Anda di halaman 1dari 40

Macam- macam Akad

N. Eva Fauziah, Dra. M.Ag.


3. Ijab Qabul : Adanya serah terima antarpara pihak yang
SETIAP AKAD HARUS MEMENUHI RUKUN DAN SYARAT,
berakad.
YAITU :
Syaratnya:
a. Jelas maksud akadnya sehingga dapat dipahami
1. Akid adalah orang yang melakukan akad/ transaksi
para pihak yang berakad,
baik satu orang, dua orang atau lebih.
b. Antara ijab dan qabul harus sesuai (berhubungan)
c. Ijab dan qabul harus bersambung (tidak berselang
Syaratnya :
lama/ tidak berjeda/ tidak berwaktu) seperti
Balig/ mumayyiz, berakal, cakap/ mampu, adakalanya
sebulan, setahun.
disyratakan beragama Islam. Misalnya dalam akad jual beli,
d. Berada di tempat (majlis) yg sama
rukunnya penjual dan pembeli
d. Sama-sama saling ridla (mufakat)
2. Ma’qud Alaih adalah objek barang jasa dan harga yang
‫يا أيها الذين آمنوا ال تأكلوا أموالكم بينكم بالباطل إال أن تكون تجارة عن تراض‬
diakadkan.
‫منكم وال تقتلوا أنفسكم إن هللا كان بكم رحيما‬
Syaratnya :
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
Barangnya harus halal (masyru’ : sesuai dengan
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali
ketentuan syariat Islam), wujud barang harus ada
dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-
saat diakadkan (ulama Hanafiyah dan Syafi’iyah
suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh
melarang secara mutlak barang yang tidak tampak
dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kecuali dalam kasus upah-mengupah, menggarap
kepadamu.
tanah) dan terukur, dapat diberikan saat akad, barang
e. Keduanya tidak disandarkan/ digantungkan dengan
milik sendiri kecuali sudah mendapat izin, suci,
urusan lain (ta’alluq) seperti barang B akan dijual tapi
kondisi barangnya diketahui kedua belah pihak.
harus beli barang A terlebih dahulu.
Penggolongan Macam Akad
B. Akad Kerjasama
A. Akad tukar menukar D. Akad Pemberian (Tabarru’)
karena ada kewajiban agama
dengan harta dan tenaga

1) Barter dan Jual beli (Ba’i) :


Murabahah, Salam, istitsna’, Sharf
2) Sewa menyewa (Ijarah)
3) Upah Mengupah (Ujrah)
4) Tanggungan (Kafalah) E. Akad yang dilarang
5) Jaminan (Dlamanah)
6) Pengalihan Utang (Hiwalah) C. Akad Pemberian (Tabarru’)
7) Gadai (Rahn) Gadai tanpa kompensasi tenaga dan
8) Wakalah (pewakilan)
harta
9) Ju’alah (Sayembara)
10) Samsarah (Perantara, Makelar)
Konsep Jual Beli dan Barter Pengertian Barter
“Tukar menukar antar barang yang beda jenis”
Barter diperbolehkan, namun Nabi menganjurkan
ditinggalkan karena khawatir ada unsur riba fadl.
Pengertian Jual beli Dari segi pembayarannya disebut Jual beli Muqayyadah
Jual beli dalam Bahasa Arab disebut al-ba’i.
Dari segi pembayarannya disebut Jual beli Ketentuan Barter
Muthlaqah 1. Pertukaran antara barang-barang ribawi sejenis
hendaklah dalam jumlah dan kadar yg sama dan hrs
diserahkan saat transaksi.
Menurut Bahasa 2. Pertukaran antara barang-barang ribawi yg berlainan
al-Ba’I artinya pertukaran secara mutlak (Sayid Sabiq, jenis dibolehkan dengan jumlah dan kadar yg berbeda
1977: 46) meliputi kepada Barter dan Jual beli. asalkan barang diserahkan pada saat akad, misalnya
penukaran (kl) Rp 15.000 dengan 1$ US.
Menurut Istilah jual beli 3. Pertukaran barang ribawi dengan yang bukan ribawi
“Penukaran barang dengan uang antara penjual dan tidak disyaratkan untuk sama dalam jumlah maupun untuk
pembeli dengan cara tertentu yang telah disepakati” diserahkan pada saat akad. Misalnya mata uang (emas,
“Menukarkan suatu harta benda dengan alat perak, atau kertas) dengan pakaian.
pembelian yang sah atau dengan harta benda yang 4. Pertukaran antara barang-barang yang bukan ribawi
lain dan keduanya menerima untuk dibelanjakan diperbolehkan tanpa persamaan dan diserahkan pada
dengan ijab kabul yang sesuai dengan cara yang waktu akad. Misalnya pakaian dengan barang elektronik.
diatur agama”. 5. Persyaratan yg berlaku pd jual beli jg berlaku pd barter
DASAR HUKUM JUAL BELI
1. Alquran
‫واحل هللا البيع و حرم الربا‬ RUKUN DAN SYARAT
“Dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” (QS.al- 1. Aqidain ( Penjual dan
Baqarah : 275) Pembeli)
2. Ma’qud ‘alaih (objek yang
2. Hadis
diperjualbelikan dan harga
ِ ‫ « الَ يَ ْفت َ ِرقَ هن اثْن‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫َّللا‬
‫َان ِإاله َع ْن‬ ُ ‫سم ْعتُ أَبَا ُه َري َْرة َ يَقُو ُل قَا َل َر‬
ِ ‫سو ُل ه‬ ِ
(tsaman))
( 278/ 10( ‫» سنن أبى داود‬.‫ت َ َراض‬
3. Ijab Qabul jual beli
Aku mendengar Abu Huraerah r.a. berkata; “Telah bersabda
Rasulullah Saw. : Tidak boleh berpisah kedua pihak (yang
bertransaksi) kecuali sudah saling ridla”. (sunan Abu Dawud, Jilid 10:
278)
3. Ijma
Para Ulama ijma bahwa jual beli adalah MUBAH/ BOLEH

RUKUN DAN SYARAT JUAL BELI INI BERLAKU UNTUK AKAD MURABAHAH, ISTISHNA’ DAN SALAM.
Karena pada prinsipnya sama tentang jual beli. Perbedaannya Murabahah adalah pembelian atas barang yang sudah ada;
Istishna’ pembelian dengan pemesanan atas barang yang harus dibuat terlebih dahulu; sementara Salam/ Salaf pembelian
dengan pemesanan atas barang yang belum ada dan uang harus dibayar di muka
Jual beli yang terlarang
A. Usaha : Usaha B. Dzat : Darah, bangkai, babi, dan binatang
pelacuran, usaha judi, sembelihan yang tidak diniatkan karena Allah,
usaha perdukunan, jual (barang haram), barang najis (Imam Hanafi
beli patung untuk membolehkan spt menjual kulit bangkai), hewan
disembah, alat sesajen bertaring dll (untuk sebagian pendapat ulama),
untuk kemusyrikan sperma, nafza, organ manusia, rambut manusia,

C. Tata cara yang dilakukan, misalnya :


1. Melakukan ihtikar, nazasyi (iklan palsu),
2. Mengurangi takaran, ukuran dan berat timbangan, terdapat gharar,
3. Transaksi ribawi,
4. Membeli barang dengan harga yang lebih mahal dari harga pasar, dengan tujuan orang lain tidak
dapat membeli barang itu atau sebaliknya menjual dengan harga murah supaya penjual lain tidak
ada pembeli
5. Membeli barang yang sudah di beli orang lain yang masih dalam masa khiyar.Jual beli yang
disertai tipuan, berdagang di masjid,
6. Menjual barang untuk dijadikan alat maksiat oleh yang membelinya.
7. Mencegat penjual dari desa yang belum tahu harga pasar di luar kota dan lain-lain (talaqqi ruqban)
MURABAHAH
PENGERTIAN ISTISHNA SALAM/ SALAF
PENGERTIAN PENGERTIAN
Bai’ al-murabahah (Az-Zuhaili) : Akad jual beli dalam bentuk
Jual-beli berdasarkan harga pokok pemesanan pembuatan barang Bahasa: bermakna “As salaf” artiny
dengan tambahan keuntungan, tertentu dengan kriteria dan taqdim (mendahulukan)”. Maksud
maksudnya jual beli dimana penjual persyaratan tertentu yang disepakati mendahulukan pembayaran uang
menginformasikan kepada pembeli antara pemesan (pembeli/mustashni’) muka atas pemesanan barang
secara jelas modal yang dikeluarkannya dan penjual (pembuat, shani’).
untuk mendapatkan komoditas yang Shani’ (Pembuat pesanan barang) Terminologi : Disebut al mahaw
dijual itu dengan tambahan akan menyiapkan barang yang (barang barang mendesak).
keuntungan. dipesan (mashnu’, ‘amal) sesuai
dengan spesifikasi yang telah Akad jual beli barang pesanan (mu
Menurut ahli hukum Hanafi disepakati dimana ia dapat fiih) dengan pengiriman di kemud
“Jual beli adalah pemindahan milik (oleh menyiapkan sendiri atau melalui hari oleh penjual (muslam illaihi)
penjual) atas suatu barang yang pihak lain (istishna’ parallel) dengan pelunasannya dilakukan oleh pem
diperolehnya dengan akad pertama harga (tsaman) yang disepakati. (al muslam) pada saat akad disepa
berdasarkan harga pertama ditambah sesuai dengan syarat-syarat terte
keuntungan.
DASAR HUKUM DASAR HUKUM DASAR HUKUM
Sama seperti Dasar hukum jual beli Mirip dengan Dasar hukum jual beli Mirip dengan Dasar hukum jual be
Perbedaan dan Persamaan
Istishna’ dengan Salam
SALAM/ SALAF:
ISTISHNA’ :
1. Pembayaran di muka (inden) karena orang
1. Pembayaran dapat di muka, di tengah atau yang dipesan tidak memiliki uang
di akhir 2. Penyerahan barang ditangguhkan
2. Cash di awal atau di akhir, atau dicicil 3. Barang yang dibeli belum ada, belum terlihat
3. Objek barang merupakan barang yang wujudnya sama sekali, jika berwujud tapi tidak
harus dibuat seperti kerajinan tentu
4. Penyerahan barang ditangguhkan 4. Penyedia pesanan membutuhkan dana di
5. Barang yang dibeli, bahan baku sudah ada awal untuk pengadaan barang pesanan seperti
6. Pembuatnya tidak membutuhkan dana butuh modal untuk menanam padi.
untuk menyediakan pesanan 5. Akad Salam lebih mendekati akad
7. Praktik akad istishna’ lebih diidikasikan mudlarabah karena terdapat konsep modal
mendekati akad ijarah karena terdapat usaha yang diserahkan kepada penyedia
pekerjaan yang dilakukan pesanan
Dasar Hukum :
1. al-Qur’an: Q.S. Al-Kahfi (18): 19
Pengertian ”Maka suruhlah salah seorang
diantaramu pergi ke kota dengan
Bahasa
membawa uang perakmu....”.
RUKUN DAN SYARAT
“Penambahan, penukaran,
penghindaran, pemalingan, atau
2. Hadits Akad Sharf
” Abu Ubadah bin al-Shamid berkata:
transaksi jual beli” Telah bersabda Rasulullah SAW : “Emas
(hendaklah dibayar) dgn emas, perak 1. Para pihak yang melakukan
Dari segi pembayarannya dgn perak, kacang bur dengan kacang transaksi akad sharf
disebut Jual beli al-Sharf bur, gandum dengan gandum, kurma 2. Objek akad sharf : mata uan
dgn kurma, dan garam dengan garam, 3. Ijab Qabul
Terminologi sama dan sejenis haruslah dari tangan
“Memperjualbelikan uang dgn ke tangan (sah). Maka apabila berbeda Syarat Umum sama seperti syara
uang yg sejenis maupun tidak jenisnya juallah sekehendak kalian
pada akad-akad lainnya
dengan syarat kontan” (H.R. Muslim).
sejenis”.
“Emas dengan perak adalah riba kecuali
Pelaksanaan saat ini di bank- dilakukan secara tunai” (HR Muslim,
bank devisa atau money Tirmizi, Nasa’i, Abu Daud, Ibnu Majah,
changer. dan Ahmad dari Umar bin Khattab)
Syarat Transaksi Sharf Ketentuan menurut Fatwa DSN
1. Tujuan pertukaran adalah bukan Fatwa DSN No. 28/DSN-MUI/III/2002
untuk spekulasi. tentang Jual Beli Mata Uang (Al Sharf)
2. Bukan transaksi bersyarat. 1. Tidak untuk spekulasi (untung-
3. Transaksi berjangka dilakukan untungan)
dengan pihak yang mampu 2. Ada kebutuhan transaksi atau untuk
menyediakan valuta asing. berjaga-jaga (simpanan)
4. Barang atau uang dikuasai oleh 3. Apabila transaksi dilakukan terhadap
penjual mata uang sejenis maka nilainya
5. Transaksi dilakukan secara tunai harus sama dan secara tunai (at
(spot) pada saat itu (over the taqabudh)
counter). Penyelesaiannya diberi 4. Apabila berlainan jenis maka harus
tenggang waktu 2 hari sebagai dilakukan dengan nilai tukar (kurs)
proses penyelesaian yang tidak bisa yang berlaku pada saat transaksi
dihindari dan merupakan transaksi dilakukan dan secara tunai.
internasional
Macam transaksi Sharf:
(Jaih & Hasanuddin)

1. Transaksi Spot : Pembelian dan RIBA NASIAH


penjualannya cash & carry saat itu (over RIBA FADHL
the counter). Batas keterlamnbatan RIBA YAD
maks 2 hari → Halal RIBA QARDL
2. Transaksi Forward : Pembelian dan RIBA JAHILIYYAH
penjualannya ditetapkan sekarang
namun diberlakukan untuk waktu Pengertian Bahasa : al-fadhl
IRISAN SHARF wa al-ziyadah (kelebihan dan
mendatang lebih dari dua hari → Haram DENGAN RIBA
karena ada indikasi riba tambahan)
3. Transaksi Swap : kontrak pembelian/ Terminologi :
penjualan valas dengan harga spot yang “Suatu akad/ transaksi pada
dikombinasikan dengan pembelian barang tertentu yang ketika
dengan harga spot atau harga swap → akad berlangsung tidak
Haram karena unsur maisir diketahui ukuran syariat, atau
4. Transaksi Option: Kontrak untuk adanya penundaan
memeroleh hak menjual/membeli yang penyerahan kedua barang
tidak harus dilakukan atas sejumlah unit atau salah satunya (Mughni
valas padaharga dan jangka waktu atau Muhtaj)
tanggal akhir tertentu → Haram karena
unsur maisir
RIBA YAD berpisah dari tempat
RIBA NASIAH: Utang piutang
aqad jual beli sebelum
dengan mensyaratkan ada
timbang terima. Misalnya
keuntungan/ bunga di awal
seseorang membeli barang
transaksi dan ketika terjadi
setelah dibayar penjual
keterlambatan pembayaran.
langsung pergi padahal
Misalnya pinjam Rp 100 harus
barang belum diketahui
dilebihkan Rp.10 dan
jumlah dan ukurannya oleh
RIBA FADHL: Tukar ditambah Rp 5 jika terlambat
pembeli itu
pembayaran
menukar dua barang
yang sejenis dengan
ukuran yang tidak
sama. Menukarkan 1
RIBA QARDH: Utang piutang
RIBA JAHILIYYAH:: Utang kg beras dengan 1,2
dengan syarat ada
piutang dengan syarat jika kg beras
keuntungan / bunga bagi
terjadi kelambatan/ melebihi yang menghutangi. Misalnya
jatuh tempo akan dikenakan seseorang memberikan
denda. Misalnya seseorang hutang beberapa rupiah
terlambat membayar utang. dengan syarat pada waktu
Dia akan meminta dilebihkan mengembalikan dilebihkan
sesuai dengan jumlah hari dari jumlah pinjaman
keterlambatannya
Ijarah (Sewa menyewa)
PENGERTIAN
DASAR HUKUM
Hanafi : “Transaksi terhadap suatu manfaat dengan
imbalan” 1. Al-Quran:Q.S. az-Zukhruf (43): 32, Q.S. ath –Thalaq
(65): 6, Q.S. al-Qashash (28): 26, Q.S. al Baqarah (2):
Syafi`i: “Transaksi terhadap suatu manfaat yang 233,Q.S. an Nisa` (4) : 29.
dituju, tertentu, bersifat mubah, dan dapat 2. Hadits: dari Ibnu Abbas: “Berbekamlah kamu, lalu
dimanfaatkan dengan imbalan tertentu. berikanlah olehmu upahnya kepada tukang bekam
itu.“Ijtihad:Para ulama fikih tidak membolehkan
Maliki dan Hambali: “Pemilikan manfaat sesuatu ijarah terhadap nilai tukar uang karena
yang dibolehkan dalam waktu tertentu dengan suatu menghabiskan materinya bukan manfaatnya dan
imbalan.” adanya kelebihan pada barang ribawi yang
cenderung kepada riba. (H.R. Bukhari, Muslim)
Psl 20 angka 9 KHES: “Ijarah adalah sewa barang 3. Ijma : Boleh
dalam jangka waktu tertentu dengan pembayaran”
Rukun dan Syarat
1. Penyewa (mu’ajir) dan yang menyewakan (musta’jir). PENGEMBANGAN AKAD IJARAH
Syaratnya cakap, balig dsb. Mu’ajir harus pemilik,
wakil atau pengampu benda yang diijarahkan.
1. Ijarah Muntahiyah Bi Tamlik (IMBT) Psl 322-
2. Ma’jur (Objek Ijarah): Halal, terdapat manfaat,
329 KHES
Manfaatnya diketahui penyewa baik spesifikasi dan
2. Safe Deposit Box (Shunduq Hifzi Ida’) Psl
lamanya, objek ijarah bukan merupakan kewajiban
330-334 KHES
orang tersebut
3. Digabungkan dengan akad lain semisal
3. Ijab Qabul ijarah. Syaratnya menyatakan keridlaan,
Kafalah Bi Ijarah, Wakalah Bil-ijarah
jelas, dan dapat dipahami kedua belah pihak.

UJRAH (UPAH MENGUPAH)


Disebut pula Ijarah lil-a’mal. Prinsipnya sama dengan akad ijarah. Namun dalam Ijarah yang disewa adalah manfaat
benda atau hewan. Sementara dalam Ujrah yang disewa adalah manfaat tenaga/ pemikiran orang/ manusia.
Ketentuan pengupahan dalam beberapa hadis disebutkan bahwa :
1. Upah harus diberikan sebelum keringat pekerja kering
2. Dapat diberikan harian, mingguan, bulanan atau borongan
3. Pengupah harus menyebutkan jumlah yang akan diterima atas pekerjaan yang dilakukan pekerja
DASAR HUKUM
Konsep Utang Piutang (Al-Qardl) 1. Alquran 2. Hadis
QS. Al-Baqarah : 245, 280, 282. Dari Ibnu Mas‟ud, Rasulullah
“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada SAW bersabda: “Bukan
Pengertian seorang muslim (mereka) yang
Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya
di jalan Allah), maka Allah akan melipatgandakan meminjamkan muslim
Menurut Bahasa : al-Qath’u artinya pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang (lainnya) dua kali kecuali yang
memotong. Dinamakan demikian banyak. Dan Allah menyempitkan dan satunya adalah (senilai)
karena uang yang diambil oleh orang melapangkan (rezeki) dan kepada-Nyalah kamu” shadaqah.” (HR Ibnu Majah)
yang meminjamkan memotong (QS. Al-Baqarah : 245)
sebagian hartanya. “Dan jika (orang-orang yang berhutang itu) dalam 3. Ijma
Harta yang dibayarkan kepada kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia Para Ulama ijma bahwa
muqtarid (yang diajak akad qardh) berkelapangan...” (QS. Al-Baqarah : 280). “Hai berutang adalah MUBAH/
dinamakan qaradl/qiradl, sebab orang-orang yang beriman, apabila kamu BOLEH sepanjang tidak ada
merupakan potongan dari harta bermu‟amalah tidak secara tunai untuk waktu riba
muqrid (pemilik barang yang ditentukan, hendaklah kamu
menuliskannya...” (QS. Al-Baqarah : 282) RUKUN dan SYARAT
Terminologi (Istilah) : Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah 1. Pemberi dan Penerima
“Penyerahan harta berbentuk uang pinjaman yang baik, Allah akan melipatgandakan utang
untuk dikembalikan pada waktunya (balasan) pinjaman itu untuknya dan dia akan 2. Uang yang
dengan nilai yang sama”. memperoleh pahala yang banyak. (QS. Al_Hadid : dipinjamkan/dibayarkan
11) 3. Ijab Qabul Utang piutang
(Qardl)
RAHN (GADAI) Rahn yang diatur menurut prinsip syariah RUKUN DAN SYARAT
dibedakan atas dua macam yaitu Rahn 1. Aqidain : Penggadai (rahin) dan orang
Pengertian Takmini/Tasjili (Jaminan Fidusia) dan Rahn yang menerima gadai (murtahin)
Bahasa : tsubut (tetap, tidak Hiyazi (Gadai). Dalam praktik di 2. Objek/ Barang yang digadaikan dan
bergerak), dawam (terus-menerus) perbankan syariah, barang- barang yang tsaman (harga)
biasa diserahkan 3. Ijab Qabul Rahn (Gadai)
Terminologi : secara Rahn adalah emas, benda
“Menjadikan suatu barang sebagai bergerak seperti kendaraan bermotor. Syarat no 1 dan 3 sama dengan yang lain.
jaminan pembayaran utang jika tidak Syarat no 2 barang yang digadaikan harus
dapat dibayarkan pada waktunya” Skema Rahn ini dapat dimanfaatkan sesuatu yang dapat diterima (berharga)
untuk memenuhi kebutuhan dana jangka serta dapat diperjuabelikan supaya dapat
DASAR HUKUM pendek dan keperluan yang mendesak. menutup utangnya, tidak sedang dalam
1. AlQuran : QS. Al-Baqarah : 283 Misalnya menjelang tahun ajaran baru, penguasaan orang lain.
2. Hadis : Dari Aisyah r.a. hari raya, kebutuhan modal kerja jangka
Bahwasanya Nabi Muhammad pendek dan sebagainya. Jangka waktu KETENTUAN RAHN
Saw pernah membeli makanan gadai ini dapat diperpanjang atas 1. Murtahin dilarang memanfaatkan/
dari orang Yahudi yang akan permintaan nasabah. mendapat manfaat dari barang
dibayar pada waktu tertentu di jaminan kecuali ada biaya yang
kemudian hari, lalu Beliau Gadai Rahn memiliki perbedaan dengan dikeluarkan dan diizinkan penggadai
menggadaikan baju besi gadai pada umumnya yaitu nasabah 2. Biaya pemeliharaan barang
kepadanya”. (HR. Bukhari dan sebagai pihak pemilik barang tidak dibebankan kepada pemilik barang
Muslim) membayar bunga dari pinjaman yang kecuali manfaat barang diambil oleh
3. Ijma diterima, melainkan membayar biaya murtahin maka biaya dibebankan
4. Fatwa DSN MUI penitipan kepada Bank syariah. kepada murtahin
RUKUN DAN SYARAT
HIWALAH (PENGALIHAN UTANG/ TAKE
1. Para pihak , yaitu pengutang,
OVER)
pemberi utang dan penerima
kewajiban utang.
Pengertian
2. Akad Hiwalah
Bahasa : tahwil : pemindahan
3. Ijab Qabul Hiwalah
Terminologi:
“Pemindahan utang dari tanggungan
DASAR HUKUM
muhiil (Pengutang pertama) kepada
1. Alquran
tanggungan muhaal ‘alaih (pengutang
2. Hadis
kedua) untuk dibayarkankepada Muhaal
(pemberi utang)
Contoh A (Muhiil) berutang kepada B َ ‫ فَإِ َذا أُتْ ِب َع أ َ َح ُد ُك ْم‬،‫ظ ْل ٌم‬
‫علَى َم ِلي ٍّ فَ ْليَت َّ ِب ْع‬ ْ ‫ َم‬.
ُ ِ ‫ط ُل ْالغَنِي‬
(Muhaal). Utang A dipindahkan kepada C Menunda-nunda pembayaran utang yang
dilakukan oleh orang mampu adalah suatu
(Muhal ‘alaih) supaya C membayar utang kezaliman. Maka, jika seseorang di antara kamu
A kepada B. Selanjutnya A membayar dialihkan hak penagihan piutangnya
utangnya ke C (dihawalahkan) kepada pihak yang mampu,
terimalah (HR. Bukhari).
DASAR HUKUM
SAYEMBARA ( JU’ALAH) 1. Alquran : QS. Yusuf : 72
2. Hadis riwayat Bukhari tentang kepala kampung yang tersengat
Pengertian Bahasa : janji untuk memberi kalajengking dan dapat disembuhkan oleh sahabat. Kemudian,
mereka diberi kambing. Nabi Saw. Membolehkan dan malah
imbalan atau award/ ja’izah kepada berkata, berikan bagian dari kambingtersebut.
pihak lain apabila berhasil mencapai 3. Terdapat perbedaan pendapat ulama karena diindikasikan
natijah tertentu. terdapat Gharar. Gharar dalam bentuk kinerjanya yang tidak
jelas.
4. Fatwa DSN MUI Nomor 62/ 2007 tentang akad ju’alah
Terminologi/Istilah: 5. Fatwa DSN MUI Nomor 63/ 2007 tentang Sertifikat Bank
“Komitmen untuk memberikanimbalan Indonesia (SBIS)
6. Fatwa DSN MUI Nomor 63/ 2007 tentang Sertifikat Bank
yangjelas atas suatu pekerjaan tertentu Indonesia Ju’alah (SBIS-Ju’alah).
yang sulit ilmunya” (Jaih dan Hasanudin,
2018) RUKUN DAN SYARAT
1. Pemberi sayembara (Ja’il) dan pihak yang mengerjakan
ju’alah (Maj’ul lah)
Contoh akadnya: jika kalian menemukan
2. Objek dan imbalan ju’alah
motor saya akan dapat imbalan 1 juta. 3. Ijab qabul ju’alah
SAMSARAH (MAKELAR/ DASAR HUKUM
BROKERAGE) 1. “Dahulu kami (para shahabat) berjual beli di
pasar-pasar di Madinah dan kami menyebut diri
PENGERTIAN kami samasirah (para simsar/makelar). →
Samsarah (brokerage) adalah suatu profesi Keluarlah Rasululullah SAW kepada kami
(pekerjaan) dimana pelakunya menjadi perantara kemudian beliau menamai kami dengan nama
antara penjual dan pembeli. yang lebih baik daripada nama dari kami. →
Rasulullah SAW bersabda,’Wahai golongan
Simsar (pelaku samsarah, broker) adalah para pedagang, sesungguhnya jual beli sering
perantara antara penjual dan pembeli. kali disertai dengan ucapan yang sia-sia dan
sumpah, maka bersihkanlah itu dengan
Contoh akad samsarah : “Tolong jualkan shadaqah.” → (HR Abu Dawud no 3326; Ibnu
barang ini sekian, kelebihan dari harga ini Majah no 2145; Ahmad 4/6; Al Hakim dalam Al
menjadi milik engkau” atau “Tolong carikan Mustadrak no 2138, 2139, 2140, dan 2141).
2. Imam Bukhari berkata dalam kitabnya Shahih
rumah dengan harga sekian” (jika dia
Bukhari,”Ibnu Sirin, Atha`, Ibrahim [An Nakha`i],
memeroleh rumah yang ditentukan dengan Al Hasan [Al Bashri], memandang tidak
harga yang lebih murah. Kelebihannya boleh masalah mengenai upah bagi simsar
diambil perantara tersebut” [hukumnya boleh]. →Ibnu Abbas berkata,
“Tidak masalah [penjual] berkata [kepada
simsar],
HUKUM SAMSARAH : Boleh
RUKUN SAMSARAH
1. Orang minta dicarikan/diperjualkan barang
yang diinginkan, simsar
(perantara/makelar)
2. Objek dan upah/ komisi samsarah
3. Ijab qabul samsarah 3. Upah bagi samsarah tersebut tidak boleh terlalu tinggi
(ghaban fahisy) atau mengeksploitir kebutuhan
SYARAT-SYARATNYA: masyarakat. Sebab menperjualbelikan barang dengan
terlalu tinggi (ghaban fahisy) telah diharamkan syariah,
1. Pekerjaan simsar itu harus jelas (ma’lum), baik
4. Samsarah yang dilakukan tidak termasuk samsarah
dengan menjelaskan barang yang akan diperjual-
yang diharamkan. misalnya samsarah dalam jual beli
belikan, atau dengan menjelaskan berapa lama
antara orang kota dengan orang dusun, dimana orang
simsar bekerja. → Jika pekerjaan simsar tidak jelas,
dusun tidak tahu harga pasaran di kota, atau samsarah
maka akad samsarahnya fasid.
yang mengandung unsur penipuan (al khidaa’).
2. Upah (ujrah) atau komisi (‘umulah) yang diterima oleh
simsar harus jelas (ma’lum). → Besarnya upah boleh
ditetapkan sbb : → (1) berupa jumlah uang tertentu,
→ (2) berupa persentase dari laba, → (3) berupa
persentase dari harga barang, → (4) berupa
kelebihan harga dari harga yang ditetapkan penjual,
→ (5) atau berupa ketentuan yang lainnya sesuai
kesepakatan.
WAKALAH (PEWAKILAN) SYARAT-SYARAT
1. Pemilik sah mukallaf/ mumayiz yang mewakili (Wakil) cakap hukum dapat
menjalankan tugasnya amanah
PENGERTIAN 2. Jenis yang diwakilkan adalah obyek (Taukil) dapat diwakilkan
Bahasa: 3. Ijab Qabul (Sighat) jelas aturan, dan proses berakhirnya, dalam kekuasaan
“Menyerahkan atau mewakilkan tidak melanggar Syariah
urusan”
Ketentuan tentang Wakalah Fatwa No: 10/DSN-MUI/IV/2000 tentang
Terminologi Wakalah
Penyerahan dari seseorang
Pertama, Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk
kepada orang lain untuk
menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad). Wakalah
mengerjakan sesuatu dimana
dengan imbalan bersifat mengikat dan tidak boleh dibatalkan secara sepihak.
pewakilan tersebut berlaku Kedua : Rukun dan Syarat Wakalah:
selama yang mewakilkan masih 1. Syarat-syarat muwakkil (yang mewakilkan) Pemilik sah Orang mukallaf
hidup atau anak mumayyiz
2. Syarat-syarat wakil (yang mewakili) Cakap hukum, Dapat
RUKUN mengerjakan,amanat.
3. Hal-hal yang diwakilkanDiketahui dengan jelas, Tidak bertentangan
1. Orang mewakilkan dan orang
dengan syari’ah, Dapat diwakilkan menurut syari’ah Islam.
yang diwakilkan
Ketiga :Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi
2. Objek/ sesuatu pekerjaan perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui
yang diwakilkan (taukil) Badan Arbitrasi Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui
3. Ijab qabul wakalah musyawarah.
DASAR HUKUM
1. Alquran
Berkatalah Yusuf, ” Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai
menjaga lagi berpengetahuan.” (QS Yusuf : 55)
“jika kamu dalam perjalanan (dan bermu’amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis,
Maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). akan tetapi jika sebagian kamu
mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan
hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya..” (QS Al-Baqarah :283)

2. Hadis
”Bahwasanya Rasulullah SAW mewakilkan kepada Abu Rafi’ dan seorang Anshar untuk mewakilinya untuk
mengawinkan (qabul perkawinan Nabi dengan) dengan Maimunah binti al-Harits.” (HR. Malik dalam al-Muwaththa’)
“Seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW untuk menagih hutang kepada beliau dengan cara kasar, sehingga para
sahabat berniat untuk “menanganinya”. Beliau bersabda, ‘Biarkan ia, sebab pemilik hak berhak untuk berbicara;’ lalu
sabdanya, ‘Berikanlah (bayarkanlah) kepada orang ini unta umur setahun seperti untanya (yang dihutang itu)’. Mereka
menjawab, ‘Kami tidak mendapatkannya kecuali yang lebih tua.’ Rasulullah kemudian bersabda: ‘Berikanlah kepada-nya.
Sesungguhnya orang yang paling baik di antara kalian adalah orang yang paling baik di dalam membayar.” (HR. Bukhari
dari Abu Hurairah)”Sesungguhnya Rosululloh SAW mengutus Assa’ah untuk memungut zakat.” (HR. Al-Bukhari dan
Muslim)
DASAR HUKUM
KAFALAH (PENANGGUNGAN/ GARANSI) 1. Alquran
‫ع ْال َم ِل ِك َو ِل َم ْن َجا َء ِب ِه ِح ْم ُل بَ ِعي ٍّْر َوأَنَا ِب ِه زَ ِع ْي ٌم‬ ُ ‫“قَالُ ْوا نَ ْف ِق ُد‬
َ ‫ص َوا‬
PENGERTIAN Penyeru – penyeru itu berkata : Kami kehilangan piala raja,
Bahasa dan siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh
Kafalah : tanggungan. Disebut juga Haamalah, bahan makanan ( seberat ) beban unta dan aku menjamin
dlamanah, za’aamah terhadapnya “ (QS. Yusuf : 72).Menurut Ibnu Abbas kata
ZAIM sama dengan KAFIL
Terminologi
Proses penggabungan tanggungan kafiil menjadi 2. Hadis
tanggungan ashiil dalam tuntutan/permintaan
dengan materi sama atau hutang, atau barang “Telah dihadapkan kepada Rasulullah SAW jenazah seorang
atau pekerjaan laki-laki untuk disalatkan. Rasulullah saw bertanya, ‘Apakah
ia mempunyai hutang?’ Sahabat menjawab, ‘Tidak’. Maka,
Penjaminan yang diberikan oleh penanggung beliau mensalatkannya. Kemudian dihadapkan lagi jenazah
(kafiil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi lain, Rasulullah pun bertanya, ‘Apakah ia mempunyai
kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung hutang?’ Sahabat menjawab. ‘Ya’. Rasulullah berkata,
(makful 'anhu, ashil) atau mengalihkan tanggung ‘Salatkanlah temanmu itu’ (beliau sendiri tidak mau
jawab seseorang yang dijamin dengan berpegang mensalatkannya). Lalu Abu Qatadah berkata, ‘Saya
pada tanggung jawab orang lain sebagai penjamin. menjamin hutangnya, ya Rasulullah’. Maka Rasulullah pun
Pihak penjamin bisa perorang maupun institusi menshalatkan jenazah tersebut.” (HR. Bukhari dari Salamah
tertentu. bin Akwa’).
3. Fatwa DSN No: 11/DSN-MUI/IV/2000
RUKUN DAN SYARAT KAFALAH Macam-Macam Kafalah
1. Kafil (Penjamin) : Orang yang menjamin. Secara umum kafalah terbagi dua yaitu:
2. Makful lahu : Orang yang berhak diserahi
1. Kafalah bi al-wajhi, yaitu menjamin dengan orang. Maksudnya
tanggung jawab kafalah
adanya keharusan pada pihak penjamin (al-kafil, al-dhamin atau
3. Makful ‘anhu (‘Ashii) : Orang yang dijamin/
al-za’im) untuk menghadirkan orang yang ia tanggung kepada
orang yang berutang.
yang ia janjikan tanggungan (Makfullah).
4. Makful fihi : Sesuatu yang ditanggung/
2. Kafalah bi al-Mal, yaitu jaminan dengan harta, yaitu kewajiban
wajib dibayarkannya
yang harus ditunaikan oleh dhamin atau kafil dengan
5. Ijab qabul kafalah : Pernyataan serah
pembayaran (pemenuhan) berupa harta.
terima antarpara pihak terkait

Syaratnya no 1, 2, dan 3 : Cakap, balig, dewasa, Rincian pembagian lainnya:


berakal, Berhak penuh untuk melakukan 1. Kafalah al-Dayn : Penjaminan utang seseorang
tindakan hukum dalam urusan hartanya dan 2. Kafalah al-’Aib : Penjaminan cacat barang (garansi)
rela (ridha) dengan tanggungan kafalah 3. Kafalah al-’abd : Penjaminan orang (Asuransi jiwa, merekomendasi
tersebut seseorang, hak suaka politik)
4. Kafalatu Taslim: jaminan yang diberikan dalam rangka menjamin
Berdasarkan Fatwa DSN No: 11/DSN- penyerahan atas barang yang disewa pada saat berakhirnya
MUI/IV/2000 kafil dapat menerima imbalan masa sewa.
(fee) sepanjang tidak memberatkan. Kafalah 5. Kafalat Munjazah: Jaminan yang diberikan secara mutlak tanpa batas
denganimbalan bersifat mengikat dan tidak waktu tertentu.
boleh dibatalkan secara sepihak 6. Kafalat Muqayyadah/ Mu’allaqah: jaminan yang diberikan dibatasi
waktunya misalnya seminggu, sebulan, setahun dst. Disebut kafalah
dengan Tawqit
WADIAH DASAR HUKUM
BAHASA 1. Alquran : QS. Al-Nisa : 59, QS. Al-Baqarah : 283
Bermakna meninggalkan atau meletakkan. Maksudnya 2. Hadis
meletakkan sesuatu pada orang lain untuk dipelihara atau Sabda Nabi Saw : ”Serahkanlah amanat kepada orang yang mempercayai
dijaga. Artinya titipan. anda dan janganlah anda mengkhianati orang yang mengkhianati anda”.
Dalam beberapa ayat Alquran kata wadiah dihubungkan “ Tunaikanlah amanat ( titipan ) kepada yang berhak menerimanya dan
dengan kata amanah → Titipan murni. Akad wadi’ah ini janganlah membalas khianat kepada orang yang telah mengkhianatimu.”
mengandung unsur amanah,kepercayaan (trusty) 3. Ijma
RUKUN DAN SYARAT
TERMINOLOGI
1. Penitip dan Penerima titipan
Hanafiayah : “Memberikan wewenang kepada orang lain 2. Objek barang yang dititipkan: Barang yang dititipkan harus dihormati
untuk menjaga hartanya” (muhtaramah) dalam pandangan syariat, jelas berwujud dan bisa
Malikiyah, Syafi’iyah, Hanabilah : “Mewakilkan orang lain dipegang atau dikuasai, dapat diketahui identitasnya dan dapat dikuasai
untuk memelihara harta tertentu dengan cara tertentu” untuk dipelihara.
3. Ijab Qabul titipan
Akad seseorang kepada pihak lain dengan menitipkan
suatu barang untuk dijaga secara layak (menurut MACAM WADIAH
kebiasaan). 1. Wadiah yad al-amanah: Tidak boleh dimanfaatkan, dikenakan biaya
2. Wadiah yad al-dlamanah: Boleh digunakan, memberi bonus kepada penitip
Ensiklopedi Hukum Islam : “Memberikan kekuasaan
kepada orang lain untuk menjaga hartanya atau barangnya Prinsip dasar wadi’ah adalah amanah,bukan dlamanah. Wadiah pada
dengan secara terang-terangan atau dengan isyarat yang dasarnya akad tabarru’, (tolong menolong),bukan akad tijari
semakna dengan itu.
MUSYARAKAH MUSYARAKAH
MUSYARAKAH/ SYIRKAH 1. Alquran
DASAR HUKUM
PENGERTIAN Dia (Dawud) berkata, “Sungguh, dia telah berbuat zalim kepadamu dengan
meminta kambingmu itu untuk (ditambahkan) kepada kambingnya.
Kerjasama antara dua pihak atau Memang banyak di antara orang-orang yang bersekutu itu berbuat zalim
lebih untuk suatu usaha tertentu kepada yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
dimana masing-masing pihak kebajikan; dan hanya sedikitlah mereka yang begitu.” Dan Dawud menduga
bahwa Kami mengujinya; maka dia memohon ampunan kepada Tuhannya
memberikan kontribusi dana (atau lalu menyungkur sujud dan bertobat. (QS. Sad: 24)
expertise) dengan kesepakatan bagi
hasil keuntungan & risiko akan 2. Hadis
ditanggung bersama sesuai ُ ‫ أَنا ثَا ِل‬:‫َّللاُ تَعالى‬
‫ث‬ ‫ "قَا َل ه‬:‫سلّم‬
َ ‫صلّى هللا َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫سو ُل هللا‬ ُ ‫ قا َل َر‬:‫َّللاُ َع ْنهُ قال‬ ‫ي ه‬ َ ‫ض‬ ِ ‫َع ْن أَبي ُه َريْرة َ َر‬
‫ فَإذا خَانَ خ ََر ْجتُ ِم ْن َب ْي ِن ِه َما‬،ُ‫اح َبه‬
ِ ‫ص‬ ‫ص ّح َحهُ ْال َحا ِكم )ال ه‬
َ ‫ش ِر ْي َكي ِْن َما لَ ْم َي ُخ ْن أ َ َح ُد ُه َما‬ َ ‫داو َد َو‬
ُ ‫( َر َواهُ أبو‬
persentasi kontribusi yang diberikan
Artinya:
RUKUN DAN SYARAT Dari Abu Hurairah r.a. beliau berkata: Rasulullah pernah bersabda Allah
1.Syarik : para pihak yang berserikat telah berfirman: “Aku menemani dua orang yang bermitrausaha selama
2. Objek yang dikerjasamakan (harta, salah seorang dari keduanya tidak mengkhianati yang lain. Bila salah
tenaga, pemikiran/ ide) seorang berkhianat, maka Aku akan keluar dari kemitrausahaan
mereka”.(HR. Abu Daud)
3. Ijab Qabul
3. Ijma’
RAGAM MUSYARAKAH DARI BERBAGAI SEGI
A. Secara Umum D. Segi jenis Waktu
1. Syirkah Milik/ Amlak : Kerjasama kepemilikan atas suatu asset baik 1. Syirkah Tawqit (temporer) : Kerjasama untuk
bergerak maupun asset tetap, atau berupa dzat/ ‘ain, manfaat atau sementara waktu. Tidak membentuk badan
milik pemanfaatan (intifa). Penggunaan asset harus ada izin usaha
2. Syirkah ‘Uqud : Kerjasama antara dua orang atau lebih melalui akad 2. Syirkah daa-imah/ tsabitah (permanen) ;
untuk bersekutu dalam modal dan keuntungan. Penggunaan asset Kerjasama usaha yang dilakukan dengan
tanpa perlu ada izin pihak lain membentuk badan usaha. Meliputi usaha
syirkah tadlamun, syirkah taushiyah Batsitah,
B. Segi Posi Modal syirkah musahamah, syirkah taushiah bi al-
1. Syirkah Inan : Kerjasama antara dua orang atau lebih dengan porsi ashum, syirkah mas-uliyah mahdudah,
harta masing-masing yang sama
2. Syirkah Mufawwadlah: Kerjasama antara dua orang atau lebih dengan Pengembangan dari akad Syirkah
menyerahkan modal yang dimiliki (tidak mesti sama) serta semuanya lainnya
berpartisipasi dalam kerja tersebut 1. Musyarakah Mutanaqishah : Kerjsama
kepemilikan harta yang salah satunya porsi
C. Segi jenis modal usaha kepemilikan semakin bertambah atau
1. Syirkah Amwal : Kerjasama penggabungan harta untuk dijadikan modal berkurang
usaha
2. Syirkah Abdan : Kerjasama orang dengan a’mal (Kerjasama usaha Bagi Hasil dan Risiko
dengan modal tenaga masing2)
3. Syirkah Wujuh : Kerjasama atas kemampuan/ prestise/reputasi dan Bagi hasil keuntungan dan kerugian dibagi
nama baik serta keahlian seseorang dalam suatu bidang tertentu) sesuai porsi kontribusi setiap syarik
MUDLARABAH
Pengertian DASAR HUKUM :
Akad antara pemilik modal (shahibul mal/ Investor) dengan Sama dengan dengan Musyarakah
pengelola (mudharib) untuk memperoleh pendapatan atau
keuntungan. Investor menyerahkan 100 % untuk dikelola RUKUN DAN SYARAT :
Mudlarib pada suatu bisnis. Pendapatan atau keuntungan 1.Mudlarib dan Shahibul Mal: Pengelola usaha dan Pemilik
dibagi berdasarkan nisbah yang telah disepakati di awal Modal
akad. Misalnya 40%-60%, 50%-50% dst sesuai kesepakatan 2. Objek usaha dan modal yang dimudlaribkan
3. Ijab Qabul
Prinsip Pudlarabah
1. Sistem Mudharabah mempertemukan antara keahlian PENGEMBANGAN AKAD MUDLARABAH →
(mudharib) dengan modal (shohibul mal/Rabbul mal). ”Mudharabah Musytarakah yaitu: mudharabah, dimana
2. Didasari atas kepercayaan (trust financing). para pemilik dana terdiri dari jumlah orang banyak yang
3. Shahibul mal menyediakan 100% modal usaha. memberikan dananya untuk dikembangkan oleh pihak
4. Mempunyai batas waktu. kedua (bank) pada sektor yang dianggap mendatangkan
5. Porsi pembagian hasil usaha sudah disepakati sebelum laba, terkadang sektornya tertentu. Para pemilik dana
diberikan modal. memberikan ijin kepada pengelola untuk menggabungkan
6. Shahibul mal menanggung kerugian modal, Mudharib dana mereka menjadi satu, termasuk dana pengelola. Dan
menanggung kerugian waktu, tenaga dan pikirannya. pengelola memberikan izin kepada para pemilik dana
7. Shhibul mal dapat memberi syarat-syarat untuk menarik seluruh dana mereka atau sebagiannya
mengamankan modalnya. berdasarkan persyaratan tertentu.”
8. Diterapkan pada usaha-usaha yg relatif cepat (Majma’ Al-Fiqh Al Islami (Divisi Fiqh OKI) dalam keputusan
menghasilkan. muktamar No. 123 (5/13) 2001)
Pembagian Mudlarabah
MUDLARABAH MUSYTARAKAH
MUDLARABAH MUQAYYADAH
MUDALARABAH MUTHLAQAH Merupakan perpaduan antara
Pemilik dana memberikan akad mudharabah dan akad
batasan kepada pengelola dana musyarakah). Pengelola dana
Pemilik dana (investor)
mengenai lokasi, cara, dan atau turut menyertakan modal atau
memberikan kebebasan kepada
objek investasi/sektor usaha. dananya dalam kerjasama
Mudlarib (Pengelola dana)
Misalnya tidak mencampurkan investasi. Di awal kerjasama,
sehingga mudlarib memiliki
dana pemilik dana dengan dana akad yang disepakati adalah
kewenangan untuk melakukan
lainnya, tidak menginvestasikan akad mudharabah dengan modal
apa saja dalam pelaksanaan
dananya pada transaksi 100% dari pemilik dana. Setelah
bisnis bagi keberhasilan tujuan
penjualan cicilan, atau berjalannya operasi usaha
mudharabah itu, yaitu
mengharuskan pengelola dana dengan pertimbangan tertentu
keuntungan.
untuk melakukan investasi dan kesepakatan dengan pemilik
sendiri tanpa melalui pihak dana, pengelola dana ikut
ketiga menanamkan modalnya dalam
usaha tersebut.
MUZARA’AH MUSAQQAH
Bahasa: MUKHABARAH Kerjasama dalam bidang pengairan
Menumbuhkan
untuk dilakukan penyiraman
Terminologi:
Kerja sama pengolahan pertanian sebagai upaya pemeliharaan dan
Kerjasama di bidang pertanian
antara pemilik lahan dan penggarap, perawatan atas tanaman pemilik
antara pihak pemilik tanah dan
dimana pemilik lahan memberikan lahan dengan ketentuan hasilnya
petani penggarap.
lahan pertanian kepada penggarap dibagi berdua.
Kerja sama pengolahan pertanian
untuk ditanami dan dipelihara Dalam musaqah, tanaman sudah
antara pemilik lahan dan penggarap,
dengan imbalan bagian tertentu ada tetapi memerlukan tenaga kerja
dimana pemilik lahan memberikan
(persentase) dari hasil panen. Benih untuk memeliharanya. Sedangkan
lahan pertanian dan benih kepada
berasal dari petani penggarap. dalam muzara’ah, tanaman di tanah
penggarap untuk ditanami dan
belum ada, tanahnya masih harus
dipelihara dengan imbalan bagian
digarap dulu oleh penggarapnya.
tertentu (persentase) dari hasil
panen. RUKUN DAN SYARAT :
1. Petani Pemilik lahan dan Penggarap RUKUN DAN SYARAT :
sekaligus pemilik benih 1. Petani Pemilik lahan dan Pemilik
RUKUN DAN SYARAT :
2. Objek lahan dan tenaga yang sumber air
1. Petani Pemilik lahan dan Penggarap
dikerjasamakan 2. Objek lahan pertanian dan
2. Objek lahan dan tenaga yang
3. Ijab Qabul Mukhabarah pengairan dan tenaga yang
dikerjasamakan
4. Ketentuan bagi hasil dikerjasamakan
3. Ijab Qabul Muzara’ah
3. Ijab Qabul Musaqqah
4. Ketentuan bagi hasil
4. Ketentuan bagi hasil
ARIYAH (PINJAMAN BARANG)
DASAR HUKUM
Pengertian
Bahasa : I’arah = meminjamkan
1. Alquran
‫تمليك منفعة مؤقتة بال عوض‬
“Menyerahkan kepemilikan manfaat َ‫سا ُهونَ الهذِينَ ُه ْم يُ َرا ُءونَ َويَ ْمنَعُون‬
َ ‫ص َال ِت ِه ْم‬ َ ‫الهذِينَ ُه ْم‬
َ ‫عن‬
(suatu benda) dalam waktu tertentu “ َ‫عون‬ ُ ‫ْال َما‬
tanpa imbalan.” (Yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya. Orang-
orang yang berbuat riya. Dan enggan (menolong
‫إباحة االنتفاع بما يحل االنتفاع به مع يقاء عينه بال عوض‬ dengan) barang berguna.” [Al-Maa’uun: 5-7]
“Izin menggunakan barang yang halal
dimanfaatkan, di mana barang tersebut tetap
dengan wujudnya tanpa disertai imbalan.” 2. Hadis

Rukun dan Syarat : َ ‫ع ْو ِن ْالعَ ْب ِد َما َكانَ ْالعَ ْب ُد ِفي‬


“ .‫ع ْو ِن أَ ِخ ْي ِه‬ َ ‫ َوهللاُ ِفي‬Allah
1. Peminjam (Musta’ir) dan Yang Meminjamkan “Akan selalu menolong hamba-Nya selama hamba
(Mu’ir) tersebut mau menolong saudaranya”
2. Objek barang yang dipinjamkan (Mu’ar) 3. Ijma
3. Ijab Qabul ‘Ariyah
HADIAH
HIBAH
Pengertian Pengertian
Hibah secara bahasa artinya pemberian.
Dalam perkembangan lebih lanjut dipakai kata hibah dengan
Hadiah adalah pemberian sesuatu kepada
maksud memberikan kepada orang lain baik berupa harta atau
seseorang dengan maksud untuk memuliakan
atau memberikan penghargaan atau karena ada selainnya.
prestasi.
Rasulullah SAW menganjurkan kepada Terminologi :
umatnya agar saling memberikan hadiah karena Pemberian harta milik seseorang kepada orang lain sewaktu
yang demikian itu dapat menumbuhkan masih hidup tanpa imbalan apapun dan tidak ada sebab yang
kecintaan dan saling menghormati antara menjadikan adanya pemberian itu.
sesama.
Hukum hibah adalah mubah ( boleh) seperti hadiah,

Dasar Hukum DASAR HUKUM


1. Alquran Sebagaimana sabda Rasulullah sebagai berikut : Artinya : "Dari
2. Hadis Khalid bin Adi sesungguhnya Nabi SA W telah bersabda "siapa
Rasulullah SAW bersabda yang artinya: yang diberi kebaikan oleh saudaranya dengan tidak berlebih-
"Hendaklah kalian saling memberikan hadiah, Iebihan dan tidak karena diminta maka hendaklah diterima jangan
niscaya kalian akan saling menyayangi " (HR. ditolak. Karena sesungguhnya yang demikian itu merupakan rizki
Abu Ya'la) yang diberikan oleh Allah kepadanya". (HR. Ahmad)
3. Ijma
Ketentuan Hibah Rukun dan Syarat
a. Wajib Hibah yang diberikan kepada istri dan anak hukumnya 1. Pemberi Hibah danPenerima Hibah
wajib sesuai kemampuannya. 2. Objek barang/ manfaat yang dihibahkan
b. Bersikap adil dalam memberi hibah kepada anak 3. Ijab Qabul Hibah
c. Hibah menjadi haram hukumnya apabila harta yang telah
dihibahkan ditarik kembali. Hukum haram menarik kembali hibah Syaratnya :
ini tidak belaku bagi hibah seorang ayah kepada salah seorang Rukun no 1 dan 2 harus baligh, berakal, dan
anaknya. Jadi, diperbolehkan seorang ayah menarik kembali hibah cerdas.
yang diberikan, mengingat anak dan harta itu sebenarnya adalah
Pemberi hibah memiliki barang yang di
milik ayah (berdasarkan hadis Nabi Saw.).
d. Menghibahkan sesuatu dengan maksud mendapatkan imbalan berikan, bukan pinjaman atau milik orang
sesuatu, baik berimbang maupun lebih banyak hukumnya lain.
makruh. Ada orang yang menerima hibah, mempunyai
Macam-macam Hibah hak untuk memiliki barang hibah, tidak
a. Hibah barang : penerima menerima dzat dan manfaat hibah memiliki kebiasaan menghambur-
b. Hibah manfaat: penerima hanya menerima manfaat hibah hamburkan/ pemboros.
misalnya hanya memiliki hak guna atau hak pakai saja.
Tidak sah menghibahkan kepada anak yang
Hibah manfaat terdiri dari hibah berwaktu (hibah muajjalah) masih dalam kandungan ibunya.
dan hibah seumur hidup (al- amri). Hibah muajjalah dapat juga
dikategorikan pinjaman (ariyah) karena setelah lewat jangka waktu Barang yang dihibahkan tersebut boleh dijual
tertentu, barang yang dihibahkan manfaatnya harus dikembalikan.
oleh si penerima atau halal untuk digunakan.
WASIAT NAFKAH
Akad pemberian dari seseorang (Washi)
Bahasa :
semasa hidup kepada orang lain dan akan Berasal dari kata infak. Artinya membelanjakan.
diberikan bendanya setelah kematiannya.
Terminologi:
“Nafkah itu merupakan sesuatu yang diberikan oleh manusia
RUKUN dalam hal apa yang dibutuhkannya sendiri atau yang dibutuhkan
1. Pemberi (Mushi) dan Penerima (Musho) Wasiat oleh orang lain, yang berupa makanan, minuman, dan selain
2. Objek yang diwashiatkan keduanya”
3. Ijab Washiat
Misalnya pembelanjaan kebutuhan hidup isteri oleh suami,
anak-anak oleh orang tua atau sebaliknya jika orang tuanya
SYARAT WASIAT sudah tua, dll.
1. Tidak boleh ke ahli waris (HR. Ahmad)
2. Harta yang diwasiatkan tidak boleh lebih dari DASAR HUKUM
1/3 Harta Peninggalan (Hr. al-Daruquthny) “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang
3. Objek dan peruntukan Washiat untuk sesuatu sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta
yang disyariatkan/ halal yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka
Sesungguhnya Allah mengetahuinya. (Q.SAl-Imran:92)
DASAR HUKUM
QS. Al-Baqarah : 180
QS. Al-Nisa : 11-12
PERBEDAAN INFAK DAN
INFAK SHADAQAH SHADAQAH

Bahasa •Pengertian shadaqoh sama


Infaq adalah mengeluarkan/
Shodaqoh adalah benar atau dengan pengertian infaq sama
membelanjakan/ menafkahkan juga hukum dan ketentuannya,
membenarkan. Maksudnya
sebagian harta untuk perbedaannya adalah infaq
denganbershadaqah adalah
kepentingan diri, sosial dan orang yang benar imannya hanya berkaitkan dengan
keagamaan dalam waktu yang materi sedangkan shadaqah
tidak terbatas di jalan Allah. Termenologi memiliki arti luas menyangkut
Pemberian sukarela kepada juga hal yang bersifat non
Infaq ada yang wajib ada juga perorangan/ Lembaga dan mareril.
yang sunah. semata-mata hanya mengharap Hadist riwayat imam muslim
Infaq yang wajib diantaranya pahala dari Allah Swt. Abu Zar, Rasulullah
Diutamakan kepada orang-orang menyatakan bahwa tidak
zakat, kafarat, nazar, dan lain-
miskin yang tidak di tentukan baik mampu bersedekah dengan
lain. harta, membaca tasbih,
jenis, jumlah maupun waktunya,
Infaq sunah diantaranya, tahmid, tahlit, berhubungan
Sedekah tidak terbatas pada
infaq kepada para fakir miskin, pemberian yang bersifat material suami istri atau melakukan
sesama muslim, infaq saja tetapi juga dapat berupa kegiatan amar ma'aruf nahi
bencana alam, infaq jasa yang bermanfaat bagi orang mungkar adalah sedekah.
kemanusiaan, dan lain-lain lain.
Zakat DASAR HUKUM
“Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta
Zakat adalah salah satu rukun Islam yang lima
orang- orang yang rukuk.” (QS. Al Baqarah 43)
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu
Bahasa
kamu membersihkan dan menyucikan mereka, dan mendo`alah
Barakah, namaa, thuhuur (Subur, berkembang, tumbuh,
untuk mereka. Sesungguhnya do`a kamu itu (menjadi)
suci)
ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui” (QS. At-Taubah : 103).
Terminologi
Macam-macam
Kewajiban mengeluarkan dari sebagian harta tertentu
1. Zakat Fitrah : Zakat jiwa. Dikeluarkan sebelum shalat Idul
yang sudah mencapai nisab dan haul pada waktu
Fitri sebesar 2,5 kg (3,11 lt). Seluruh anggota yang
tertentu pula.
ditanggung termasuk janin dalam kandungan.
2. Zakat Mal : Zakat harta. Dikeluarkan Ketika sudah
Rukun dan Syarat mencapai nishab dan haul (satu tahun), meliputi:
1. Muzakki (syarat: muslim, berakal, baligh, merdeka, a. Zakat Tijarah (perdagangan), 2,5% dari untung/ modal
punya harta yang mencapai nishab dan haul) dan (ikhtilaf)
mustahik b. Zakat an’am (peternakan), yaitu Unta, Sapi/ Kerbau,
2. Objek zakat (syarat: harta milik sendiri, dapat Domba/ Kambing
berkembang, cukup nishab, lebih dari kebutuhan c. Zakat Khully (Zakat Perhiasan): 2,5% Ketika awal beli
pokok, bebas dari utang, sudah haul. Bagi harta d. Zakat Emas dan Perak : 2,5% dari nishab 85 gr/ haul
yang bekerjasama dengan orang bukan Islam, e. Zakat Pertanian : 5% jika ada hujan, 10 % jk diairi sendiri
maka hanya harta orang Islam saja yang f. Zakat Ma’ad/ Pertambangan
dikeluarkan zakatnya. g. Zakat Rikaz (barang harta karun): 20 %
3. Ijab
MACAM MUSTAHIK

Terdapat 8 (delapan) golongan (ashnaf) yang berhak


mendapat zakat (mustahik), yaitu : IJTIHAD
PENGEMBANGAN PRODUK ZAKAT
1. Fakir (orang yang tidak mempunyai harta dan tenaga KONTEMPORER
untuk memenuhi kehidupannya) 1. Zakat ternak Kuda (Umar bin
2. Miskin (orang yang tidak berkecukupan) Khaththab)
3. Amil (semua pihak yang berkaitan dengan kegiatan 2. Zakat peternakan unggas
pengelolaan zakat mulai dari pengumpulan, 3. Zakat Surat-surat Berharga
pemelihaaraan, pencatatan, dan penyaluran atau 4. Zakat usaha tanaman anggrek,
distribusi harta zakat) ikan hias, sarang burung wallet,
4. Mualaf (sebutan bagi orang yang imannya masih sektor modern lainnya
lemah dalam berislam atau non-muslim yang baru 5. Zakat Bonus Tahunan
masuk Islam) 6. Zakat Hadiah Sayembara
5. Gharimin (orang yang banyak utang melebihi 7. Zakat Uang
kepemilikan assetnya. Namun utangnya bukan untuk 8. Zakat Profesi
kepentingan konsumtif yang berlebihan, berfoya-foya 9. Zakat Penghasilan
dan bersifat mubadir) 10. Zakat Kontrakan
6. Riqab (hamba sahaya atau budak) 11. Zakat Investasi
7. Ibnu Sabil (musafir dan para pelajar yang merantau) 12. Dan lain-lain
8. Fi Sabilillah (pejuang di jalan Allah SWT)
WAKAF
RUKUN DAN SYARAT WAKAF
1. Orang yang mewakafkan hartanya (wakif)
Pengertian
2. Harta yang diwakafkan (Mauquf bih)
Bahasa :
3. Tujuan wakaf (Mauquf ‘alaih )
Waqf artinya berhenti, menghentikan, berdiam di tempat,
4. Ikrar wakaf (Sighat wakaf )
menahan. Senada dengan kata al-Habs artinya menahan
sesuatu. Maksudnya, menghalangi ‘ain (benda yg
Dalam Pasal 6 UU Wakaf, yaitu:
diwakafkan) utk dimiliki atau dibelanjakan.
1. Wakif
2. Nazhir
Terminologi:
3. Harta Benda Wakaf
Muhammad Ibn Isma’il as-San’any: “Menahan harta yang
4. Ikrar Wakaf
mungkin diambil manfaatnya tanpa menghabiskan atau
5. Peruntukan harta benda wakaf
merusak bendanya dan digunakan untuk kebaikan”.
6. Jangka waktu wakaf
Jumhur Ulama: “Menahan harta yang memungkinkan
Syarat wakif: Cakap dalam bertabarru’ wakaf, pemilik
diambil manfaatnya, tetap ‘ainnya, dibelanjakan oleh
harta wakaf, baligh dan rasyid (usia, cerdas, matang), tidak
wakif (orang yang berwakaf) untuk mendekatkan diri
harus beragama Islam, tujuan wakaf masyru’ (tidak
kepada Allah”.
bertentangan dengan ajaran Islam), berhutang dan pailit
kecuali atas izin orang yg memberi utang (gol. Hanafiyah).
Dengan diwakafkannya harta maka harta tersebut lepas
Menurut Pasal 7-8 UUW, individu: tidak terhalang
dari pemilikan wakif dan secara hukum dan menjadi milik
melakukan perbuatan hukum. Organisasi dan Badan
Allah.
Hukum: dimungkinkan oleh anggaran dasar organisasi/
Dasar Hukum
Badan hukum tsb mewakafkan harta bendanya.
Alquran, Hadis dan Ijma
Dalam al-Qur’an tidak disebut kata wakaf secara tersurat namun para ahli
menyimpulkan bahwa Allah menghendaki adanya lembaga wakaf. Dalam
beberapa ayat Alquran manusia diperintahkan berbuat baik. Hal ini menjadi DULU :
landasan perwakafan,, misalnya seperti dalam Q.S. al-Hajj (22) : 77: “Allah Benda tetap (tak bergerak) seperti
memerintahkan agar manusia berbuat kebaikan agar hidup manusia itu Tanah dan Bangunan
Bahagia”; Q.S. al-Baqarah (2):267: “Allah memerintahkan manusia untuk
membelanjakan (menyedekahkan) hartanya yang baik”; Q.S. al-Imran SEKARANG :
(3):92: “Allah menyatakan bahwa manusia tidak akan memperoleh Benda Tetap, Benda Bergerak
kebaikan, kecuali ia menyedekahkan sebagian dari harta yang disenangi dan Uang
(pada orang lain)”.
PENGEMBANGAN WAKAF
KONTEMPORER
1. Wakaf Uang
2. Wakaf melalui uang
3. Wakaf melalui asuransi

Anda mungkin juga menyukai