Pendapat pertama :
Tidak sah aad itu kecuali dengan SHIGHAT (suatu
bentuk prkataan yang diucapkan oleh dua belah
pihak yang melakukan aqad). Ketentuan ini berlaku
dalam jual beli, sewa menyewa, hibah, nikah,
waqaf,pembebasan budak dll.
Seperti dalam firman ALLAH surat An-Nisa : 29 : “Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kalian makan
harta-harta sesama kalian dengan bathil, kecuali atas
jalan perdagangan dengan ridla (suka sama suka)
diantara kalian”
• Pendapat Kedua :
Aqad itu sah dilakukan dengan perbuatan
(af’al) bagi hal-hal yang biasanya dilakukan
dengan perbuatan seperti jual beli, saling
memberi, waqaf, pendirian masjid, tanah
kuburan dan jalan raya.
Demikian pula sebagaian sewa menyewa atau
pemberihan upah seperti pembayaran tukang
jahid, tukang cuci dan menumpangi kapal
sewaan yang biasa dipergunakan mengangkut
penumpang dan sebagainya
Pendapat Ketiga :
Setiap aqad itu sah dilakukan dengan cara apa saja yang
menunjukkan kapada maksudnya, baik perkataan maupun
perbuatan. Maka segala sesuatu yang telah dipandang oleh
manusia sebagai jual beli maka itulah jual beli dan apa yang
dipandang sebagai sewa-menyewa maka itulah sewa
menyewa.
Dalam hubungan ini, maka segala macam pernyataan aqad
dan serah terima dilahirkan dari jiwa yang saling merelakan
untuk menyerahkan barangnya kepa siapa yang melakukan
transaksi
Dalam firman ALLAH : “….Kecuali dengan perdagangan yang
saling merelakan diantara kalian…..” (QS An-Nisa :29)
Dalam Hadits Nabi SAW : “Hanyasanya jual beli itu saling
merelakan (suka sama suka)” (HR Ibnu Hibban)
ADMINITRASI NIAGA
Islam memerintahkan (menganjurkan) adanya
ketatalaksanaan (admitrasi) yang baik guna
mewujudkan kelancaran dan keserasian dalam
hubungan-hubungan dagang.
Sebagaimana diisyaratkan Allah, apabila dilakukan
perikatan,perjanjian atau jual beli yang tidak tunai
supaya dilakukan penulisan
Firman Allah : “Hai orang-orang yang beriman,
apabila kalian mengadakan suatu perikatan
(bermu’amalah) tidak secara tunai untuk jangka
waktu tertentu, maka hendaklah kalian
menuliskannya.” (QS Al Baqarah : 282)
SAKSI DALAM TRANSAKSI :
• Macam-macam Syirkah
• Syarikah al-Inan
• Syirkah dua orang atau lebih yg masing-masing
menyertakan modal dlm syirkah dan sekaligus
menjadi pengelola. Keuntungan dibagi erdua
berdasar kesepakatan
• Syarikah al-Wujuh
• Syirkah dua orang atau lebih dg modal dr pihak
diluar keduanya
• Syirkah Abdan
• Syirkah antara dua orang atau lebih yg
mengandalkan tenaga atau keahliannnya saja
tanpa harta unt menerima pekerjaan.
Keuntungan dibagi berdasar kesepakatan
• Syirkah Mudharabah
• Syirkah mudharabah (qirad) terjadi apabila
pemilik modal(shahibul mal) menyerahkan
modalnya kpd pengelola (mudharib) unt
dikelola atau diusahakan. Keuntungan
berdasar kesepakatan
• Sirkah Mufawadhah
• Syirkah gabungan antara bentuk modal inan,
abdan, mudharabah dan wujuh
• Akad-akad yg populer saat ini ada 3 macam :
Akad Jual Beli , Akad Bagi Hasil, Akad Sewa-
menyewa
• Akad Jual Beli antara lain : Murabahah,
Salam,Istishna,Muqayyadah, Bai’ al muthlaq &
sharf
• Akad Bagi Hasil antara lain : Mudharabah,
Mudharabah Muqayyadah, Musyarakah,
Musyarakah Mutanaqisah
• Sewa Menyewa : ijarah
Wa’ad dan Akad
• Wa’ad adalah janji antara satu pihak kepada pihak
lainnya(hanya mengikat satu pihak). One-Way
• Terms&conditionnya tidak well defined atau
• Belum ada kewajiban yang ditunaikan oleh pihak
manapun,walaupun terms&conditionnya sudah well
defined
• Sedangkan akad mengikat kedua belah pihak yang
bersepakat. terms&conditionnya sudah well defined
• Definisi Akad-Akad
• Murabahah : Akad jual beli suatu barang
dimana harga dan keuntungan disepakati
antara penjual dan pembeli. Barang
diserahkan setelah akad, pembayaran dapat
dilakukan secara kontan maupun cicilan
• Salam : Jual beli dengan cara pesanan,
pembeli memberi uangnya terlebih dahulu
terhadap barang yg sudah dijelaskan
spesifikasinya. Biasa digunakan untuk produk
pertanian
• Istishna : Jual beli berbentuk pemesanan pembuatan
barang dg kreteria tertentu, pola pembayarannya
bisa diawal atau saat pengirimam barang. Biasa
digunakan untuk produk kerajinan, konveksi dsb
• Ijarah : Akad sewa menyewa barang sehingga
memperoleh manfaat atar barang yg disewa
• Bai’ almuthlaq ; pertukaran barang dan uang. Uang
merupakan alat tukar
• Muqayyad : Jual beli antara barang dengan barang
(barter). Jual beli untuk barang ekspor yg tidak
menghasilkan valas
Sharf : Jual beli mata uang asing yg berbeda. Rupiah
dengan Euro dg menggunakan nilai kurs yg berlaku
saat transaksi
Mudarabah : Akad antara pemilik modal (shahibul
maal) dg pengelola (mudharib) dengan proporsi bagi
hasil disepakati diawal, kerugian ditanggung oleh
pemilik modal
Mudharabah Muqayyadah : Akad yg dilakukan oleh
pemilik modal dan pengelola pd suatu usaha yg
ditentukan oleh pemilik modal, nisbah bagi hasil
disepakati diawal sedang kerugian ditanggung
pemilik modal
Musyarakah : Akad pada suatu proyek/usaha dimana
dua pemilik modal menyatukan modalnya pd usaha
tersebut, untuk manajemen bisa salah satu diantara
mereka
Musyarakah mutanaqisah : Akad antara dua pihak
atau lebih yg berkongsi terhadap suatu barang
kemudian salah satu pihak membeli bagian pihak
lainnya secara bertahap. Akad ini diterapkan pd
proyek yg dibiayai oleh lembaga keuangan dan
nasabah, kemudian bagian proyek lembaga keuangan
dibeli oleh pihak lainnya secara mencicil
• Wakalah : Akad perwakilan, biasa diterapkan
pd pembuatan L/C
• Kafalah : Akad jaminan, biasa diterapkan pada
garansi suatu proyek
• Rahn : Akad menggadaikan barang
• Qard: Peminjaman uang dalam jk pendek,
pengembalian harus sesuai dengan nominal
pinjaman
• Wadiah : Akad antar dua pihak, pihak pertama
menitipkan barang pd pihak kedua
CONTOH AKAD PADA ISLAMIC FINANCE
PERJANJIAN
BANK
BAGI HASIL NASABAH
Shahibul Maal Mudharib
PROYEK / USAHA
Modal Tenaga
100% KEUNTUNGAN Kerja
BAGI HASIL
Nisbah Sesuai Porsi Kontribusi Modal
Nisbah
x% (Nisbah) y%
MODAL
Ialah akad kerjasama usaha antara dua pihak,
dimana pihak pertama (shahibul maal)
menyediakan seluruh modal (100%) sedangkan
pihak lainnya adalah pengusaha / pengelola
(mudharib). Keuntungan usaha dibagi menurut
kesepakatan yang tertuang di dalam kontrak.
Apabila terjadi kerugian, maka ditanggung oleh
shahibul maal (selama kerugian tersebut bukan
karena kelalaian mudharib). Apabila karena
kelalaian mudharib maka ybs yang harus
menanggung kerugian tersebut.
Modal +
Modal
Skills
BANK NASABAH
PROYEK / USAHA
KEUNTUNGAN
BAGI HASIL
Nisbah Sesuai Porsi Kontribusi Modal
Nisbah
x% (Nisbah) y%
SUPLIER