Anda di halaman 1dari 11

RIBA

KELOMPOK 2 – XI IPS 2

KAIYLA AMIRAH
RYAN FATHI
M. HANAN NUHI
TAZHAFINA KLARISA
WIJI NUR UTAMI
PENGERTIAN

Riba merupakan suatu kegiatan pengambilan nilai tambah yang


memberatkan dari sebuah akad perekonomian, seperti jual beli maupun
utang piutang. Riba juga merujuk pada kelebihan dari jumlah uang
pokok yang dipinjamkan oleh pemberi pinjaman ke orang yang
meminjam.

Dalam pengertian bahasa, riba memiliki arti “tambahan” atau dalam


bahasa Arab disebut sebagai azziyadah. Tambahan yang dimaksud
dalam pengertian riba adalah usaha haram yang merugikan salah satu
pihak dalam proses transaksi.
JENIS – JENIS RIBA

Secara garis besar macam-macam riba dibagi menjadi dua, yaitu


riba tentang piutang dan riba jual beli.

Riba hutang piutang terbagi lagi menjadi riba Qardh dan riba
Jahiliyah, sedangkan riba jual beli terbagi menjadi riba Fadhl dan
riba Nasi'ah.
RIBA
HUTANG PIUTANG
1. Riba Qardh

Adanya persyaratan kelebihan pengembalian pinjaman yang dilakukan


di awal akad perjanjian hutang-piutang oleh pemberi pinjaman ​
terhadap yang berhutang tanpa tahu untuk apa kelebihan tersebut
digunakan.

Contohnya seperti rentenir yang meminjamkan uang 10 juta kepada


peminjam, kemudian peminjam harus mengembalikan 11 juta tanpa
dijelaskan kelebihan dana tersebut untuk apa. Tambahan 1 juta pada
kasus inilah yang disebut sebagai riba qardh dan hanya akan
merugikan peminjam plus menguntungkan si rentenir.
RIBA
HUTANG PIUTANG
2. Riba Jahiliyah

Adanya tambahan nilai hutang karena adanya tambahan tempo


pembayaran hutang disebabkan peminjam tidak mampu membayar
hutang pada waktunya. Praktik riba seperti ini banyak diterapkan
pada masa jahiliyah.

Contoh adalah penggunaan kartu kredit. Saat pengguna kartu kredit


membeli barang senilai 1 juta dan tidak mampu membayar penuh
saat jatuh tempo, maka penguna diharuskan membayar bunga atas
tunggakan kartu kreditnya tersebut.
RIBA
JUAL BELI
1. Riba Fadhl

Riba Fadhl yaitu pertukaran antara barang-barang sejenis dengan


kadar atau takaran yang berbeda dan barang yang dipertukarkan
termasuk dalam jenis 'barang ribawi‘. Barang ribawi itu sendiri
disebutkan dalam hadits sebagai emas, perak, gandum, gandum
merah, garam, dan kurma.

Contoh praktik riba fadhl misalnya seseorang menukar 10 gram emas


(20 karat) dengan 11 gram emas (19 karat). Contoh lainnya 2 kilo
gandum berkualitas baik ditukar dengan 3 kilo gandum berkualitas
buruk.
RIBA
JUAL BELI
2. Riba Nasi’ah

Riba Nasi'ah yaitu penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis


barang ribawi dengan jenis barang ribawi lainnya. Riba ini mirip
dengan riba fadhl hanya saja ada perbedaan pada serah terima
barang jual beli.

Contohnya dua orang saling bertukar emas. Satu orang memiliki emas
24 karat ingin ditukar dengan emas 24 karat dengan timbangan yang
sama. Akan tetapi emas 24 karat yang satunya baru diserahkan satu
bulan setelah perjanjian transaksi disetujui masing-masing pihak
padahal harga emas bisa saja berubah sewaktu-waktu.
BAHAYA
PERILAKU RIBA
1. Pelaku diancam dengan siksa api neraka

2. Allah akan menghapus keberkahan untuk mereka para pelaku


riba
3. Penyebab krisis ekonomi
4. Retaknya hubungan persaudaraan
5. Pemicu kelebihan produksi
6. Harta yang disedekahkan tidak akan berkah
7. Kebiasaan orang Yahudi
8. Riba diperangi oleh Allah dan Rasul
DASAR HUKUM RIBA

Riba diharamkan dalam keadaan apapun dan dalam bentuk apapun.diharamkan


atas pemberian piutang dan juga atas orang yang berhutang darinya dengan
memberikan bunga baik yang berhutang itu adalah orang miskin atau orang kaya.
Berkaitan dengan hal tersebut,hukum riba telah dipertegas dala Al-Qur’an dan Al-
Hadist sebagai berikut :

Firman Allah dalam surah al-Baqarah ayat 278-279, “Hai orang-orang yang beriman
bertakwalah kepada Allah dan tingalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-
orang yang beriman. Jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka
permaklumkanlah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu
bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu, kami tidak menganiaya
dan tidak (pula) dianiaya”
DASAR HUKUM RIBA
Dalam surat Al Baqarah ayat 276 dan 278, Allah SWT menyatakan memusnahkan riba dan
memerintahkan untuk meninggalkan segala bentuk riba yang masih ada. Yang menjadi
tinjauan dalam ayat ini ialah periba itu hanya mencari keuntungan dengan jalan riba, dan
pembangkang sedekah mencari keuntungan dengan jalan tidak mau membayar sedekah.

Oleh karena itu Allah menyatakan riba itu menyebabkan kurangnya harta dan tidak
berkembangnya harta. Sedang sedekah sebaliknya, yakni dapat menyebabkan bertambah
dan berkembangnya harta.

Yang perlu digarisbawahi ialah bahwa jual beli tidak sama dengan riba, oleh karenanya
menjadi sangat penting untuk dapat membedakan antara riba dan perdagangan biasa. Bisa
jadi bahwa riba yang dimaksud dalam ayat-ayat tersebut adalah sebagaimana yang dipahami
saat Alquran diturunkan. Salah satunya adalah 'riba Al-Jahilliya', yaitu penambahan jumlah
hutang bagi peminjaman yang tidak dapat membayar pada saat jatuh tempo.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai