Anda di halaman 1dari 14

Kelompok 6

Riba dan
Penyelesaiannya
Nama:-Arimby Putri
Fahrezi
(0502222164)

-Haidir Ali
(0502222149)

Matkul : Fiqih Muamalah


A. Pengertian Riba
Menurut bahasa Riba adalah “ Azziyadah” artinya bertambah. Riba adalah
penetepan bunga atau melebihkan jumlah pinjaman saat pengambilan berdasarkan
presentase tertentu dari jumlah pinjaman pokok yang dibebankan kepada peminjam.
Menurut ulama hanafiah, Riba adalah tambahan atas benda yang dihutangkan,
yang mana benda itu berbeda jenis dan dapat ditakar dan ditimbang atau tidak dapat
ditakar dan ditimbang, tetapi sejenis. Sedangkan Menurut mazhab syafi’i Riba adalah
perjanjian hutang untuk jangka waktu tertentu dengan tambahan pada waktu pelunasan
hutang, tanpa ada imbalan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa, Riba adalah pengambilan-pengambilan
tambahan, baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam meminjam secara batil /
bertentangan dengan prinsip syara’
B. Dasar Hukum Riba
Riba dalam isyarat islam secara tegas dinyatakan haram. Bahkan agama
melarang praktik tiba karena dapat menimbulkan dampak negatif bagi pemberi
dan penerima hutang. Riba juga dapat menimbulkan permusuhan antara kedua
belah pihak yang melakukan transaksi. Hukum haram dari riba berdasarkan dari
Al-quran dan Hadist
Berdasarkan Al-quran surah Al-Baqarah Ayat 278 :
ّ ِ ‫ّٰللاَ َوذَ ُر ْوا َما بَ ِق َي ِم َن‬
‫الزب ٰٓىا ا ِْن ُك ْنت ُ ْم ُّم ْؤ ِمنِ ْي َن‬ ‫يٰٓاَيُّ َها الَّ ِذ ْي َن ا َمنُىا اتَّقُىا ه‬
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan
tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang beriman,”
Berdasarkan Hadist Rasulullah
SAW. Bersabda, Artinya “ Dari jabir
Ra. Ia berkata: “Rasulullah Saw.
Telah melaknat orang-orang yang
memakan riba, orang yang menjadi
wakilnya (orang yang memberi
makan hasil riba), orang yang
menuliskan, orang yang
menyaksikan, (dan selanjutnya),
Nabi bersabda, mereka itu semua
sama saja.” (HR. Muttafaq Alaih)
Macam – Macam Riba

-> Riba Dain (Riba


01
dalam hutang piutang)
-> Riba Fadhl 02

-> Riba Nasi’ah


03
(Tempo)

-> Riba Yadh 04

05 -> Riba Qardh


1. Riba Dain (Riba Dalam Hutang Piutang)
Riba Dain disebut sebagai riba jahiliyah, sebab riba
jenis inilah yang terjadi pada jaman jahiliyah. Riba dain terdiri
dari 2 macam yaitu :
• Penambahan harta sebagai denda dari penambahan tempo
(bayar hutangnya atau tambah nominalnya dengan mundurnya
tempo).
• Pinjaman dengan bunga yang dipersyaratkan di awal akad.
Riba jenis ini yang sering terjadi pada bank-bank dengan
sistem konvensional yang terkenal di kalangan masyarakat
dengan istilah “ mengankkan uang”
2. Riba Fadhl

Riba Fadhl adalah adanya tafdhul (selisih


timbangan ) pada dua perkara yang diwajibkan secara
syari’I adanya tamatsul ( kesamaan timbangan /
ukuran) padanya. Riba jenis ini diistilahkan oleh ibnul
qayyim dengan riba khafi (samar), sebab riba ini
merupakan pintu menuju ruba nasi’ah. Riba ini terjadi
apabila melakukan tukar menukar dua barang yang
sama jenis, tetapi ukurannya berbeda dari syarat yang
telah disepakati. Perbedaan takaran tersebutlah yang
menjadi riba.
3. Riba Nasi’ah (Tempo)

Riba nasi’ah adalah adanya tempo pada perkara yang diwajibkan


secara syari’a adanya taqabuh (serah terima di tempat ). Riba ini diistilah kan
oleh Ibnul Qayyim dengan riba jali (jelas) dan para ulama sepakat tentng
keharaman riba jenis ini dengan dasar hadist Usamah bin Zaid diatas. Riba ini
terjadi saat transaksi jual beli. Jenis barang yang diperjual belikan dapat
sejenis ataupun tidak sejenis. Akan tetapi, ada penangguhan pembayaran yang
terjadi.
4. Riba Yadh

Riba yadh adalah riba yang terjadi pada jual


beli atau tukar menukar yang waktu penyerahan
barangnya ditunda. Riba yadh menghasilkan riba atau
nonribawi. Namun, serah terima barang yang
dilibatkan dalam transaksi mengalami penundaan
waktu.
5. Riba Qardh

Riba qardh adalah tambahan nilai


yang dihasilkan akibat dilakukannya
pengembalian pokok utang dengan beberapa
persyaratan dari pemberi utang. Riba ini
terjadi saat meminjamkan suatu barang
dengan syarat memberikan tambahan pada
saat pengembalian.
Cara Menghindari Riba

Dalam jual beli. Syarat jual beli agar


tidak menjadi riba yaitu, :
a. Menjual sesuatu yang sejenis ada Dalam kehidupan sosial :
tiga syarat, yaitu : • Membiasakan hidup hemat
• Serupa timbangan dan jenis • Menghindari kebiasaan berhutang
barangnya • Bekerjalah dengan sungguh-
• Terima dalam akad (ijab kabul) sungguh
sebelum meninggalkan majelis • Bila ingin berbisnis dan
akad. membutuhkan modal, maka bisa
b. Menjual sesuatu yang berlainan bekerja sama dengan bank yang
jenis ada dua syarat, yaitu : dikelola berdasarkan syariat
• Serah terima dalam akad sebelum islam.
meninggalkan majelis. .
Kesimpulan

Riba adalah hal yang diharamkan atau dilarang keras


dalam agama islam karena riba sendiri sangat merugikan bagi
orang berhutang. Riba juga disebut sebagai penggandaan secara
berlebihan sehingga laranan riba terdapat unsur eksploitasi
terhadap pihak lemah.
Riba sangat dilarang oleh agama islam karena riba dapat
menimbulkan dampak negatif bagi pemberi dan penerima hutang.
Riba dapat dihindari yaitu dengan kita membiasakan hidup hemat,
menghindari kebiasaan berhutang, dan memahami bahaya dari riba.
REFERENSI

-> Buku fiqih muamalah


01
kontemporer

-> Buku hadist-hadist


02
ekonomi

-> Buku tafsir ayat


03 ekonomi

Anda mungkin juga menyukai