Anda di halaman 1dari 3

Macam-macam Riba dan Hukumnya

PENGERTIN RIBA

Riba merupakan suatu kegiatan pengambilan nilai tambah yang memberatkan dari sebuah akad
perekonomian, seperti jual beli maupun utang piutang. Riba juga merujuk pada kelebihan dari
jumlah uang pokok yang dipinjamkan oleh pemberi pinjaman ke orang yang meminjam. Dalam
pengertian bahasa, riba memiliki arti tambahan atau dalam bahasa Arab disebut sebagai
azziyadah. Tambahan yang dimaksud dalam pengertian riba adalah usaha haram yang merugikan
salah satu pihak dalam proses transaksi.

Menurut Tafsir at-Thabari, pengertian riba merujuk pada tradisi transaksi yang dilakukan oleh
masyarakat jahiliah. Adapun riba dalam transaksi jual beli bisa terjadi saat ada penjadwalan
kembali utang pembelian yang disertai dengan penetapan harga tambahan yang melebihi harga
yang disepakati.

Menurut Abdurrahman Al-Jaziri dalam kitab Al-Fiqh ala al-Madzahib al-Arba’ah, riba adalah
bertambahnya salah satu daru dua penukaran yang sejenis tanpa adanya imbalan untuk tambahan
ini. Sehingga para ulama semua sepakat bahwa riba merupakan suatu kegiatan yang haram.

Lantas, apa saja macam-macam riba dan bagaimana hukumnya? Berikut ulasannya:

Ada macam-macam riba, namun sebelum itu kita harus mengenal apa tiba itu. Riba adalah
penetapan bunga atau melebihkan jumlah pinjaman saat pengembalian berdasarkan presentase
dari jumlah pinjaman pokok yang dibebankan kepada peminjam.

Riba secara bahasa memiliki arti ziyadah atau tambahan. Adapun pengertian riba menurut Syekh
Abu Yahya Al-Anshary didefinisikan sebagai berikut, yang artinya:

"Riba adalah suatu akad pertukaran barang tertentu yang tidak diketahui padanannya menurut
timbangan syara’ yang terjadi saat akad berlangsung atau akibat adanya penundaan serah
terima barang baik terhadap kedua barang yang dipertukarkan atau salah satunya saja." (Syekh
Abu Yahya Zakaria Al-Anshary, Fathul Wahâb bi Syarhi Manhaji al-Thullâb)

MACAM-MACAM RIBA.

Macam-macam riba umumnya dibagi menjadi dua, yaitu riba tentang jual beli dan riba yang
terkait dengan utang piutang. Adapun riba tentang jual belu terbagi menjadi riba Fadhl dan riba
Nasi’ah.

Sedangkan riba utang piutang dibagi menjadi riba Qard dan riba Jahiliyah. Berikut ini macam-
macam riba berdasarkan pengertiannya:
1. Riba Jual Beli

Riba jual beli terbagi menjadi dua, yaitu riba Fadhl dan riba Nasi’ah. Adapun keduanya memiliki
pengertian sebagai berikut:

• Riba Fadhl

Riba Fadhl yaitu pertukaran antara barang-barang sejenis dengan kadar atau takaran yang
berbeda dan barang yang dipertukarkan termasuk dalam jenis 'barang ribawi

• Riba Nasi’ah

Riba Nasi’ah merupakan penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis barang ribawi dengan
jenis barang ribawi lainnya.

2. Riba Utang Piutang


Riba utang piutang terbagi menjadi 2 macam, yaitu riba Qard dan riba Jahiliyah.

• Riba Qard

Riba Qard yaitu suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang disyaratkan terhadap yang
berhutang.

• Riba Jahiliyah

Riba Jahiliyah yaitu utang yang dibayar lebih dari pokoknya, karena si peminjam tidak mampu
bayar utangnya pada waktu yang ditetapkan.

HUKUM RIBA

Para ulama telah bersepakat bahwa hukum riba adalah haram. Hal ini sebagaimana yang
termaktub dalam Alquran Surah Ali Imran ayat 130 sebagai berikut, artinya:

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan
bertakwalah kamu kepada Allah, supaya kamu mendapat keberuntungan," (Ali Imron ayat 130).

Dalam surah lain, Allah juga memperingatkan umat muslim agar menghindari riba. Sebagaimana
dalam salah satu surah Alquran berikut ini, Allah SWT berfirman, yang artinya:

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang
belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman," (Al Baqarah ayat 278).

Meskipun demikian, jual beli tidak sama dengan riba, oleh karena itu menjadi sangat penting
untuk membedakan antara riba dan perdagangan biasa. Hal ini sebagaimana dalam salah satu
surah Alquran berikut ini, yang artinya:
"Perumpamaan orang-orang yang memakan riba tidak berdiri kecuali seperti barang yang berdiri
yang kemudian dibanting oleh setan dengan suatu timpaan (barang yang dirasuki oleh setan).
Demikian itu, sebab sesungguhnya mereka telah berkata bahwa jual beli itu menyerupai riba.
Padahal, Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Maka, barangsiapa yang telah
datang padanya suatu nasihat (peringatan) dari Tuhannya, lalu mereka berhenti dari memungut
riba, maka baginya apa yang dulu ia pinjam, lalu mereka berserah diri kepada Allah. Dan
barangsiapa yang mengulangi mengambil riba, maka mereka berhak atas neraka. Mereka kekal
di dalamnya." (QS Al-Baqarah: 275).

Anda mungkin juga menyukai