Anda di halaman 1dari 24

‫السالم عليكم ورمحة هللا وبركاته‬

‫بسم هللا الرحمن ا لرحيم‬


‫رب اشرح لى صدرى‬‫ّ‬
‫ويسرلى أمرى‬
‫واحلل عقدة من لسانى‬
‫يفقهوا قولى‬
‫)]‪Al-Qur'an, 020.025-028 (Ta-Ha [Mystic letters Ta-Ha‬‬

‫‪4/26/2021‬‬ ‫‪TIM‬‬ ‫‪1‬‬


‫ربنا زدنا علما وبارك لنا فيما علمتنا وعلمنا ما لم نك‬
‫نعلم‬
Ya Allah Tuhan kami tambahkan ilmu
pengetahuan pada kami, berkati apa
yang telah kau ajarkan pada kami , dan
ajarkan pada kami yang kami belum
mengetahuinya.
Ya Allah !!
Keluarkan kami dari kegelapan , keraguan dan prasangka, ..
Mulyakan kami dari cahaya kefahaman,
Bukakanlah kepada kami dengan ilmu pengetahuan,
Hiasilah diri kami dengan akhlak yang terpuji,
Mudahkanlah bagi kami pintu- pintu anugrahMu,
Bentangkanlah kepada kami perbendaharaan RahmatMu,
Ya Tuhan Maha Pengasih sekalian yang Berkasih Sayang
BUNGA DAN RIBA

Dalam Perspektif Sejarah dan Agama

5
YUNANI
 Plato (427-347 SM):
 Bunga menyebabkan perpecahan dan perasaan tidak puas dalam
masyarakat.
 Bunga merupakan alat golongan kaya untuk mengeksploitasi
golongan miskin
 Aristoteles (384-322 SM):
 Fungsi uang adalah sebagai alat tukar (medium of exchange) bukan
alat menghasilkan tambahan melalui bunga
 “….Istilah riba, yang berarti lahirnya uang dari uang, diterapkan
kepada pengembangbiakan uang karena analogi keturunan dan
orang tua. Dibanding dengan semua cara mendapatkan uang, cara
seperti ini adalah yang paling tidak alami” (Politics, 1258)

6

YAHUDI
 Kitab Eksodus (Keluaran) 22: 25
 “Jika engkau meminjamkan uang kepada salah seorang umatku, orang
yang miskin diantaramu, maka janganlah engkau berlaku sebagai penagih
hutang terhadap dia, janganlah engkau bebankan bunga terhadapnya.”
 Kitab Deuteronomy (Ulangan) 23: 19
 “Janganlah engkau membungakan uang kepada saudaramu, baik uang
maupun bahan makanan, atau apapun yang dapat dibungakan.”
 Kitab Levicitus (Imamat) 35: 7
 “Janganlah engkau mengambil bunga uang atau riba darinya, melainkan
engkau harus takut akan Allahmu, supaya saudaramu bisa hidup
diantaramu. Janganlah engkau memberi uangmu kepadanya dengan
meminta bunga, juga makananmu janganlah kau berikan dengan
meminta riba.”

7

KRISTEN
 “Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu
berharap akan menerima sesuatu daripadanya, apakah jasamu? Orang-
orang berdosapun meminjamkan kepada orang berdosa, supaya mereka
menerima kembali sama banyak. Tetapi kasihilah musuhmu dan
berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak
mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan
menjadi anak-anak Tuhan Yang Maha Tinggi, sebab Ia baik terhadap
orang-orang yang tidak tahu berterimakasih dan terhadap orang-orang
jahat” (Lukas 6:34-35)
 Karena tidak disebutkan secara jelas, timbul berbagai tanggapan dan
tafsiran tentang boleh tidaknya melakukan praktek pembungaan.
Pandangan para sarjana Kristen terhadap praktek pembungaan terbagi
pada tiga periode, yaitu
 Pandangan Pendeta Awal (Abad I-XII):
 Pandangan Para Sarjana Kristen (Abad XII-XV):
 Pandangan Para Reformis Kristen (Abad XVI- Tahun 1836):

8
 KRISTEN
 Pandangan Pendeta Awal (Abad I-XII): Larangan mengambil bunga merujuk
kepada Old Testament yang juga diimani oleh orang Kristen.
St. Basil (329-379)
St. Gregory dari Nyssa (335-395)
St. John Chrysostom (344-407)
St. Ambrose
St. Augustine
St. Alsem dari Centerbury (1033-1109)
 Larangan yang dikeluarkan oleh gereja dalam bentuk undang-undang (Canon)
Council of Elvira (Spanyol tahun 306)
Council of Arles (tahun 314)
First Council of Nicaea (tahun 325)
Council of Carthage (tahun 345) & Council of Aix la Chapelle (789)
Council of Latern (1179)
Council of Lyons (1274)
Council of Vienne (1311)

9
 KRISTEN
 Kesimpulan Pandangan para Pendeta Awal (Abad I-XII):
 Bunga adalah semua bentuk yang diminta sebagai imbalan yang
melebihi jumlah barang yang dipinjamkan di awal.
 Mengambil bunga adalah suatu dosa yang dilarang baik dalam
Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru.
 Keinginan atau niat untuk mendapat imbalan melebihi apa yang
dipinjamkan adalah suatu dosa.
 Bunga harus dikembalikan kepada pemiliknya.
 Harga barang yang tinggi untuk penjualan secara kredit juga
merupakan bunga yang terselubung.

10
 KRISTEN
 Pandangan Para Sarjana Kristen (Abad XII-XV):
Robert of Courcon (1152-1218),
William Auxxerre (1160-1220),
St.Raymond of Pennafore (1180-1278),
St.Bonaventure (1221-1274)
St.Thomas Aquinas (1225-1274)
 Bunga dibedakan menjadi interest dan usury
 Niat atau perbuatan untuk mendapatkan keuntungan dengan
memberikan pinjaman adalah suatu dosa yang bertentangan dengan
konsep keadilan
 Mengambil bunga dari pinjaman diperbolehkan, namun haram atau
tidaknya tergantung niat si pemberi hutang.

11
 Pandangan Para Reformis Kristen (Abad XVI- Tahun 1836):
John Calvin (1509-1564)
Charles du Moulin (1500-1566)
Claude Saumaise (1588-1653)
Martin Luther (1483-1546)
Melancthon (1497-1560)
Zwingli (1484-1531)
 Dosa apabila bunga memberatkan
 Uang dapat membiak (kontra dengan Aristoteles)
 Tidak menjadikan pengambil bunga sebagai profesi
 Jangan mengambil bunga dari orang miskin

12

ISLAM
 Arruum: 39
 “Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar ia bertambah pada
harta manusia, maka pada sisi Allah itu tidak bertambah. Dan apa yang
kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai
keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang yang
melipatgandakan (pahalanya).”
 Annisaa: 160-161
 Maka disebabkan kezhaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan diatas
mereka (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan
bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan
Allah, dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya
mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta
orang dengan jalan yang bathil. Kami telah menyediakan untuk orang-
orang yang kafir diantara mereka itu siksa yang pedih.

13
 ISLAM
 Ali Imran: 130
 “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba
dengan berlipat ganda dan bertaqwalah kamu kepada Allah supaya
kamu mendapat keberuntungan.”
 Albaqarah: 278-279
 “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan
tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang
yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan
sisa riba) maka ketahuilah, bahwa Allah dan RasulNya akan
memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba),
maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak
pula dianiaya.”

14
 ISLAM
 Jabir berkata bahwa Rasulullah SAW mengutuk orang yang menerima
riba, orang yang membayarnya dan orang yang mencatatnya, dan dua
orang saksinya, kemudian beliau bersabda: “Mereka semuanya sama“
(HR. Muslim)
 Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Nabi SAW berkata: “Pada malam
perjalananku Mi’raj, aku melihat orang-orang yang perutnya seperti
rumah, didalamnya dipenuhi oleh ular-ular yang kelihatan dari luar. Aku
bertanya kepada Jibril siapakah mereka itu. Jibril menjawab bahwa
mereka adalah orang-orang yang menerima riba.”
 Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Nabi SAW bersabda: “Riba itu
memiliki tujuh puluh tingkatan, adapun tingkat yang paling rendah
(dosanya) sama dengan seseorang yang melakukan zina dengan ibunya
sendiri.”

15
RIBA
 Riba
 Riba Dayn (Riba dalam pinjaman)
 Riba Bai’ (Riba dalam jual beli)

 Riba Bai’
 Riba Fadl
Riba karena pertukaran barang yang sejenis, tapi jumlahnya tidak
seimbang
 Riba Nasiah
Riba karena pertukaran yang sejenis dan jumlahnya dilebihkan karena
melibatkan jangka waktu
 Para ulama sepakat bahwa hukum Riba adalah haram. Persoalannya
apakah bunga bank sama dengan riba?

16
BUNGA BANK:
PANDANGAN DUNIA ISLAM
 Dewan Studi Islam AlAzhar, Cairo
 Bunga dalam segala bentuk pinjaman adalah riba yang
diharamkan.(Konferensi DSI AlAzhar, Muharram 1385 H/ Mei 1965 M)
 Rabithah Alam Islamy
 Bunga bank yang berlaku dalam perbankan konvensional adalah riba yang
diharamkan. (Keputusan No. 6 Sidang ke 9, Mekkah 12-19 Rajab 1406 H)
 Majma’ Fiqih Islamy, Organisasi Konferensi Islam
 Seluruh tambahan dan bunga atas pinjaman yang jatuh tempo dan
nasabah tidak mampu membayarnya, demikian pula tambahan (atau
bunga) atas pinjaman dari permulaan perjanjian adalah dua gambaran
dari riba yang diharamkan secara syariah (Keputusan No. 10 Majelis
Majma’ Fiqih Islamy, Koneferensi OKI ke II, 22-28 Desembeer 1985)

17
BUNGA BANK:
PANDANGAN ULAMA INDONESIA
 Nahdhatul Ulama
 Sebagian ulama mengatakan bunga sama dengan riba, sebagian lain
mengatakan tidak sama dan sebagian lain mengatakan syubhat.
 Rekomendasi: Agar PB NU mendirikan bank Islam NU dengan sistem
tanpa bunga (Bahtsul Masail, Munas Bandar Lampung, 1992)
 Muhammadiyah
 Bunga yang diberikan oleh bank-bank milik nagara kepada nasabahnya
atau sebaliknya yang selama ini berlaku, termasuk perkara
“mustasyabihat.”
 Menyarankan kepada PP Muhammadiyah untuk mengusahakan
terwujudnya konsepsi sistem perekonomian khususnya lembaga
perbankan yang sesuai dengan qaidah Islam (Lajnah Tarjih Sidoarjo,
1968)

18
BUNGA BANK:
PANDANGAN ULAMA INDONESIA
 Majelis Ulama Indonesia
 1)Bunga bank sama dengan riba 2) tidak sama dengan riba 3) Syubhat. MUI
harus mendirikan bank alternatif. (Lokakarya Alim Ulama, Cisarua 1991)
 Lajnah Ulama Komisi Fatwa se Indonesia, Majelis Ulama Indonesia
 1)Bunga bank sama dengan riba (Silaknas MUI, 16 Desember 2003)

19
9 ALASAN BAGI YANG
MEMBOLEHKAN BUNGA BANK
1. Boleh mengambil Bunga karena darurat.
2. Pada tingkat wajar, tidak mengapa bunga
dibebankan.
3. Opportunity Lost yang ditanggung pemilik dana
disebabkan penggunaan uang oleh pihak lain.
4. Bunga untuk konsumtif dilarang, tapi untuk
produktif dibolehkan.

20
9 ALASAN BAGI YANG
MEMBOLEHKAN BUNGA BANK

22
UPAYA ULAMA
 Istinbath para ulama terhadap sumber-sumber
Syariah merupakan upaya menghindari riba.
Diantara hasilnya adalah produk muamalah:
 Musyarakah, Mudharabah (Qiradh), Muzara’ah, Musaqat,
Mugharatsah
 Murabahah, Bai’ Muajal, Salam, Istisna, Sharf, Jazzaf,
 Ijarah
 Wadi’ah, Wakalah, Kafalah, Hawalah, Rahn, Qardh, I’arah,
Sulh, Muqashah, Ihya Ardhil Mawat, Iqtha’, Hima

23
REFERENCE
• Majma’ Fiqh al Islamy, Majallah al Fiqh Al Islamy, Makkah AlMukarramah,
berbagai edisi
• Wahbah Zuhaily, Alfiqhul Islamy wa Adillatuh, Darul Fikri, Damaskus, 1984
• Alauddin Mahmud Za’tary, Annuqud; Wazhaifuhal Asaasisyyah wa
Ahkaamuhas Syar’iyyah, Damaskus, 1996
• Nazih Hammad, Qadhaayaa Fiqhiyyah Mu’aasharah, Darul Qalam,
Damaskus, 2001
• Sudin Haron, Principle and Operation of Islamic Banking, Pelanduk
Publication, Kuala Lumpur, 1995
• Herbert Eckelund, History of Economic Theory and Methods, McGraw-Hill,
New York, 1985
• Rifyal Ka’bah, Hukum Islam di Indonesia, UI Press, Jakarta, 1999

24

Anda mungkin juga menyukai