Anda di halaman 1dari 12

PENDEFENISIAN DALAM BAHASA LOGIKA

DAN HUKUM

Makalah ini dibuat untuk Memenuhi Tugas Kengiatan Terstruktur Mata kuliah
Logika dan Penalaran Hukum

Dosen Pengasuh :
Muhammad Habibi, S.H, M.Ag.

Disusun Oleh :
Ali Misran Pulungan : 200103018
Risky Ayu Astuty : 200103028
Muhammad Faizal Riski : 200103007

PRODI PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
BANDA ACEH 2022 M/1444 H
KATA PENGANTAR

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

‫لحمد هلل رب العالمين والصالة والسالم على أشرف األنبياء والمرسلين سيدنا محمد و على اله‬
‫ أشهد أن الاله إالهللا وأشهد أن محمد عبده و رسوله ال نبي بعده‬.‫وصحبه أجمعين‬

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta‘ala Tuhan
semesta alam, yang telah melimpahkan taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis sebagai
mahasiswa yang telah diberi tugas dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pendefenisian
Dalam Bahasa Logika dan Hukum ” dengan semaksimal mungkin yang bisa penulis rangkum.
Selawat dan salam semoga selalu terlimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw., beserta keluarga,
sahabat, dan umatnya yang setia hingga akhir zaman.

Makalah ini dibuat dengan maksud untuk memenuhi tugas kegiatan terstruktur dari
matakuliah Logika dan Penalaran Hukum, di mana dalam makalah ini akan membahas mengenai
segala sesuatu yang berkaitan dengan Pendepenisian Dalam Bahasa Logika dan Hukum dalam
matakuliah Logika dan Penalaran Hukum.

Ucapan terimakasih, penulis ucapkan kepada orangtua dan keluarga tercinta yang telah
membesarkan dan selalu mendoakan penulis sehingga dapat belajar sampai ke tingkat
universitas. Dan juga kepada dosen penulis yaitu Bapak Muhammad Habibi, S.H, M.Ag, selaku
pengasuh matakuliah Kajian Islam, karena telah memberikan tugas untuk membuat makalah
dengan judul yang sangat bagus dan begitu menarik yang berjudul Epistemologi Kajian Islam.

Terakhir, semoga dengan hasil usaha sederhana ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
Ámín Yá Rabbal ‘Alamín.

Banda Aceh, 12 Oktober 2022

Pemakalah
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah ...........................................................................................................3
B.Rumusan Masalah .....................................................................................................................3
C.Metode Penulisan......................................................................................................................3
D. Sistematika Pembahasan .........................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Defenisi ................................................................................................................5


B.Macam-Macam Defenisi ..........................................................................................................5
C. Tujuan Pendefenisian dalam Bahasa Logika dan Hukum ......................................................7
E. Cara Membuat Defenisi ..........................................................................................................9

BAB III PENUTUP

Kesimpulan ........................................................................................................................10
Saran ..................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap manusia menggunakan dalam suatu istilah, agar tidak terjadi


kesalahpahaman dapat memahami sesuatu, karena konsep pemikiran setiap orang akan
sama. Seperti halnya seorang ilmuan yang ditutut untuk mampu membuat suatu definisi
dari setiap konsep dan mampu bernalar dengan baik. Meskipun tidak disadari, definisi
belum mampu menampilkan sesuatu dengan sempurna sesuai dengan pengertian yang
dikandungnya.

Dan dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang membutuhkan adanya konsep


klasifikasi atau kategori, karena kita selalu bersinggungan dengan berbagai benda yang
berbeda. Sehingga tanpa adanya pengelompokan benda-benda, tidak dapat kita
bayangkan sulitnya kita menjalani kehidupan kita, karena setiap hal yang kita temui akan
menjadi masalah bagi kita.

Selain kedua hal tersebut manusia juga perlu untuk bernalar atau berlogika,
karena definisi hanya sebagai gerbang bagi kita untuk mengenal sebuah kesempurnaan
dalam berpikir dan menjelaskan. Namun logika tetap perlukan kita untuk mencapai
ketepatan dalam berpikir. Maka dari pada itu dalam makalah ini, kami akan menjelaskan
tentang maksud dan cakupan dari definisi, kategori dan hukum dasar logika.

B. Rumusan Masalah
a. Apa itu Definisi?
b. Apa saja macam-macam Definisi?
c. Apa tujuan Pendefenisian dalam Bahasa Logika dan Hukum?
d. Bagaimana cara membuat Definisi?

C. Metode Penulisan
Dalam menyusun makalah ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif.
Jenis penelitian ini hanya berbentuk kata-kata, yang dalam hal ini penulis tidak
menggunakan data berupa angka secara langsung. Kemudian dilanjutkan dengan metode
pengumpulan data yang penulis gunakan metode penelitian pustaka (Library Research),
maksudnya adalah penulis mengumpulkan data dengan cara membaca buku, jurnal, atau
bentuk karya ilmiah lainnya dan kemudian dituangkan dalam penulisan makalah ini.
D. Sistematika Pembahasan
Makalah ini akan diuraikan dalam tiga bab sebagai berikut: Bab satu
pendahuluan, yang memuat tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, metode
penulisan dan sistematika penulisan. Bab dua pembahasan, yaitu: Apa itu Definisi,
macam-macam definisi, tujuan pendefenisian, dan cara membuat definisi. Bab tiga
penutup, yaitu kesimpulan dan saran makalah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Definisi
Kata ‘definisi’ yang berasal dari kata latin „definitio’ punya arti „pembatasan‟. Definisi
mempunyai suatu tugas tertentu, yaitu menentukan batas suatu pengertian dengan tepat, jelas,
dan singkat. Apabila dinyatakan, definisi berarti suatu susunan kata yang tepat, jelas, dan
singkat untuk menentukan batas ‘pengertian’ tertentu, maka, pengertian yang tertentu itu
dapat dimengerti dengan jelas dan dapat dibedakan dari semua pengertian lainnya. Kursi
adalah, tempat duduk yang berkaki dan ada sandarannya‟.1

B. Macam-macam Definisi
1. Definisi Nominal
Definisi Nominal adalah definisi yang paling sederhana dan bersifat sementara,
karena memberi penjelasan etimologis atau memberi sinonim kepada istilah yang
dijelaskan.
Definisi Nominal dibedakan menjadi 2 yaitu:
a. Definisi Nominal Umum
Definisi nominal umum merupakan definisi yang pada umumnya diterima oleh
semua orang, yang memberi penjelasan mengenai suatu kata atau juga
ungkapandengan sesuatu yang sesuai dengan pemahaman umum.
Contoh: Istri adalah wanita yang sudah menikah
b. Definisi Nominal Khusus
Defenisi nominal khusus ini merupakan definisi yang memiliki sifat relatif
danseringkali juga subjektif. Oleh sebab itu, tidak berlaku umum, atau kendatipun
dikenal umum, kata atau juga ungkapan itu mempunyai arti yang berbeda-beda.
Contoh: Ungkapan kata “bebas” dan “gotong royong.

1 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung, 2003) hal, 8


2. Definisi Real
Definisi Real ini dianggap seperti dengan definisi analitis atau juga definisi
eksplikatif. Atau dengan kata lain definisi real adalah define hakiki.2
Definisi real tersebut dapat dibagi menjadi definisi esensial serta juga definisi
deskriptif.
a. Definisi Esensial
Definisi esensial ini merupakan definisi yang benar-benar sanggup
memberi pengertian yang hakiki mengenai sesuatu yang hendak
dijelaskan.
b. Definisi deskriptif
Definisi deskriptif merupakan suatu penjelasan yang mengacu pada
uraian mengenai ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh sesuatu yang dijelaskan itu.
3. Definisi Praktis
Definisi praktis adalah penjelasan tentang sesuatu istilah atau kata dari segi
manfaat dan tujuan yang hendak dicapai. Definisi ini ada tiga macam yaitu:
➢ Definisi operasional yaitu penjelasan suatu kata dengan cara menegaskan
langkah-langkah pengujian khusus yang harus dilaksanakan atau dengan metode
pengukuran serta menunjukkan bagaimana hasil yang dapat diamati.
• Operasional Kualitatif, berdasarkan isi atau kekuatan hal yang
diamati.Misalnya, magnet adalah logam yang dapat menarik gugusan besi
• Operasional kuantatif, berdasarkan banyak atau jumlah hal
yangdiamati. Misalnya, panjang adalah jumlah kali ukuran
standarmemenuhi jarak.
➢ Definisi fungsional, yakni penjelasan sesuatu hal dengan cara
menunjukkankegunaan atau tujuannya.Contoh: negara adalah persekutuan besar
yang bertujuan kesejahteraan bersama bersifat pragmatis.
➢ Definisi persuasif, yakni penjelasan yang menunjukkan sikap mendukung atau
tidak mendukung apa yang ditunjukkan oleh definiendum.Contoh: aborsi adalah
pembunuhan kejam atas makhluk manusia yang tidak bersalah; Aborsi adalah

2 Alex Lanur,Sistematika Logika,( Yogyakarta 1983), hal. 11


suatu prosedur operasi yang aman dan mantap sehingga seorang wanita
dibebaskan dari beban yang tidak diinginkan.
C. Aturan yang perlu ditepati dalam definisi
Ada beberapa aturan yang perlu kita perhatikan dalam depenisi sesuatu.
a). Definisi harus dapat dibolak balikkan dengan hal yang didefinisikan;artinya luas
keduanya adalah sama. Misalnya, ‘manusia’ adalah‘hewan yang beraka budi’
atau ‘hewan yang berakal budi’ adalah‘manusia’.
b). Definisi tidak boleh negatif, kalau dapat dirumuskan secara positif.Misalnya,
‘logika bukanlah suatu pengetahuan tentang barang-barangpurbakala’.
c). Apa yang didefinisikan tidak boleh masuk ke dalam definisi (circulusin definiendo’
Misal, ‘logika adalah pengetahuan yang menerangkanhukum logika’.
d). Definisi tidak boleh dinyatakan dalam bahasa yang kabur, kiasan atau mendua arti.

D. Tujuan Pendefenisian dalam Bahasa logika dan hukum.

a. Tujuan Definisi
Tujuan dari definisi sekiranya adalah untuk menghapus kata yang memiliki arti
yang sama, khususnya kata-kata, agar tidak terjadi kesalahan dalam berpikir atau
memahami atau sehingga tidak menimbulkan salah paham. Selain itudefinisi dibentuk
untuk memberi batasan-batasan makna tertentu dari kata atau term. Dalam dunia
ilmiah, definisi ditujukan untuk menjelaskan suatu hal agar tidak terjadi makna yang
bercampur aduk.3

b. Tujuan Bahasa
Tujuan Bahasa jika dilihat dari tujuan penggunaannya antara lain:
• Tujuan praktis, bahasa digunakan untuk komunikasi sehari-hari
• Tujuan aristik, bahasa yang dirangkai dengan sedemikian rupa sehingga
menjadi bahasa yang indah dan dapat digunakan untuk pemuas rasa estetis

3W. Pespoprodjo dan T. Gilareso. Logika Ilmu Menalar: Dasar-Dasar Berpikir Tertib, Logis, Kritis, Analitis,
Dialektis. Bandung: Pustaka Grafika, 2011.
• Tujuan pembelajaran, bahasa sebagai media utnuk mempelajari berbagai
ilmu pengetahuan baik dalam lingkup bahasa itu sendiri atau di luar
bahasa.

c. Tujuan logika
• Melatih manusia agar dapat berpikir secara kritis, rasional, lurus, tertib,
dan metodis.
• Melatih kemampuan manusia untuk berpikir secara cermat, abstrak, dan
objektif.
• Meningkatkan kemampuan manusia untuk melakukan analisis terhadap
suatu permasalahan.
• Meningkatkan kesadaran manusia akan pentingnya kebenaran sehingga
menghindari kesalahan dan kesesatan dalam berpikir.
• Membantu meningkatkan citra diri seseorang ketika dapat berpikir secara
rasional, kritis, lurus, tertib, dan metodis.

d. Tujuan Hukum
• Untuk menjamin kelangsungan keseimbangan dalam hubungan antara
anggota masyarakat, diperlukan peraturan hukum, di mana setiap
pelanggar hukum akan dikenai sanksi hukuman.
• Tujuan hukum adalah menjamin adanya kepastian hukum dalam
masyarakat dan hukum itu harus bersendikan pada keadilan, yaitu asas
keadilan dari masyarakat.
• Tujuan hukum adalah menjaga dan mencegah agar setiap orang tidak
menjadi hakim atas dirinya sendiri (eigenrichting is verboden), tidak
mengadili dan menjatuhi hukuman terhadap setiap pelanggaran hukum
terhadap dirinya. Namun tiap perkara, harus diselesaikan melalui proses
pengadilan dengan perantaraan hakim.
E. Cara Membuat Definisi
Membuat definisi adalah memberikan batasan pengertian pada sesuatu untuk
membedakannya dari sesuatu lainnya. tujuannya adalah agar tidak terjadi kesalah
pahaman, sesat pikir dan kesalahan analisis karena tidak adanya batasan yangjelas.
Membuat definisi berarti kita memberikan pengertian, batasan, atau bahkan karakteristik
khusus atas sesuatu (Definiendum). 4

4H. Mohammad Adib. Filsafat Ilmu: Ontologi, Epistemologi, dan Logika Pengetahuan. (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2011.), hal. 22.
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Dari penjelasan-penjelasan di atasdapat kita simpulkan bahwa kata ‘definisi’ yang
berasal dari kata latin ‘definitio’ punya arti ‘pembatasan’. Definisi mempunyai suatu
tugas tertentu, yaitu menentukan batas suatu pengertian dengan tepat, jelas, dan singkat.
Tujuan dari pembuatan definisi adalah untuk meningkatkan kosa kata, untuk
menghilangkan ambiguitas, untuk memperjelas arti, untuk memberikan penjelasan secara
teoritis, dan untuk mempengaruhi sikap orang lain. Secara garis besar, definisi dibagi
menjadi 3 yaitu: (1) definisi nominalis, (2) definisi realis, dan (3) definisi praktis. Yang
harus diperhatikan dalam membuat definisi antara lain, yakni: (1) definisi tidak boleh
terlalu luas atauterlalu sempit dari konotasi yang didefinisikan., (2) definisi tidak boleh
memakai penjelasan yang membingungkan, (3) definisi tidak boleh menggunakan kata
definiendum, dan (4) definisi tidak boleh menggunakan bentuk negative.

B. Saran
Dengan selesainya makalah ini, penulis berharap dapat memenuhi tugas logika
dan penalaran hukum. Penulis berharap makalah ini bisa menjadi sumber ilmu tambahan
khususnya di kalangan akademika. Penulis menyadari terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu kritik dan saran terbuka lebar utuk
memperbaiki makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, Bandung, 2003.

H. Mohammad Adib. Filsafat Ilmu: Ontologi, Epistemologi, dan Logika Pengetahuan.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.

W. Pespoprodjo dan T. Gilareso. Logika Ilmu Menalar: Dasar-Dasar Berpikir


Tertib, Logis, Kritis, Analitis, Dialektis. Bandung: Pustaka Grafika, 2011.

Anda mungkin juga menyukai