Anda di halaman 1dari 23

Pokok Bahasan 2

Riba dan
Bunga Bank
Pengertian Riba

Riba menurut istilah bahasa Arab berarti


tambahan, peningkatan ekspansi atau
pertumbuhan. Menurut istilah teknis, riba
berarti pengambilan tambahan (premium)
sebagai syarat yang harus dibayarkan oleh
peminjam kepada pemberi pinjaman selain
pinjaman pokok.

2
Riba Menurut Al Qur’an
Riba tercantum dalam al-Qur’an sebanyak
7 kali dan dapat dilihat pada kutipan 4 surat
dengan beberapa ayat, yang diturunkan
dalam empat tahap berikut ini:
Surat Ar Ruum : 39
Surat An Nisa : 160-161
Surat Ali Imran : 130
Surat Al Baqarah : 275-279
Pengertian riba yang berarti tambahan
menurut para ulama dan ahli hukum Islam
yaitu:
 Badr Ad Din Al ayni
‘’ Prinsip utama dalam riba adalah penambahan. Menurut
syariah riba berarti penambahan atas harta pokok tanpa
adanya transaksi bisnis riil.’’
 Raghil Al Asfahani
‘’Riba adalah penambahan atas harta pokok.’’
 Imam Sarakhsi
‘’ Riba adalah tambahan yang disyaratkan dalam transaksi
bisnis tanpa adanya iwad (atau padanan yang dibenarkan
syariah atas penambahan tersebut).’’
Pengertian.
Yang dimaksud dengan transaksi pengganti atau
penyeimbang
yaitu transaksi bisnis atau komersial yang melegitimasi
adanya
penambahan tersebut. Seperti transaksi jual-beli, gadai,
sewa,
atauAlbagi
:Ibnu Arabihasil proyek.
Al Maliki, dalam kitabnya Ahkam Al Qur’an,menjelaskan
‫وا لربا يف ا للغة هوا لزيادة وا ملراد ب ه يف ا آلية ك لزيادة مل ي قابلها ع وض‬

Pengertian riba secara bahasa adalah tambahan, namun yang dimaksud“


riba dalam ayat Qur’ani yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa
adanya satu transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan
”.syariah

5
JENIS-JENIS RIBA
  1. Riba Qardh (‫) ربِا ا لقرض‬
Suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang
disyaratkan terhadap yang berhutang (muqtaridh).

  2. Riba Jahiliyyah (‫) ربِا ا لجاهلية‬


Hutang dibayar lebih dari pokoknya, karena si
peminjam tidak mampu membayar hutangnya pada
waktu yang ditetapkan.

6
JENIS-JENIS RIBA
  3. Riba Fadhl (‫) ربِا ا لفضل‬
Pertukaran antarbarang sejenis dengan kadar atau
takaran
yang berbeda, sedangkan barang yang dipertukarkan
itu
termasuk dalam jenis barang ribawi.

  4. Riba Nasi’ah ( ‫) ربِا ا لنسيئة‬


Penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis
barang
ribawi yang dipertukarkan dengan jenis barang
ribawi
7
lainnya. Riba dalam nasi’ah muncul karena adanya
Jenis-Jenis Riba

Riba

Hutang
Jual Beli
Piutang

Riba
Riba Riba Riba
Jahiliyya
Qard Fadl Nasi’ah
h
8
TAHAPAN PELARANGAN RIBA
DALAM AL-QURAN
Larangan riba yang terdapat dalam Al Qur’an tidak diturunkan
sekaligus, melainkan diturunkan dalam empat tahap.

Tahap pertama, turun di Mekkah, menolak anggapan bahwa


pinjaman riba yang pada zhahirnya seolah-olah menolong mereka
yang memerlukan sebagai suatu perbuatan mendekati atau taqarrub
kepada Allah
"Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar harta
manusia bertambah, Maka riba itu tidak menambah pada sisi
Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu
maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang
berbuat demikian) itulah orang -orang yang melipatgandakan
(pahalanya).“
(Q.S. Ar Rum: 39).
9
Tahap kedua, turun di Madinah sebelum tahun ke 3 Hijriyah.
Riba digambarkan sebagai suatu yang buruk. Allah
mengancam dengan balasan yang keras kepada orang Yahudi
yang memakan riba.

"Maka disebabkan kezhaliman orang-orang Yahudi, Kami


haramkan atas mereka yang (memakan makanan) yang baik-
baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena
mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah, dan
disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya
mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka
memakan harta orang dengan jalan yang bathil. Kami telah
menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka
itu siksa yang pedih." (Q.S. An Nisa: 160-161)
10
Tahap ketiga, turun di Madinah tahun 3 Hijriyah.
Allah mengharamkan riba yang berlipat ganda. Allah
berfirman :"Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu memakan riba dengan berlipat-ganda dan
bertaqwalah kamu kepada Allah supaya kamu
mendapat keberuntungan." (Q.S. Ali Imran: 130).

Ayat ini turun pada tahun ke 3 hijriyah, untuk


memberikan gambaran bahwa pengambilan riba dengan
tingkat yang cukup tinggi merupakan fenomena yang
banyak dipraktikan pada masa tersebut.

11
Surat Ali Imran 130 itu mengecam sistim riba
jahiliyyah, yg biasa disebut riba nasi’ah.
Pendapat Syekh Fakhruddin ar-Razi : “Adapun riba
nasi’ah itu sudah masyhur dan sangat dikenal pada
masa jahiliyyah, yaitu seseorang memberi hutang pada
orang lain dengan syarat adanya tambahan tiap bulan,
sedangkan modalnya tetap, jika jatuh tempo
pembayaran, maka pemberi hutang mengundurkan
pembayarannya dengan tambahan lagi, dan inilah riba
yang biasa dilakukan orang jahiliyyah”.

12
Tahap terakhir, Allah dengan jelas dan tegas
mengharam-kan apa pun jenis tambahan yang diambil dari
pinjaman baik bunga yang kecil maupun besar. Ini adalah
ayat terakhir yang diturunkan menyangkut riba.

"Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada


Allah dan tinggalkan sisa-sisa (dari berbagai jenis) riba
jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu
tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka
ketahuilah, bahwa Allah dan rasul-Nya akan
memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari
pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu
tidak menganiaya dan tidak pula dianiaya." (Al Baqarah:
278-279)
13
Dari keterangan-keterangan di atas dapat
disimpulkan bahwa riba bukan haram karena besar
kecilnya, konsumtif/produktif, melainkan karena sifat
persyaratan atau perjanjian yang ada di dalamnya
yang sangat lalim itu.

14
DOSA RIBA/BUNGA
 Pelaku Riba/Bunga kekal di Neraka (QS.2:275)
 Mudah dipengaruhi Syetan (QS. 7:96)
 Riba diperangi Allah dan Rasulnya (QS. 2:279)
 Sistem Riba Sumber Petaka (QS.2:275)
 Rezekinya tidak berkah (QS.2:276)
 Doanya tidak Maqbul (QS.2:186)
 Dosanya lebih berat dari menzinai ibu kandungnya
sendiri (Hadits Riwayat Hakim dari Ibnu Mas’ud)
 Dilaknat Rasulullah Saw (H.R.Ahmad & At-Tarmizi)
 Termasuk 7 dosa besar yang dimurkai Allah (H.R.Muttafaq Alaih)
 Tidak akan masuk syurga (Pemakan riba, peminum khamar,
pemakan harta anak yatim, durhaka kpd ibu-Bapa, Hadits Riwayat
Al-Hakim)
15
ANCAMAN BAGI PEMAKAN
RIBA
 Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang-orang yang kemasukan syetan, lantaran tekanan penyakit gila.
Keadaan mereka yang demikian, disebabkan disebabkan mereka berpendapat,
Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan
jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya
larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti dari mengambil riba, maka praktek
yang lalu menjadi urusan Allah. Tetapi siapa yang mengulangi kembali, mereka itu
adalah penghuni-penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya (Surah Al-Baqarah :
275)
 Allah mencabut berkah riba dan menyuburkan sedeqah, Sesungguhnya Allah tidak
menyukai setiap orang yang engkar dan berdosa (QS. 2.276)
 Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkanlah sisa
riba (yang belum dipungut), jika kamu orang-orang yang beriman (QS.2:278)
 Maka jika kamu tidak meninggalkan riba, ketahuilah, bahwa Allah dan Rasulnya
akan memerangi kamu. Jika kamu bertaubat dari riba maka bagimu pokok
hartamu, kamu tidak menzalimi dan tidak pula dizalimi (QS.279)

16
HADITS-HADITS TENTANG DOSA
RIBA
 Al-Hakim meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, Nabi Saw bersabda : “ Riba itu
mempunyai 73 pintu (tingkatan). Yang paling rendah dosanya, sama
dengan seseorang yang berzina dengan ibunya”.

‫ الربا ثالثة وسبعون بابا ايسرها‬: ‫عن ابن مسعود ان النبي صلعم قال‬
)‫مثل ان ينكح الرجل أمه (رواه الحاكم‬
 Dari Abdillah bin Hanzalah, Nabi Saw bersabda :
“Satu dirham yang diterima seseorang dengan sengaja lebih buruk
daripada berzina sebanyak 36 kali” (H.R.Ahmad)

 Sabda Nabi Saw, “Jauhi kamulah 7 dosa besar yang membinasakan !!!, :
1. Syirik kepada Allah
2. Sihir
3. Membunuh orang yang diharamkan Allah
4. Makan riba
5. Makan harta anak yatim
6. Lari dari medan perang
17 7. Menuduh orang beriman yang telah kawin melakukan zina (Muttafaq
‘Alaih)
Dampak Negatif Bunga
Merampas kekayaan orang lain;
Merusak moralitas;
Melahirkan benih kebencian dan permusuhan;
Yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin
miskin.

18
          Perbedaan Investasi dengan
Membungakan Uang

1. Investasi adalah kegiatan usaha yang mengandung


risiko karena berhadapan dengan unsur
ketidakpastian. Dengan demikian, perolehan
kembaliannya (return) tidak pasti dan tidak tetap.
2. Membungakan uang adalah kegiatan usaha yang
kurang mengandung risiko karena perolehan
kembaliannya berupa bunga yang relatif pasti dan
tetap.

19
Islam mendorong masyarakat ke arah usaha nyata dan
produktif. Islam mendorong seluruh masyarakat
untuk melakukan investasi dan melarang
membungakan uang. Sesuai dengan definisi di atas,
menyimpan uang di bank Islam termasuk kategori
kegiatan investasi karena perolehan kembaliannya
(return) dari waktu ke waktu tidak pasti dan tidak
tetap. Besar kecilnya perolehan kembali itu ter-
gantung kepada hasil usaha yang benar-benar terjadi
dan dilakukan bank sebagai mudharib atau pengelola
dana.
20
Bunga vs Bagi Hasil
BUNGA BAGI HASIL
a) Penentuan bunga dibuat pada waktu a) Penentuan besarnya rasio/nisbah bagi hasil
akad dengan asumsi harus selalu untung. dibuat pada waktu akad dengan berpedoman
pada kemungkinan untung rugi
b) Besarnya persentase berdasarkan pada b) Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada
jumlah uang (modal) yang dipinjamkan. jumlah keuntungan yang diperoleh.
c) Pembayaran bunga tetap seperti yang c) Bagi hasil tergantung pada keuntungan
dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan. Bila usaha merugi,
proyek yang dijalankan oleh pihak maka kerugian akan ditanggung bersama
nasabah untung atau rugi. oleh kedua belah pihak.

d) Jumlah pembayaran bunga tidak d) pembagian laba meningkat sesuai dengan


meningkat sekalipun jumlah keuntungan peningkatan jumlah pendapatan.
berlipat atau keadaan ekonomi sedang
‘’booming’’
e) Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak e) Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi
dikecam) oleh semua agama termasuk hasil
islam.
BEDA BUNGA DAN MARGIN KEUNTUNGAN MURABAHAH

1 BUNGA MARGIN KEUNTUNGAN

2 Uang sebagai Objek dan Barang sebagai Objek


komoditas
3 Bunga bisa berubah Harga yang telah disepakati
secara sepihak tidak bisa berubah
Tidak dikaitkan dengan Sektor Moneter dan Riil
4 sektor riil (Sektor terkait kuat, sehingga
Moneter & Riil terpisah) mendorong percepatan arus
barang dan produksi
5 ‫و حرم الربا‬ ‫و أحل هللا البيع‬
6 Bila macet, bunga berbunga
Margin dan harga tidak berubah
22
Fakta Implikasi Riba
 Volume transaksi yang terjadi di pasar uang (currency speculation dan
derivative market) dunia berjumlah US$ 1.5 trillion hanya dalam
sehari, sedangkan volume transaksi yang terjadi pada perdagangan
dunia di sektor real hanya US$ 6 trillion setiap tahun.
 Sepanjang abad 20, (Roy Davies dan Glyn Davies (1996) dalam buku
mereka a history of money from ancient times to the present day),
telah terjadi lebih dari 20 krisis (kesemuanya merupakan krisis sektor
keuangan).
 Kekuatan berupa voting powers negara-negara maju atas kebijakan
yang ada dalam institusi keuangan dunia adalah sebagai berikut: 24%
di WTO, 48% di IDB, 60% di ADB, 61% di WB dan 62% di IMF.
 Hutang negara berkembang lebih dari tiga trillion US dollars dan
masih terus tumbuh. Hasilnya adalah setiap laki-laki, wanita, anak-
anak di negara berkembang (80% dari populasi dunia) memiliki
hutang $ 600, dimana pendapatan rata-rata pada negara yang paling
miskin kurang dari satu dollar perhari.

23

Anda mungkin juga menyukai