM PATLOGI ANATOMI
IX TARIF RADIOLOGI
X TARIF REHABILITASI MEDIK
XI TARIF HEMODIALISA
XII TARIF TINDAKAN KEPERAWATAN
XIII TARIF TINDAKAN KEBIDANAN
XIV TARIF PELAYANAN GIGI & MULUT
XV TARIF PELAYANAN MEDIS THT
XVI TARIF PELAYANAN MEDIS MATA
XVII TARIF PELAYANAN FORENSIK
XVIII TARIF PELAYANAN SYARAF
XIX TARIF PELAYANAN PSIKOLOGI
XX TARIF TINDAKAN MEDIS NON INVASIF
XXI TARIF TINDAKAN MEDIS INVASIF
XXII TARIF TINDAKAN ANDROLOGI
XXIII TARIF SEWA ALAT
XXIV TARIF DIAGNOSTIK
XXV TARIF PELAYANAN VAKSINASI
XXVI TARIF PROMOSI DAN EDUKASI KESEHATAN
XXVII TARIF LAIN-LAIN
drhaps----54
Tabel 6.1. Perbandingan Tarif berbasis Unit cost, Tarif Saat Ini (2013)
dan surplus/defitit
Di RSUD Banjar Baru Kota Banjarbaru
TARIF
NO JENIS PELAYANAN BERBASIS TARIF SAAT INI SURPLUS
UNIT COST (Sept 2013) DEFISIT
(RP) (RP) (RP)
I TARIF IGD
1 Pemeriksaan oleh Dokter Umum IGD
2 Pemeriksaan, Konsultasi Dokter
Spesialis
IV TARIF HCU/ICU/NICU/PICU
1 Perawatan Reguler
2 Perawatan Khusus isolasi ICU
drhaps----55
Pemeriksaan Kesehatan Standard
2 Terdiri dari :
a. Pemeriksaan dr. Umum
b. Pemeriksaan Thorax Photo
c. LAB Sederhana (Urine Lengkap +
Darah Lengkap)
MCU Paket I
Terdiri dari :
3 a. Pemeriksaan dr. Umum
b. Pemeriksaan Thorax Photo
c. EKG
d. LAB Sederhana
Urine Lengkap + Darah Lengkap +
Fungsi Hati (SGOT, SGPT) + GDS +
Fungsi Ginjal + Kolesterol Total
4 MCU Paket II
Terdiri dari :
a. Pemeriksaan dr. Umum
b. Pemeriksaan dr. Spesialis
c. Pemeriksaan Thorax Photo
d. USG Abdomen Lengkap
e. EKG
f. LAB Sederhana
Urine Lengkap + Darah Lengkap +
Fungsi Hati (SGOT,SGPT, Gamma
GT)+ GDS, GDP + Fungsi Ginjal
(Ureum, Kreatinin) + Fungsi Lemak +
(Kolesterol Total, HDL, LDL,
Trigliserida) + Hepatitis (HbsAG/strip)
5 MCU Paket III
Terdiri dari :
a. Pemeriksaan dr. Umum
b. Pemeriksaan dr. Spesialis
c. Pemeriksaan Mata
d. Pemeriksaan THT
c. Pemeriksaan Thorax Photo
d. USG Abdomen Lengkap
e. EKG
f. Sprirometri
g. LAB :
Urine Lengkap + Darah Lengkap +
Fungsi Hati (SGOT,SGPT, Gamma GT)
+ GDS, GDP + Fungsi Ginjal (Ureum,
Kreatinin) + Fungsi Lemak +
(Kolesterol Total, HDL, LDL,
Trigliserida) + Hepatitis (HbsAG/strip) +
Anti HBS + Asam Urat
6 MCU Paket IV
drhaps----56
Terdiri dari :
a. Pemeriksaan dr. Umum
b. Pemeriksaan dr. Spesialis
c. Pemeriksaan Mata
d. Pemeriksaan Ginekologi (Khusus
Wanita)
e. Pemeriksaan THT
f. Pemeriksaan Thorax Photo
g. USG Abdomen Lengkap
h. Gizi
i. Sprirometri
j. EKG
k. LAB :
Urine Lengkap + Darah Lengkap +
Fungsi Hati (SGOT,SGPT, Gamma GT)
+ GDS, GDP + Fungsi Ginjal (Ureum,
Kreatinin) + Fungsi Lemak +
(Kolesterol Total, HDL, LDL,
Trigliserida) + Hepatitis (HbsAG/strip) +
Anti HBS + Asam Urat
URINALISIS
1 Kalium urine
2 Kalsium Urine
3 Lipase urine
4 Phospate urine
5 Protein Bence Jones
6 Protein Kuantitatif
Reduksi Urin/Protein Urin (3
7 parameter)
8 Tes Kehamilan (25 mIU/mL)
9 Tes Kehamilan Device
10 Urin Lengkap (Rutin + Sedimen)
HEMOSTASIS
1 APTT
2 D-dimer
3 Fibrinogen
4 Masa Pembekuan
5 Masa Perdarahan
6 Masa protrombin (PT)
7 PT + INR
TINJA
1 Darah samar
2 Lengkap (Rutin + pH + Reduksi)
KIMIA DARAH
1 Amilase Darah
2 Amilase Urine
3 Albumin
4 ALP
5 Analisa batu ginjal
6 Analisa Gas Darah
7 Analisa Gas Darah + elektrolit
drhaps----58
8 Asam empedu
9 Asam urat
10 Bilirubin direk
11 Bilirubin indirek
12 Bilirubin total
13 Calsium Ion
14 Cholinesterase
15 CK-MB
16 CK-total
17 CL Darah
18 CL Urine
19 CPK
20 Elektroforese ptotein
21 Fluktosamin
22 Fosfatase Alkali
23 Fosfatase asam
24 Gamma GT
25 GLDH
26 Glikolysis HB
27 Globulin
28 Glukosa darah
29 Glukosa darah stik
30 Glukosa Toleransi test
31 HBA1c
32 HBDH
33 Kalium darah
34 Kalsium (Ca)
35 Kalsium darah
36 Kolesterol HDL
37 Kolesterol LDL
38 Kolesterol total
39 Kreatinin
40 Kreatinin clearance
41 Lipase darah
42 Magnesium
43 Na, K, Cl (elektrolit darah)
44 Phosphat darah
45 Protein total
46 SGOT
drhaps----59
47 SGPT
48 Trigliserida
49 TTGO (5x GDS)
50 Urea Clearance
51 Ureum
52 Urine 4 porsi/ kurve harian
IMUNOSEROLOGI
1 Anti CMV IgG
2 Anti CMV IgM
3 Anti Dengue IgM, IgG
4 Anti HBc IgM
5 Anti HBc Total
6 Anti HBe
7 Anti HBs
8 Anti HBs (elisa)
9 Anti HCV
10 Anti Helicobacter Pylori IgG
11 Anti Helicobacter Pylori IgMHS
12 Anti HIV (ELISA)
13 Anti HIV (rapid)
14 Anti HSV I IgG
15 Anti HSV I IgM
16 Anti HSV II IgG
17 Anti HSV II IgM
18 Anti Rubella IgG
19 Anti Rubella IgM
20 Anti TB
21 Anti Toxoplasma IgG
22 Anti Toxoplasma IgM
23 ASTO
24 CRP kualitatif
25 CRP kuantitatif
26 Dengue Blot IgG
27 Dengue Blot IgM
28 Faktor Rhematoid
29 Hbe Ag
30 HBs Ag
31 HBsAg Elisa
drhaps----60
32 HBsAg Rapid
33 IgM anti Salmonella (Tubex)
34 NS1
35 PAP TB
36 RF ( Rheumatoid Factor)
37 TPHA
38 VDRL
39 Widal
MIKROBIOLOGI
1 Biakan Jamur
Biakan Mikroorganismen dengan
2 Resistensi
3 Biakan Salmonella Shigela (SS)
4 Cultur dan Resistensi test
5 Pewarnaan BTA
6 Pewarnaan Gram
CAIRAN TUBUH
1 Analisa cairan otak
2 Analisa cairan sendi
3 Analisa cairan tubuh lain (pleura dll)
DRUG MONITORING
1 Aminophylin
2 Tes Narkoba 3 parameter
3 Tes Narkoba 5 parameter
4 Tes Narkoba 6 parameter
DIABETES
1 Glukosa Darah PP
2 Glukosa Darah Puasa
3 Glukosa Darah Sewaktu
4 Urine 4 Porsi/ Kurve Harian
HORMON
1 Estradiol
2 FSH
3 FT3
4 FT4
drhaps----61
5 LH
6 Progesteron
7 Prolactin
8 T3
9 T4
10 Testosteron
11 TSH
TUMOR MARKER
1 AFP
2 B2 Microglobulin
3 CA 125 II
4 CA 19-9
5 CA15.3
6 CEA
7 Prostat Specific Antigen (PSA)
IX TARIF RADIOLOGI
1 Appendicogram
2 Arteriografi
3 BNO IVP
4 BNO IVP Bipolar
5 Bone age
6 Bone survey
7 Cervical
8 Cervical 4 posisi
9 Cholecystrografi
10 Colon Inloop
11 Cor analysis
12 Coxigeus
13 CT Scan abdomen Kontras
14 CT Scan Abdomen Non Kontras
drhaps----62
15 CT Scan Kepala Kontras
16 CT Scan Kepala Non Kontras
17 CT Scan Thorax Kontras
18 CT Scan Thorax Non Kontras
19 Cystogram
20 Dental alveolar
21 Dental panoramic
22 ERCP
23 Fistulografi
24 Follow trough
25 Foto Abdomen 1 Posisi
26 Foto Abdomen 3 Posisi
27 Foto Abdomen polos
28 Foto Cranium
29 Foto Extrimitas atas
30 Foto Extrimitas atas bilateral
31 Foto Extrimitas bawah
32 Foto Extrimitas bawah bilateral
33 Foto Jaringan Lunak
34 Foto Kolumna Vertebralis
35 Foto Thorax
36 Foto Thorax AP/Lat
37 Guide Fluoroscophy
38 HSG
39 Mamografi
40 Mastoid
41 MRI
42 Oesophangusgrafi
43 OMD
44 Pelvis 1 Posisi
45 RPG
46 Scoliosis program
47 Sinus Paranasal
48 Sistografi
49 TMJ
50 TMJ 4 posisi
Tulang belakang 2
51 Posisi(Lumbal/Sakral/Servikal/Thorakal)
52 Urethrocyctogram
53 Usus Kecil/Besar
drhaps----63
54 Vertebrae 4 posisi
55 Vertebrae AP/Lat
XI TARIF HEMODIALISA
1 Reguler
2 Reused Reguler
drhaps----64
Manual Placenta, Hecting Perineum,
Tindakan DC Shock
drhaps----65
36 Plasenta Manual oleh dokter spesialis
37 Repair Perineum
38 Resusitasi Bayi
39 Scurent
40 Slem Peumosuction
41 Stradle Injury
42 Vacum Extraksi
43 Vaginal Touche (VT)
44 Visum Perkosaan
PENCABUTAN
1 Gigi Sulung dengan Suntik
2 Gigi Sulung Topikal
3 Gigi Tetap dengan Komplikasi
4 Gigi Tetap Tanpa Komplikasi
5 Molar 3 dengan Komplikasi
6 Molar 3 tanpa Komplikasi
Scalling/Pembersihan Karang Gigi (per-
7 kuadran)
PERIODONTAL
1 Alvelectomy
2 Curetage per regio
3 Frenoktomi
4 Ginggivektomi per regio
5 Hecting per 1 jahitan
drhaps----66
6 Insisi Abses Ekstra Oral
7 Insisi Abses Intra Oral
8 Operculectomy
9 Perawatan Periodontal
10 Splinting wire per gigi
REMOVABLE PROTHESE :
1 Full prothese satu rahang
Full/Prothese/Rahang Atas & Rahang
2 Bawah
3 Protese Partial Gigi Berikutnya
4 Prothese Partial Gigi Pertama
Rebase Prothese Full Rahang
5 Atas/Bawah
6 Reparasi Prothese
FIXED PROTHESE
Bridge Acrylic Metal Procelin per-
1 Elemen
2 Full Post Crown
3 Gigi Implant + Crown PFM
4 Jacket Crown All Acrylic
5 Procelin Crown per-Gigi
ORTHO
Pencetakan Alginate Rahang Atas+
1 Bawah
Pemasangan
2 Alat Ortodonti Lepas RA+RB
3 Alat Ortodonti Lepas RA/RB
4 Alat Ortodonti Cekat RA+RB
5 Alat Ortodonti Cekat RA/RB
6 Alat Ortodonti Secsional
Kontrol
7 Kontrol Cekat
8 Kontrol Removeable
Pemasangan Alat Tambahan:
9 Alat ekstra oral - Face Mask
10 Alat ekstra oral - Head Gear
Bate Raiser Posterior/Anterior
11 (Removible)
12 Chin Cap + Head
13 Lip Bumper
14 Plat Retensi RA/RB (Retainer)
15 Trans Palatal Acrch (RPE)
drhaps----68
15 Biopsi Tumor Colli
16 Biopsi Tumor Lidah
17 Buka tampon anterior hidung
18 Buka Tampon Posterior Hidung
19 Corpus Alienum CAE
20 Corpus Alienum Cavum Nasi
21 Cuci Sinus
22 Curpus Alienum Hidung/ Lubang
Telinga
23 Curpus Alienum Hidung/ Lubang
Telinga dgn Penyulit
24 Debridemen Luka
25 Dekanulasi
26 ECA Hypopharinx dgn Inderect Laryng
27 ECA Telinga
28 ECA Tenggorokan
29 Ekstraksi Corpal Cavum Nasi
30 Ekstraksi Corpus Alienum Tenggorokan
31 Evacuasi Chalesteatoma
32 Evoked Potensial:SSEP
33 Gips Telinga
34 Imunoterapi
35 Injeksi Imunoterapi
36 Insisi Abses Mastoid
37 Insisi Abses Peritonsil/Tonsil
38 Insisi Mastoid
39 Insisi Retropharyngeal
40 Insisi Septal Abses
41 Insisi Septum Nasi
42 Irigasi Peritonsiler Abses
43 Irigasi Sinus Maksilaris
44 Kauter Konkha Hidung
45 Kauter Pharyng
46 Kauter Veruka
47 Laringoscopy Fiber Optik Tanpa
Gambar
48 Nasopharyngoscopy dengan biopsi
49 Nasopharyngoscopy tanpa biopsi
50 Oto Aksutik Emission
51 Parasentese Telinga
52 Pasang NGT
drhaps----69
53 Pasang Tampon Anterior Hidung
54 Perawatan Epistaxis
55 Perawatan Telinga
56 Punchtie Perinchondritis
57 Rhinoscopy Posterior
58 Serumen Plug
59 Spooling Cerumen
60 Spooling H202 3%
61 Spooling Serumen
62 Spooling Sinus Maxillaris
63 Suction Telinga
64 Tampon Hidung
65 Test Alergi
66 Test Fungsi Tuba
67 Test Kalori
68 Tympanometri
drhaps----70
22 Refraksi
23 Schemeer Test
24 Slit Lamp
25 Strike Retinoscopy
26 Tes Buta Warna
27 Tonometri
XVII TARIF PELAYANAN FORENSIK
1 Otopsi Jenazah Yang Telah Dikuburkan
2 Pemeriksaaan Histopologik Jenazah
3 Pemeriksaaan Toxicology Perjenis
4 Pemeriksaan Obat Kualitatif Perjenis
5 Pemulasaraan Jenazah Laki-laki
6 Pemulasaraan Jenazah Perempuan
7 Pengawetan Jenazah
8 Pengawetan Jenazah Pasca Otopsi
Perawat / Tenaga Medis Pendamping
9 Pasien
10 Perawatan jenazah
11 Periksaaan Kerangka
12 Periksaaan Obat Kuantitatif Perjenis
13 Rekontruksi Luas
14 Rekontruksi Menengah
15 Rekontruksi Sederhana
16 Visum Dalam Jenazah (Outopsi)
17 Visum Luar Jenazah
drhaps----71
XIX TARIF PELAYANAN PSYCHYATRY
Psikoterapi
1 a. Kurang dari 30 menit
2 b. Lebih dari 30 menit
Surat Keterangan Bebas Narkoba
3 (SBN)
4 Surat Keterangan Sehat Rohani
13 Surat Keterangan Bebas Tembakau
Test Psikometri
5 a. MMSE (Tes Memori Pada Manula)
b. ADL / IADL (Tes Fungsi Kahidupan
6 Sehari-hari)
7 c. GDS (Tes Depresi Pada Manula)
8 d. MMPI
e. PANNS (Tes Monitoring Kemajuan
9 Terapi AP)
10 f. SCL-90
11 g. Tes Minat Bakat
12 h. Tes IQ
14 Konseling Perkawinan
15 Konseling HIV AIDS
Surat Keterangan Visum et Repertum
16 Phychiatricum
17 Saksi Ahli
drhaps----73
55 Memasang Gips Long Leg
56 Memasang Gips Nasal
57 Memasang Rek Verband
58 Memasang Sirculair Gips
59 Memasang Uslyp Verband
60 Memasang Vellpen Verband
61 Memasukkan Cytostatika per 1
62 Memasukkan Obat IV/IM/SC/SUPP
63 Memasukkan Obat Sitostatika
64 Membuat & Memasang Gips Spalk
65 Mencabut Cystostomi
66 Monitor Bed side
67 Multiple Incisi
68 Nail Extraction
69 Nebulizer
70 Nekrotomi Deridemen Besar
71 Nekrotomi Deridemen Kecil
72 Nekrotomi Deridemen Sedang
73 O2 > 10 L per jam
74 O2 1-3L/M/jam
75 O2 4-6L/M/jam
76 O2 6-8L/M/jam
77 O2 8-10L/M/jam
78 Observasi Ketat Pasien oleh Perawat
79 Observasi Pasien oleh Dokter Spesialis
80 Pasang Bidai Besar
81 Pasang Bidai Sedang
82 Pasang dan Lepas ETT
83 Pasang dan Lepas NGT/OGT
84 Pasang dan Lepas NGT/OGT dengan
Penyulit
85 Pasang dan Lepas Schoorsteen
86 Pasang Drain
87 Pasang Fowley Catheter
88 Pasang Kateter ( Ret Urine )
89 Pasang Kateter Urine
90 Pasang Kateterisasi LA
91 Pasang Ransel Verband
92 Pasang Skin Traksi
93 Pasang Spalk LA
drhaps----74
94 Pasang Tampon Haemorhoid
95 Pasang WSD Non Paru
96 Pemasangan Infus – Anak
97 Pemasangan Infus Sitostastika
98 Pemasangan Infus Standar
99 Pemasangan Infus Umbilikalis
100 Pengambilan Benda Asing THT
101 Pengambilan Cerumen
102 Pengambilan Darah Arteri - Anak
103 Pengambilan Darah Arteri - Dewasa
104 Pengambilan Darah Vena - Anak
105 Pengambilan Darah Vena - Dewasa
106 Perawatan Luka ( Paket )
107 Perawatan Luka Bakar < 20 %
108 Perawatan Luka Bakar > 30 %
109 Perawatan Luka Bakar 21-30 %
110 Perawatan Luka Besar diameter > 15
cm
111 Perawatan Luka Kecil diameter < 5 cm
112 Perawatan Luka Operasi
113 Perawatan Luka sedang diameter 5 - 15
cm
114 Perawatan Luka tracheostomy
115 PICC Insertion
116 Rectal Toucher
117 Regulasi Cepat
118 Rehidrasi Berat
119 Resusitasi - Anak/Bayi
120 Resusitasi – Dewasa
121 Resusitasi Cardio Pulmonal
122 Skin Test
123 Slem / Pneumo Suction
124 Sling / Bandage
125 Tampon Hidung Depan, LA
126 Transfusi Darah / Paket Bayi
127 Transfusi Darah / Paket Dewasa
128 Transfusion Exchange
129 U Sleb
130 Ultraviolet Terapi/ hari
drhaps----75
XXI TARIF TINDAKAN MEDIS INVASIF
1 Amputasi sederhana
2 Biopsi Jarum Halus
3 Biopsi Kelenjar Leher
4 Biopsi Pleura
5 Close sistotomi
6 CVC (Central Venus Chateter)
7 Eksisi Dengan Anastesi local
8 Incisi Besar
9 Incisi Biasa
10 Incisi Sedang
11 Pleurodesis
12 Punctie Acites
13 Punctie Bulibuli
14 Punctie Cephal Hematome
15 Punctie Lumbal
16 Punctie Pleura
17 Punctie Sumsum Tulang
18 Sedasi Anastesi
19 Venasectie
20 WSD
drhaps----76
1 Bed Side Monitor
2 Blanket Warmer
3 Blood Warmer
4 CPAP
5 Incubator
6 Infused Pump
7 Pulse Oxymetry
8 Respirator (Sewa)
Sewa Lemari Pendingin Jenazah per
9
hari (Max 5 hari)
10 Syringe Pump
11 Ventilator
1 Bed Side Monitor
2 Blanket Warmer
drhaps----77
1 Vaksinasi
Keterangan
Khusus pelayanan bedah sentral, katagori Operasi Kecl, Sedang, Besar dan Khusus ditentukan oleh
Direktur RS sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
drhaps----78
Keterangan:Hasil analisis dan prediksi Unit Cost, secara lebih rinci dapat dilihat
pada Lampiran dan Soft Copy.
drhaps----79
4. Tarif Rumah Sakit harus mempertimbangkan kontinuitas layanan,
daya beli masyarakat, azas keadilan dan kepatutan, serta kompetisi
yang sehat.
5. Tarif Rumah Sakit dihitung atas dasar unit cost dari setiap jenis
pelayanan dan kelas perawatan. Dalam rangka melaksanakan
fungsi sosial, tarif pelayanan kelas III ditetapkan oleh Menteri
KesehatanRI
6. Besaran tarif untuk semua jenis pelayanan selain kelas lII
ditetapkan oeh Pimpinan Badan Layanan Umum Rumah Sakit
setelah disetujui Dewan Pengawas. Dalam hal ini Rumah Sakit
yang tidak memiliki Dewan Pengawas cukup ditetapkan oleh
Pimpinan Rumah Sakit.
7. Tarif Rumah Sakit untuk golongan masyarakat yang
pembayarannya dijamin oteh pihak penjamnin, rnelalui suatu ikaan
peranjian tertulis ditetapkan atas dasar tidak saling merugikan.
8. Pimpinan Badan Layanan Umum Rumah Sak dapat membebaskan
sebagian atau selunuh biaya pelayanan bagi pasien tidak mampu
maupun pasien derigan pertimbangan tertentu tanpa mengurangi
kualitas pelayanan.
drhaps----80
Berdasarkan pola tarif yang telah disusun dan disepakati, maka dapat
ditentukan tariff dari masing-masing pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan di rumah sakit.Tarip adalah sebagian atau seluruh biaya
penyelenggaraan kegiatan pelayanan di Rumah Sakit, yang dibebankan
kepada masyarakat sebagai imbalan atas jasa pelayanan yang
diterimanya.
Komponen tarif rumah sakit terdiri dari Jasa Sarana dan Jasa
Pelayanan. Jasa Sarana adalah imbalan yang diterima oieh rumah sakit
atas pemakaian sarana, fasilitas dan bahan.Jasa Pelayanan adalah
imbalan yang diterima oleh pelaksana pelayanan atas jasa yang
diberikan kepada pasien dalam rangka observasi, diagnosis,
pengobatan, konsultasi, visite, rehabilitasi medik dan atau pelayanan
Iainnya.
Tarif = UC + BB + In + Pm + UnC + JP
UC = Unit Cost
In = Inflasi
Pm = Profit Margin
JP = Jasa Pelayanan
drhaps----81
Tarif rumah sakit sangat penting diperhatikan baik oleh rumah sakit
swasta maupun rumah sakit pemerintah. Bagi rumah sakit swasta, pola
penetapan tarif akan berpengaruh terhadap pendapatan yang kemudian
berdampak pada laba, serta kelangsungan hidup rumah sakit tersebut.
Bagi sebagian rumah sakit pemerintah, tarif memang masih ditetapkan
berdasarkan Surat Keputusan Menkes atau Pemerintah Daerah. Hal ini
menunjukkan bahwa masih adanya kontrol yang ketat dari pemerintah
terhadap kebijakan penetapan tarif di rumah sakit pemerintah sebagai
pelaku usaha atau lembaga usaha.
drhaps----82
6.3. KEMAMPUAN MEMBAYAR (ABILITY TO PAY) DAN KEMAUAN
MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY)
Hasil survei yang lain menunjukkan bahwa proporsi terbesar pasien yang
berobat ke RSUD Banjar BaruKota Banjar Baru adalah pasien dengan
pendidikan SLTA, dan proporsi yang paling rendah adalah pasien dengan
pendidikan S2 ke atas. Hal ini menunjukkan masyarakat yang memiliki
pendidikan di atas S1 memiliki kecenderungan berobat ke luar Kota Banjar
Baru.
BAB VII
6.1. KESIMPULAN
Dari kegiatan bimbingan teknis penghitungan unit cost dan analisis tarif,
yang meliputi proses pengumpulan data, serta hasil perhitungan unit cost
dan tarif untuk pelayanan kesehatan yang ditawarkan oleh RSUD Banjar
BaruKota Banjar Baru kepada masyarakat Kota Banjar Baru, dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Sebagian besar unit cost pelayanan kesehatan di RSUDBanjar
Barulebih tinggi daripada Tarif yang diberlakukan pada saat ini.
2. Secara umum dapat disimpulkan bahwa untuk memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat Kota Banjar Baru, RSUD
Banjar Baru masih mengalami defisit total sebesar Rp .....................
drhaps----84
yang terdiri dari defisit untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat umum sebesar Rp ............................
6.2. SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan di atas, dapat
disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Pihak manajemen rumah sakit perlu untuk melakukan continuous
improvement untuk efisiensi pelayanan kesehatan sehingga biaya
pelayanan kesehatan dapat lebih efisien. Perbaikan efisiensi secara
berkesinambungan dapat diketahui dengan melakukan evaluasi unit
cost secara periodik yaitu setiap tahun sekali dan perlu penyesuaian
tarif secara rasional Apabila pihak manajemen dapat melakukan
perbaikan efisiensi, maka biaya pelayanan kesehatan pada tahun
berikutnya akan mengalami penurunan, dan hal ini mengandung arti
subsidi pemerintah akan semakin berkurang.
2. Biaya operasional RSUD Banjar Baru yang relatif masih rendah, jika
dibandingkan dengan pendapatan karenanya jika tariff masih
menggunakan tariff saat ini maka harus disubsidi oleh pemerintah.
Untuk tahun 2012, pemerintah harus memberikan subsidi kepada
rumah sakit ini minimal Rp......................,- di luar Gaji dan Investasi
untuk menutup defisit yang terjadi. Hal ini sangat penting agar rumah
sakit dapat tetap memberikan pelayanan kesehatan secara kontinyu
pada level mutu yang diharapkan dan mampu menjaga taraf
kesehatan masyarakat Kota Banjar Baru.
3. Untuk saat ini, pemerintah perlu mendorong pihak manajemen
rumah sakit untuk meningkatkan Tarif rumah sakit. Tarif yang
diberlakukan saat ini belum mampu cost recovery.
4. Mutu data biaya dari RSUDBanjar BaruKota Banjar Baru perlu untuk
ditingkatkan dengan memperbaiki sistem akuntansi, inventarisasi
asset, serta penerapan sistem informasi rumah sakit yang tepat
guna.
drhaps----85
LAMPIRAN
drhaps----86