Anda di halaman 1dari 65

AQAD JUAL BELI (TRANSAKSI)

 Dalam kitab Fiqih Muamalah, bahwa untuk


memiliki barang yang syah ada beberapa sebab :
a. IHRAZUL MUBAHAT :
Memiliki benda-benda yang boleh dimiliki
atau menempatkan sesuatu yang boleh
dimiliki disuatu tempat yang boleh dimiliki
(Misal : air yang mengalir disungai, rumput
dan pepohonan dirimba raya, binatang
buruan dan ikan-ikan dilautan)
• b. KHALAFIAH
Memperoleh barang atau kekayaan
atas jalan waris
c. AT-TAWALLUDU MINAL MAMLUK
Memperoleh benda karena
beranakpinak (segala yang terjadi atau
lahir dari barang yang dimilki, menjadi
hak bagi yang memiliki benda itu. Misal
: anak binatang yang lahir dari induknya ikut
menjadi milik pemilik binatang itu. Demikian
juga misalnya bulu domba, telur dan lain
sebagainya
• d. UQUD atau AQAD
Perikatan atau kesempatan pemilikan
yang diperoleh melalui transaksi jual
beli, tukar menukar barang, hibah dan
lain sebagainya
 Menurut lughat, “Uqud’ berarti : Simpulan,
Perikatan, Perjanjian, Permufakatan
 PERIKATAN adalah ijab dan kabul (serah terima)
menurut bentuk yang disyariatkan agama, nampak
bekasnya pada yang diaqadkan itu
• Jadi Akad adalah suatu perbuatan yang
sengaja dibuat oleh dua orang berdasarkan
persetujuan masing-masing
• Rukun akad memelurkan tiga syarat :
1. HARUS TERANG PENGERTIANNYA
2. HARUS BERSESUAIAN ANTARA IJAB DAN
QABUL
3. MEMPERLIHATKAN KESUNGGUHAN DARI PIHAK
-PIHAK YANG BERSANGKUTAN
• Untuk memperlihatkan kesungguhan dari para pihak
dalam akad adalah ada akad tertulis, isyarah, jual beli
secara beri memberi
SYARAT AKAD
 1. DUA ORANG AKID
 2. TEMPAT AKAD
 3. OBYEK AKAD
 4. RUKUN RUKUN AKAD

 Syarat-syarat terjadinya akad, ada dua macam :


1. Syarat yang bersifat umum : “syarat-syarat
yang wajib sempurna wujudnya dalam segala
macam akad”
2. Syarat-syarat yang sifatnya khusus : “syarat
-syarat yang disyaratkan wujudnya dalam
sebagian akad, tidak dalam sebagian yang
lain” contoh:saksi dlm akad nikah;penyerahan
obyek pd akad
Syarat-syarat Umum :
 A. Kedua belah pihak cakap berbuat
 B. Yang dijadikan obyek akad, dapat menerima
hukumnya
 C. Akad itu dilakukan oleh orang yang
mempunyai hak melakukannya dan
melaksanakannya, walaupun dia bukan si
aqid sendiri
 D. Akad itu memberi faedah
 E. Janganlah akad itu akad yang dilarang syara’
 F. Ijab itu berjalan terus, tidak dicabut, sebelum
terjadi qabul
 G. Bertemu dimajlis akad
AQID (pelaku ikatan)
• AQIL (BERAKAL)
• TAMYIZ (DAPAT MEMBEDAKAN)
• MUKHTAR (BEBAS ATAU KUASA
MEMILIH)
Persilihan para fuqaha dalam aqad :

 Pendapat pertama :
Tidak sah aad itu kecuali dengan SHIGHAT (suatu
bentuk prkataan yang diucapkan oleh dua belah
pihak yang melakukan aqad). Ketentuan ini berlaku
dalam jual beli, sewa menyewa, hibah, nikah,
waqaf,pembebasan budak dll.
 Seperti dalam firman ALLAH surat An-Nisa : 29 : “Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kalian makan
harta-harta sesama kalian dengan bathil, kecuali atas
jalan perdagangan dengan ridla (suka sama suka)
diantara kalian”
• Pendapat Kedua :
Aqad itu sah dilakukan dengan perbuatan
(af’al) bagi hal-hal yang biasanya dilakukan
dengan perbuatan seperti jual beli, saling
memberi, waqaf, pendirian masjid, tanah
kuburan dan jalan raya.
Demikian pula sebagaian sewa menyewa atau
pemberihan upah seperti pembayaran tukang
jahid, tukang cuci dan menumpangi kapal
sewaan yang biasa dipergunakan mengangkut
penumpang dan sebagainya
 Pendapat Ketiga :
Setiap aqad itu sah dilakukan dengan cara apa saja yang
menunjukkan kapada maksudnya, baik perkataan maupun
perbuatan. Maka segala sesuatu yang telah dipandang oleh
manusia sebagai jual beli maka itulah jual beli dan apa yang
dipandang sebagai sewa-menyewa maka itulah sewa
menyewa.
Dalam hubungan ini, maka segala macam pernyataan aqad
dan serah terima dilahirkan dari jiwa yang saling merelakan
untuk menyerahkan barangnya kepa siapa yang melakukan
transaksi
 Dalam firman ALLAH : “….Kecuali dengan perdagangan yang
saling merelakan diantara kalian…..” (QS An-Nisa :29)
 Dalam Hadits Nabi SAW : “Hanyasanya jual beli itu saling
merelakan (suka sama suka)” (HR Ibnu Hibban)
ADMINITRASI NIAGA
 Islam memerintahkan (menganjurkan) adanya
ketatalaksanaan (admitrasi) yang baik guna
mewujudkan kelancaran dan keserasian dalam
hubungan-hubungan dagang.
 Sebagaimana diisyaratkan Allah, apabila dilakukan
perikatan,perjanjian atau jual beli yang tidak tunai
supaya dilakukan penulisan
 Firman Allah : “Hai orang-orang yang beriman,
apabila kalian mengadakan suatu perikatan
(bermu’amalah) tidak secara tunai untuk jangka
waktu tertentu, maka hendaklah kalian
menuliskannya.” (QS Al Baqarah : 282)
SAKSI DALAM TRANSAKSI :

 Islam mensyari’atkan adanya dua orang saksi apabila


dilakukan jual beli secara hutang, sebagai mana
dalam firman Allah dalam surat Al-Baqarah : 282 :
“Dan hendaklah kalian adakan dua saksi laki-laki
dari kalian …”
 Dalam firman Allah dalam surat dan yang ayat
yang sama diatas :”Jika tak ada dua orang laki-
laki,maka boleh seorang lelaki dan dua orang
wanita dari saksi-saksi yang kalian sukai
Berakhirnya Kontrak :
• 1. Semua pihak dapat mengakhiri kontrak, dengan
syarat ada persetujuan dari semua pihak
• 2. Kontrak dapat berakhir apabila salah satu pihak
meninggal dan tempatnya tidak dapat digantikan ahli
warisnya. Namun kontrak dapat dapat diperbaharui
oleh ahli warisnya
• 3. Keadaan tersebut hanya berlaku apabila dua pihak
yang melakukan perjanjian, apabila pekerja
mendapatkan modal dari dua pihakmaka apabila
salah satu dari pemodal meninggal maka kontrak
dapat diperbaharui oleh pemodal yang masih hidup
• Islam membenarkan perdagangkan
berdasarkan komisi. Menurut Abdullah bin
abbas, tidak ada salahnya bila kita mengambil
komisi untuk menjualkan suatu barang dan
menyimpan keuntungan yang selebihnya
sebagai komisi
• Islam tidak mengesampingkan bentuk
organisasi perdagangan yang mempunyai
manfaat bagi masyarakat.
• Firman Allah dalam surat Al-Baqarah : 282 : “Dan
persaksikanlah jika kalian melakukan perniagaan”
• Seperti dalam Hadits yang diriwayatkan dari Abi Said
R A, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda :
“Seorang pedagang yang jujur dan dapat dipercaya
bersama dengan nabi, orang yang benar dan para
syuhada”
• Hadit Lain : “Pekerjaan yang paling utama adalah
pekerjaan seseorang dengan tangannya sendiri dan
setiap perniagaan adalah diterima”
7 syarat Perniagaan :
 1. Kerelaan dari dua pihak yang melakukan traksaksi
 2. Pihak yang melakukan transaksi merupakan yang
diizinkan secara syar’I
 3. Barang yang diperniagakan merupakan barang yang
memiliki nilai guna sekaligus diperbolehkan
perdagangannya
 4. Barang yang diperniagakan adalah barang yang
miliknya
 5. Barang yang diperniagakan dapat diperkirakan masa
penyerahannya
 6. Diketahui harga umum dipasaran dan barang itu
sendiri diberi patokan harga
 7. Barang yang diperniagakan merupakan barang yang
dapat dindentifikasi ciri-ciri fisiknya
Materi Teori Pertuaran dan
percampuran
Teori Pertukaran
Berdasar tk kepastian hasil yang diperoleh
kontrak dapat dibagi 2 kelompok besar:
1. Natural Certainty Contracts
2, Natural Uncertainty Contracts
Natural Certainty Contracts adalah akad dalam
bisnis yang memberikan kepastian
pembayaran baik dalam waktu (timing)
maupun jumlah (amount)
Cash flow dapat dipridiksi dengan baik karena
telah disepakati diawal akad
Kontrak ini secara natural menawarkan return
yang tetap dan pasti
Obyek pertukaran harus ditetapkan diawal akad
dengan pasti baik kuantitas,kualitas,harga
maupun waktu penyerahan
Kontrak ini : jual-beli,upah-mengupah, sewa-
menyewa dll
Natural Uncertainty adalah sebaliknya
Teori pertukaran menyangkut 2 hal yaitu:
1. Obyek pertukaran:’ Ayn (real asset) berupa
barang / jasa dan Dayn(financial asset)
berupa uang dan surat berharga
2. Waktu pertukaran
Naqdan (immediate delivery) penyerahan
saat itu
Ghaira Naqdan (deferred delivery):
penyerahan kemudian
Dari aspek obyek pertukaran dapat diidentifikasi
3 jenis pertukaran:
- Pertukaran real asset(‘ayn) dengan real asset
(‘ayn)
- Pertukaran real asset(‘ayn) dengan financial
asset (dayn)
- Pertukaran financial asset(dayn) dengan
financial asset (dayn)
1. Pertkaran ‘Ayn dengan ‘Ayn
Bila jenis berbeda,misal upah tenaga kerja
dibayar dengan beras diperbolehkan
Bila sejenis, fiqih membedakan antara real
asset yang secara kasat mata dapat
dibedakan mutunya dengan real asset yang
secara kasat mata tidak dapat dibedakan
mutunya
Satu-satunya kondisi yang membolehkan
pertukaran yang sejenis dan secara kasat mata
tidak dapat dapat dibedakan mutunya adalah:
- Sawa-an bi sawa-in (sama jumlahnya)
- Mislan bi mislin (sama mutunya)
- Yadan bi yadin (sama waktu penyerahannya)
Pertukaran ‘Ayn dengan Dayn
Dalam pertukaran ‘Ayn dengan Dayn,yang
dibedakan adalah ‘ayn nya. Apabila ‘ayn
berupa barang maka disebut jual-beli
(bai’),bila ‘ayn berupa jasa maka pertukaran
tersebut adalah sewa-menyewa atau upah
mengupah(ijarah)
Cara pembayaran
- Tunai (now for now), bai’ naqdan
- Tangguh bayar (deferred payment), bai’
muajjal
- Tangguh serah (deferred delevery), bai’ salam
Bai’ dapat dibayar secara penuh (muajjal) atau
cicilan (taqsith)
Jual-beli tangguh-serah (salam) dibedakan:
- Pembayaran lunas dimuka (bai’ salam )
- Pembayaran cicilan dengan syarat harus lunas
sebelum barang diserahkan (bai’ istishna’)
Ijarah dapat dibedakan :
- Pembayarannya tergantung pada kinerja yang
disewa disebut ju’alah, sucses fee
- Pembayarannya tidak tergantung kinerja yang
disewa disebut ijarah, gaji dan sewa
Teori Percampuran
Teori Percampuran terdiri 2 pilar
1. Obyek Percampuran
2. Waktu percampuran
- ‘Ayn (real asset) berupa barang dan jasa
- Dayn (financial asset) berupa uang dan surat
berharga
Waktu Percampuran
Naqdan (immediate delivery) penyerahan saat itu
Ghaira Naqdan (deferred delivery): penyerahan
kemudian
Dari aspek obyek percampuran dapat
diidentifikasi 3 jenis percampuran:
- Percampuran real asset(‘ayn) dengan real
asset (‘ayn)
- Percampuran real asset(‘ayn) dengan financial
asset (dayn)
- Percampuran financial asset(dayn) dengan
financial asset (dayn)
• Percampuran ‘Ayn dengan ‘Ayn
Contoh, tukang kayu bekerjasama dengan
tukang batu dlm pembangunan rumah
Bentuk percampuran ini disebut syirkah ‘abdan
. Percampuran ‘Ayn dengan Dayn
Ada beberapa bentuk:
- Syirkah Mudharabah, hal ini terjadi ketika
pemilik modal(penyandang dana) memberikan
dana sebagai modal usaha kpd pemilik skill
• Syirkah Wujuh
hal ini terjadi ketika pemilik
modal(penyandang dana) memberikan dana
sebagai modal usaha kpd pemilik reputasi
3. Percampuran ‘Ayn dengan Dayn
Percampuran uang dengan uang dlm jumlah
sama (xrp dengan xrp), disebut syirkah
mufawadhah, tetapi kalau jumlah berbeda
(xrp dengan y rp) disebut syirkah
‘inan.Percampuran dayn dengan dayn dpt
berupa antar surat berharga,misal saham PT X
digabungkan dengan saham PT Y
Syirkah
• Syirkah adalah akad diantara dua orang atau
lebih yg keduanya bersepakat unt melakukan
usaha bersama dg tujuan mencari keuntungan

• Hukum-nya mubah dan boleh dilakukan antara


sesama muslim maupun non muslim
• Rukun syirkah ada tiga:
• 1. Sighat/ aqad (ijab dan qabul)
• 2. Pihak yg berakad, baik syarikul mal maupun syarikul
al- abdan
• 3. Usaha

• Macam-macam Syirkah
• Syarikah al-Inan
• Syirkah dua orang atau lebih yg masing-masing
menyertakan modal dlm syirkah dan sekaligus
menjadi pengelola. Keuntungan dibagi erdua
berdasar kesepakatan
• Syarikah al-Wujuh
• Syirkah dua orang atau lebih dg modal dr pihak
diluar keduanya

• Syirkah Abdan
• Syirkah antara dua orang atau lebih yg
mengandalkan tenaga atau keahliannnya saja
tanpa harta unt menerima pekerjaan.
Keuntungan dibagi berdasar kesepakatan
• Syirkah Mudharabah
• Syirkah mudharabah (qirad) terjadi apabila
pemilik modal(shahibul mal) menyerahkan
modalnya kpd pengelola (mudharib) unt
dikelola atau diusahakan. Keuntungan
berdasar kesepakatan
• Sirkah Mufawadhah
• Syirkah gabungan antara bentuk modal inan,
abdan, mudharabah dan wujuh
• Akad-akad yg populer saat ini ada 3 macam :
Akad Jual Beli , Akad Bagi Hasil, Akad Sewa-
menyewa
• Akad Jual Beli antara lain : Murabahah,
Salam,Istishna,Muqayyadah, Bai’ al muthlaq &
sharf
• Akad Bagi Hasil antara lain : Mudharabah,
Mudharabah Muqayyadah, Musyarakah,
Musyarakah Mutanaqisah
• Sewa Menyewa : ijarah
Wa’ad dan Akad
• Wa’ad adalah janji antara satu pihak kepada pihak
lainnya(hanya mengikat satu pihak). One-Way
• Terms&conditionnya tidak well defined atau
• Belum ada kewajiban yang ditunaikan oleh pihak
manapun,walaupun terms&conditionnya sudah well
defined
• Sedangkan akad mengikat kedua belah pihak yang
bersepakat. terms&conditionnya sudah well defined
• Definisi Akad-Akad
• Murabahah : Akad jual beli suatu barang
dimana harga dan keuntungan disepakati
antara penjual dan pembeli. Barang
diserahkan setelah akad, pembayaran dapat
dilakukan secara kontan maupun cicilan
• Salam : Jual beli dengan cara pesanan,
pembeli memberi uangnya terlebih dahulu
terhadap barang yg sudah dijelaskan
spesifikasinya. Biasa digunakan untuk produk
pertanian
• Istishna : Jual beli berbentuk pemesanan pembuatan
barang dg kreteria tertentu, pola pembayarannya
bisa diawal atau saat pengirimam barang. Biasa
digunakan untuk produk kerajinan, konveksi dsb
• Ijarah : Akad sewa menyewa barang sehingga
memperoleh manfaat atar barang yg disewa
• Bai’ almuthlaq ; pertukaran barang dan uang. Uang
merupakan alat tukar
• Muqayyad : Jual beli antara barang dengan barang
(barter). Jual beli untuk barang ekspor yg tidak
menghasilkan valas
 Sharf : Jual beli mata uang asing yg berbeda. Rupiah
dengan Euro dg menggunakan nilai kurs yg berlaku
saat transaksi
 Mudarabah : Akad antara pemilik modal (shahibul
maal) dg pengelola (mudharib) dengan proporsi bagi
hasil disepakati diawal, kerugian ditanggung oleh
pemilik modal
 Mudharabah Muqayyadah : Akad yg dilakukan oleh
pemilik modal dan pengelola pd suatu usaha yg
ditentukan oleh pemilik modal, nisbah bagi hasil
disepakati diawal sedang kerugian ditanggung
pemilik modal
 Musyarakah : Akad pada suatu proyek/usaha dimana
dua pemilik modal menyatukan modalnya pd usaha
tersebut, untuk manajemen bisa salah satu diantara
mereka
 Musyarakah mutanaqisah : Akad antara dua pihak
atau lebih yg berkongsi terhadap suatu barang
kemudian salah satu pihak membeli bagian pihak
lainnya secara bertahap. Akad ini diterapkan pd
proyek yg dibiayai oleh lembaga keuangan dan
nasabah, kemudian bagian proyek lembaga keuangan
dibeli oleh pihak lainnya secara mencicil
• Wakalah : Akad perwakilan, biasa diterapkan
pd pembuatan L/C
• Kafalah : Akad jaminan, biasa diterapkan pada
garansi suatu proyek
• Rahn : Akad menggadaikan barang
• Qard: Peminjaman uang dalam jk pendek,
pengembalian harus sesuai dengan nominal
pinjaman
• Wadiah : Akad antar dua pihak, pihak pertama
menitipkan barang pd pihak kedua
CONTOH AKAD PADA ISLAMIC FINANCE

PERJANJIAN
BANK
BAGI HASIL NASABAH
Shahibul Maal Mudharib
PROYEK / USAHA

Modal Tenaga
100% KEUNTUNGAN Kerja

BAGI HASIL
Nisbah Sesuai Porsi Kontribusi Modal
Nisbah
x% (Nisbah) y%

MODAL
Ialah akad kerjasama usaha antara dua pihak,
dimana pihak pertama (shahibul maal)
menyediakan seluruh modal (100%) sedangkan
pihak lainnya adalah pengusaha / pengelola
(mudharib). Keuntungan usaha dibagi menurut
kesepakatan yang tertuang di dalam kontrak.
Apabila terjadi kerugian, maka ditanggung oleh
shahibul maal (selama kerugian tersebut bukan
karena kelalaian mudharib). Apabila karena
kelalaian mudharib maka ybs yang harus
menanggung kerugian tersebut.
Modal +
Modal
Skills
BANK NASABAH

PROYEK / USAHA

KEUNTUNGAN

BAGI HASIL
Nisbah Sesuai Porsi Kontribusi Modal
Nisbah
x% (Nisbah) y%

Ialah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk


usaha tertentu di mana masing-masing pihak memberikan
kontribusi modal dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan
resiko akan ditanggung bersama sesuai kesepakatan.
1. Akad Jual Beli
BANK NASABAH
4. Nasabah Bayar

3. Kirim barang dan


2. Beli barang
dokumen

SUPLIER

Ialah akad jual beli suatu barang, dimana penjual


menyebutkan harga jual yang terdiri dari harga pokok barang
dan tingkat keuntungan tertentu serta harga jual tersebut harus
disetujui oleh pembeli.
• Kasus Murabahah

Pak Syukron seorang pedagang dlm aktifitas


jual belinya tdk semua pembeli diperlakukan
sama antara yg membayar kontan dan yg tdk,
pembeli kontan dg harga standar sedangkan
yg utang harga sedikit lb mahal atau kadang
harga disesuaikan dg harga pasar saat dia
membayar.
Lakukan analisis fikih
• Selain obyek/ barang hrs halal mekanisme jual
beli pun hrs halal
Dari sisi pembayaran, jual beli dpt dilakukan dg
3 cara: brg diserahkan sekarang dan
pembayarannya pun diserahkan sekarang;
uang dibayarkan belakangan barang
diserahkan belakangan; barang diserahkan
belakangan uang diserahkan saat ini.
Yang tidak boleh adalah barang diserahkan
belakangan dan uang diserahkan belakangan;
dlm fiqih transaksi ini disebut transaksi kali bi
kali
Dari ke3 cara pembayaran yg dibolehkan tsb
penentuan harga berdasar kerelaan penjual dan
pembeli
Misal penjual A dan pembeli B sepakat jual beli
kambing yg diserahkan saat itu juga dg harga rp 900
rb dibayar tunai ( ini diperbolehkan); penjual A dan
pembeli B sepakat jual beli kambing yg lain
diserahkan saat itu juga dg harga rp 1.200.000 rb
dibayar kemudian ( ini diperbolehkan); penjual A dan
pembeli B sepakat jual beli kambing yg lain lagi
diserahkan belakangan dg harga rp 750.000 rb
dibayar tunai ( ini diperbolehkan)
• Transaksi 1 disebut dg bai’ naqdan
• Transaksi 2 disebut bai’ bi thaman ajil (bai’ muajjal )
• Transaksi 3 disebut bai’ salam

• Dlm proses tawar menawar dpt saja terjadi penjual A


menawarkan kpd B tiga cara tsb. “ Bila pembeli B membayar
kambing tunai harga 900 rb, bila membayar 3 bln lagi
harganya rp 1.200.000, bila bayar tunai kambingnya 3 bln lagi
harganya rp 750.000, namun aqad hrs ada satu harga saja,
artinya pembeli B hrs memilih tawaran mana yg akan
disepakati dlm akad. Bila B menjawab setuju maka ini tdk
boleh krn tdk jelas harga mana yg disepakati. Dlm fiqih
jawabab setuju B disebut jual beli dg dua harga shg
menimbulkan gharar krn tdk jelas harga mana yg berlaku
Harusnya B menjawab setuju rp 900 rb tunai
atau setuju harga rp 1.200.000 dibayar 3 bln
lagi atau setuju harga 750 rb tunai dg
penyerahan kambing 3 bln lagi. Hal ini
diperbolehkan krn jelas harga yg berlaku.
Kalau alternatifnya menaikkan harga saat
membayar hutang tdk dibolehkan krn
termasuk riba nasiah (kelebihan pembayaran
hutang krn penundaan pembayaran)

Anda mungkin juga menyukai