Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PERBANDINGAN AGAMA
Disusun dan dipresentasikan untuk memenuhi tugas matakuliah Perbandingan Agama

Dosen Pengampu:
H. Yumni Al hilal, M.A.

Oleh:
Kelompok 1

Apriliana Senawati
Siti Evita

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) ISLAMIC VILLAGE
TANGERANG
KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum Wr.Wb …...

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat-
Nya semata, Tugas Kelompok Makalah Perbandingan Agama dapat terselesaikan.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan baik itu dari segi
penulisan, isi dan lain sebagainya, maka penulis mengharapkan kritikan dan saran guna
memperbaiki untuk pembuatan makalah di hari yang akan datang.
Demikianlah sebagai pengantar kata, dengan iringan serta harapan semoga tulisan
sederhana ini dapat di terima dan bermanfaat bagi pembaca dan penulis. Atas perhatiannya
kami ucapkan Terimakasih.

Wassalaamu’alaikum Wr.Wb …...

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan..................................................................................................... 2

BAB II : PEMBAHASAN ................................................................................................ 3

A. Pengertian Perbandingan Agama ............................................................................ 3

B. Pengertian Filsafat Agama ...................................................................................... 5

C. Pengertian Teologi Agama ..................................................................................... 7

D. Perbedaan Antara Perbandingan Agama, Filsafat, dan Teologi ............................. 9

BAB III : PENUTUP ........................................................................................................ 15

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Agama sering disebut dengan ilmu perbandingan agama yang lahir pada
zaman pencerahan, dan sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dibagian barat.
Ilmu perbandingan agama adalah salah satu ilmu pengetahuan yang berkembang di
abad 18 dan dipengaruh oleh empirisme yang menjadi satu displin ke bad 19 yang
dibahwa oleh pengaruh filsafat. Ilmu perbandingan agama memerlukan bantuan
yang menyoroti tentang hinduisme yang berkebudayaan. ilmu perbandingan agama
dalam sejarah perkembangannya mengalami proses yang sama dan batas-batas
pendekatannya seperti ilmu lainnya. Dan beberapa kerangka Empirisme dan
positivisme, ilmu perbandingan agama pada umumnya dimiliki oelh aliran filsafat
tersebut. Dengan demikian ada beberapa karakterkarakter yang dimiliki yaitu:
 Karakter pertama dimulai adanya tendensi yaitu ilmiah-filofis yang
membatasi diri secara ketat yang ada di metafisis dan juga dapat aliran-aliran
neopoitivisisme yang menolak metafisika klassik. Dan perbandingan agama juga
mengikuti spritualitas filsafat Feuerbah, marx dan Nietzsche. Ilmu perbandingan
agama memiliki tendesi umum yang menarik perhatian dalam pemahaman filosofis
yang mengatakan bahwa hakekat yang secara empiris.
 Karaktek kedua yang bersifat empiris positif artinya ilmu perbandingan
agama yang memiliki arah dasar. Menurut pengetahuan ilmu yang menyandang
karakter adalah hasil dari hiptesis yang memegang prinsip dan teori yang berkaitan
dengan pengalaman. Dengan demikian pernyataan yang dimiliki harus ada nilai
yang dikembangkan di dalam pengalaman, karena pengalaman tersebut harus
dibenarkan kenyataannya yang akan kita alami dalam diri sendiri. Filsafat
Pendidikan Islam sebagai pikiran yang bercorak islami pada hakikatnya adalah
konsep berpikir tentang kependidikan yang bersumber atau berlandaskan ajaran
islam, tentang hakikat manusia untuk dibina dan dikembangkan menjadi manusia
muslim yang pribadinya diliputi oleh ajaran islam. Kalau dilihat dari fungsinya,

1
maka Filsafat Pendidikan Islam merupakan pemikiran mendasar yang melandasi
dan mengarahkan pada kepada proses pendidikan islam. Oleh karena itu filsafat
juga menggambarkan tentang dimana proses tersebut bisa direncanakan dan ruang
lingkup serta dimensi bagaimana proses tersebut dilaksanakan. Masih dalam
tahapan yang sama, filsafat pendidikan islam juga juga bertugas melakukan kritik-
kritik tentang metode yang digunakan dalam proses pendidikan islam serta
memberikan pengarahan bagaimana metode tersebut digunakan agar mencapai
tujuan yang efektif. Islam dan Barat memiliki pandangan berbeda mengenai
pendidikan. Paham rasionalisme empirisme, humanisme, kapitalisme,
eksistensialisme, relativisme, atheisme, dan lainnya yang berkembang di Barat
dijadikan dasar pijakan bagi konsep - konsep pendidikan Barat. Ini jauh berbeda
dengan Islam yang memiliki al - Qur an, ‟ Sunnah dan hasil ijtihad para ulama
sebagai konsep pendidikannya. Hal inilah yang membedakan ciri pendidikan yang
ada di Barat dengan pendidikan Islam. Masing-masing beradaban ini memiliki
karakter yang berbeda sehingga out put yang dihasilkan pun berbeda
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pengertian Perbandingan Agama ?


2. Bagaimana Pengertian Filsafat Agama?
3. Bagaimana Pengertian Teologi ?
4. Bagaimana Perbedaan Perbandingan Agama , Filsafat dan teologi ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk Mengetahui Pengertian Perbandingan Agama ?


2. Untuk Mengetahuai Pengertian Filsafat Agama ?
3. Untuk Mengetahui Pengertian Teologi Agama ?
4. Untuk Mengetahui Perbedaan antara Perbandingan Agama ,filsafat dan
Teologi?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perbandingan Agama

Pada tahun 60 an dan 70 an abad ke 19 studi agama agama untuk pertama


kalinya mulai memperoleh perhatian mulai memperoleh perhatian yang luas
dan sungguh sungguh. Tapi munculnya telah didahului menurut proses yang
telah berlangsung berabad abad, proses ini dapat dianggap sebagai kejadian
terdahulu ilmu perbandingan agama yang beraneka ragam.

Dikalangan bangsa Yunani dan Romawi kuno, rasa tertarik terhadap agama
agama bukan agamanya sudah dapat ditemukan. Adanya sikap kritis atas
bentuk bentuk agama yang dipelajari, ada usaha mencatat dan mendiskripsikan
apa apa yang dilihat, didengar, dan dialami dan ada usaha untuk
membandingkan dan pemikiran yang umum diterima ketika itu, sikap kritis ini
misalnya dapat ditemukan di kalangan pada filosof pada abad ke 6 SM. Antara
1859 hingga 1869 terlihat perkembangan yang sangat cepat dalam bidang studi
agama-agama. Perkembangan perkembangan yang terjadi selama decade
tersebut muncul dimulai dengan terbitnya buku Darwin, The Crigin of Spesies.
Salah satu latar belakang kelahiran ilmu perbandingan agama ialah konflik
antar agama di satu pihak dan ilmu pengetahuan, agama adalah sesuatu yang
tidak dapat berubah, bersifat abadi, dan diberikan sekali untuk selamanya
sedangkan ilmu pengetahuan sebaliknya.

Ilmu Perbandingan Agama modern sudah dimulai oleh Max Muller, lebih
kurang satu abad yang lampau, tahun 1856, terbit bukunya yang pertama
comperative mytology dan pada tahun 1870 menyusul diterbitkan Introduction
to the science of Religions. Penerbitan buku-buku itu bersamaan dengan
pemberian kuliah yang berjudul asal usul dan pertumbuhan Agama
sebagaimana digambarkan oleh agama india di tahun 1878.

3
Babak awal dimulai dengan antusias yang sangat kuat, keinginan sungguh
sungguh untuk memahami agama lain, dan oleh kebutuhan yang bersifat
spekulatif. Pada akhir abad pertengahan abad ke -19, sudah menjadi kebiasaanb
menyebut Max Muller sebagai pencetus dan pendiri bidang studi agama, Nama
ilmu perbandingan agama, oleh Max Muller maksudnya ingin menekankan
bahwa ilmu baru ini terlepas dari filsafat Agama dan terutama terlepas dari
ilmu teologi.

Perbandingan Agama adalah ilmu yang mempelajari asal-usul, ciri-ciri dan


struktur asasi agama-agama dengan maksud untuk menentukan persamaan-
persamaan dan perbedaan-perbedaannya yang sebenarnya serta sejauh mana
hubungan agama yang satu dengan agama yang lain sehingga dapat
diungkapkan hakikat dan pentingnya agama bagi pemeluknya masing-masing.

Dalam arti yang luas perbandingan ilmu agama adalah suatu cabang ilmu
pengetahuan yang berusahan untuk memahami gejala-gejala keagamaan dari
pada suatu kepercayan dalam hubungan nya dengan agama lain. Tugas ilmu
perbandingan agama di antara ilmu pengetahuan lain nya di abad ini tidak bisa
di remehkan. Malah ilmu itu telah di kelompokan kedalam “Carpus of
humanities” yang makin meperjelas fungsi nya.fungsi utama yang telah ada
akan di jalankan adalah memahami kehidupan batin, nalar pikiran dan
kecendrungan hati umat beragama. Sehinga dapat di ketahui segi-segi
persamaan dan perbedaan antar agama. Lebih dari itu lagi, ada agama yang
datang lebih dahulu merupakn pengantar terhadap kebenaran agama yang
datang kemudian.

Kata agama dalam bahasa Arab dikenal dengan “din” (Ad-Diin). Diin (Ad-
Diin) bisa berarti adat kebiasaan atau tingklah laku, balasan, ta’at, patuh dan
tunduk kepada Tuhan, hukum-hukum atau peraturan-peraturan.

4
Abu Ahmadi dalam bukunya menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan
ilmu perbandingan agama adalah ilmu yang mempelajari tentang bermacam-
macam agama, kepercayaan dan aliran peribadatan yang berkembang pada
berbagai bangsa sejak dahulu hingga sekarang.

Mukti Ali menjelaskan bahwa yang dimaksud denga ilmu perbandingan


agama adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang berusaha untuk memahami
gejala-gejala keagamaan dari pada suatu kepercayaan dalam hubungannya
dengan agama lain yang meliputi persamaan dan perbedaan.

B. Pengertian Filsafat Agama


Secara etimologi filsafat berasal dari beberapa bahasa yaitu bahasa yunani
dalam Bahasa inggrisnya yaitu “philosophy” sedangkan dalam Bahasa yunani
“philenia” atau “philos” dan “ sofein” atau “sofein”. Adapula yang
mengatakan bahwa filsafat berasal dari Bahasa Arab, yaitu “falsafah” yang
artinya al-hikmah. Akan tetapi kata filsafat pada awalnya berasal dari Bahasa
yunani” philos” artinya cinta, sedangkan “Sopia” artinya kebijaksanaan. Oleh
karena itu, filsafat dapat diartikan dengan cinta kebijaksanaan yang dalam
Bahasa Arab diistilahkan dengan al –hikmah.

Secara terminologis, filsahat mempunyai arti yang bervariasi, sebanyak


orang yang memberikan pengertian atau batasan antara lain:
1. Plato : bahwa filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada, ilmu
yang bermanfaat untuk mencapai kebenaran yang asli.
2. Ariestoteles : filsafat merupakan ilmu yang meliputi kebenaran yang
terkandung didalamnya ilmu-ilmu : metasifisika .logika
.etika,ekonomi,politik,dan estetik.
3. Al-Farabbi : filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan
bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya .

5
Dalam al- qur’an kata filsafat tidak ada, yang ada hanya adalah kata hikmah.
pada umumnya orang yang memahami antara hikmah dan kebijaksanaan itu
sama , Harun hadiwijono mengartikan kata philosophia dengan kata mencintai
kebijaksanaan. Sedangkan Harun Nasution mengartikan dengan Hikmah .
Harodotus mengatakan filsafat adalah perasaan cinta kepada ilmu
kebijaksanaan dengan memperoleh keahlian tentang kebijaksanaan itu.

Sedangkan Prof. Fuad Hasan, guru besar psikologi menyatakan filsafat


adalah suatu ikhtiar untuk berfikir radikal, artinya mulai dari radiknya suatu
gejala, dari akarnya suatu hal yang hendak dimasalahkan dan dengan jalan
penjajakan yang radikal itu filsafat berusaha untuk sampai kepada kesimpulan-
kesimpulan yang universal.

Sementara itu Hasbullah Bakry mengatakan filsafat adalah ilmu yang


menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ke-Tuhanan, alam
semesta, dan manusia sehingga dapat menghasilkan penegtahuan tentang
bagaimana sikap manusia itu seluruhnya setelah mencapai pengetahuan itu.

Menurut Dr. Ahmad Fuad Al Ahwani, Guru Besar filsafat Universitas Cairo
Mesir, dalam bukunya Ma’ani falsafah menjelaskan bahwa filsafat adalah
peninjauan yang lengkap dan dalam keseluruhannya mengenai hidup manusia.
Filsafat adalah alat untuk menguraikan kesulitan-kesulitan yang terletak
diantara ilmu pengetahuan dan agama. Dan filsafat adalah penggunaan pikiran
yang dapat membawa manusia kepada amal dan kepada sesuatu tujuan tertentu.

Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah :

a) Filsafat adalah ilmu istimewa yang mencoba menjawab


masalahmasalah yang tidak dapat dipecahkan oleh ilmu pengetahuan
biasa karena permasalahan tersebut di luar jangkauan ilmu
pengetahuan biasa.

6
b) Filsafat adalah hasil daya upaya manusia dengan akal budinya untuk
memahami atau mendalami secara radikal dan terintegrasi serta
sistematis hakikat sarwa yang ada, yakni hakikat 1 Tuhan, hakikat
alam semesta, dan hakikat manusia.

c) Filsafat terletak antara agama dan ilmu pengetahuan karena agama


mengandung perkara-perkara yang tidak dapat diketahui dan
dipahami sebelum diyakini kebenarannya, dan menyerupai ilmu
pengetahuan karena ia suatu hasil akal pikiran manusia yang tidak
mendasar pada wahyu semata sehingga bersifat terbatas dengan daya
jangkauan akal manusia.

Dengan demikian, filsafat adalah suatu ilmu untuk memahami atau


mendalami secara radikal dan integral serta sistematis tentang hakikat sesuatu
yang ada sejauh masih dalam jangkauan akal manusia. Sehingga setelah
mendapat pengetahuan filsafat, manusia dapat menentukan sikap yang lebih
bijak dan sesuai apa yang telah diyakini kebenarannya.

C. Pengertian Teologi Agama


Teologi secara tepat, teologi terdiri dari dua kata “theos” dan “ology”.
“theos” dalam bahasa Yunani berarti Tuhan, yang berkenaan dengan ketuhanan.
Sedangkan “ology” di petik dari bahasa Yunani “logos” yang berarti percakapan,
penilaian, pengkajian, penelitian yang dapat di pahami melalui pembicaraan dan
pemikiran manusia.

Selain itu teologi juga di artikan sebagai keseluruhan pengetahuan adi


kodrati yang objektif lagi kritis dan yang disusun secara metodis, sistemis dan
koheren; pengetahuan ini menyangkut hal-hal yang diimani sebagai wahyu Allah
atau berkaitan dengan wahyu itu.

7
Pada masa Aquinus teologi memperluas cakupannya sehingga meliputi
doktrin, etika spiritualitas, filsafat, peraturan-peraturan gereja, dan mistisisme.
Pada saat itu teologi menjadi ratunya ilmu-ilmu meskipun sangat terkait dengan
humanitas dan ilmu. Meskipun cakupan teologi itu luas, teologi itu sendiri
berpusat pada tradisi kristen dan pada dasarnya berkaitan dengan tradisi kristen.
Meskipun demikian dalam waktu yang panjang, tebuka jalan bagi munculnya
teologi dari tradisi keagamaan lainnya, sehingga akhirnya muncul teologi
yahudi, muslim, hindu, sikh dan seterusnya yang dapat dilihat sebagai teologi
yang memiliki otentitasnya sendiri.
Adapun ciri-ciri teologi itu sendiri adalah:
a) Selalu berkaitan denga tuhan
b) Doktrin tetap menjadi elemen signifikan dalam memaknai teologi.
c) Teologi sesungguhnya adalah aktifitas yang muncul dari keimanan dan
penafsiran atas keimanan.
Teologi agama merupakann sebuah disiplin dari studi teologi yang mencoba
untuk memperhitungkan secara teologis makna dan nilai dari agama lain.
Teologi agama mencangkup refleksi teologi dan debat tentang fenomena agama
dengan pandangan pada teori teologi agama.

Pada dasarnya teologi agama merupakan upaya dari komunitas keagamaan


tertentu untuk melakukan refleksi atau pemikiran yang runtut tentang kesadaran
baru dan sebagai upaya untuk memberi respon terhadap persoalan plu-ralisme.
Teologi agama berupaya untuk mencari makna teologis dari pluralism agama
tersebut.dan tugas esensial dari agama adalah membuat dirinya relevan dengan
keadaan , teologi agama merupakan respon kita terhadap keseluruhan masa
depan masyarakat maupun agama.

Teologi agama memiliki sebuah pendekatan tipologi klasik yang gagas oleh
Alan Race ini terdiri dari eksklusivisme, inklusivisme dan pluralism, yang
merupakan cara untuk menjelaskan bermacam – macam prespektif Kristen dan
terhadap non Kristen .

8
D. Perbedaan Antara Perbandingan Agama , filsafat Agama dan Teologi
Tema-tema pokok atau fundamental agama adalah juga merupakan objek
kajian dalam teologi. Sementara, teologi adalah kajian yang sungguh-sungguh
berbeda dengan filsafat agama. Untuk lebih memperjelas apa yang dimaksud
dengan filsafat agama, kiranya perlu dijelaskan perbedaaan antara perbedaan
perbandingan agama, filsafat agama dan teologi.
Ada beberapa Perbedaan antara perbandingan agama, filsafat agama da
teologi di antaranya yaitu:
1. Perbandingan Agama
a) Agama mempercayai akan adanya kebenaran dan khayalan dogma-
dogma agama.
b) Perbandingan agama membahas perbandingan dari beberapa agama
tetapi bukan untuk membenarkan atau menyalahkan.
c) Perbandingan Agama mendahulukan Agama sebagai kepercayan dari
pada pemikiran.
d) Agama adalah kebenaran yang bersumber dari wahyu Tuhan
mengenai berbagai hal kehidupan manusia dengan lingkungannya.

Ilmu Perbandingan Agama tidak hanya membanding-bandingkan agama


saja, tetapi juga melakukan kajian historis, fenomenologis, atau secara umum
melakukan kajian yang bersifat ilmiah atau scientific. Hal itu akan semakin jelas
setelah dibahas mengenai metode-metode yang digunakan dalam Ilmu
Perbandingan Agama.

Joachim Wach dari sudut pandang yang lain, berpendapat bahwa obyek
Ilmu Perbandingan Agama adalah pengalaman agama Menurut Joachim Wach
pengalaman agama berbeda dengan pengalaman psikis biasa. Pengalaman agama
mempunyai beberapa kriteria tertentu.

9
Kriteria pertama, pengalaman agama merupakan suatu tanggapan terhadap
apa yang dihayati sebagai Realitas Mutlak. Kedua, pengalaman agama merupakan
tanggapan yang menyeluruh atau utuh (akal, perasaan, dan kehendak hati)
manusia terhadap Realitas Mutlak. Ketiga, pengalaman agama merupakan
pengalaman yang paling kuat, menyeluruh, mengesankan, dan mendalam dari
manusia. Keempat, pengalaman agama merupakan pengalaman yang
menggerakan untuk berbuat.

Pengalaman tersebut mengandung imperatif, menjadi sumber motivasi dan


perbuatan yang tak tergoyahkan. Pengalaman agama yang subyektif ini
diekspresikan atau diungkapkan dalam tiga ekspresi, yaitu:
1) Pengalaman agama yang diungkapkan dalam pikiran.
Pengalaman pengalaman agama yang diungkapkan dalam pikiran
terutama berupa mite, doktrin, dan dogma. Pengalaman agama ini dapat
berbentuk symbol, oral, dan tulisan.Tulisan-tulisan bisa berupa kitab suci
dan tulisan klasik Untuk keperluan memahami kitab suci diperlukan
literature yang sifatnya menjelaskan, misalnya Talmud, Zend dalam
Pahlevi, Hadis dalam Islam,Smrti di India, tulisan-tulisan Luther dan Calvin
dalam Protestan.
Agama-agama besar juga mempunyai credo, yaitu suatu ungkapan
pendek tentang keyakinan,syahadat dua belas dalam Kristen, dua syahadat
dalam Islam, dan shema dalam Yahudi. Adapun tema yang fundamental
dalam pengalaman agama yang diungkapkan dalam pikiran adalah Tuhan,
kosmos, dan manusia (Teologi, kosmologi, dan antropologi).

2) Pengalaman agama yang diungkapkan dalam tindakan.


Selanjutnya pengalaman agama yang diungkapkan dalam tindakan
berupa kultus (peribadatan) dan pelayanan. Peribadatan sebagai tanggapan
terhadap Realitas Mutlak harus dilakukan di mana, kapan, bagaimana
caranya, dan oleh siapa? Apakah ibadah itu harus dilakukan sendiri-sendiri
atau secara berjamaah? Termasuk dalam ungkapan perbuatan ini adalah

10
kurban dengan segala seluk-beluknya. Termasuk dalam pembahasan ini
adalah masalah imitation, yaitu mencontoh tingkah laku dan kehidupan
seorang pemimpin agama. Termasuk dalam pembahasan ini adalah
keinginan supaya orang lain juga beragama seperti dia, yaitu masalah
missionary atau dakwah.

3) Pengalaman agama yang diungkapkan dalam kelompok.


Akhirnya pengalaman agama yang diungkapkan dalam kelompok
berupa kelompok-kelompok keagamaan (Ecclesiaatau Gereja, Kahal,
Ummah, Sangha). Di sini dibahas juga masalah hubungan antara orang
yang beragama dengan masyarakat umumnya, bahasa yang dipergunakan
dalam pergaulan mereka baik antar-agama maupun intra-agama sendiri,
fungsi, kharisma, umur, seks, keturunan, dan status.

Ketiga ekspresi pengalaman agama di atas (pikiran, tindakan, dan


kelompok) yang menjadi obyek Ilmu Perbandingan Agama meliputi semua
agama yang ada dan aliran-alirannya.

2. Teologi
Suatu istilah yang lazim dalam ilmu ketuhanan adalah “teologi”. Dari segi
etimologi maupun dari segi terminology “theology” terdiri dari kata “theos”
yang berarti “Tuhan” dan “Lagos” yang berarti “ilmu” jadi teologi berarti
“ilmu tentang Tuhan” atau “Ilmu Ketuhanan”.Dalam Encyclopaedia
Everyman’s menyebutkan tentang teologi sebagai berikut” science of religion,
dealing there fore with god, and man in his relation to god” (pengetahuan
tuhan dan manusia dalam pertalianya dengan Tuhan).

Collins dalam kamus “New English Dictionary” mengemukakan tentang


teologi:”The Science Which Treats of The Fact and Phenomena of Relation,
and Realation Between God and Me” ( Ilmu yang membahas fakta fakta dan
gejala gejala agama dan hubungan hubungan antara Tuhan dan Manusia)

11
Tetapi pendapat pendapat tersebut ada yang memandangnya kurang tepat
karena seorang ahli teologi dapat melakukan penyelidikan dengan bebas tanpa
terikat dengan suatu agama.. Karena itu memandang lebih tepat kalau
dikatakan, bahwa teologi dapat dihayati dengan agama (revealed theology) dan
dapat juga tidak bercorak agama tetapi bercorak filsafat (Natural Theology)
dan dapat juga tidak bercorak agama tetapi bercorak filsafat (Natural Theology
atau Philosophical Theology) .

Untuk mengetahui lapangan pembahasanya secara khusus biasanya kata


“Theology” dikaitkan dengan keterangan kualifikasi, misalnya: teologi filsafat,
teologi masa kini, teologi Kristen, teologi wahyu, teologi fikiran , teologi islam
dan lain lain. Tegasnya, teologi adalah ilmu yang membahas masalah
ketuhanan dan pertalianya dengan Tuhan baik disandarkan dengan wahyu
maupun disandarkan kepada penyelidikan akal fikiran. Teologi disebut juga
dengan ilmu kalam atau di dalam agama Kristen disebut ilmu lahut.
a) Teologi sudah menerima dasar ajaran agama sebagai kebenaran.
b) Teologi membahas dasar-dasar ajaran agama tertentu. Misalnya
teologi Kristen, teologi muslim dsb.
c) Teologi berkaitan dengan Tuhan dan kebenaran yang di terima
berdasarkan wahyu Allah.
d) Teologi hanyalah sebatas upaya memberikan penjelasan atau
interpretasi tentang dasar-dasar agama, atau upaya mencari legalitas
rasional atas ajaran agama tertentu. Pendekatan teologi sebagai
berikut :
 Teologi yang memandang Tuhan sebagai titik awal
pembahasannya.
 Teologi mencoba menjelaskan Tuhan dengan seluruh
misterinya berdasarkan wahyu.
 Teologi mendasari premisnya langsung dari wahyu, contoh
“semua hukum/sanksi ditetapkan oleh Tuhan”

12
3. Filsafat Agama
Filsafat berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas dua kata yaitu philo dan
sephia, philo yang berarti cinta dalam arti luas yakni keinginan dan sephia
berarti hikmat (kebijakan) atau kebenaran.

Sedangkan pengertian filsafat secara terminology itu sangat beragam, baik


dalam ungkapan maupun titik tekanya. Bahkan Moh. Hatta dan Lavengeld
mengatakan bahwa definisi filsafat tidak perlu di berikan karena setiap orang
memilikititik tekan sendiri dalam definisinya. Oleh karena itu, biarkan saja
seseorang meneliti filsafat dahulu kemudian menyimpulkan sendiri.

Agama berasal dari kata Sunskrit. Ada yang berpendapat bahwa agama
memiliki kata yang terdiri dari dua kata a berarti tidak dan gama berarti pergi,
jadi agama artinya tidak pergi tetapi ditempat. Pendapat lain mengatakan
bahwa agama berarti teks atau kitab suci. Agama juga memiliki tuntunan, yaitu
kitab suci. Setelah diketahui pengertian filsafat dan agama, maka definisi
filsafat agama diperoleh dari gabungan keduanya, yaitu sebagai suatu usaha
membahas tentang unsur unsur pokok agama secara mendalam, menyeluruh,
sistematis, logis, dan bebas.

Karl Rahner menguraikan lebih jauh tentang filsafat agama menurutnya,


filsafat agama adalah sebuah antropologi metafisik yang harus bersifat teologi
dasar, yaitu manusia sebagai pribadi yang bebas tidak dapat tidak berhadapan
dengan Tuhan yang mungkin mewahyukan diri. Teology selalu dinisbatkan
pada kualifikasi tertentu, seperti teologi islam, Kristen dll.
a) Filsafat agama bermaksud menyatakan kebenaran atau
ketidakbenaran dasar-dasar agama.
b) Filsafat agama tidak membahas dasar-dasar ajaran dari agama
tertentu, tetapi dasar-dasar agama pada umumnya.
c) Filsafat mempercayakan sepenuhnya kekuatan daya pemikiran.
d) Filsafat agama tidak terikat pada dasar-dasar agama tertentu.

13
e) Filsafat Agama meletakkan Tuhan sebagai titik akhir atau
kesimpulan seluruh pengkajian.

Filsafat Agama, dalam hal ini yang dipentingkan adalah berfikir tentang
dasar-dasar agama, mencoba memahami dasar-dasar itu menurut logika dan
dengan demikian dapat diterima akal orang-orang yang tak percaya pada wahyu
dan hanya berpegang pada pendapat akal.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Perbandingan Agama adalah ilmu yang mempelajari asal-usul, ciri-ciri dan


struktur asasi agama-agama dengan maksud untuk menentukan persamaan-
persamaan dan perbedaan-perbedaannya yang sebenarnya serta sejauh mana
hubungan agama yang satu dengan agama yang lain sehingga dapat
diungkapkan hakikat dan pentingnya agama bagi pemeluknya masing-masing.

Ilmu Perbandingan Agama tidak hanya membanding-bandingkan agama


saja, tetapi juga melakukan kajian historis, fenomenologis, atau secara umum
melakukan kajian yang bersifat ilmiah atau scientific. Hal itu akan semakin
jelas setelah dibahas mengenai metode-metode yang digunakan dalam Ilmu
Perbandingan Agama.

Terdapat dua perbedaan pokok antara Filsafat agama dengan teologi (Harun
Nasution, 1973: 4). Pertama,filsafat agama tidak membahas dasar-dasar ajaran
dari agama tertentu, tetapi dasar-dasar agama pada umumnya. Sementara,
teologi membahas dasar-dasar ajaran agama tertentu. Kedua, filsafat agama
tidak terikat pada dasar-dasar agama tertentu, filsafat agama bermaksud
menyatakan kebenaran atau ketidakbenaran dasar-dasar agama. Sementara,
teologi sudah menerima dasar ajaran agama sebagai kebenaran. Teologi
hanyalah sebatas upaya memberikan penjelasan atau interpretasi tentang dasar-
dasar agama, atau upaya mencari legalitas rasional atas ajaran agama tertentu.

15
DAFTAR PUSTAKA

Muvid, Dr. Muhamad Basyrul. 2020. Interkoneksi Filsafat Agama, Ilmu Kalam
Dan Tasawuf Dalam Dunia Islam. Sukabumi: Haura Utama.

Novalina, Dr Martina. 2019. Pengantar Teologi Agama – Agama (Konteks


Indonesia). Jakarta: Ekumene.

https://books.google.com/books?id=ObgzEAAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=t
eologi%2Bagama&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj1k

Dr. H. Kasno, M. Ag. 2018. Filsafat Agama. Surabaya: Alpha.

16

Anda mungkin juga menyukai