Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PERBEDAAN IPA THEOLOGI DAN FILSAFAT AGAMA

Disusun Oleh:
Nurhidayah Munthe

Dosen pembimbing
Ahmadi Ritonga S.Thi.,M.Ag

UNIVERSITAS AL-WASHLIYAH LABUHANBATU


FAKULTAS AGAMA ISLAM
PRODI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya hanturkan kepada Allah SWT sholawat berangkaikan salam tidak lupa kita hadiahkan
kepada junjungan nabi besar Muhammad Saw berkat Rahmat karunia-Nya saya dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya.

Penulisan makalah ini adalah sebuah tugas dari dosen perbandingan agama yang di Bimbing oleh Bapak
Ahmadi Ritonga S.Thi.,M.Ag. Tujuan makalah ini dibuat adalah seperti melatih penulis agar mampu
menyusun tulisan ilmiah yang benar, memperluas wawasan dan pengetahuan bagi penulis dan
pembacanya, memberi sumbangan pemikiran, atau mendukung perkembangan konsep keilmuan maupun
pemecahan masalah.Agar mahasiswa dapat berguna bagi agama,bangsa,dan negara.

Demikian,semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi penyusun sendiri
umumnya bagi pembaca makalah ini, Terimakasih.

Rantauprapat, September 2022

Nurhidayah Munthe
DAFTAR ISI

JUDUL........................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii

KATA PENGANTAR............................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................1

A.LATAR BELAKANG.............................................................................................................1

B.RUMUSAN MASALAH...........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 2

A.PENGERTIAN IPA THEOLOGI DAN FILSAFAT AGAMA......................................................3

B.PERBEDAAN PERBANDINGAN AGAMA THEOLOGI DAN FILSAFAT AGAMA....................................4

C.METODE PERBANDINGAN AGAMA DENGAN ILMU LAIN..................................................6

D.FAEDAH MEMPELAJARI ILMU PERBANDINGAN AGAMA...............................................8

E.ALIRAN DALAM ILMU PERBANDINGAN AGAMA............................................................9

F.MANFAAT ILMU PERBANDINGAN AGAMA.................................................................10

BAB III PENUTUP........................................................................................................................11

A. KESIMPULAN.......................................................................................................12

B. KRITIK/SARAN...............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Belakangan ini banyak sekali terjadi kesalahpahaman dari definisi perbandingan agama banyak orang
mengira bahwa perbandingan agama adalah ilmu yang membeda- beda kan agama ataupun menjelek
jelek kan agama lain. Karena sering terjadi kesalahpahaman ini maka ilmu perbandingan agama sekarang
sering disebut studi agama.
Studi agama pasti berkaitan dengan teologi dan filsafat islam, ketiga nya sama membahas tentang agama.
Sebagaimana dengan teologi dan filsafat islam, teologi lebih mempelajari ke tuhanan sedangkan filsafat
islam lebih mecari dan mencari kebenaran dari agama islam. Ketiganya mempunyai titik pembahasan yang
sama. Lalu bagaimanakah perbedaannya ?.
Maka makalah ini akan memecahkan berbagai pertanyaan yang timbul dari ilmu perbandingan agama,
teologi dan filsafat islam.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari Ilmu Perbandingan Agama, Teologi dan Filsafat Agama ?
2. Apa perbedaan dari Ilmu Perbandingan Agama, Teologi dan Filsafat Agama ?
3. Apa faedah dari kita mempelajari Ilmu Perbandingan Agama ?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu Perbandingan Agama Teologi dan filsafat Agama

Pada tahun 60 an dan 70 an abad ke 19 studi agama agama untuk pertama kalinya mulai memperoleh
perhatian yang luas dan sungguh sungguh. Tapi munculnya telah didahului menurut proses yang telah
berlangsung berabad abad, proses ini dapat dianggap sebagai kejadian terdahulu ilmu perbandingan
agama yang beraneka ragam.

Dikalangan bangsa Yunani dan Romawi kuno, rasa tertarik terhadap agama agama bukan agamanya sudah
dapat ditemukan. Adanya sikap kritis atas bentuk bentuk agama yang dipelajari, ada usaha mencatat dan
mendiskripsikan apa apa yang dilihat, didengar, dan dialami dan ada usaha untuk membandingkan dan
pemikiran yang umum diterima ketika itu, sikap kritis ini misalnya dapat ditemukan di kalangan pada
filosof pada abad ke 6 SM. Antara 1859 hingga 1869 terlihat perkembangan yang sangat cepat dalam
bidang studi agama-agama. Perkembangan perkembangan yang terjadi selama decade tersebut muncul
dimulai dengan terbitnya buku Darwin, The Crigin of Spesies. Salah satu latar belakang kelahiran ilmu
perbandingan agama ialah konflik antar agama di satu pihak dan ilmu pengetahuan, agama adalah sesuatu
yang tidak dapat berubah, bersifat abadi, dan diberikan sekali untuk selamanya sedangkan ilmu
pengetahuan sebaliknya.

Ilmu Perbandingan Agama modern sudah dimulai oleh Max Muller, lebih kurang satu abad yang lampau,
tahun 1856, terbit bukunya yang pertama comperative mytology dan pada tahun 1870 menyusul
diterbitkan Introduction to the science of Religions. Penerbitan buku-buku itu bersamaan dengan
pemberian kuliah yang berjudul asal usul dan pertumbuhan Agama sebagaimana digambarkan oleh agama
india di tahun 1878.

Babak awal dimulai dengan antusias yang sangat kuat, keinginan sungguh sungguh untuk memahami
agama lain, dan oleh kebutuhan yang bersifat spekulatif. Pada akhir abad pertengahan abad ke -19, sudah
menjadi kebiasaan menyebut Max Muller sebagai pencetus dan pendiri bidang studi agama, Nama ilmu
perbandingan agama, oleh Max Muller maksudnya ingin menekankan bahwa ilmu baru ini terlepas dari
filsafat Agama dan terutama terlepas dari ilmu teologi.

Perbandingan Agama adalah ilmu yang mempelajari asal-usul, ciri-ciri dan struktur asasi agama-agama
dengan maksud untuk menentukan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaannya yang
sebenarnya serta sejauh mana hubungan agama yang satu dengan agama yang lain sehingga dapat
diungkapkan hakikat dan pentingnya agama bagi pemeluknya masing-masing.

Teologi secara leksikal terdiri dari dua kata, yaitu “theos” yang berarti Tuhan dan “Logos” yang berarti Ilmu
(Hanafi, 1998:11). Jadi teologi adalah ilmu tentang Tuhan atau ketuhanan. Secara terminologi, teologi
adalah ilmu yang membahas tentang Tuhan dan segala sesuatu yang terkait dengannya (Ya’kub, 1991:10),
juga membahas hubungan Tuhan dengan manusia dan hubungan manusia dengan Tuhan (Bachtiar,
1997:18). Perkataan teologi sebenarnya tidak berasal dari khazanah dan tradisi Islam. Teologi merupakan
istilah yang diambil dari agama lain, yaitu dari khazanah dan tradisi gereja Kristiani (Effendi, 1995:52).

Harun Nasution (1973: 4) membedakan dua bentuk kajian filsafati tentang agama. Pertama, membahas
dasar-dasar agama secara analitis dan kritis dengan maksud untuk menyatakan kebenaran suatu ajaran
agama atau minimal untuk menjelaskan bahwa ajaran agama bukanlah sesuatu yang mustahil dan
bertentangan dengan logika. Kedua, memikirkan dasar-dasar agama secara analitis dan kritis tanpa terikat
pada ajaran agama tertentu dan tanpa terikat pula untuk membenarkan ajaran agama tertentu.

A. Aslam Hadi (1986:8) juga mengidentifikasi ada dua bentuk kajian filsafati tentang
agama. Pertama, filsafat agama membicarakan kepercayaan atau kebenaran agama. Hal
ini terjadi terutama pada abad tengah dan pada filsafat Islam serta filsafat India, tetapi
tidak lagi dibicarakan pada filsafat saat ini. Kedua, filsafat agama merupakan kajian
terhadap hal-hal fundamental dari agama, inilah yang dikaji dalam filsafat agama dewasa
ini.
B. Kattsof (1996: 444) membedakan antara filsafat keagamaan dengan filsafat agama.
Filsafat keagamaan adalah suatu filsafat yang disusun berdasarkan ajaran dan
kepercayaan agama tertentu sebagai pendirian-pendirian hakiki.. Sedang, Filsafat agama
adalah suatu penyelidikan yang bersifat kritis tentang agama berdasarkan makna istilah-
istilah, bahan bukti, dan prinsip-prinsip verifikasi.

B. PERBEDAAN PERBANDINGAN AGAMA THEOLOGI DAN FILSAFAT AGAMA

1. Perbandingan Agama

a. Agama mempercayai akan adanya kebenaran dan khayalan dogma-dogma agama.


b. Perbandingan agama membahas perbandingan dari beberapa agama tetapi bukan untuk membenarkan
atau menyalahkan.
c. Perbandingan Agama mendahulukan Agama sebagai kepercayan dari pada pemikiran.
d. Agama adalah kebenaran yang bersumber dari wahyu Tuhan mengenai berbagai hal kehidupan manusia
dengan lingkungannya.

Ilmu Perbandingan Agama tidak hanya membanding-bandingkan agama saja, tetapi juga melakukan kajian
historis, fenomenologis, atau secara umum melakukan kajian yang bersifat ilmiah atau scientific. Hal itu
akan semakin jelas setelah dibahas mengenai metode-metode yang digunakan dalam Ilmu Perbandingan
Agama.

Mukti Ali menjelaskan bahwa yang dimaksud denga ilmu perbandingan agama adalah suatu cabang ilmu
pengetahuan yang berusaha untuk memahami gejala-gejala keagamaan dari pada suatu kepercayaan
dalam hubungannya dengan agama lain yang meliputi persamaan dan perbedaan.

2. Teologi

Untuk mengetahui lapangan pembahasanya secara khusus biasanya kata “Theology” dikaitkan dengan
keterangan kualifikasi, misalnya: teologi filsafat, teologi masa kini, teologi Kristen, teologi wahyu, teologi
fikiran , teologi islam dan lain lain. Tegasnya, teologi adalah ilmu yang membahas masalah ketuhanan dan
pertalianya dengan Tuhan baik disandarkan dengan wahyu maupun disandarkan kepada penyelidikan akal
fikiran. Teologi disebut juga dengan ilmu kalam atau di dalam agama Kristen disebut ilmu lahut.
a. Teologi sudah menerima dasar ajaran agama sebagai kebenaran.
b. Teologi membahas dasar-dasar ajaran agama tertentu. Misalnya teologi Kristen, teologi muslim dsb.
c. Teologi berkaitan dengan Tuhan dan kebenaran yang di terima berdasarkan wahyu Allah.
d. Teologi hanyalah sebatas upaya memberikan penjelasan atau interpretasi tentang dasar-dasar agama,
atau upaya mencari legalitas rasional atas ajaran agama tertentu.

3.Filsafat Agama
Karl Rahner menguraikan lebih jauh tentang filsafat agama menurutnya, filsafat agama

a. Filsafat agama bermaksud menyatakan kebenaran atau ketidakbenaran dasar-dasar agama.


b. Filsafat agama tidak membahas dasar-dasar ajaran dari agama tertentu, tetapi dasar-dasar agama pada
umumnya.
c. Filsafat mempercayakan sepenuhnya kekuatan daya pemikiran.
d. Filsafat agama tidak terikat pada dasar-dasar agama tertentu.
e. Filsafat Agama meletakkan Tuhan sebagai titik akhir atau kesimpulan seluruh pengkajian.

Filsafat Agama, dalam hal ini yang dipentingkan adalah berfikir tentang dasar-dasar agama, mencoba
memahami dasar-dasar itu menurut logika dan dengan demikian dapat diterima akal orang-orang yang
tak percaya pada wahyu dan hanya berpegang pada pendapat akal.

Perbadingan Agama dan Filsafat


antara agama dan filsafat itu terdapat perbedaan. Perbedaan antara filsafat dan agama bukan terletak
pada bidangnya, tetapi terletak pada cara menyelidiki bidang itu sendiri. Filsafat adalah berfikir, sedangkan
agama adalah mengabdikan diri, agama banyak hubungan dengan hati, sedangkan filsafat banyak
hubungan dengan pemikiran. Menurut Prof. Nasroen, S.H, ia mengemukakan bahwa filsafat yang sejati
haruslah berdasarkan kepada agama. Malahan filsafat yang sejati itu terkandung dalam agama. Apabila
filsafat tidak berdasarkan kepada agama dan filsafat hanya semata-mata berdasarkan akal dan pemikiran
saja, maka filsafat tidak akan memuat kebenaran obyektif , karena yang memberikan pandangan dan
keputusan hanyalah akal pikiran. Sedangkan kesanggupan akal pikiran ituterbatas, sehingga filsafat yang
hanya berdasarkan kepada akal pikiran semata tidak akan sanggup memberikan kepuasan bagi manusia,
terutama dalam tingkat pemahamannya terhadap yang gaib.Williem Temple, seperti yang dikutip Rasyidi,
mengatakan bahwa filsafat menuntut pengetahuan untuk memahami, sedangkan agama menuntut
pengetahuan untuk beribadah atau mengabdi. Pokok agama bukan pengetahuan tentang Tuhan, tetapi
yang penting adalah hubungan manusia dengan Tuhan.
C. METODE PERBANDINGAN AGAMA DENGAN ILMU LAIN

1. Metode Fenomenologi

Pendiri metode ini, yaitu Edmund Husserl, menganggapnya hanya sebagai disiplin filsafat murni dengan
tujuan membatasi dan menambah penjelasan-penjelasan yang murni psikologis dari proses pemikiran.
Segera pendekatan fenomenologis itu dipergunakan untuk menerangkan lapangan-lapangan seni, hukum,
agama, dan sebagainya. Fenomenologi agama dikembangkan oleh Max Scheler, Rudolf Otto, Jean Hering,
dan Gerardus vanderLeeuw. Tujuannya adalah untuk melihat ide-ide agama, amalan-amalan, dan
lembaga-lembaganya dengan mempertimbangkan “tujuannya”, namun tanpa menghubungkan dengan
teori-teori filosofis, teologis, metafisis atau psikologis.

Gerardus vander Leeuw (1890-1950), beliau berpendapat bahwa power, kekuatan atau kekuasaan, adalah
dasar dari konsepsi agama. Tulisannya yang utama, Religion in EssenceandManifestation, merupakan
sebuah buku yang padat dengan tipologi tentang fenomena agama, termasuk macam-macam korban,
tipe-tipe orang suci, kategori tentang pengalaman agama dan berbagai bentuk dari fenomena agama
lainnya.

2. Metode Sosiologi

Dari segi sosiologi, pendekatan terhadap agama telah melahirkan berbagai teori. Diantara teori-teori itu,
yang sangat terkenal adalah teori tingkatan. Teori ini dikemukakan oleh August Comte. Comte biasanya
dianggap sebagai pendiri ilmu sosiologi modern. Teori ini umumnya sebenarnya secara subtansial
berdasarkan pada suatu pandangan khusus terhadap agama.
Penyelidikan agama secara sosiologis sebenarnya telah menerapkan adanya pengaruh masyarakat atas
agama dan gejala-gejalanya dan sebaliknya juga pengaruh agama atas masyarakat dan gejala-gejala
kemasyarakatan. Di satu pihak idealisme sering kali tidak mempertimbangkan dipengaruhinya agama oleh
faktor-faktor kemasyarakatan, tetapi dilain pihak banyak pemikiran dan marxistis membuat kesalahan
untuk semata-mata mau mencap agama sebagai satu gejala sosial saja.

3.Metode psikologi

Dalam abad ke-20 muncul pendekatan baru untuk menjelaskan agama dari segi ilmu pengetahuan, yaitu
pendekatan psikologi.
Sangat erat hubungannya dengan perdebatan psikologi ini adalah apa yang dihasilkan oleh SigmundFreud.
Freud (1866-1939), salah satu pemikir besar abad ini yang turut menentukan cara bagaimana seharusnya
orang memandang dunia dan dirinya sendiri dewasa ini, telah berhasil merumuskan satu pendekatan
terbaru dalam bidang psikologi yaitu pendekatan psiko-analisis. Dalam tulisannya mengenai agama, ia
tidak pernah menyembunyikan atheismenya, karena baginya agama adalah gangguan kejiwaan. Psiko-
analisis dihasilkan setelah ia mencoba berbagai metode terlebih dahulu, terutama metode hipnosis dan
metode sugesti.

4.Metode Ilmiah

Suatu aliran menekankan bahwa untuk mendekati agama itu semestinya suigeneris yang sama sekali tidak
dapat dibandingkan atau dikaitkan dengan metode-metode yang terdapat dalam bidang pengetahuan
lainnya. Aliran lain menyatakan bahwa sekalipun bagaimana dan apa pun masalah yang diteliti, metode
yang sah untuk dipergunakan adalah metode “ilmiah”. Istilah “ilmiah” disini dipergunakan dalam arti
ganda. Dalam arti sempit, ia menunjukkan metode yang dipergunakan pada ilmu-ilmu alam. Sedangkan
dalam arti yang luas, ia menunjuk pada suatu prosedur yang bekerja dengan disiplin yang logis dan utuh
dari premis-premis yang jelas. Tetapi, sebetulnya pada dua pendekatan ini terdapat kekurangan. Dalam
lapangan agama sebenarnya harus dikembangkan metode baru yaitu metode “sintesis”. Berkenaan
dengan aliran kedua yaitu aliran yang berpendapat bahwa meneliti agama haruslah dengan cara “ilmiah”.
Kita mempunyai alasan untuk menentang pluralisme
5. Metode Teologi

Metode teologi yaitu suatu pendekatan yang normatif, subyektif terhadap

agama adalah pendekatan teologis. Pada umumnya pendekatan ini dilakukan dari

dan oleh penganut sesuatu agama dalam usahanya menyelidiki agama lain. Maka

pendekatan ini bisa juga disebut pendekatan atau metode tekstual, atau

pendekatan kitabi, maka ia selalu menampakkan sifatnya yang apologis dan

deduktif.

6. Metode Perbandingan

Seorang ahli sosiologi yang paling berpengaruh sejak akhir abad ke-19,

adalah Max Weber. Ia melihat adanya hubungan yang nyata antara ajaran

protestan dan munculnya kapitalisme. Ia telah memperkirakan adanya hubungan dalam ajaranCalvinisme
tentang Ascetisme dunia ini yang telah menciptakan

suatu disiplin yang rasional dan karya etis berbarengan dengan menabung yang

akan dipakai untuk penanaman modal. Namun demikian, Weber mengakui bahwa

teorinya yang seperti itu harus dites. Akan tetapi harus diakui, bahwa sumbangan

pemikirannya yang utama adalah uraian-uraiannya yang sangat sistematis

mengenai adat istiadat dan kebudayaan lain dari sosiologi. Tulisannya tentang

Islam, Yahudi, agama-agama India dan Cina sangat berpengaruh. Begitu juga ia

telah menghidangkan berbagai kategori dalam bidang agama, yang sudah

dijadikan alat perbandingan dengan bermacam-macam materi perbandingan pula.

Denga demikian, ia dianggap sebagai pendiri yang sejati dari sosiologi

perbandingan. Dan oleh karena perhatiannya yang khusus terhadap agama, maka

ia juga dianggap sebagai tokoh besar dalam bidang perbandingan agama.

7.Metode Antropologi
Antropologi telah memusatkan perhatiannya kepada kebudayaan-kebudayaan

primitif yang tidak bisa tulis baca dan tanpa teknik. Dengan demikian untuk
melakukan praktek antropologis, diperlukan teknik-teknik tertentu.

Menurut Van Baal, agama tidak dijumpai secara umumnya, melainkan

secara satu persatu, selaku agama satu suku, satu bangsa, sejemaah, segereja, dan

sebagainya. Sebab itu setiap agama harus diteliti sebagai satu sistem yang

meliputi segala seluk beluk yang berhubungan dengannya. Juga harus selalu

didasari bahwa agama adalah satu perwujudan sosial, walaupun yang percaya atau

yang tidak percaya itu adalah pribadi-pripadi. Namun, isi kepercayaan, tradisi,

mitologi, dan upacara-upacara semuanya didapati dari nenek moyang, kalau

agama itu primitif, atau tradisional, dari guru-guru agama, atau dari pendetapendeta setempat, kalau
agama itu berdasar atas kitab-kitab tertentu pada zaman

dahulu. Setiap agama memiliki satu sistem yang disusun dari adat istiadat,

upacara dan tradisi-tradisi yang diwarisi dari generasi ke generasi. Dan memang

setiap generasi mengadakan sedikit-sedikit perubahan atau tambahan terhadap

warisan itu, tapi adalah jelas, bahwa setiap generasi dan individu , mulai

menerima agamanya selaku warisan pendahulunya. Itulah pemahaman Van Baal

terhadap agama berdasarkan kitab suci. Metode antropologi hanya tepat untuk

digunakan meneliti agama primitif itu saja.

D. Faedah Mempelajari Ilmu Perbandingan Agama

A. Mukti Ali dalam bukunya Ilmu Perbandingan Agama, mengemukakan bahwa

faedah mempelajari ilmu perbandingan agama bagi seorang muslim adalah:

1. Untuk memahami kehidupan batin, alam pikiran, dan kecenderungan hati berbagai

umat manusia.

2. Untuk mencari dan menemukan segi-segi persamaan dan perbedaan antara agama

Islam dengan agama-agama yang bukan Islam. Hal ini sangat berguna untuk

perbadingan, untuk membuktikan dimana segi-segi dari agama Islam yang melebihi
agama-agama lain, berguna juga untuk menunjukkan bahwa agama-agama lain,

berguna juga untuk menunjukkan bahwa agama-agama yang datang sebelum Islam

itu adalah sebagai pengantar terhadap kebenaran yang lebih luas dan lebih penting.

3. Untuk menumbuhkan rasa simpati terhadap orang-orang yang belum mendapat

petunjuk tentang kebenaran, serta menimbulkan rasa tanggung jawab untuk

menyiarkan kebenaran yang terkandung dalam agama Islam kepada masyarakat.

4. Ilmu ini bukan hanya berguna bagi para mubaligh, tapi juga para ahli agama Islam,

karena pikiran lebih tajam dengan mempelajari berbagai agama dengan cara

membanding dan akan mudah memahami isi dan pertumbuhannya.

E.Aliran Dalam Ilmu Perbandingan Agama

a.Politeisme

Sistem politeistik:
Polytheisme (kepercayaan banyak tuhan) diperkirakan berasal denganHindu di sekitar 2500 SM. Keyakinan
Hindu dicatat dalam Bhagavad Gita, yang
mengungkapkan bahwa banyak dewa tunduk pada dewa Brahman tertinggi. Politeisme jugaagama dari
banyak kebudayaan kuno lainnya, termasuk Asyur, Babilonia, Mesir, Yunani danRoma. Sistem kepercayaan
kuno politeistik dewa dipandang sebagai mengendalikan segala peristiwa alam seperti curah hujan, panen
dan kesuburan.

b.Panteisme
Sistem panteistik:
Panteisme (sebuah keyakinan bahwa semua adalah Tuhan) berlaku di banyak budaya kuno. Kepercayaan
bahwa alam semesta itu sendiri ilahi dilambangkan dalamkepercayaan Animisme dari budaya India Afrika
dan Amerika, agama kemudian Mesir di bawah Pharoahs, dan Buddhisme, Konfusianisme dan Taoisme
dalam budaya Timur Jauh.Kepercayaan panteistik juga menemukan kebangkitan di antara berbagai
gerakan New Age.Umumnya, panteisme adalah prinsip bahwa Tuhan adalah segalanya, dan semuanya
adalahdewa.

c.Monoteisme

Sistem monoteistik:
yaitu Tauhid (keyakinan pada satu Tuhan) adalah dasar dari garisYahudi-Kristen-Islam agama, yang
dimulai dengan seorang pria bernama Abraham di sekitar 2000 SM. Dari titik ini dalam sejarah, Tuhan
mulai menyatakan diri-Nya kepada duniamelalui bangsa Israel. Kitab Suci Yahudi catatan perjalanan orang
Israel dari budak di Mesir ke "tanah perjanjian" di Kanaan di bawah kepemimpinan Musa. Selama jangka
waktu sekitar 1500 tahun, Allah mengungkapkan apa yang menjadi Perjanjian Lama dari Alkitab. Selama
periode Kekaisaran Romawi, Yesus Kristus dilahirkan di Betlehem. Setelah kenaikan Kristuske surga, gereja
Kristen tumbuh dalam nama-Nya dan Perjanjian Baru ditulis. Sekitar 600tahun kemudian, Muhammad
mulai berkhotbah di Mekah. Muhammad percaya bahwa iaadalah nabi akan Allah, dan ajaran-ajarannya
menjadi ajaran Islam seperti yang tercatatdalam Al Qur'an.

F.Manfaat Ilmu Perbandingan Agama

Ilmu Perbandingan Agama mempunyai banyak guna dan manfaat bagi semua orangyang
mempelajarinya terutama seorang Muslim. Adapun beberapa manfaatnya adalahsebagai berikut:

a.Dengan menguasai Ilmu Perbandingan Agama seseorang akan lebih mudah melakukan
dialog dengan pemeluk agama lain.

b.Dapat memahami kehidupan batin, alam pikiran dan kecenderungan hati dari berbagai umatmanusia.
c.Dengan mengetahui agama-agama lain seorang Muslim dapat mencari persamaan-
persamaan(lebih tepat kesejajaran-kesejajaran) antara agama Islam dengan agama-agama lain.
Dengandemikian dapat membuktikan di mana letak keunggulan agama Islam dibandingkan agama-agama
lain. Selanjutnya dapat mengetahui bahwa agama-agama sebelum Islam itu sebagai pengantar terhadap
kebenaran yang lebih luas dan lebih penting, yaitu agama Islam.

d.Dengan membandingkan agama Islam dengan agama-agama lain dapat menimbulkan rasasimpati
terhadap orang-orang yang belum mendapatkan petunjuk tentang kebenaran.Selanjutnya akan
menimbulkan rasa tanggung jawab untuk menyiarkan kebenaran-kebenaranyang terkandung dalam
agama Islam kepada masyarakat luas.

e.Dengan mengetahui ajaran-ajaran agama lain seorang Muslim dapat lebih baik dalam berdakwah.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Perbandingan Agama adalah ilmu yang mempelajari asal-usul, ciri-ciri dan struktur asasi agama-agama
dengan maksud untuk menentukan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaannya yang
sebenarnya serta sejauh mana hubungan agama yang satu dengan agama yang lain sehingga dapat
diungkapkan hakikat dan pentingnya agama bagi pemeluknya masing-masing.

Ilmu Perbandingan Agama tidak hanya membanding-bandingkan agama saja, tetapi juga melakukan kajian
historis, fenomenologis, atau secara umum melakukan kajian yang bersifat ilmiah atau scientific. Hal itu
akan semakin jelas setelah dibahas mengenai metode-metode yang digunakan dalam Ilmu Perbandingan
Agama.
Terdapat dua perbedaan pokok antara Filsafat agama dengan teologi (Harun Nasution, 1973:

4). Pertama,filsafat agama tidak membahas dasar-dasar ajaran dari agama tertentu, tetapi dasar-dasar
agama pada umumnya. Sementara, teologi membahas dasar-dasar ajaran agama tertentu. Kedua, filsafat
agama tidak terikat pada dasar-dasar agama tertentu, filsafat agama bermaksud menyatakan kebenaran
atau ketidakbenaran dasar-dasar agama. Sementara, teologi sudah menerima dasar ajaran agama sebagai
kebenaran. Teologi hanyalah sebatas upaya memberikan penjelasan atau interpretasi tentang dasar-dasar
agama, atau upaya mencari legalitas rasional atas ajaran agama tertentu.

KRITIK/SARAN:

Dari pembahasan yang penulis susun, mungkin di dalam makalah ini ada terdapat kesalahan, karena
tidak ada suatu hal pun yang sempurna, selain Allah. Maka oleh sebab itu penyusun meminta maaf dan
memohon kririk dan sarannya yang bersifat membangun, karena sanagt berguna bagi penyusun untuk
perbaikan makalah-makalah selanjutnya. Terimakasih.

Daftar Pustaka

Ahmadi, Abu. 2004. Perbandingan Agama. Cet. 17. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Al-Ahwani, Ahmad Fuad. 1997. Filsafat Islam. Jakarta: Pustaka Firdaus.

Ali, Mukti. 1992. Ilmu Perbandingan Agama di Indonesia. Bandung: Mizan.

Bakhtiar, Amsal. 1997. Filsafat Agama. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

Daradjat, Zakiah. 1996. Perbandingan Agama 2. Jakarta: Bumi Aksara.


Djam’annuri. 2003. Studi Agama-Agama; Sejarah Dan Pemikirannya. Yogyakarta: Pustaka Rihlah.

Jirhanuddin. 2010. Perbandingan Agama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nasution, Hasnah. 2006. Filsafat Agama. Jakarta : Istiqomah Mulya Press.

Wach, Joachim. 2001. Ilmu Perbandingan Agama. Jakarta: Rajawali.

Ya’qub, Hamzah. 1991. Filsafat Agama. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.

Anda mungkin juga menyukai