Anda di halaman 1dari 11

KELOMPOK 13

RISKA ANDINI
2020203874230048
KATARINA
2020203874230035
ANITA
2020203874230044
Mata Kuliah: Syarah Hadist Hukum Keluarga

Dosen Pengampu: Dr. H. Mahsyar Idris M.Ag

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


“RIBA”
APA YANG DI MAKSUD “RIBA”?

Kata riba berasal dari bahasa Arab, secara etimologis berarti tambahan (azziyadah), berkembang (an-numuw), membesar
(al-'uluw) dan meningkat (al-irtifa'). Sehubungan dengan arti riba dari segi bahasa tersebut, ada ungkapan orang Arab kuno
menyatakan sebagai berikut; arba fulan 'ala fulan idza azada 'alaihi (seorang melakukan riba terhadap orang lain jika di
dalamnya terdapat unsur tambahan atau disebut liyarbu ma a'thaythum min syai'in lita'khuzu aktsara minhu (mengambil dari
sesuatu yang kamu berikan dengan cara berlebih dari apa yang diberikan). Riba berarti menetapkan bunga atau melebihkan
jumlah pinjaman saat pengembalian berdasarkan persentase tertentu dari jumlah pinjaman pokok, yang dibebankan kepada
peminjam.

Menurut terminologi ilmu fiqh, riba merupakan tambahan khusus yang dimiliki salah satu pihak yang terlibat tanpa adanya
imbalan tertentu. Riba sering juga diterjemahkan dalam bahasa Inggris sebagai "Usury" dengan arti tambahan uang atas modal
yang diperoleh dengan cara yang dilarang oleh syara', baik dengan jumlah tambahan yang sedikit atau pun dengan jumlah
tambahan banyak.
HADIST YANG TERKAIT DENGAN RIBA

Hadist Terkait dengan Riba

‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم آ ِك َل الرِّ بَا َو ُمْؤ ِكلَهُ َو َكاتِبَهُ َو َشا ِه َد ْي ِه َوقَا َل هُ ْم َس َوا ٌء‬
َ ِ ‫َع ْن َجابِ ٍر قَا َل لَ َع َن َرسُو ُل هَّللا‬
“an jabir qala la laanna rasululahi shalallahu alaihi wasallam Akila ar-ribaa wa muwakilahu wa kaatibahu wa syahidaihi wa qala hum
sawa-un”
Artinya: “dari Jabir dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat pemakan riba, orang yang menyuruh makan
riba, juru tulisnya dan saksi-saksinya.” Dia berkata, “Mereka semua sama.” (HR. Muslim)

Riba lebih kejam daripada zina. Rasulullah SAW bersabda:


ً‫ِدرْ هَ ُم ِربًا يَْأ ُكلُهُ ال َّر ُج ُل َوهُ َو يَ ْعلَ ُم َأ َش ُّد ِم ْن ِستَّ ِة َوثَالَ ِثي َْن َزنِيَّة‬
“Dirhamurriba yakuluhu rajuulu wa huwa ya’lamuu asadu’ min si’totii wasalaziina saaniiyataa”
Artinya: “Satu dirham dari riba yang dimakan oleh seseorang dan ia tahu itu (riba), maka lebih besar di sisi Allah dari pada
berzina tiga puluh enam kali“. (HR. Imam Ahmad dan At-Thabrani)
Jadi, jika memang sudah mengetahui harta yang akan dipergunakannya itu adalah harta riba, maka janganlah kamu
memakannya. Karena kamu telah mengetahuinya maka dosa yang diterima lebih besar daripada dosa berzina.
BAGAIMANA TAHAPAN LARANGAN RIBA DALAM AL-QUR’AN ?

1).Tahap pertama
Dalam surat Ar-Rum ayat 39 Allah menyatakan secara nasihat bahwa Allah tidak menyenangi orang yang melakukan
riba. Dan untuk mendapatkan hidayah Allah ialah dengan menjauhkan riba.
2).Tahap kedua
Pada tahap kedua, Allah menurunkan surat An-Nisa' ayat 160-161. riba digambarkan sebagai sesuatu pekerjaan yang
dhalim dan batil. Dalam ayat ini Allah menceritakan balasan siksa bagi kaum Yahudi yang melakukannya. Ayat ini juga
menggambarkan Allah lebih tegas lagi tentang riba melalui riwayat orang Yahudi walaupun tidak terus terang
menyatakan larangan bagi orang Islam.
3).Tahap ketiga
Dalam surat Ali Imran ayat 130, Allah tidak mengharamkan riba secara tuntas, tetapi melarang dalam bentuk lipat
ganda. Hal ini menggambarkan kebijaksanaan Allah yang melarang sesuatu yang telah mendarah daging, mengakar
pada masyarakat sejak zaman jahiliyah dahulu, sedikit demi sedikit, sehingga perasaan mereka yang telah biasa
melakukan riba siap menerimanya.
4).Tahap keempat
Turun surat al-Baqarah ayat 275-279 yang isinya tentang pelarangan riba secara tegas, jelas, pasti, tuntas, dan mutlak
mengharamannya dalam berbagai bentuknya, dan tidak dibedakan besar kecilnya. Bagi yang melakukan riba telah
melakukan kriminalisasi.
APA SAJA MACAM-MACAM RIBA

1.  RibaFadhl
1.  Riba Fadhl

Yaitu tukar menukar dua barang yang sama jenisnya


dengan kwalitas berbeda yang disyaratkan oleh orang yang
menukarkan. contohnya tukar menukar emas dengan
emas,perak dengan perak, beras dengan  beras dan
sebagainya.

2.  Riba Yad

Yaitu berpisah dari tempat sebelum ditimbang dan diterima, maksudnya :


orang yang membeli suatu barang, kemudian sebelum ia menerima barang
tersebut dari si penjual, pembeli menjualnya kepada orang lain. Jual beli
seperti itu tidak boleh, sebab jual beli masih dalam ikatan dengan pihak
pertama
3.  Riba Nasi’ah  

Yaitu riba yang dikenakan kepada orang yang berhutang disebabkan


memperhitungkan waktu yang ditangguhkan. Contoh : Aminah
meminjam cincin 10 Gram pada Ramlan. Oleh Ramlan disyaratkan
membayarnya tahun depan dengan cincin emas sebesar 12 gram, dan
apa bila terlambat 1 tahun, maka tambah 2 gram lagi, menjadi 14
gram dan seterusnya. Ketentuan melambatkan pembayaran satu
tahun.

4.  Riba Qardh

Yaitu meminjamkan sesuatu dengan syarat ada keuntungan atau tambahan


bagi orang yang meminjami/mempiutangi.
Contoh : Ahmad meminjam uang sebesar Rp. 25.000 kepada Adi. Adi
mengharuskan dan mensyaratkan agar Ahmad mengembalikan hutangnya
kepada Adi sebesar Rp. 30.000 maka tambahan Rp. 5.000 adalah riba
Qardh.
BAGAIMANA PANDANGAN ISLAM TERHADAP RIBA ?

Sejak zaman Nabi Muhammad SAW, riba telah dikenal pada saat turunnya ayat-ayat yang
menyatakan larangan terhadap transaksi yang mengandung riba sesuai dengan masa dan
periode turunnya ayat tersebut sampai ada ayat yang melarang dengan tegas tentang riba.
Bahkan istilah dan persepsi tentang riba begitu mengental dan melekat di dunia Islam. Oleh
karena itu, terkesan seolah-olah doktrin riba adalah khas agama Islam. Akan tetapi menurut
seorang Muslim Amerika, Cyril Glasse, dalam buku ensiklopedinya, tidak diberlakukan di
negeri Islam modern manapun. Sementara itu, kebanyakan orang tidak mengetahui bahwa
di agama Kristen pun, selama satu melenium, riba adalah barang terlarang dalam
pandangan theolog, cendikiawan maupun menurut undang-undang yang ada.
Sedikit atau banyaknya riba, memang masih menjadi perdebatan, hal ini dikerenakan bahwa riba Jahiliyah yang dengan
jelas dilarangnya riba adalah yang berlipat ganda (ad'afan mudha'afah). Landasan dari riba dalam al-Qur'an surat al-Imran
ayat 130:
 
‫ﺔﻔﻌﻀﻣﺎﻔﻌﺿأ اﻮﺑﺮﻟاﻮﻠﻛﺄﺗﻻاﻮﻨﻣاء ﻦﻳﺬﻟاﺎﻬﻳﺄﻳ‬,‫نﻮﺤﻠﻔﺗ ﻢﻜﻠﻌﻟ ﷲاﻮﻘﺗاو‬
“Yā ayyuhallażīna āmanụ lā ta`kulur-ribā aḍ'āfam muḍā'afataw wattaqullāha la'allakum tufliḥụn”
Terjemahan:
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah
supaya kamu mendapatkan keberuntungan“

Tetapi bila ditinjau dari keseluruhan ayat-ayat riba, seperti al- Baqarah ayat 275 (mengharamkan riba), ayat 276 masih
dalam surat al-Baqarah menyatakan bahwa Allah menghapus keberkahan riba dan demikian pula dalam surat al-Baqarah
ayat 278-279, yang menegaskan tentang pelarangan riba, meskipun sedikit pengambilan bunga(tambahan) tersebut tetap
dilarang, hal ini menunjukkan bahwa tujuan ideal al-Qur'an adalah menghapus riba sampai membersihkan unsur-
unsurnya.
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai