Anda di halaman 1dari 6

RIBA

DOSEN PEMBIMBING :

Yuhasnibar, M.Ag.

DISUSUN OLEH :

M.FAIZAL RIZKI RAMADHAN (200103007)

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

PRODI PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY

BANDA ACEH

2022
BAB I

A. Latar Belakang

Sebagai bagian dari hukum Islam yang mana merupakan suatu prinsip yang sangat besar
dan terdapat pijakan berupa keadilan dalam memperhatikan kemaslahatan manusia
seluruhnya. Berdasarkan prinsip-prinsip agung yang diuraikan dalam makalah ini, dapat
diketahui bahwa muamalah dalam jual beli tidak dapat dikeluarkan dari mubah kepada haram
kecuali jika ada sesuatu yang diperingatkan, misalnya karena menjurus kepada kezaliman
terhadap salah satu pihak, berupa riba, kedustaan, penipuan, dengan berbagai ragamnya,
ketidaktahuan dan pengecohan dengan segala jenisnya. Semua itu adalah contoh kedzaliman
terhadap salah satu pihak.

A. Tujuan
1. Pengertian Riba
2. Memahami hukum Riba
3. Dalil & Bukti larangan Riba
4. Jenis-jenis Riba dan contohnya
5. Manfaat diharamkannya Riba
6. Dapat menghindari Riba

BAB 2

PEMBAHASAN

A. RIBA
1. Pengertian Riba
Diantara akad jual beli yang dilarang dengan pelarangan yang kerasa antara lain adalah
Riba. Yang dalam hal ini Riba berarti (kelebihan atau tambahan). Secara bahasa maknanya
tambahan, tumbuh dan menjadi tinggi
Sedangkan menurut terminologi syara’, Riba berarti : Akad untuk satu ganti khusus
tanpa diketahui perbandingannya dalam penilaian syariat ketika berakad atau bersama
dengan mengakhirkan kedua ganti atau salah satunya.
Dengan demikian, Riba menurut istilah ahli fiqh adalah penambahan pada salah satu dari
dua ganti yang sejenis tanpa ada ganti dari tambahan ini. Tidak semua tambahan dianggap
riba, karena tambahan terkadang dihasilkan dalam sebuah perdagangan dan tidak ada riba
didalamnya hanya saja tambahan yang di istilahkan dengan nama Riba dan Al-Qur’an
datang menerangkan pengharamannya adalah tambahan yang diambil sebagai ganti dari
tempo

2. Hukum Riba

Dalam agama samawi Riba diharamkan karena banyak kemudaratannya karena Riba
hanya menguntungkan satu pihak yaitu pihak pemberi pinjaman sedangkan pihak penerima
pinjaman akan rugi jika tidak bisa membayar hutangnya sebelum jatuh tempo sebab
hutangnya peminjam bertambah seiring waktu karena riba yang memberatkan itu.

Allah SWT akan memerangi orang-orang yang melakukan Riba dan mengancam
memasukkan orang tersebut kedalam neraka, dan mereka kekal didalamnya sesuai dengan
firman-Nya di Al-Qur’an & Rasulallah SAW juga melaknat orang yang memakan riba dan
sejenisnya karena merugikan orang lain.

3. Dalil & Bukti Larangan Riba


a. Al-Qur’an
Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar harta manusia bertambah, maka
tidak bertambah dalam pandangan Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang
kamu maksudkan untuk memperoleh keridaan Allah, maka itulah orang-orang yang
melipatgandakan (pahalanya). (Q.S Ar-Rum : 39)

Karena kezaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan bagi mereka makanan yang baik-baik yang
(dahulu) pernah dihalalkan; dan karena mereka sering menghalangi (orang lain) dari jalan Allah, ( Q.S
An-Nisa : 160)

b. As-sunnah
Dalam hal ini dasar hukum Riba juga dijelaskan dalam sunnah yaitu :
1. Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah r.a
"Jauhi tujuh hal yang membinasakan! Para sahabat berkata, "Wahai, Rasulullah! apakah
itu? Beliau bersabda, "Syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah
tanpa haq, memakan harta riba, memakan harta anak yatim, lari dari medan perang dan
menuduh wanita beriman yang Ialai berzina" (Muttafaq 'alaih).

2. Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Jabir bin Abdullah


"Rasulullah ‫ ﷺ‬mengutuk orang yang makan harta riba, yang memberikan riba,
penulis transaksi riba dan kedua saksi transaksi riba. Mereka semuanya sama
(berdosa)." (HR Muslim).

\4. Jenis-Jenis Riba & contoh dikehidupan

Para ulama membagi riba menjadi 4 bagian yaitu :

• Riba Fadhl , yaitu tukar menukar dua barang yang sama jenisnya dengan kualitas
berbeda yang disyaratkan oleh orang yang menukarkan. Contoh : tukar menukar emas
dengan emas, perak dgn perak, beras dengan beras dan sebagainya.
• Riba Yad , yaitu berpisah dari tempat sebelum ditimbang dan diterima, maksudnya :
orang yang membeli suatu barang, kemudian sebelum ia menerima barang terseb t
dari si penjual, pembeli menjualnya kepada orang lain.Jual beli seperti ini tidak boleh,
karena jual beli masih dalam ikatan dengan orang pertama.
• Riba Nasi;ah, yaitu riba yang dikenakan kepada orang yang berhutang disebabkan
memperhitungkan waktu yang di tangguhkan, contoh : Aminah meminjam cincin 10
gram pada Ramian.Oleh Ramlan disyaratkan membayarnya tahun depan dengan
cincin emas sebesar 12 gram dan apa bila terlambat 1 tahun, maka tambahan 2 gram
lagi, menjadi 14 gram dan seterusnya.Ketentuan melambatkan pembayaran satu
tahun.
• Riba Qardh , yaitu meminjamkan sesuatu dengan syarat ada keuntungan atau
tambahan bagi orang ynag meminjami/mempiutangim. Contoh : Ahmad meminjam
sebesar Rp.25.000 kepada Adi. Adi mengharuskan kepada Ahmad mengembalikan
hutangnya kepada Adi sebesar Rp. 30.000 maka tambahan Rp.5.000 adalah Riba
Qardh.

5. Manfaat diharamkannya Riba

Semua ajaran agama, baik yang berupa perintah maupun larangan pasti memiliki manfaat
bagi manusia. Berikut manfaat diaharamkannya Riba

1. Selamat dari ancaman Allah SWT dan laknat Rasulallah SAW


2. Selamat dari sikat serakah atau tamak terhadap harta yang bukan hak nya
3. Terhindar dari perbnuatan aniaya karena memeras kaum lemah
4. Terhindar dari sikap hidup malas yang hanya mengharapkan bunga dari yang di
utangkan

6. Menghindari Riba

1. Mengetahui Bahaya Riba


Dengan mengetahui bahay Riba tersebut maka kita lebih mudah dalam
menghindarinya karena sudah mengetahui jenis-jenis riba dan contohnya seperti apa
2. Tidak bermudah-mudahan dalam berhutan
3. Sabar dan Tawakkal
Sikap sabar dalam menerima rizki yang diberikan Allah SWT dalam kehidupan kita
sangat diperlukan untuk dapat dihindari riba

BAB III

A. Kesimpulan

Riba dalam utang adalah tambahan atas utang, baik yang disepakati sejak awal atau pun yang
ditambahkan sebagai denda atas pelunasan yang tertunda. Riba utang ini bisa terjadi dalam qardh atau
pun selain qardh, seperti jual-belikredit. Semua bentuk riba dalam utang tergolongriba nasi’ahkarena
muncul akibat tempo(penundaan)

Anda mungkin juga menyukai