Anda di halaman 1dari 12

i

MAKALAH
“Konsep dan perm dalam ilmu mantiq”
(Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah ilmu mantiq)

Dosen Pengampu : prof.Dr. Afrizar M, M.Ag

Disusun Oleh :

Aliya Saida (12030323837)

STUDI AGAMA AGAMA / LOKAL 4

FAKULTAS USHULUDDIN
UIN SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2022
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan kita
banyak nikmat, Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep
dan Term dalam ilmu mantiq” ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Tak lupa pula
penulis haturkan shalawat serta salam kepada nabi Muhammad SAW.Semoga
syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari bapak Prof.Dr. Afrizar, M.Ag
pada mata kuliah ilmu mantiq di UIN SUSKA RIAU. Selain itu, penulis juga berharap
agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca mengenai Konsep dan Term
dalam ilmu mantiq.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak selaku dosen


mata kuliah ilmu mantiq. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan
dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis.

Pekanbaru, 4 April 2022

Penulis

ii
iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ........................................................................ i

DAFTAR ISI....................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN ................................................................. 1

A. Latar Belakang ...................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................... 2

BAB II : PEMBAHASAN .................................................................. 3

A. Konsep atau pengertian (Tashawwur )................................... 7


B. Term...................................................................................... 8

BAB III : PENUTUP .......................................................................... 11

A. Kesimupulan ......................................................................... 11
B. Kritik dan Saran .................................................................... 11

DAFTAR KEPUSTAKAAN .............................................................. 12

iii
iv

iv
5

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Akal manusia apabila menangkap sesuatu terwujud dengan membuat konsep


atau ide atau juga pengertian. Dengan demikian, buah atau hasil dari tangkapan akal
disebut dengan istilah “konsep”. Jadi ide dan konsep dalam logika adalah sama
artinya. Konsep atau ide atau juga pengertian adalah bersifat kerohanian dan dapat
diungkapkan ke dalam bentuk kata atau istilah atau juga beberapa kata. Ungkapan
pengertian dalam bentuk kata atau istilah disebut dengan “term”.
Term sebagai ungkapan konsep jika terdiri atas satu kata atau satu istilah maka
term itu dinamakan term sederhana atau term simpel, dan jika terdiri atas beberapa
kata maka term itu dinamakan term komposit atau term kompleks. Dan kata sebagai
suatu simbol untuk menyatakan konsep dibedakan antara dua macam, yaitu kata
kategorimatis dan kata sinkategorimatis.
Setiap term mempunyai konotasi atau isi. Konotasi adalah keseluruhan arti
yang dimaksudkan oleh suatu term, yaitu kesatuan antara unsur dasar atau term yang
lebih luas dengan sifat pembeda yang bersama-sama membentuk suatu pengertian.
Konotasi secara singkat dapat dinyatakan merupakan suatu uraian tentang pembatasan
arti atau definisi sehingga konotasi term adalah suatu definisi karena menunjukkan
genus (jenis) dengan sifat pembeda.
Setiap term mempunyai denotasi atau lingkungan. Denotasi adalah
keseluruhan hal yang ditunjuk oleh term atau keseluruhan hal sejauh mana term itu
dapat diterapkan. Denotasi atau lingkungan atau sering juga disebut dengan luas,
adalah mencakup semua hal yang dapat ditunjuk atau lingkungan yang dimaksudkan
oleh term.
Denotasi term ini menunjukkan adanya suatu himpunan karena sejumlah hal-
hal yang ditunjuk itu menjadi satu kesatuan dengan ciri tertentu (sifat-sifat tertentu).
Jadi, dengan adanya sifat-sifat yang diuraikan oleh konotasi (isi term) maka dapatlah
dihimpun beberapa hal tertentu menjadi satu kesatuan. Dan dengan menunjukkan
beberapa hal maka denotasi berhubungan dengan kuantitas.

5
6

A.Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan penulis bahas pada makalah kali ini,
diantaranya yakni :
1. Apa konsep atau pengertian ( tashawwur)?
2. Apa itu term dalam ilmu mantiq?

B. Tujuan
1. Untuk Menjelaskan konsep atau pengertian ( tashawwur).
2. Untuk Menjelaskan term dalam ilmu mantiq.

6
7

BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep atau Pengertian (Tashawwur).

“Konsep” adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa Latin conceptus yang
dibentuk dari kata conceptum yang berasal dari kata kerja concipio. Kata conceptus
berarti “serapan, bayangan dalam fikiran, pengertian dan tangkapan”. Kata “Konsep”
merupakan padanan kata Yunani íδέα (idea) atau εíδoς (eidos) yang berarti
“penglihatan, persepesi, bentuk, rupa, atau gambar”. Jadi, konsep atau idea memiliki
arti yang sama, yaitu gambar atau bayangan dalam fikiran yang merupakan hasil
tangkapan akal budi terhadap sesuatu entitas yang menjadi obyek pikiran. 1Dengan
kata lain, konsep adalah sesuatu yang abstrak, yang dihasilkan oleh pemikiran secara
bersahaja, tanpa memberi pernyataan positif atau negatif . 2
Konsep abstrak yang berada dalam pikiran tersebut, tidak dapat diketahui orang
lain kecuali dengan dinyatakan dalam isyarat atau tanda-tanda tertentu, seperti bahasa.
Dalam logika, yang dimaksud dengan bahasa adalah suatu sistem bunyi-bunyi yang
diartikulasikan dan dihasilkan dengan alat-alat bicara atau sistem kata-kata tertulis
sebagai lambang dari kata-kata yang diucapkan. Jadi dalam bahasa, konsep itu
lambangnya berupa kata-kata, yang disebut juga dengan istilah term. Kumpulan dari
beberapa term disebut dengan kalimat. Ilmu Mantiq atau proposisi. Jadi proposisi
adalah sebuah kalimat yang tersusun dari term-term.
Berdasarkan keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa berfikir dengan tepat
dan jelas menuntut pemakaian kata-kata yang tepat dan jelas pula. Maka, dalam usaha
menyelidiki dan membentuk asas-asas pemikiran dan penalaran yang lurus, tepat, dan
benar, seseorang harus mengetahui unsur-unsur pembentuk konsep yang merupakan
dasar dari penalaran, yaitu pembahasan tentang term, makna-makna, dan substansi
konsep atau definisi. 3

1
Jan Hendrik Rapar, Pengantar Logiika: Asas-Asas Penalaran Sistematis (Yogyakarta: Kanisius, 1998), 27.
2
‘Abd al-Lathîf Muhammad al-‘Abd, al-Tafkîr al-Manthiqi (Kairo: Dâr al-Nahdlah al-Arabiyyah, 1978), 25; Alex
Lanur, Logika Selayang Pandang (Yogyakarta: Kanisius, 1991), 14.
3
Zainul Kamal, Kritik Ibn Taimiyah, 20.

7
8

B.Term

Term adalah kata atau beberapa kata yang memiliki satu pengertian yang
membuat konsep menjadi nyata. Jadi term merupakan pernyataan lahiriah dari konsep
atau ide. Namun, tidak semua kata disebut sebagai term logika, hanya kata-kata yang
menyatakan konsep saja yang bisa disebut term logika. Selanjutnya pembahasan term
secara khusus tidak diperoleh secara langsung dari Aristoteles, para filosof muslimlah
(al-Fârâbi, Ibn Sînâ, al-Ghazâli, dan Ibn Rusyd) yang mengembangkannya sehingga
menjadi lebih sistematis. Peripatetik Muslim tersebut, membagi term menjadi lima
bagian:4

a.Signifikasi term atas makna

yaitu memahami sesuatu dari sesuatu yang lain atau memahami makna sesuatu
melalui term. Signifikasi term atas makna ini diklasifikasi menjadi tiga bentuk:

1) Signifikasi sempurna (al-dilâlah al-muthâbaqah)


yaitu term yang menunjukan makna dengan sempurna. Contoh
signifikasi term manusia atas hewan berfikir, artinya hewan berfikir
menunjukan pengertian yang sama dengan manusia.
2) Signifikasi inklusif (al-dilâlah al-tazhâmuniyyah)
yaitu term yang menunjukan bagian dari makna, seperti term rumah
yang menunjukan dinding atau pintu. Misalnya seseorang diminta
mengecat rumah, artinya hanya mengecat pintu atau dindingnya saja, tidak
lantas mengecat lantai, atap, dan isinya.
3) Signifikasi kelaziman (al-dilâlah al-iltizâmiyyah)
yaitu term yang menunjukan sesuatu yang di luar dari maknanya, tetapi
ini merupakan kelaziman yang tidak terpisahkan dari makna itu, seperti
signifikasi rumah atas dapur. Misalnya dikatakan memasak di rumah, ini
berarti memasak di dapur.5

4
Patrick J. Hurley, A Concise Introduction to Logic (California: Wadsorth Publishing company, 1985), 70-4.

5
Jamîl Shalîbâ, al-Mu’jam al-Falsafi jilid. 1 (Beirut: Dâr al-Kutub al-Libnan, 1978), 563; Abû Hâmid al-Ghazâli,
Mi’yâr al-Ilm (Kairo: Maktabah al-Jund, 1973), 32-3.

8
9

b. Term khusus dan umum.

Term khusus adalah term yang menunjukan satu obyek, individu, atau golongan
tertentu, seperti Jakarta, Merapi, Merbabu, dan Ahmad. Aristoteles menyebut term ini dengan
istilah al-juz’i. Sedangkan term umum adalah term yang mengacu kepada suatu himpunan
tanpa pembatasan kuantitas dan kualitas (berlaku umum). Misalnya manusia, binatang,
mahasiswa, tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya. 6 Selanjutnya, term umum dilihat dari
fungsinya, dibagi menjadi dua; pertama, term konotatif, yaitu term yang menunjukan bukan
arti sebenarnya (kiasan), seperti tangan panjang, besar kepala, dan sebaginya. Kedua, term
denotatif, yaitu term yang menunjukan suatu benda itu sendiri, seperti pencuri, sombong dan
sebagainya. 7

c. Term sederhana dan komplit.

Term sederhana adalah term yang hanya terdiri dari satu kata, seperti manusia, rumah,
ikan dan lainnya. Sedangkan term komposit adalah term yang terdiri dari satu kata atau lebih,
seperti ikan besar, orang saleh, dan lainnya.

d. Term dilihat sebagai sesuatu yang berdiri sendiri.

Term ini merupakan kata-kata yang telah memiliki pengertian tertentu sehingga dapat
digunakan sebagai term tanpa bantuan kata-kata yang lain, seperti filosof, guru, merah dan
sebagainya. Ditinjau dari isi yang terkandung dalam suatu term, maka term dibedakan
menjadi kategori-matis dan sinkategorimatis. Term yang pertama berarti term yang telah
memiliki pengertian tanpa bantuan kata-kata lain, seperti guru, filosof. Sedangkan term yang
kedua merupakan kebalikan dari term sinkate.

Adapun yang termasuk dalam term ilmu mantiq ini adalah:

1) Term kongkrit dan abstrak.

Term kongkrit adalah nama benda atau menunjukan suatu benda, obyek, seseorang,
realitas, dan apa saja yang memiliki eksistensi dan kualitas tertentu. Jadi sebuah kursi adalah
suatu benda yang memiliki beberapa kualitas, misalnya bentuknya, beratnya, rupanya, dan
sebagainya pada waktu tertentu, tempat tertentu, dan mempunyai hubungan dengan obyek
lain.

6
Jan Hendrik Rapar, Pengantar Logika, 31.
7
Burhanuddin Salam, Logika, 45

9
10

Adapun term abstrak adalah nama kualitas atau kumpulan kualitas yang dapat dibicarakan
terlepas dari hubungannya dengan suatu benda atau eksistensi tertentu pada suatu waktu dan
suatu tempat dalam hubungannya dengan benda-benda lain, misalnya persegi, putih, merah,
dan sebagainya.8

2) Term positif, negatif, dan privatif

Term positif adalah term yang menyatakan suatu benda atau atribut yang ada. Term
negatif adalah term yang menyatakan benda atau atribut yang tidak ada. Sedangkan term
privatif adalah term yang menyatakan atribut benda itu tidak ada pada saat sekarang, tetapi
mungkin ada pada waktu yang akan datang, seperti tuli, bisu, lumpuh, dan sebagainya. 9

3) Term absolut dan relatif.

Term absolut adalah nama suatu benda tau atribut yang dapat dipahami dengan sendirinya
tanpa dihubungkan dengan benda atau atribut lain, misalnya pohon, manusia, kuda, dan
lainnya. Sedangkan term relatif adalah term yang tidak pernah dapat dipahami dengan
sendirinya tanpa adanya hubungan dengan suatu benda atau kualitas yang lain, misalnya
suami, istri, kakak, dan sejenisnya.

e. Perbandingan jumlah term dengan jumlah makna.

Setiap term mempunyai ruang lingkup atau cakupan makna yang berbeda, dalam arti
tidak semua term sama luas cakupan gorimatis, yaitu kata-kata yang jika berdiri sendiri tidak
memiliki pengertian tertentu, seperti dari, kepada, dan, siapa, dan sejenisnya.10

makna term ini tergantung term tersebut dan juga kebiasaan dalam penggunaannya.
Selanjutnya, cakupan makna yang terkandung dalam term ini terbagi menjadi tiga klasifikasi,
yaitu; pertama, singular (syakhshiyyah), yaitu pengertian yang menunjukan individu atau
barang tertentu, seperti nama orang: “Muhammad” dan sesuatu yang ditunjuka dengan
khusus: “pohon itu”. Kedua, partikular (juz’iyyah), yaitu pengertian yang lebih luas dari
singular, tetapi tidak mencakup semua, hanya sebagian dari seluruhnya, misalnya beberapa
orang, kebanyakan orang, sebagian kecil, dan sejenisnya. Ketiga, universal (kulliyyah), yaitu
pengertian yang menunjukan seluruh lingkungannya dan mencakup semua bagian tanpa
terkecuali, misalnya semua manusia, seluruh hewan, semua mahluk, dan sejenisnya.

8
Burhanuddin Salam, Logika, 43-4.
9
Partap Sing Mehra dan Jazir Burhan, Pengantar Logika, 22.
10
Partap Sing Mehra dan Jazir Burhan, Pengantar Logika, 22.

10
11

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tashawwur adalah tercapainya suatu pemahaman makna secara langsung tanpa


disertai keputusan atau hukum yang mengikat terhadap pemahaman tersebut.
Konsep bisa juga di sebut gagasan merupakan salah satu proses pemikiran pemikiran
untuk sampai pada sustu kesimpulan sebagai pernyataan baru dari beberapa
pernyataan lain yang telah diketahui. Adapun konsep menurut bahasa adalah sebuah
kata yang berasa dari bahasa latin conceptus (kata benda masculinum) yang di bentuk
dari kata conceptum yang berasal dari kata kerja concipio berarti mengambil ke dalam
dirinya, menerima, mengisap, menampung, mnenyerap atau menagkap. Conceptus
berarti cerapan, bayangan dalam pikiran, oengertian dan tangkapan. Term sebagai
ungkapan konsep, jika terdiri atas satu kata atau satu istilah maka term itu dinamakan
term sederhana atau term simpel, dan jika terdiri atas beberapa kata maka term itu
dinamakan term komposit atau term kompleks.

B.Kritik dan Saran

Dan juga, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna ,
oleh sebab itu penulis masih memerlukan banyak masukan yang sifatnya membangun
untuk kesempurnaan makalah ini dan makalah-makalah yang akan datang.

11
12

DAFTAR PUSTAKA

Al – Abd al –lathif muhamad ,1978.al tafkir al –mantiq,kairo : dar al nahdlah al – arabiyyah

Partap sing mehra ,1994,pengantar logika,ponorogo:bina cipta.

Burhanuddin salam, 1988,logika formal,jakarta: bina aksa.

Jen hendrik rapat,1996,pengantar logika : asas- asas penalaran sistematis,yogyakarta


:kanisius.

Ibn tamiyah ,2006,polimik logika,jakarta: raja grafindo persada.

12

Anda mungkin juga menyukai