Anda di halaman 1dari 2

Apa Itu Riba: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Hukumnya dalam Islam Kompas.

com - 10/03/2022,
21:12 WIB Bagikan: Komentar Riba adalah kelebihan dalam utang, hukum riba adalah haram,
apa itu riba? Lihat Foto Riba adalah kelebihan dalam utang, hukum riba adalah haram, apa itu
riba?(KOMPAS/HERU SRI KUMORO) Riba adalah kelebihan dalam utang, hukum riba adalah
haram, apa itu riba? Hukum riba adalah haram. Riba adalah sesuatu yang sudah dilarang sejak
lama dalam Islam. Apa itu riba? Riba adalah sesuatu yang dilarang dalam Islam, hukum riba
adalah sudah jelas haram. Apa itu riba? Penulis Muhammad Idris | Editor Muhammad Idris
KOMPAS.com - Riba adalah istilah yang barangkali sudah tak asing lagi di telinga. Dalam
hukum syariah Islam, hukum dari riba adalah haram. Apa itu riba dan bagaimana dalilnya? Riba
adalah istilah yang berasal dari Bahasa Arab yang berarti kelebihan atau tambahan. Namun
dalam konteks syariah Islam, arti riba adalah mengerucut pada kelebihan dari pokok utang.
Kelebihan dari pokok utang inilah yang membedakan riba dengan transaksi jual beli yang
dikenal dengan ribhun atau laba. Di mana kelebihan berasal dari selisih dalam jual beli. Riba
adalah bunga Sederhananya, riba adalah tambahan yang disyaratkan dan diterima pemberi
pinjaman sebagai imbalan dari peminjam utang. Sementara merujuk pada Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), istilah lain dari riba adalah bunga uang, lintah darat, atau rente. Baca juga:
Apa Itu Gharim dalam Golongan yang Berhak Menerima Zakat? Dalam transaksi bisnis
sekarang, riba adalah identik dengan bunga. Adapun besaran bunga tersebut mengacu pada suatu
persentase tertentu yang dibebankan kepada peminjam. Islam dengan tegas melarang umatnya
untuk melakukan transaksi jual-beli dan hutang piutang jika di dalamnya mengandung riba.
Larangan tersebut juga tertulis dalam beberapa ayat Al-Quran maupun hadits. Hukum riba
adalah haram Hukum riba adalah haram. Dikutip dari Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 1
Tahun 2004 tentang Bunga, riba adalah tambahan (ziyadah) tanpa imbalan yang terjadi karena
penangguhan dalam pembayaran yang diperjajikan sebelumnya. Riba jenis ini yang kemudian
disebut dengan riba nasi'ah. Sementara bunga adalah tambahan yang dikenakan dalam transaksi
pinjaman uang (qard) yang diperhitungkan dari pokok pinjaman tanpa mempertimbangkan
pemanfaatan atau hasil pokok tersebut, berdasarkan tempo waktu dan persentase di muka.
Hukum riba adalah haram. Riba adalah sesuatu yang sudah dilarang sejak lama dalam Islam. Apa
itu riba? Lihat Foto Hukum riba adalah haram. Riba adalah sesuatu yang sudah dilarang sejak
lama dalam Islam. Apa itu riba?(Dok Pemerintah Desa Cluring ) Baca juga: Apa Itu
Mudharabah: Definisi, Prinsip, Jenis, dan Contohnya Hukum bunga, menurut MUI, dinyatakan
memenuhi kriteria riba, yakni riba nasi'ah. Praktik pembungaan yang masuk kategori riba adalah
haram, baik yang dilakukan oleh bank, pasar modal, pegadaian, koperasi, dan lembaga keuangan
lainnya. Beberapa dalil yang digunakan MUI dalam pengharaman bunga sebagai riba adalah
Alquran Surat Al Imran ayat 130, hadits yang diriwayatkan Muslim dan hadits riwayat Ibnu
Majah. Selain itu, dalil yang digunakan MUI dalam pengharaman bunga bank sebagai riba
adalah pendapat ulama, antara lain Imam Nawawi (al-Majmu), Ibnu al-Araby (Ahkam Alquran),
al-Aini (Umdah al-Qari), dan Muhammad Abu Zahrah (Buhuts fi al-Riba). Menurut MUI, bunga
uang atas pinjaman (qardh) yang berlaku di atas lebih buruk dari riba adalah yang diharamkan
Allah SWT dalam Al Quran, karena dalam riba tambahan hanya dikenakan pada saat si
peminjam (berhutang) tidak mampu mengembalikan pinjaman pada saat jatuh tempo. Sedangkan
dalam sistem bunga tambahan sudah langsung dikenakan sejak terjadi transaksi. Baca juga:
Sering Dianggap Mata Uang Islam, dari Mana Asal Dinar dan Dirham? Jenis-jenis riba 1. Riba
fadhl Pada riba fadl, riba adalah kegiatan transaksi jual beli maupun pertukaran barang-barang
yang menghasilkan riba, namun dengan jumlah atau takaran berbeda. Contoh fadl riba adalah
menukar uang satu lembar pecahan Rp 100.000 dengan uang pecahan Rp 10.000 berjumlah 11
lembar alias nilainya Rp 110.000, sehingga ada kelebihan Rp 10.000. 2. Riba yad Pada jenis ini,
riba adalah hasil transaksi jual-beli dan juga penukaran barang yang menghasilkan riba maupun
non ribawi. Namun, waktu penerimaan serah terima kedua barang tersebut mengalami
penundaan. Contoh yad riba adalah ketika seorang membeli mobil secara tunai dihargai sebesar
Rp 100 juta, namun saat seorang memutuskan membelinya secara kredit harganya menjadi Rp
120 juta. 2. Riba nasi'ah Dalam nasi'ah, riba adalah kelebihan yang didapatkan dari proses
transaksi jual-beli dengan jangka waktu tertentu. Adapun transaksi tersebut menggunakan dua
jenis barang yang sama, namun terdapat waktu penangguhan dalam pembayarannya. Contoh
nasi'ah riba adalah seorang meminjamkan emas batangan kepada temannya, namun dia meminta
dikembalikan dengan uang tunai setahun mendatang. Namun karena harga emas naik di masa
depan, sang teman harus membayar dengan nilai lebih tinggi. 3. Riba qardh Pada jenis qardh,
riba adalah tambahan nilai yang dihasilkan akibat dilakukannya pengembalian pokok utang
dengan beberapa persyaratan dari pemberi utang. Contoh qard riba adalah ketika bank
memberikan pinjaman sebesar Rp 100 juta, kemudian nasabah atau debitur harus
mengembalikannya dengan bunga 12 persen dalam tempo angsuran 24 tahun. 4. Riba jahilliyah
Dalam jahiliyah, riba adalah tambahan atau kelebihan jumlah pelunasan utang yang telah
melebihi pokok pinjaman. Biasanya, hal ini terjadi akibat peminjam

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apa Itu Riba: Pengertian, Jenis, Contoh,
dan Hukumnya dalam Islam", Klik untuk baca:
https://money.kompas.com/read/2022/03/10/211250426/apa-itu-riba-pengertian-jenis-contoh-
dan-hukumnya-dalam-islam?page=all.
Penulis : Muhammad Idris
Editor : Muhammad Idris

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L

Anda mungkin juga menyukai