Anda di halaman 1dari 16

MODEL PENELITIAN AGAMA

DISUSUN OLEH :

SITI RONDHIYAH
221250028

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE
2022

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, hidayah dan inayah Nya atas terselesaikannya tugas
makalah Hadis tentang Keutamaan Ikhlas Mencari Ilmu, Pengajar Boleh
Menerima Upah, dan Tidak Riya’ ini.
Shalawat beserta salam semoga tetap kepangkuan junjungan Rasulullah
Muhammad SAW. Sebagai pencerahan kehidupan umat manusia di jagat raya ini.
Amiin.
Setelah terselesainya tugas Hadist dengan judul: “Model Penelitian Agama”.
Penulis harapkan semoga karya tulis ini bermanfaat bagi mahasiswa dalam
mempelajari, menelaah dan memahaminya. Harapan kami, semoga makalah atau
resuman ini bisa membantu untuk pembelajaran kita semua sesuai dengan yang
diharapan. Amiin.
Pada akhirnya hanya kepada Allah SWT, penulis berlindung dan memohon
tumpahan rahmat-Nya. Amiin.
Wassalamu’alaikm Wr. Wb

Parepare, 1 Desember 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. Arti Penelitian Agama...................................................................................2
B. Perbedaan Penelitian Agama Dan Keagamaan.............................................4
C. Konstruksi Teori Penelitian Agama..............................................................6
D. Model-model Penelitian Agama...................................................................7
BAB III PENUTUP...............................................................................................13
A.Keimpulan......................................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebenarnya penelitian agama sudah dilakukan beberapa abad yang lalu,
namun hasil penelitiannya masih dalam bentuk aktual atau perbuatan saja belum
dijadikan sebagai ilmu. Setelah bertambahnya gejala-gejala agama yang berbentuk
sosial dan budaya , ternyata penelitian dapat di jadikan sebagai ilmu yang khusus
dalam rangka menyelidiki gejala-gejala agama tersebut. Perkembangan penelitian
agama pada saat ini sangatlah pesat karena tuntutan-tuntutan kehidupan sosial
yang selalu mengalami perubahan.Kajian-kajian agama memerlukan relevansi
dari kehidupan sosial berlangsung.Permasalahan-permasalahan seperti inilah yang
mendasari perkembangan penelitian-penelitian agama guna mencari relevansi
kehidupan sosial dan agama.
Dewasa ini penelitian agama diisi dengan penjelasan mengenai kedudukan
penelitian agama dalam konteks penelitian pada umumnya, elaborasi mengenai
penelitian agama dan penelitian keagamaan dan konstruksi teori penelitian
keagamaan.Dari beberapa penjelasan singkat tersebut maka pemakalah perlu
mengkaji secara rinci terhadap penjelasan tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Penelitian Agama dan Keagamaan ?
2. Bagaimana perbedaan antara penelitian agama dan penelitian keagamaan ?
3. Bagaimana konstruksi teori penelitian agama ?
4. Bagaimana bentuk model-model penelitian keagamaan itu ?

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Arti Penelitian Agama
1
Secara semantik, penelitian atau riset berasal dari kata reyang berarti
kembali dan to search yang berarti mencari, memahami, mengkaji, mencari
jawaban, dll.Riset juga bisa dimaknai sebagai upaya manusia untuk mencari
kebenaran atau yang di anggap disepakati sebagai kebenaran (tepat).Hillway
(1956) mengatakan bahwa penelitian adalah suatu metode studi yang dilakukan
seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu
masalah, sehingga di peroleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut.
Dengan demikian , research (riset) penyelidikan secara cermat dan sistematis
bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran terhadap
suatu persoalan.
Penelitian sebagai ilmu menggunakan metode ilmiah dalam arti penemuan,
pengembangan atau pengujian kebenaran dilakukan dengan cara mengumpulkan
dan menganalisis data (informasi) secara teliti, jelas, sistematik dan dapat
dipertanggungjawabkan secara epistemologis. Karena itu, kesahihan, validitas dan
realibitas antara pernyataan dan kenyataan, antara data dan fakta, dan antara emik
dan etik menjadi isu sentral dalam metode penelitian.
Atas dasar hal tersebut di atas menurut Wasito, metode penelitian
mempunyai ciri sebagai berikut : pertama, bersifat ilmiah, artinya harus melalui
prosedur yang sistematik dengan menggunakan pembuktian yang meyakinkan
berupa fakta yang diperoleh secara objektif (baik menurut subjek peneliti maupun
subjek yang diteliti) ; kedua, merupakan suatu proses yang berjalan terus menerus,
sebab hasil suatu penelitian selalu dapat disempurnakan lagi. Bahkan terhadap
kitab suci Al-Qur’an yang merupakan wahyu yang terakhir (final revelation) pun
harus diadakan penelitian ulang, misalnya menyangkut aspek kesejarahannya,
berbagai versi bacaannya, dan pemahaman kaum muslimin terhadapnya.
Konsep penelitian agama bisa menimbulkan beberapa pengertian.Pertama,
penelitian agama berarti mencari agama atau mencari kembali kebenaran suatu

2
agama atau dalam rangka menemukan agama yang di anggap paling benar.Dalam
pengertian ini, penelitian agama berarti mencari kebenaran substansi agama
sebagaimana dilakukan para nabi, pendiri, atau pembaru suatu
agama.Pengembaraan intelektual Ibrahim untuk mencari Tuhan yang bukan
buatan manusia (benda yang di Tuhankan), pencarian kebenaranoleh Budha
Gautama dan pencarian hadis yang benar oleh para ahli hadis adalah bagian dari
upaya manusia mencari agama yang benar.Pengertian ini bisa di persoalkan
karena dalam perspektif agama samawi, agama itu bukan hasil penelitian manusia,
melainkan given dari Tuhan melalui wahyu yang di terima para Rosul Nya.
Persoalan berikutnya adalah : Siapakah yang menentukan kebenaran ? Bukankah
agama itu sendiri sebuah kebenaran ? Bukankah meneliti itu terdorong oleh hasrat
yang normatif padahal agama adalah sumber segala norma ?Dengan berbagai
pertanyaan ini, dan mungkin alasan-alasan lainnya, sebagian ulama/tokoh agama
menolak gagasan penelitian agama.Bagi mereka, agama adalah realitas sosial
yang final, tidak perlu dipersoalkan lagi.Agama bagi mereka bukan untuk diteliti
melainkan untuk dipelajari, diambil barakah-nya dan hikmahnya, kemudian
diamalkan dan dipertahankan.
Kedua, penelitian agama berarti metode untuk mencari kebenaran agama
atau usaha untuk menemukan dan memahami kebenaran agama sebagai realitas
empiris dan bagaimana penyikapan terhadap realitas tersebut. Disini agama
sebagai subject mater atau sasaran penelitian. Secara metodelogis, agama
dijadikan sebagai fenomena yang riil, betapapun mungkin terasa agama itu abstrak
: metode studi Al-Qur’an (dirasah al-qur’an), metode studi hadis (dirasah al-
hadis), metode studi fiqih (ushul fiqih), filsafat agama, sejarah agama,
perbandingan agama, dan sebagainya. Dengan kata lain, metodelogi penelitian
agama dalam pengertian kedua ini adalah metode studi agama sebagai doktrin
yang melahirkan ilmu-ilmu keagamaan (religionwissenscaft). Penelitian agama
sebagai doktrin berfokus pada substansi ajaran agama yang didasari oleh
keyakinan atas kebenaran agama itu sendiri. Sebab, sebuah realitas sosial
dianggap sebagai norma-norma suci yang mengingat perilaku apabila norma itu
disakralkan dan diyakini dari Tuhan.

3
Ketiga, penelitian agama berarti meneliti fenomena sosial yang ditimbulkan
oleh agama dan penyikapan masyarakat terhadap agama.Yang pertama yaitu
fenomena sosial yang ditimbulkan oleh agama berupa struktur sosial, pranata
sosial, dan dinamika masyarakat. Agama yang memiliki dimensi
intelektual,spiritual,mistikal, dan institusional, menurut Abdullah adalah landasan
terbentuknya suatu “masyarakat kognitif”. Artinya, agama merupakan awal dari
terbentuknya suatu komunitas atau kesatuan hidup yang diikat oleh keyakinan
akan kebenaran hakiki yang sama, yang memungkinkan berlakunya suatu patokan
pengetahuan yang sama pula.
Dengan demikian, pengertian dari penelitian agama itu sendiri yaitu
pengkajian akademis terhadap agama sebagai realitas sosial, baik berupa teks,
pranata sosial yang lahir atau sebagai perwujudan kepercayaan suci. Dengan kata
lain, penelitian agama adalah pengkajian akademis terhadap ajaran dan
keberagamaan (religiosity).

B. Perbedaan Penelitian Agama Dan Keagamaan


2
Metode sering dikaitkan dengan kata-kata research atau penelitian,
pengumpulan data atau cara memperoleh informasi, analisis data atau pendekatan,
dan lain-lain lagi.
Penelitian adalah upaya mempelajari suatu masalah untuk menemukan
jawaban atas masalah tersebut serta prinsip-prinsip umum berdasarkan data-data
yang terkumpul.Penelitian ini bersifat sistematis, bersifat empiris, tekontrol, serta
objektif.Untuk melaksanakan penelitian diperlukan suatu langkah
penelitian.Langkah-langkah penelitian secara minimal dapat ditetapkan dalam
enam langkah. (1) Merumuskan permasalahan secara jelas; (2) Menentukan
sumber informasi, baik yang bersifat primer maupun yang bersifat sekunder; (3)
Mengumpulkan metode pengumpulan data dan cara memperoleh informasi; (4)
Melaksanakan penelitian; (5) Mengolah data; (6) Menuyusun laporan. Apabila

2
Suprayogo Imam, Metodelogi Penelitian Sosial-Agama, Bandung :PT REMAJA
ROSDAKARYA,2003

4
langkah-langkah penelitian ini telah dilalui secara prosedural, secara teoritis,
peneliti itu telah melakukan kegiatan secara ilmiah.
Agama merupakan salah satu aspek atau unsur kehidupan yang harus
dimiliki oleh manusia yang ada di dunia ini. Di dalam agama terdapat petunjuk
tentang bagaimana cara menjalin hubungan dengan tuhan, cara menjalin
hubungan dengan sesama manusia, dan cara menjalin hubungan dengan alam
yang kita tempati. Agama secara bahasa berasal dari kata sangkrit. Kata itu
tersusun dari dua kata, a artinya tidak dan gam artinya pergi, jadi agama artinya
tidak pergi, tetap ditempat, diwarisi secara turun temurun. Sedangkan secara
istilah, kaum agamawan mendifinisikan agama sebagai suatu peraturran Tuhan
yang mendorong jiwa seseorang yang mempunyai akal untuk memegang
peraturan Tuhan diatas pilihannya sendiri untuk mencapai kebaikan hidup dan
kebahagiaan di akhirat. 3
Sampai sekarang, istilah penelitian agama dan
penelitian keagamaan belum diberi batas yang tegas. Penggunaan istilah
penelitian agama sering juga dimaksudkan mencakup penelitian keagamaan dan
begitu sebaliknya, salah satu contoh yang diungkap oleh M.Atho Muzar adalah
pernyataan A. Mukti Ali yang ketika membuka program pelatihan agama (PLPA)
menggunakan kedua istilah tersebut dengan arti yang sama.
Atho Mudzar mengukip pendapat Middleton, guru besar antropologi di New
York University.Middleton berpendapat bahwa penelitian agama berbeda dengan
penelitian keagamaan.Penelitian agama lebih mengutamakan pada materi agama,
sehingga sasarannya terletak pada elemen pokok, yaitu ritus,mitos dan magic.
Sedangkan penelitian keagamaan lebih mengutamakan pada agama sebagai sistem
atau sistem keagamaan. M.Atho Mudzar mengutamakan bahwa untuk penelitian
agama yang sasarannya adalah agama sebagai doktrin, pintu bagi pengembangan
suatu metode penelitian tersendiri sudah terbuka dan sudah ada yang pernah
merintisnya. Sedangkan untuk penelitian keagamaan yang sasarannya agama
sebagai gejala sosial, kita tidak perlu membuat metodelogi penelitian sendiri.Ia
cukup meminjam metodelogi penelitian sosial yang telah ada.

3
Metodelogi Studi Islam.http://Andasayabisa.blogspot.com .20/06/12

5
Sedangkan menurut pandangan Juhaya S.Pratja, penelitian agama adalah
penelitian tentang asal-usul agama dan pemikiran serta pemahaman penganut
ajaran agama tersebut terhadap ajaran yang terkandung didalamnya.Dan penelitian
keagamaan adalah penelitian tentang praktik-praktik ajaran agama yang dilakukan
oleh manusia secara individual dan kolektif.

C. Konstruksi Teori Penelitian Agama


4
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, W.J.S.Poerwadarminta
mengartikan konstruksi sebagai cara membuat (menyusun) bangunan-bangunan
(jembatan dan sebagainya), dan dapat pula berarti susunan dan hubungan kata di
kalimat atau di kelompok kata. Sedangkan teori berarti pendapat yang
dikemukakan sebagai suatu keterangan mengenai suatu peristiwa (kejadian), dan
berarti pula asas-asas dan hukum-hukum umum yang dasar suatu kesenian atau
ilmu pengetahuan.Selain itu, teori dapat pula berarti pendapat, cara-cara, dan
aturan-aturan untuk melakukan sesuatu.
Selanjutnya, dalam ilmu penelitian teori-teori itu pada hakikatnya
merupakan pernyataan mengenai sebab akibat atau mengenai adanya suatu
hubungan positif antara gejala yang diteliti dari satu atau beberapa faktor tertentu
dalam masyarakat, misalnya kita ingin meneliti gejala bunuh diri.Emile Durkheim
(seorang ahli sosiologi Perancis kenamaan) mengatakan adanya hubungan positif
antara lemah dan kuat nya integrasi sosial dan gejala bunuh diri.Dari pengertian-
pengertian tersebut, kita dapat memperoleh suatu kesimpulan bahwa yang
dimaksud dengan konstruksi teori adalah susunan atau bangunan dari suatu
pendapat, asas-asas atau hukum-hukum mengenai sesuatu yang antara satu dengan
yang lainnya saling berkaitan, sehingga membentuk suatu bangunan.
Adapun penelitian berasal dari kata teliti yang artinya cermat, seksama,
pemeriksaan yang dilakukan secara seksama dan teliti, dan dapat pula berarti
penyelidikan.Tujuan pokok dari kegiatan penelitian ini adalah mencari kebenaran-
kebenaran objektif yang diperoleh tersebut kemudian digunakan sebagai dasar
atau landasan untuk pembaruan, perkembangan atau perbaikan dalam masalah-

4
Pengertian “Konstruksi Teori” Penelitian Agama.http://buanyakilmu.blogspot.com. 05/2009

6
masalah teoritis dan praktis bidang-bidang pengetahuan yang
bersangkutan.Dengan demikian, penelitian mengandung arti upaya menemukan
jawaban atas sejumlah masalah berdasarkan data-data yang terkumpul.
Berikutnya, sampailah kita kepada pengertian agama.Telah banyak ahli-ahli
ilmu pengetahuan seperti antropologi, psikologi, sosiologi, dan lainnya yang
mencoba mendefinisikan agama. R.R Maret salah seorang ahli antropologi
Inggris, menyatakan bahwa agama adalah yang paling sulit dari semua perkataan
untuk didefinisikan karena agama adalah yang paling sulit dari semua perkataan
untuk didefinisikan karena agama adalah menyangkut lebih dari pada hanya
pikiran, yaitu perasaan dan kemauan juga, dan dapat memanifestasikan dari
menurut segi-segi emosionalnya walaupun idenya kabur. Harun Nasution
menyebutkan adanya empat unsur penting yang terdapat dalam agama, yaitu : 1.)
unsur kekuatan gaib yang dapat mengambil bentuk dewa, tuhan, dan lainnya 2.)
unsur keyakinan manusia bahwa kesejahteraannya di dunia ini dan hidupnya di
akhirat nanti amat tergantung kepada adanya hubungan baik dengan kekuatan gaib
yang dimaksud 3.) unsur respond yang bersifat emosional dari manusia yang
dapat mengambil bentuk perasaan takut, cinta, dan sebagainya 4.)unsur paham
adanya yang kudus ( sacred) dan suci yang dapat mengambil bentuk kekuatan
gaib.

D. Model-model Penelitian Agama


5
Model-model penelitian keagamaan disesuaikan dengan perbedaan antara
penelitian agama dan penelitian hidup keagamaan.Djamari menjelaskan bahwa
kajian sosiologi agama adalah dengan menggunakan metode ilmiah. Pengumpulan
data dan metode yang digunakan antara lain :
1. Analisis Sejarah
Tujuan penelitian sejarah adalah untuk membuat rekonstruksi masa lampau
secara sistimatis dan obyektif ,dengan cara
mengumpulkan ,mengevaluasi,memverifikasi serta mensistematisasikan
bukti bukti untuk menegakan fakta dan memperoleh kesimpulan yang 

5
Risnaldi, Corak dan Model Keagamaan.http://risnaldisbkr.blogspot.com. 20/01/13

7
kuat.Penelitian ini memilki ciri”sbb:1.bergantung kepada daya yang
diobservasi orang lain daripada yang di observasi oleh peneliti
sendiri.2.Harus tertib,ketat,sistimatik dan tuntas  dan bukan sekedar
megkoleksi informasi-informasi yangtak layak,tak reliable danberat
sebelah .3.Bergantung pada data primer dan data skunder.,data primer
diperoleh dari sumber primer kejadian kejadian yang dituliskan. Sedangkan
data sekunder diperoleh dari sumber sekunder,yaitu peneliti melaporkan
hasil observasi orang lain yang satu kali atau lebih telah lepas dari kejadiaan
aslinya .4.Harus melakukan kritik ekternal dan kritik internal.Kritik ekternal
menanyakan apakah dokumenitu autentik atau tidak ,apakah data tersebut
akurat atau relevan;sedangkan kritik internal harus menguji motif,berat
sebelah dsb.
Dalam hal ini, sejarah hanya sebagai metode analisis atas dasar pemikiran
bahwa sejarah dapat menyajikan gambaran tentang unsur-unsur yang
mendukung timbulnya suatu lembaga, dan pendekatan sejarah bertujuan
untuk menemukan inti karakter agama dengan meneliti sumber klasik
sebelum dicampuri yang lain. Seperti halnya agama islam, sejarah mencatat
bahwa ia adalah agama yang diturunkan melalui Nabinya yaitu Muhammad
SAW berdasarkan kitab sucinya yaitu Al-qur’an yang ditulis dengan bahasa
arab. Islam diturunkan bukan untuk satu bangsa saja melainkan untuk
seluruh bangsa secara universal. Sedangkan agama lain ada yang hanya
diturunkan untuk satu bangsa saja yaitu untuk ras yahudi saja.
Pendekatan sejarah dalam memahami agama dapat membuktikan apakah
agama itu masih tetap pada orisinalitasnya seperti ketika ia baru muncul
atau sudah bergeser jauh dari prinsip-prinsip utamanya. Bila hal itu
dihubungkan dengan agama islam maka ia dapat dimasukkan pada kategori
agama yang bertahan konsisten dengan ajaran seperti pada masa awalnya.
Menurut ahli perbandingan agama seperti A. Mukti Ali, apabila kita ingin
memahami sebuah agama maka kita harus mengidentifikasi lima aspek yaitu
konsep ketuhanan, pembawa agama atau nabi, kitab suci, sejarah agama,
dan tokoh-tokoh terkemuka agama tersebut.

8
2. Analisis Lintas Budaya
Analisis lintas budaya bisa diartikan dengan ilmu antropologi, karena dilihat
dari definisi antropologi sendiri secara sederhana dapat dikatakan bahwa
antropologi mengkaji kebudayaan manusia.
Islam sebagai agama yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW sampai
saatnya kini telah melalui berbagai dimensi budaya dan adat-
istiadat.Masing-masing negeri memiliki corak budayanya masing-masing
dalam mengekspresikan agamanya. Karena itu dari segi antropologi kita
dapat memilah-milah mana bagian islam yang merupakan ajaran murni dan
mana ajaran islam yang bercorak lokal budaya setempat.
3. Eksperimen
Penelitian yang menggunakan eksperimen agak sulit dilakukan dalam
penelitian agama.Namun, dalam beberapa hal, eksperimen dapat dilakukan
dalam penelitian agama.Misalnya untuk mengevaluasi perbedaan hasil
belajar dari beberapa model pendidikan agama.Penelitian ini dilakukan
untuk menyelidiki kemungkinan sebab akibat dengan cara mengenakan
kepada satu atau lebih kelompok eksperimental dan memperbandingkan
hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenal
kondisi perlakuannya. Contohnya penelitian yang dilakukan untuk
menyelidiki pengaruh dua metode mengajar sejarah pada murid murid kelas
III SMA sebagai fungsi ukuran (besara dan kecil)dan taraf integensi
murid(tinggi,sedang dan rendah)dengan cara menempatkan guru secara
random (acak)berdasarkan intelegensi ,ukuran kelas dan metode
mengajar.Ciri-cirinya antara lain :
1.) Menuntut  pengaturan variabel dan kondisi kondisi ekperimental secara
tertib ketat, baik dengan kontrol maupun manipulasi langsung maupun
denganmenggunakan pengaturan secara acak.
2.) Secara khas menggunakan kelompok kontrol sebagai garis dasar untuk
membandingkan dengan kelompok - kelompok yang di kenal perlakuan
eksperimental.

9
4. Observasi Partisipatif
Dengan partisipasi dalam kelompok, peneliti dapat mengobservasi perilaku
orang-orang dalam konteks religius. Baik diketahui atau tidak oleh orang
yang sedang diobservasi. Dan diantara kelebihannya yaitu
memungkinkannya pengamatan simbolik antar anggota kelompok secara
mendalam.Adapun kelemahannya yaitu terbatasnya data pada kemampuan
observer.
5. Riset Survei dan Analisis Statistik
Penelitian survei dilakukan dengan penyusunan kuesioner, interview dengan
sampel dari suatu populasi. Sampel bisa berupa organisasi keagamaan atau
penduduk suatu kota atau desa. Prosedur penelitian ini dinilai sangat
berguna untuk memperlihatkan korelasi dari karakteristik keagamaan
tertentu dengan sikap sosial atau atribut keagamaan tertentu.
Penelitian survey dapat digunakan paling kurang untuk tujuh tujuan:
1.) Digunakan untuk maksud penjagaan (eksploratif)
2.) Untuk menggambarkan (deskriftif)
3.) Untuk penjelasan (explanatory)atau penegasan(conformatory) yakni
untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis.
4.) Untuk keperluan penilaian(evaluasi)
5.) Untuk prediksi atau meramalkan kejadian kejadian yang mungkin akan
timbul dimasa mendatang .
6.) Untuk digunakan sebagai bahan atau landasan bagi penelitian yang lebih
bersifat oprasional.
7.) Sebagai upaya untuk mengembangkan indiKator-indikator sosial.
6. Analisis Isi
Dengan metode ini, peneliti mencoba mencari keterangan dari tema-tema
agama, baik berupa tulisan, buku-buku khotbah, doktrin maupun deklarasi
teks, dan lainnya.
7. Penelitian Kasus dan Lapangan

10
Tujuan penelitian kasus dan penelitian lapangan adalah untuk mempelajari
secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi
lingkungan sesuatu unit sosisal, individu,kelompok,lembaga atau
masyarakat .Ciri-cirinya  antara lain :1.Penelitian kasus adalah penelitian
mendalam mengenai unit social tertentu yang hasilnya merupakan gambaran
yang lengkap dan terorganisasi dengan baik mengenai unit
tersebut ;2.Dibanding dengan studi survey yang cenderung meneliti
sejumlah kecil variabel  pada unit sampel yang besar,studi kasus cenderung
untuk meneliti jumlah unit yang kecil,tetapi mengenai variable-variabel dan
kondisi kondisi yang besar jumlahnya.
Penelitian penelitian sangat berguna terutama untuk informasi latarbelakang
guna perencanaan penelitian yang lebih besar dalam ilmu ilmu sosial.Data
yang diperoleh dari penelitian penelitian kasus memberikan contoh contoh
yang berguna untuk memberi ilustrasi mengenai penemuan- penemuan yang
digeneralisasi dengan statistic.
Adapun kelemahannya antara lain karena fokusnya terbatas pada unit- unit
yang sedikit jumlahnya,penelitian kasus itu terbatas sifat representatifnya .
Studi ini tidak memungkinkan generalisasi pada populasinya,sebelum
penelitian lanjutan  yang berfokus pada hipotesis-hipotesis  tertentu dan
mengunakan sampel yang layak selesai dikerjakan.
8. Penelitian korelasional (correlational  research).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi
pada suatu faktor  berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih
faktor lain berdasarkan koefiensi korelasi.Diantara contoh penelitian
korelasional ini adalah studi yang mempelajari saling hubungan antara
skortes masuk perguruan tinggi dengan indeks prestasi ,serta studi untuk
meramalkan keberhasilan belajar berdasarkan atas skor pada tes bakat.Ciri-
cirinya antara lain :
1.)Cocok dilakukan bila variable variable yang diteliti rumit dan /atau tidak
dapat diteliti dengan metode eksperimental atau tidak dapat
dimanipulasiakan .

11
2.)Studi macam ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan
saling hubungannya secara serentak dalam keadaan realistiknya.
9. Grounded research.
Jika penelitian survey sebagaimana diatas merupakan pendekatan
kuantitatif,titk berat grounded research adalah pada pendekatan
kualitatif.Pada penelitian ini data dikumpulkan dengan menggunakan
wawancara bebas dimana para penelitian tidak memulai penelitiannya 
dengan teori atau hipotesis yang akan diuji melainkan bertolak dari data
yang dikumpulkan .Berkenaan dengan penelitian ini Glaser dan
strauss(1967)mengatakan bahwa grounded research merupakan reaksi yang
tajam dan sekaligus menyajikan jalan keluar dari “stagnasi teori” dalam
ilmu ilmu sosial ,dengan menitik beratkan pada sosiologi.

12
BAB III
PENUTUP

A.Keimpulan
Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan:
1. Penelitian Agama berarti menempatkan Agama sebagi objek penelitian
2. Perbedaan antara penelitian Agama dan keagamaan adalah objek
penelitiannya.Penelitian Agama mengkaji Agama sebagai doktrin
sedangkan penelitian keagamaan objek penelitian yang dikaji adalah
Agama sebagai gejala sosial.
3. Teori dalam konstruksi penelitian keAgamaan diantaranya Teori
perubahan sosial, Teori struktural-fungsional, Teori antropologi dan
sosiologi Agama, Teori budaya dan tafsir budaya simbolik, Teori
pertukaran sosial, Teori sikap.
4. Model-model penelitian keagamaan diantaranya adalah Analisis Sejarah,
Analisis Lintas Budaya, Eksperimen, Observasi Partisipatif, Riset Survey
dan Analisis Statistik, Analisis Isi
Demikian makalah ini kami susun, kami menyadari bahwa makalah kami
masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi tulisan maupun kesempurnaan, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan agar menjadi
lebih baik kedepannya.

13

Anda mungkin juga menyukai