SAIFURRAHMAN
RIBA (
y Bahasa
= Tambahan , karena salah satu perbuatan riba adalah meminta tambahan dari sesuatu yang dihutangkan. = Berkembang atau berbunga, karena salah satu perbuatan riba adalah membungakan harta atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain.
Istilah
Tambahan / kelebihan atas harta pokok / modal (Sayyid Sabiq, Fiqhus Sunnah). Setiap pinjaman yang disyaratkan sebelumnya tambahan adalah Riba (Yusuf Qardhawi, Fawaid al Bunuk Hiya ar Riba al-Haram).
Menurut syariah, riba berarti penambahan harta pokok tanpa adanya transaksi bisnis riel (Badr Ad Din Al Ayni: Umdatul Qari).
transaksi bisnis tanpa adanya iwadh (padanan yang dibenarkan syariah atas penambahan tersebut (Imam Sarakhsi: al Mabsut).
4
Istilah Teknis
Riba = pengambilan tambahan secara bathil,
baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam meminjam secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam (Lihat QS An Nisaa/4:29). Pengertian al-bathil dalam QS 4:29 adalah:
Pengertian secara bhs = tambahan, namun yang dimaksud riba dlm ayat tsb=setiap penambahan yang diambil tanpa adanya 1 transaksi pengganti/penyeimbang yang dibenarkan syariah (Ibnu Al Arabi al Maliki: Ahkamul Qur an).
5
Transaksi pengganti/penyeimbang adalah transaksi bisnis yang melegitimasi adanya penambahan tersebut secara adil, misal: Jual beli, sewa, bagi hasil proyek dll. Dalam jual beli si pembeli membayar harga atas harga imbalan barang yang diterimanya. Dalam sewa, si penyewa membayar upah sewa karena adanya manfaat sewa yang dinikmati, termasuk menurunnya nilai ekonomis mobil tsb karena penggunaan si penyewa. Dalam bagi hasil, para peserta berhak mendapatkan keuntungan karena karena di samping menyertakan modal juga turut serta menanggung kemungkinan resiko kerugian.
Dalam
transaksi simpan pinjam dana konvensional, si pemberi pinjaman mengambil tambahan dalam bentuk bunga tanpa adanya suatu penyeimbang yang diterima si peminjam kecuali kesempatan dan faktor waktu yang berjalan selama proses peminjaman tsb.Yang tidak adil disini adalah si peminjam diwajibkan untuk selalu, tidak boleh tidak, harus, mutlak, dan pasti untung dalam setiap penggunaan kesempatan tsb.
sendirinya, hanya dengan faktor waktu semata tanpa ada faktor orang yang menjalankan dan mengusahakannya. Bahkan ketika orang tersebut mengusahakannya ada 2 kemungkinan yaitu untung dan rugi.
Bunga sebagai penyimbang laju inflasi Bunga sebagai upah menunggu (Abstinence Concept) Nilai uang sekarang lebih kecil daripada nilai uang pada masa depan (Time Value of Money) Di zaman Nabi tidak ada bank, dan bank bukan Syakhsiyyah Mukallafah
10
Tahap Ketiga: Riba diharamkan dengan dikaitkan kepada suatu tambahan yang berlipat ganda. Berlipat ganda bukanlah merupakan syarat tetapi merupakan fenomena yang terjadi pada waktu itu sekaligus mengecam perbuatan tersebut (QS Al Imran/3:130). Tahap Keempat : Allah SWT dengan jelas dan tegas mengharamkan apapun jenis tambahan yang diambil dari pinjaman (QS Al Baqarah/2:278-279).
11
Tinggalkanlah 7 hal yang dapat membinasakan: Syirik kepada Allah, sihir , membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan hak, memakan riba, memakan harta anak yatim, melarikan diri waktu datang serangan musuh dan menuduh wanita mu min yang suci tetapi lalai (HR Bukhari Muslim)
12
Rasulullah
SAW mengutuk orang yang menerima riba, orang yang membayarnya dan orang yang mencatatnya dan 2 orang saksinya, kemudian Rasulullah bersabda: Mereka itu semuanya sama (HR Muslim).
13
MACAM-MACAM RIBA
Riba Fadl
Yaitu penukaran lebih dari satu barang sejenis yang disyaratkan oleh orang yang menukarkan. Contoh: Beras 1 Kg ditukar dengan 2 Kg beras.
14
Emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, tepung dengan tepung, kurma dengan kurma , garam dengan garam, harus (ditukar) dengan sama dan kontan. Barangsiapa memberi tambahan atau meminta tambahan, sesungguhnya ia telah berurusan dengan riba. Penerima dan pemberi sama-sama bersalah (HR Muslim).
15
Tetapi kalau jenisnya berbeda, maka jualah/ tukarlah sesuka-mu, asal secara kontan (HR Muslim). Riba Nasi ah
Yaitu pertambahan bersyarat yang diperoleh orang yang menghutangkan dari orang yang berhutang lantaran penangguhan.
16
makanan pokok, seperti beras, gandum, kurma dan jagung. Mata uang emas dan perak, baik itu dalam bentuk uang maupun dlm bentuk lainnya. Beberapa kaidah sehubungan dengan jenis barang ribawi:
Jual beli antara barang-barang ribawi sejenis
hendaklah sama jumlah dan kadarnya serta diserahkan ketika jual beli. Misalnya rupiah dengan rupiahhendaklah Rp 5.000 dengan Rp 5.000 dan diserahkan ketika tukar menukar.
17
Jual beli antara barang-barang ribawi yang berlainan jenis diperbolehkan untuk berbeda dalam jumlah atau kadarnya dengan syarat barang diserahkan pada saat akad jual beli, misalnya Rp 10.000 dengan 1 dolar AS. Jual beli barang ribawi dengan yang bukan ribawi tidak disyaratkan persamaan dalam jumlah maupun penyerahan pada saat akad., misalnya mata uang (emas) dengan pakaian. Jual beli antara barang-barang yang bukan ribawi diperbolehkan tanpa persamaan dan diserahkan pada waktu akad misalnya pakaian dengan televisi.
18
Emas dan perak merupakan bahan pokok uang untuk mendisiplinkan standar muamalah dan standar harga dalam pertukaran dan harga barang. Bahan makanan pokok (gandum,-kurma dll) merupakan bahan pangan pokok manusia. Jika terjadi riba pada kedua jenis tersebut akan menimbulkan kericuhan dalam muamalah manusia.
19
Investasi=kegiatan usaha yang mengandung resiko karena berhadapan dengan unsur ketidakpastian sehingga perolehan return-nya tidak pasti dan tidak tetap. Melakukan usaha yang produktif dan investasi= kegiatan yang sesuai dengan ajaran Islam. Membungakan uang adalah kegiatan usaha yang kurang mengandung resiko karena perolehan kembaliannya (return) berupa bunga yang relatif pasti dan tetap.
20
uang tidak boleh ada tambahan, kecuali dengan alasan yang pasti dan jelas seperti biaya materai, notaris dan studi kelayakan. Tambahan lainnya yang sifatnya tidak pasti dan tidak jelas, seperti inflasi dan defaluasi tidak diperbolehkan. Hutang yang terjadi krn pembiayaan pengadaan barang harus jelas dalam suatu kesatuan yang utuh (Harga Jual), terdiri dari harga pokok barang plus keuntungan yang disepakati, selamanya tidak boleh berubah naik, krn akan masuk kategori riba fadl.
21
dilarang sedangkan suku bunga yang wajar tidak dilarang. Kata berlipat ganda (QSAl Imran/3:130) bukan merupakan syarat hanya merupakan waqiatul ain suatu penjelasan atas peristiwa yang pernah terjadi di zaman Jahiliyyah, dan sekedar menunjukan betapa kejahatan yang mereka lakukan. Seluruh Ulama telah sepakat untuk mengharamkan riba, baik sedikit maupun banyak.
23
24