Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

FENOMENOLOGI AGAMA DAN STUDI AGAMA AGAMA

Dosen pengampu : Dr.Alpizar,M.Si

(Untuk memenuhi tugas kelompok fenomenlogi Agama)

DISUSUN OLEH

Dayana Husna (12030326373)

Uswatun Hasanah (12030321207)

PRODI STUDI AGAMA AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2022

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
DAFTAR
ISI......................................................................................................................................................
...........................................2

KATA
PENGANTAR..................................................................................................................................
...........................................3

BAB I
PENDAHULUAN............................................................................................................................
...........................................4

A. Latar
Belakang............................................................................................................................
...........................................4
B. Rumusan
Masalah.............................................................................................................................
..................................5
C. Tujuan
Masalah.............................................................................................................................
........................................5

BAB II
PEMBAHASAN...............................................................................................................................
.........................................6

A. Pengertian
Fenomenologi....................................................................................................................
......................6
B. Pengertian Studi Agama
Agama..........................................................................................................................8
C. Ruang Lingkup Fenomeno Dan Studi Agama-
Agama...................................................................9
D. Perbedaan Dan Persamaan Fenomenologi Dan Studi Agama-Agama......................12

2
BAB III PENUTUP
............................................................................................................................................................
..................13

A. Kesimpulan......................................................................................................................
....................................................13
B. Daftar
Keputskaan.......................................................................................................................
................................14

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan kita banyak nikmat,
nikmat yang tak terhingga banyaknya, Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Ritual Agama Sebagai Tindakan Simbolis Dalam Maysarakat” ini dengan baik dan
tepat pada waktunya. Tak lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada junjungan
Rasulullah Muhammad SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari bapak Dr. Alpizar, M.Si pada mata kuliah
Fenomenologi Agama di UIN SUSKA RIAU. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini
dapat menambah wawasan bagi pembaca mengenai Ritual Agama Sebagai Tindakan Simbolis
Dalam Maysarakat.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak selaku dosen mata kuliah
fenomenologi agama. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, masih
terdapat kekurangan dan kesalahan. Baik dalam pengejaan dan juga kesalahan – kesalahan lain.
Mengingat akan pengetahuan penulis yang masih terbatas. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik, saran dan masukan – masukan yang bersifat membangun untuk
memperbaiki makalah ini dan makalah – makalah yang akan datang.

Pekanbaru, 27 Maret 2022

Penulis

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Studi tentang agama mulai marak pada abad ke-18 ketika Max Muller menekankan
tentang studi agama yang deskriptif, pengetahuan yang objektif yang terbebas dari jerat
normativitas teologi dan filsafat. Studi ini pertama kali dikenal dikenal dalam bahasa
Jerman dengan sebutan religionswissenschaft yang kemudian diadopsi ke dalam bahasa
Inggris dengan menggunakan kata history of religion.
Dalam perkembangannya, studi agama mengalami akulturasi dengan pendekatan-
pendekatan lain baik yang bersifat sosial maupun filsafat. Pendekatan-pendekatan
tersebut digunakan untuk melihat agama secara lebih jauh dan mendalam.
Pendekatan antropologi-sosial agama lebih banyak membahas tentang upacara dan
tindakan masyarakat yang kemudian menjadi tradisi keagamaan secara menyeluruh.
Adapun psikologi agama adalah studi mengenai aspek psikologis dari agama, yaitu
penyelidikan mengenai peran religius dari budi. Sedangkan filsafat agama adalah refleksi
filosofis mengenai agama dengan menggunakan metode filsafat secara sistematis.
Adapun pendekatan yang sangat digemari oleh para pemuka agama sekarang adalah
teologi agama, yaitu studi tentang agama yang dilakukan dengan diskusi antar agama
sehingga diperoleh pengetahuan universal tentang agama.
Selain itu, ada pendekatan lain yang digunakan dalam studi agama, yaitu fenomenologi
agama. Pendekatan ini lebih mengarah pada refleksi seseorang atau sekelompok orang
dalam memahami agamanya. Refleksi ini terwujud dalam praktek keagamaan yang
dilakukan setiap harinya.

5
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Fenomenologi?
2. Pengertian Studi Agama-Agama?
3. Ruang Lingkup Fenomenologi Dan Studi Agama-Agama?
4. Perbedaan Dan Persamaan Fenomenologi Dan Studi Agama-Agama?
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk Mengetahui Pengertian Fenomenologi Agama
2. Untuk Mengetahui Pengertian Studi Agama-Agama
3. Untuk Mengetahui Ruang Lingkup Fenomenologi Agama Dan Studi Agama-Agama
4. Untuk Mengetahui Perbedaan Dan Persamaan Fenemenologi Dan Stdi Agama-Agama

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN FENOMENOLOGI AGAMA


Fenomenologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu phainomenon yang berarti gejala, dan
logos yang berarti refleksi atau ilmu. Fenomenologi bisa dimaknai ilmu tentang gejala.
Secara istilah fenomenologi adalah studi tentang cara-cara sebuah gejala mewujudkan
dirinya sendiri.
1
Adapun fenomenologi agama adalah studi tentang pendekatan agama dengan cara
membandingkan berbagai macam gejala dari bidang yang sama antara berbagai macam
agama. 2Fenomenologi agama juga berarti ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala
dalam agama agar bisa dipahami arti agama tersebut menurut penganutnya. 3Dalam
pengertian ini, fenomenologi agama adalah studi yang mempelajari praktek keagamaan
yang dilakukan oleh umat beragama agar bisa diketahui arti agama menurut penganut
agama tersebut.
Penerapan fenomenologi agama dimulai sejak Chantepie de la Saussaye (1848-1920)
menerapkan metode tersebut sebagai disiplin ilmu dalam studi agama. Penggunaan
metode ini digunakan sebagai perantara antara sejarah dan filsafat untuk mengumpulkan
dan mengelompokkan berbagai macam fenomena keagamaan. Sejarawan Itali Raffael
Pettazoni (1883-1959) ikut merumuskan metodologi dalam studi agama dalam dua cara,
yaitu sejarah dan fenomenologi. Sejarah mengungkapkan tentang apa yang terjadi dan
apa yang ada dibalik sebuah fakta, sedangkan fenomenologi mengungkapkan makna
dibalik peristiwa atau apa yang terjadi dalam praktek keagamaan tersebut.
4
Selain dua tokoh diatas, ada beberapa tokoh lain yang ikut meramaikan fenomenologi
agama, antara lain:
1. W.Brede Kristensen (1867-1953)
Kristensen adalah seorang spesialis dalam bidang Mesir dan agama-agama kuno yang
menggunakan metode fenomenologi dalam penelitiannya. Menurutnya, fenomenologi
1
Mariasusai Dhavanomy, Fenomenologi Agama terj. A. Sudiarja dkk. (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2001), hlm. 7.
2
Mariasusai Dhavanomy, Fenomenologi Agama terj. A. Sudiarja dkk. (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2001), hlm. 7.
3
Mochtar Effendy, Ensiklopedi Agama dan Filsafat (Palembang: Universitas Sriwijaya, 2001), edisi ke-2, hlm. 159.
4
The Encyclopedia of Religion (New York: Mcmillan, 1993), hlm. 276.

7
adalah sebuah pendekatan yang sistematis dan komparatif yang dijelaskan secara
deskriptif serta tidak bersifat normatif.5Kristensen berpendapat bahwa seorang
fenomenologis harus menerima keimanan penganut agama sebagai suatu realitas
keagamaan. Oleh karena itu, fenomenologis harus mengesampingkan pemikiran
pribadinya ketika berhadapan dengan umat beragama dan beranggapan bahwa umat
tersebut adalah orang yang benar.Dengan begitu fenomenologis bisa memahami apa
makna yang terkandung dalam praktek keagamaan yang sedang ditelitinya.6
2. Gerrardus Van Der Leeuw (1890-1950)
Beliau adalah seorang tokoh fenomenologi agama yang sangat terkenal. Banyak
karya tentang fenomenologi agama saat ini yang merupakan pengembangan dari hasil
pemikirannya. Menurut Eric J. Sharpe, pada tahun 1925 sampai tahun 1950, studi
fenomenologi agama banyak dikaitkan dengan nama Van Der Leeuw. Dalam
bukunya “Phanomenologie der Religion” ia menjelaskan tentang konsep pemahaman
(Varstehen) yang dipengaruhi oleh pemikiran tokoh hermeneutika Jerman Wilhem
Dilthey.7
Van der Leeuw menjelaskan fenomena sebagai sesuatu yang hadir, adanya hubungan
timbal-balik antara subjek dan objek yang mana esensi dari hubungan tersebut
mengungkapkan gejala pada seseorang. Menurutnya fenomenologi harus
digabungkan dengan penelitian sejarah agar didapatkan pemahaman yang tepat dan
memberikan data yang dibutuhkan kepada fenomenologis. Lebih lanjut ia
menjelaskan bahwa fenomenologi menjelaskan bagaimana seorang manusia
memperlakukan dirinya sendiri dalam hubungannya dengan kekuasaan.8
3. Friedrich Heiler (1892-1967)
Beliau adalah peneliti dalam bidang ibadah, kepribadian beragama, paham kegerejaan
dan kesatuan seluruh agama. Menurut Heiler fenomenologi bekerja dari luar menuju
inti dari agama. Walaupun banyak pendekatan yang bisa dipakai, sikap apriori harus
dihindari oleh seorang fenomenologis dan hanya menggunakan pendekatan yang
sesuai dan metode induksi. Seorang fenomenologis harus melatih rasa hormat,
5
The Encyclopedia of Religion (New York: Mcmillan, 1993), hlm. 276.
6
The Encyclopedia of Religion (New York: Mcmillan, 1993), hlm. 276.
7
The Encyclopedia of Religion (New York: Mcmillan, 1993), hlm. 277.
8
The Encyclopedia of Religion (New York: Mcmillan, 1993), hlm. 278.

8
toleransi dan pemahaman yang simpatik terhadap semua praktek keagamaan dan
kebenaran agama yang terlihat dalam data penelitian.
Dari beberapa tokoh di atas, dapat diketahui bahwa fenomenologi agama lebih
cenderung pada penelitian tentang praktek keagamaan dengan tujuan untuk
mengetahui rahasia dibalik praktek tersebut dan mengetahui apa makna agama dari
sudut pandang penganutnya. Metode ini bisa dilakukan dalam beberapa pendekatan,
bisa menggunakan pendekatan komparasi dan sistematik, pendekatan empirik,
pendekatan sejarah, maupun pendekatan deskriptif9.
B. PENGERTIAN STUDI AGAMA-AGAMA
Studi agama adalah suatu kajian sistematis dan metodologis terhadap agama-agama yang
ada sebagai kajian yang terbuka dan netral, studi agama mengkaji baik dari segi asal usul
keberadaannya sebagai suatu sistem keyakinan dan kepercayaan dalam konteks hubungan
antar agama.10 Menurut Prof. Dr Mukti Ali, beliau adalah salah satu pakar perbandingan
agama. Ilmu perbandingan agama adalah ilmu yang mempelajari tentang agama dan
gejala-gejala agama dari agama tersebut dengan hubungannya dengan agama lain. Ilmu
ini tidak hanya membahas perbandingan antara agama-agama. Selain itu juga melakukan
kajian historis, fenomenologis, atau secara umum melakukan kajian yang bersifat ilmiah
atau scienitific.11 Objek studi agama-agama adalah pengalaman agama-agama. Pangkal
tolaknya adalah asumsi bahwa pengalaman agama yang subjektif diobjektifkan kedalam
berbagai macam ekspresi, dan ekspresi-ekspresi ini mempunyai struktur positif yang
dapat dipelajari.
Pendapat lain tentang Ilmu Perbandingan Agama yang disampaikan oleh seorang
ilmuwan yang bernama Louis H. Jordan, bahwa ilmu yang didalamnya berisi
perbandingan asal-usul, struktur dan ciri-ciri dari semua agama-agama yang ada didunia
dengan tujuan mencari persamaan-persamaan dan perbedaan yang sebenarnya, sejauh
mana hubungan antara suatu agama dengan agama yang lain, dan superioritas dan
inverioritas yang relatif apabila dianggapkan sebagai tipe-tipe.12 Menurut friedrich Max
Muller dalam Introduction to the Science of Religion (1873) yang merupakan sebuah

9
The Encyclopedia of Religion (New York: Mcmillan, 1993), hlm. 278.
10
Metodologi studi agama agama,oleh ahmad zarkasi
11
Ali, Mukti “ilmu perbandingan agama di indonesia”. IAIN Sunan kalijaga press, yogyakata ;1988 hal :2
12
Adib Fuadi, Muhammad “Ilmu Perbadingan Agama”…hal :12

9
dokumen besar ilmu perbandingan agama yang berasal dari kalimat kalimat yang
diucapakan olehnya pada tanggal 19 februari 1870 di Royal Institution di london.
Menurutnya ilmu perbandingan agama adalah suatu ilmu yang membahas tentang agama
agama yang didasarkan kepada perbandingan yang tidak berat sebelah dan benar-benar
ilmiah.13Jika dilihat dari istilah pernamaan tentang ilmu ini, terdapat banyak istilah
diantaranya; Science of Religions, Religions Wissenschaft, Sejarah Agama, Ilmu
Perbandingan Agama selain itu ada juga yang menamakan Fenomenoli Agama.14
Dalam buku yang berjudul the History of Religion in America yang ditulis oleh Joseph
M. Kitagawa istilah History of Religion mempunyai banyak arti. Ada yang mengartikan
sebagai semacam perjalanan cooke dalam dunia agama agama, sebagian lain berpendapat
penggambaran atau pelukisan aneka macam aspek agama dengan menggunakan metode
perbandingan, bagi sementara lainnya istilah itu pada dasarnya merupakan disipin yang
historis, beranalogi kepada sejarah gereja, yang menggarap tidak hanya satu agama saja
tetapi menggarap sejumlah agama agama.15

C. RUANG LINGKUP
1. Fenomenologi Agama
Pendekatan frnomenologi yang bermula dari cara berfilsafat yang di dirikan oleh
Edmund Husserl kemudian hari di pergunakan pula dalam berbagai bidang disiplin
lain termasuk pula perbandingan agama. Joachim wach mengatakan bahwa
fenomenologi agama bertujuan memahami ide-ide, kegiatan, tingkah laku, dan
pranata-pranata keagamaan dengan menangkap maksudnya tanpa mendasarkan diri
pada teori-teori yang sudah di gunakan sebelumnya entah itu teori teologis, filosofis,
metafisis, atau psikologis.
Fenomenologi digunakan dalam bidang studi keagamaan untuk menunjukkan
pencarian pola pengalaman atau praktik keagamaan lintas tradisi (Gschwandtner,
2019). Pengalaman religious sebagai aspek utama studi fenomenologi agama telah
memberikan penggambaran orientasi iman atau kepercayaan pada objek yang diteliti

13
Romdhon ”Metodologi Ilmu Perbandingan Agama”. PT raja grafindo persada, jakarta, 1996. Hal: 23
14
Adib Fuadi, Muhammad “Ilmu Perbadingan Agama”…hal :12
15
Ibid. Hal 24

10
secara konsisten (Akhiyat, 2019). Pengalaman agama ini bersifat sangat subjektif dan
individual (Dudeket al., 2019). Seringkali, keyakinan juga bersifat kaku,dan menurut
deinisi, tidak dapat dibuktikan. Selain itu, pendekatan fenomenologi memandang
agama sebagai sesuatu yang memiliki komponen berbeda dan dipelajari dengan
cermat berdasarkan tradisi agama untuk mendapatkan pemahaman di dalamnya
(Akhiyat, 2019).

Fenomenologi agama juga menghadirkan studi tentang system keagamaan, ritual


keagamaan, sejarah agama, dan budaya masyarakat (Zaenuddin, 2018). Di sisi
lain,fenomenologi agama berkaitan dengan kesadaran yang memiliki tiga ruang
lingkup: 1) totalitas aliran kesadaran; 2) inner consciousness (kesadaran batin); dan 3)
keterlibatan mendalam (intensionalitas) (Umam, 2015).16
Pendekatan fenomenologi merupakan upaya membangun suatu metodologi yang
koheren bagi studi agama. Begitu juga fenomenologi lahir dan diterapkan dalam studi
agama sebagai suatu metode penelitian ilmiah yang ditawarkan dengan pendekatan-
pendekatan teologis. (Connolly, 1999).
Zaenuddin (2018) menggambarkan masyarakat Baduy yang tinggal di desa Kanekes,
Distrik Lauidmar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Dalam pemaparannya,
pendekatan fenomenologi agama digunakan untuk menyelidiki sistem keagamaan dan
ritual keagamaan Sunda Wiwitan secara sistematis dari perspektif fenomenologi
dengan ikut melihat aspek ideologis, politik, ekonomi, dan social. Hasilnya
menunjukkan bahwa komunitas Baduy telah bersyahadat, kemudian
mempraktekkannya dengan sikap asketis. Dengan keyakinan pada agama asli, mereka
memelihara dan melestarikan warisan leluhur atau dalam istilah disebut Sunda
karuhun. Ini menunjukkan bahwa iman dan ketaatan komunitas Baduy kepada Tuhan
diekspresikan melalui tindakan mereka untuk melindungi hutan, sungai, dan gunung-
bukan dengan menghafal atau menafsirkan tulisan suci. Sementara itu, ibadah ritual
dilakukan dengan bekerja di sawah sesuai aturan adat dan tabu agar panen berhasil
dan masyarakat sejahtera. Dengan demikian, Sunda Wiwitan dapat dipahami sebagai

16
ibid

11
agama fungsional dengan kearifan dan pengetahuan local yang memiliki kapasitas
untuk menjaga kaharmonisan alam dan social di desa Kanekes.
2. Studi Agama-Agama
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan; ruang bisa berarti sela-sela antara
dua (deret) tiang atau sela-sela antara empat tiang (di bawah kolong rumah).
Sedangkan lingkup bisa bermakna luasnya subyek yang tercakup 17 Dengan demikian
dapat dipahami bahwa ruang lingkup itu bisa berarti batasan pembahasan atau kajian.
Jadi ruang lingkup ilmu perbandingan agama adalah batasan kajian atau pembahasan
ilmu perbandingan agama.
Lebih konkrit A. Mukti Ali dalam bukunya menyebutkan bahwa ruang lingkup ilmu
perbandingan agama adalah :
1. Perbandingan agama meskipun membicarakan perbandingan, namun ia tidak
mengadakan perbandingan benar salahnya, melainkan yang dibicarakan pada
dasarnya sama saja, dalam hal ini harus berdasarkan obyektivitas.
2. Perbandingan agama tidaklah membahas atau membicarakan tentang kebenaran
dan ketidak benaran dari pada suatu agama yang ia teliti atau pelajari, dalam hal
ini semua agama menurut ilmu ini dinilai sama. Pembahasan tentang kebenaran
suatu agama adalah menjadi ruang lingkup pembahasan disiplin ilmu lain seperti
theologi atau filsafat agama.
3. Ilmu perbandingan agama tidak bertujuan untuk memberi atau menambah
keimanan seseorang yang menekuninya, sebab ia bukan theologi. Demikian juga
ilmu ini tidak berusaha untuk meyakinkan maksud agama seperti yang
diusahakan oleh penganut agama itu sendiri atau dengan kata lain bahwa orang
yang menyelidiki agama-agama guna membuat suatu perbandingan , tidaklah
berusaha untuk menjadi ulama dalam agama yang dipelajarinya.
4. Penyelidikan ilmu ini tidak hanya terbatas kepada pengumpulan fakta-fakta dan
data-data, tetapi juga membicarakan secara luas hal-hal seperti kitab suci,
lembaga agama, syari’at dan lainnya.18

17
https://saa.fai.um-surabaya.ac.id/pengertian-dan-ruang-lingkup-ilmu-perbandingan-agama/
18
ibid

12
D. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN FENOMENOLOGI AGAMA DAN STUDI
AGAMA-AGAMA
1. Persamaan
a) Sama- sama membahas tentang agama.
b) Sama- sama menganalisis suatu agama dengan cara terbuka.
c) Sama- sama membahas tentang persamaan dan perbedaan atau titik temu antara
semua agama.
d) fenomenologi agama merupakan salah satu disiplin keilmuan dan pendekatan
modern terhadap agama, studi agama melakukan kajian historis, fenomenologis,
juga pendeatan secara modern atau secara umum melakukan kajian yang bersifat
ilmiah atau scienitific.
e) Sama- sama melakukan pendekatan secara umum terhadap objek yang di teliti.
2. Perbedaan
a) Fenomenologi mengamati sebuah agama dengan cara deskriptif, sedangkan studi
agama mengamati agama dengan sistematis.
b) Fenomena mengkaji pengalaman individu ke indifidu, sedangkan studi agama
mengkaji yang bersifat umum.
c) Fenomenologi bersuber fari data yang kurang jelas, sedangkan studi agama
mempunyai sumber data yang jelas.

13
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Fenomenologi agama merupakan pendekatan sistematis dan kompratif yang mencoba
menggambarkan kesamaan-kesamaan yang terdapat dalam berbagai macam gejala.
Fenomenologi agama juga berarti ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala dalam agama
agar bisa dipahami arti agama tersebut menurut penganutnya. Dalam pengertian ini,
fenomenologi agama adalah studi yang mempelajari praktek keagamaan yang dilakukan
oleh umat beragama agar bisa diketahui arti agama menurut penganut agama tersebut.

Studi agama adalah suatu kajian sistematis dan metodologis terhadap agama-agama yang
ada sebagai kajian yang terbuka dan netral, studi agama mengkaji baik dari segi asal usul
keberadaannya sebagai suatu sistem keyakinan dan kepercayaan dalam konteks hubungan
antar agama. Studi Islam sangat dibutuhkan pada masa sekarang. Tujuan studi Islam adalah
untuk memahami dan mendalami serta membahas ajaran-ajaran Islam sebagai wacana
ilmiah yang dapat diterima oleh berbagai kalangan. Aspek-aspek sasaran studi Islam  yaitu
aspek keagamaan dan aspek sasaran keilmuwan.

B. SARAN
Sebagai seorang manusia tentunya mempunyai kelebihan dan kekurangan. Oleh sebab
itu, dalam memandang segala sesuatu penulis sarankan agar dengan hati yang jernih
sehingga mudah bagi kita menerima kebenaran, karena segala sesuatu mempunyai
manfaat. Dan juga, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
seperti kata pepatah tak ada gading yang tak retak, oleh sebab itu penulis masih
memerlukan banyak masukan yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah
ini dan makalah-makalah yang akan datang.

14
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Adib Fuadi, Muhammad “Ilmu Perbadingan Agama”…hal :12

Allen, D. (2005). phenomenology of religion. london : Routledge.

Ali, Abdul Mukti. Ilmu Perbandingan Agama di Indonesia. Bandung: Mizan, Cet. VIII,

1996.

Ali, Mukti “ilmu perbandingan agama di indonesia”. IAIN Sunan kalijaga press,
yogyakata ;1988 hal :2

Dr.Media zainul bahri,"wajah studi agama-agama",yogyakarta oktober 2015

Ibid

Ibid,hal 24

Mariasusai Dhavanomy, Fenomenologi Agama terj. A. Sudiarja dkk.(Yogyakarta: Penerbit


Kanisius, 2001)hlm.7.

Mariasusai Dhavanomy, Fenomenologi Agama terj. A. Sudiarja dkk.(Yogyakarta: Penerbit


Kanisius, 2001),hlm.8.

Metodologi studi agama agama,oleh ahmad zarkasi.

Mochtar Effendy, Ensiklopedi Agama dan Filsafat (Palembang: Universitas Sriwijaya, 2001),
edisi ke-2,hlm. 159.

Pendekatan fenomenologi dalam kajian agama,oleh nurma ali ridwan,peserta program doktor
universitas muhammadiyah yogyakarta.

Romdhon ”Metodologi Ilmu Perbandingan Agama”. PT raja grafindo persada, jakarta, 1996.
Hal: 23 zaenuddin hudi prasojo,2020,fenomenologi agama,Pontianak

The Encyclopedia of Religion (New York: Mcmillan, 1993), hlm. 276.

The Encyclopedia of Religion, hlm. 276.

The Encyclopedia of Religion, hlm. 276.

The Encyclopedia of Religion, hlm. 277.

The Encyclopedia of Religion, hlm. 278.

15
The Encyclopedia of Religion, hlm. 278.

https://saa.fai.um-surabaya.ac.id/pengertian-dan-ruang-lingkup-ilmu-perbandingan-agama/

https://seanochan.wordpress.com/2014/05/31/fenomenologi-agama/

https://seanochan.wordpress.com/2014/05/31/fenomenologi-agama/

16

Anda mungkin juga menyukai