Anda di halaman 1dari 21

LECTURER 5

PUMICE & GAMPING


PEMANFAATAN MINERAL DAN BATUAN
(TTA 237)
PUMICE
• Pumice atau istilah lainnya yang dikenal dengan
batu apung merupakan salah satu bahan galian yang
sangat penting dan mempunyai peranan yang sangat
penting baik sebagai bahan baku utama maupun
sebagai bahan baku penolong.
• Perkembangan sektor konstruksi dan industri
terutama di negara maju dan berkembang
khususnya di Indonesia berdampak meningkatnya
permintaan pasokan pumice.
PUMICE
• Pumice (batu apung) adalah jenis
batuan yang berwarna terang
terbentuk dari magma asam yang
muncuk ke permukaan dan
bersentuhan dengan udara luas secara
tiba-tiba. Batuan ini terbentuk dari
proses letusan gunung api yang
mengeluarkan materialnya ke udara,
kemudian mengalami transportasi
secara horizontal dan terakumulasi
sebagai batuan piroklastik.
• Pumice (batu apung) kaya akan silika
dan memiliki struktur poros.
PUMICE
• Pumice (batu apung) memilik sifat
versikular yang tinggi, mengandung
jumlah sel yang banyak akibat
ekspansi buih gas alam yang
terkandung di dalamnya dan pada
umumnya terdapat sebagai bahan lepa
atau fragmen-fragmen dalam breksi
gunung api.
• Mineral-mineral yang terdapat
didalam pumice adalah felspar, kuarsa,
obsidian, cristobalat, dan tridmit.
PUMICE
• Komposisi kimia :
 SiO2 : 60 – 75 %
 Al2O3 : 12 – 15 %
 Fe2O3 : 0,9 – 4 %
 Na2O : 2 – 5 %
 K2O : 2 – 4 %
 MgO : 1 – 2 %
 CaO : 1 – 2 %
 Unsur lainnya : TiO2, SO3, dan Cl
PENGOLAHAN PUMICE
Untuk menghasilkan batu apung dengan kualitas yang
sesuai dengan kebutuhan pasar atau di sektor
konstruksi dan industri salah satunya, secara garis
besar proses pengolahan batu apung terdiri dari :
- Pemilahan (sorting) untuk memisahkan batu apung
bersih dari batu apung yang banyak pengotornya
dan dilakukan secara manual
- Peremukan (crushing) untuk mereduksi ukuran
dengan menggunakan crusher, hammer mils dan roll
mils
- Sizing untuk memilahkan material berdasarkan
ukuran yang sesuai dengan permintaan pasar,
dilakukan dengan saringan (screen)
- Pengeringan (drying) jika material dari tambang
banyak mengandung air, antara lain dengan
menggunakan rotary dryer
KEGUNAAN PUMICE
A. SEKTOR KONSTRUKSI
• Disektor konstruksi banyak digunakan untuk pembuatan agregate ringan dan beton agregate ringan,
dikarenakan memiliki sifat yang ringan serta lebih mudah dibuat blok-blok yang berukuran besar
• Selain itu kelebihan dari batu apung adalah pembuatan agregate adalah tahan dari api, kondensi, jamur dan
panas, serta cocok untuk akustik
• Spesifikasi untuk membuat agregat dan beton agregate ringan adalah sebagai berikut :
a.Agregate ringan :
- SO3 : maksimal 1 %
- LOI (Lost Of Igntion) : Maksimal 4%
- Butiran kasar : maksimal 0,96 ton/m3
- Butiran halus : maksimal 1,20 ton/m3
b.Beton agergate ringan :
- Kedap suara (3 inci blok) : 44,3 db
- Bobot isi kering: 0,8 ton/m3
- Nilai kalori : 1,0 kal
- Fire resistance : sampai dengan 6 jam
- Susut kering : 0,04%
- Ukuran butir : 1 – 9 cm
KEGUNAAN PUMICE
A. SEKTOR INDUSTRI
INDUSTRI KEGUNAAN DERAJAT UKURAN BUTIR
Cat - Pelapis nonskid - Kasar
- Cat sekat akustik - Kasar
- Bahan pengisi cat tekstur - Halus  kasar
- Flatening agent - Sangat halus
Kimia - Media filtrasi - Kasar
- Chemical carrier - Kasar
- Pemicu korek api belerang - Halus  kasar
Logam dan - Pembersih dan pemoles - Sangat halus
Plastik - Vibratory and barrel finishing - Sangat halus sedang
- Pressure blasting - Sedang
- Electro plating - Halus
- Pembersih gelas/kaca - Sangat halus
KEGUNAAN PUMICE
B. SEKTOR INDUSTRI
INDUSTRI KEGUNAAN DERAJAT UKURAN BUTIR
Komponder - Bubuk sabun tangan - Sedang
- Pembersih gelas/kaca - Sangat halus
Kosmetik dan pasta - Pemoles dan penambal gigi - Sedang
gigi - Pemerata kulit - Sangat halus
Karet - Bahan penghapus - Sedang
- Bahan cetakan - Sangat halus
Kulit - Untuk mengkilap - Sedang
Kaca dan cermin - Pemroresan tabung televisi - Halus
- Pemoles dan pengkilap kaca tabung tv - Halus
- Bevel finishing - Sangat halus
- Penghalus potongan kaca - Sangat halus
Elektonika - Pembersih papan skirt - Sangat halus
Tembikar - Bahan pengisi - halus
BATUAN GAMPING
• Batu gamping merupakan salah satu
bahan galian industri yang potensinya
sangat besar dengan cadangan
diperkirakan lebih dari 28 milyar ton yang
tersebar hampir di seluruh daerah di
Indonesia.
• Batu gamping adalah batuan sedimen
karbonat yang terdapat di alam. Pada
umumnya ditemukan berwarna putih,
putih kekuningan, abu-abu hingga hitam.
Pembentukan warna ini tergantung
kondisi dimana batuan tersebut terbentuk.
Berat jenisnya berkisar antar 2,7-2,8, yang
dalam keadaan murni berbentuk sebagai
kristal-kristal kalsit (CaCO3)
BATUAN GAMPING
• Berdasarkan sifat dan karakteristiknya, batu
gamping di dalam kehidupan sehari-hari dapat
digunakan pada sektor konstruksi/jalan, perumahan,
pertanian, dan industri.
• Di sektor industri digunakan di industri keramik,
gelas dan kaca, bata tahan api, semen, pembuatan
karbit, peleburan dan pemurnian baja, bahan
pemutih, pembuatan soda abu, penjernihan air, dan
pada proses pengendapan bijih nikel.
BATUAN GAMPING
a. Mineralogi :
• Batu gamping dan dolomit merupakan batuan karbonat yang
banyak digunakan di industri. Mineral karbonat lain yang
umumnya diketemukan berasosiasi dengan batu gamping
atau dolomit akan tetapi dalam jumlah kecil, adalah siderit
(FeCO3), Ankerit dan Magnetit.
• Karena sifat fisik mineral-mineral karbonat hampir sama
satu sama lainnya, maka tidak mudah untuk
mengidentifikasinya. Untuk batuan yang relatif
monomineralik dan kompak, berat jenis, warna, bentuk
kristal dan sifat fisik lainnya dapat digunakan untuk
mengidentifikasi batuan tersebut
BATUAN GAMPING
b. Genesa :
• Batu gamping dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu secara
organik, secara mekanik, atau secara kimia.
• Sebagian besar batu gamping di alam terjadi secara organik. Jenis
ini berasal dari pengendapan cangkang/rumah kerang dan siput,
foraminifera atau ganggang, atau berasal dari kerangka binatang
koral/kerang.
• Untuk batu gamping yang terjadi secara mekanik, sebenarnya
bahannya tidak jauh berbeda dengan jenis batu gamping yang terjadi
secara organik. Yang membedakannya adalah terjadinya
perombakan dari bahan baku gamping tersebut yang kemudian
terbawa oleh arus dan biasanya diendapkan tidak jauh dari tempat
semula.
BATUAN GAMPING
• Sedangkan yang terjadi secara kimia, adalah jenis batu
gamping yang terjadi dalam kondisi iklim dan suasana
lingkungan tertentu dalam air ataupun air tawar.

• Magnesium, lempung dan pasir merupakan unsur pengotor


yang mengendap bersama-sama pada saat proses
pengendapan. Keberadaan pengotor batu gamping
memberikan klasifikasi jenis batu gamping. Apabila
pengotornya magnesium, maka batu gamping tersebut
diklasifikasikan batu gamping dolomitan. Apabila
pengotornya lempung, disebut batu gamping lempungan.
Dan Batu gamping pasiran apabila pengotornya pasir.
PENGOLAHAN BATUAN
GAMPING
• Dalam beberapa hal, batu gamping dapat langsung
digunakan sebagai bahan baku, misalnya pada
industri semen, fondasi jalan, rumah, dsb.
• Akan tetapi untuk keperluan lainnya, perlu
dilakukan pengolahan, misalnya dengan
pembakaran. Cara ini dimaksudkan untuk
memperoleh kapur tohor (CaO), Kalsium
Hidroksida dan Gas CO2.
PENGOLAHAN BATUAN
GAMPING
Secara umum pembuatan kapur tohor, meliputi :
1. Kalsinasi pada suhu 900-1000 derajat Celsius,
sehingga batu gamping terurai menjadi CaO dan
CO2.
2. CO2 ditangkap, dibersihkan dan dimasukkan ke
dalam tangki.
3. Dari kalsinasi dapat terbentuk kapur tohor (CaO),
dan kapur padam (Ca(OH)2), yaitu setelah CaO
disiram dengan air.
PENGGUNAAN &
SPESIFIKASI
Batu gamping dapat dimanfaatkan untuk
berbagai macam kebutuhan, diantaranya
adalah :
 Batu Bangunan, adalah yang berupa batu
pecah dan batu hias. Batu gamping ini
biasanya digunakan untuk pondasi rumah,
jalan, jembatan maupun isian bendungan,
terutama di daerah yang tidak memiliki
sumber batu bangunan seperti andesit, basalt
dan semacamnya.
PENGGUNAAN &
SPESIFIKASI
Bahan Bangunan. Batu gamping yang digunakan
sebagai bahan bangunan, berfungsi sebagai campuran
dalam adukan pasangan bata/plester, pembuatan semen
tras atau semen merah. Umumnya batu gamping yang
digunakan adalah kalsium. Syarat-syarat yang harus
dipenuhi untuk bahan bangunan ini, adalah :
 (CaO + MgO) minimum 95%
 (SiO2 + Al2O3 + Fe2)3) maksimum 5%
 CO2 maksimum 3%, dan
 70% lolos ayakan 0,85 mm
PENGGUNAAN &
SPESIFIKASI
 Bahan Penstabil Jalan Raya. Batu gamping yang digunakan
sebagai fondasi jalan raya, termasuk rawa-rawa yang
dilaluinya, berfungsi untuk mengurangi penyusutan
flastisitas dan pemuaian fondasi jalan raya tersebut tersebut.
 Pertanian. Kesuburan tanah akan lebih baik apabila
keasamannya (pH) diturunkan melalui pengapuran. Untuk
setiap jenis tanaman memerlukan tingkat keasaman yang
berbeda.
 Bahan Keramik. Dalam industri keramik, batu gamping
berfungsi sebagai imbuh untuk menurunkan suhu leleh,
sehingga pemuaian panas masa setelah dibakar sesuai
dengan pemuaian glasir.
PENGGUNAAN &
SPESIFIKASI
 Industri Kaca. Dalam industri kaca, batu gamping
yang digunakan sebagai bahan tambahan
 Industri Semen. Dalam industri semen, batu gamping
merupakan bahan baku utama.
 Pembuatan Karbit. Bahan baku pembuatan karbit
adalah kapur tohor (60%), lainnya adalah kokas
(40%), antrasit, petroleum coke (carbon black).
 Untuk Peleburan dan Pemurnian Baja. Digunakan
sebagai bahan imbuh pada tanur tinggi. Disamping
itu, batu gamping diperlukan untuk mengikat gas-gas.
PENGGUNAAN &
SPESIFIKASI
 Untuk Bahan Pemutih dalam Industri Kertas, Pulp,
dan Karet. Untuk keperluan ini, batu gamping yang
diperlukan ialah yang mempunyai hablur murni
(hampir CaCO3) yang digerus sangat halus.
Biasanya batu gamping ini berasal dari jenis yang
lunak, berwarna putih, terutama yang terdiri dari
cangkang-cangkang kerang.
 Untuk Penjernihan Air. Dalam penjernihan air,
kapur umumnya digunakan bersama soda abu
dalam proses kapur soda.

Anda mungkin juga menyukai