Anda di halaman 1dari 14

KONSEP DAN OUTLINE

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Publikasi Terjemahan

Dosen pengampu:

M. Zacky Mubarak, M.A.

Kelompok 3

1 Mutiara Lutfiani 11200240000061


.
2 Khoirul Abdul Bari 11200240000074
.
3 Muhammad Daffa Ardiansyah 11200240000055
.
PROGRAM STUDI
TARJAMAH

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2022 M/1444 H
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bismillahirrahmanirrahim

Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Selawat beriring salam tak lupa kita sampaikan kepada baginda Nabi Muhammad SAW.
semoga kita semua mendapat syafaatnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu


menyelesaikan makalah ini. Selain itu kami ucapkan terima kasih juga kepada bapak M.
Zacky Mubarak, M.A. selaku dosen pengampu yang senantiasa membimbing kami dan
memberikan tugas ini.

Makalah dengan judul “Konsep dan Outline” disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Publikasi Terjemahan. Makalah ini dapat bermanfaat sebagai sarana belajar dan
diskusi yang diharapkan dapat menambah pengetahuan bersama. Selain itu, kami pun
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu dibutuhkan saran dan
masukan guna memperbaiki makalah ini.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Kelompok 3

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................1

DAFTAR ISI........................................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................3

A. Latar Belakang........................................................................................................................3

B. Rumusan Masalah...................................................................................................................3

C. Tujuan Pembahasan................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................4

A. Konsep......................................................................................................................................4

B. Outline......................................................................................................................................7

BAB III KESIMPULAN...................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................13

2
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konsep dan bagaimana definisi konsep menurut para
ahli?
2. Bagaimana contoh konsep sebagai desain awal?
3. Apa yang dimaksud dengan outline?
4. Bagaimana langkah-langkah dalam pembuatan outline?
5. Bagaimana contoh outline?

C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui maksud dari konsep dan definisi konsep menurut para ahli.
2. Mengetahui contoh konsep sebagai desain awal.
3. Mengetahui maksud dari outline.
4. Mengetahui langkah-langkah dalam pembuatan outline.
5. Mengetahui contoh outline.

3
BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep
1. Definisi konsep
Singarimbun dan Effendi mendefinisikan konsep sebagai istilah dan definisi yang
digunakan untuk menggambarkan secara abstrak suatu kejadian, keadaan,
kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Melalui
konsep, peneliti diharapkan dapat menyederhanakan pemikirannya dengan
menggunakan satu istilah untuk beberapa kejadian (events) yang berkaitan satu
dengan lainnya. Istilah tersebut digunakan untuk mewakili realitas yang
kompleks.1 Adapun definisi konsep menurut para ahli, yaitu:
a. Woodruf , mendefinisikan konsep sebagai adalah suatu gagasan/ide yang
relatif sempurna dan bermakna, suatu pengertian tentang suatu objek, produk
subjektif yang berasal dari cara seseorang membuat pengertian terhadap
objek-objek atau benda-benda melalui pengalamannya (setelah melakukan
persepsi terhadap objek/benda). Pada tingkat konkret, konsep merupakan suatu
gambaran mental dari beberapa objek atau kejadian yang sesungguhnya. Pada
tingkat abstrak dan kompleks, konsep merupakan sintesis sejumlah
kesimpulan yang telah ditarik dari pengalaman dengan objek atau kejadian
tertentu.
b. Soedjadi, mendefinisikan konsep adalah ide abstrak yang digunakan untuk
mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya dinyatakan
dengan suatu istilah atau rangkaian kata.
c. Bahri, menjelaskan konsep adalah satuan ahli yang mewakili sejumlah objek
yang mempunyai ciri yang sama.2

Dalam penelitian dikenal dua jenis konsep, yaitu:

a. Konsep-konsep yang jelas hubungannya dengan fakta atau realitas yang


mereka wakili.
Contoh: Kursi. Kursi adalah sebagai konsep jenis pertama. Dengan
menggunakan istilah “kursi”, kita dengan mudah dapat menangkap makna
1
Masri Singarimbun, Metodologi Penelitian Survei, ed. oleh Sofyan Effendi (Jakarta: LP3ES, 1989), 33.
2
Yusrin Ahmad Tosepu, “KONSEP DAN TEORI,” 2019, 2.

4
yang dimaksud, yakni menunjuk pada barang (perabot) tertentu dengan ciri-
ciri yang dimiliki, seperti kaki dan permukaan yang dapat digunakan sebagai
tempat duduk. Kendati jenis dan bentuknya bermacam-macam, konsep “kursi”
dapat digunakan untuk mewakili semua jenis kursi dengan berbagai ciri-
cirinya. Proses demikian disebut “abstraksi”, yakni mengabstraksikan berbagai
realitas dengan menggunakan istilah yang dapat diukur dan diamati
b. Konsep-konsep yang lebih abstrak atau tidak jelas hubungannya dengan fakta
atau realitas.
Contoh: Dalam bidang sosiologi dikenal istilah-istilah “interaksi sosial”,
“dominasi”, “hegemoni”, “koersi”, “kooptasi” dan “kompetisi” adalah konsep
yang lebih abstrak untuk menggambarkan atau mengilustrasikan realitas
sosial. Dalam bidang kependudukan dikenal konsep seperti “mobilitas”,
“fertilitas”, “mortalitas”, “harapan hidup”, “keluarga inti”, “produktivitas” dan
sebagainya.3

2. Contoh konsep sebagai desain awal.


Dalam kelas menulis buku offline, Joseph Theodorus Wulianadi ikut sebagai salah
satu peserta, yang lebih dikenal sebagai Mr Joger, pendiri pabrik kata-kata Joger
di Bali. Kehadirannya agak mengejutkan, karena dia sudah menulis buku yang
laku hingga puluhan ribu eksemplar. Tapi dia masih ingin belajar karena akan
menerbitkan buku lagi. Setelah tiga hari mengikuti pelatihan, dia mengatakan, tak
akan memakai teori-teori yang diajarkan kepadanya selama tiga hari. Dia hanya
akan memakai satu mantra yang disampaikan oleh salah seorang pemateri dalam
pelatihan itu: “Ngawur aja!”
“Saya ini orangnya tidak bisa dibatas-batasi, saya akan menulis buku dengan
kebebasan yang saya miliki,” kata dia. Apakah itu artinya dia tidak punya konsep?
Tidak. Pak Joger justru punya konsep, yaitu apa yang ada di kepalanya saat itu,
kebebasannya untuk terus berubah dan berkembang.
Dia tahu apa yang akan dia tulis: kutipan-kutipan pendek, disusun dalam desain
yang kocak, dalam buku berwarna. Dia tidak memikirkan referensi,
narasumber, outline dan semuanya. Dia sudah punya konsep sendiri yang tidak
mungkin dijiplak orang lain. Untuk bisa memiliki kutipan-kutipan singkat yang

3
Mudjia Rahardjo, “Antara Konsep, Proposisi, Teori, Variabel dan Hipotesis dalam Penelitian,” 2018, 1–2.

5
menggelitik sekaligus bermakna itu tidak mudah. Pak Joger sudah melakukannya
puluhan tahun. Dia melatih ketajamannya pada kata-kata selama ribuan hari. 
Jadi dengan begitu, disimpulkan bahwa konsep lebih terkait pada bentuk apa yang
ingin disajikan pada pembaca. Dari angle yang sama, kita bisa memiliki banyak
pilihan konsep. Misalkan buku tentang bagaimana budaya mempengaruhi konsep
kebahagiaan di masing-masing negara. Kita punya banyak pilihan di antaranya
sebagai berikut:
a. Buku ilmiah akademis
Sejak awal penulis harus memikirkan outline yang sangat detail pada
metodologi, pemaparan data, dan lain sebagainya. Selain itu, ia juga harus
mengutip buku referensi dan wawancara serius.
b. Buku popular
Pada buku ini, penulis akan memikirkan tentang bagaimana menuliskannya
dengan bercerita, seperti buku Geography of Bliss yang menceritakan tentang
pengalaman penulis terbang dari satu negara ke negara lain untuk mengetahui
konsep kebahagiaan mereka. Saat ke Belanda Ia bertemu dengan profesor
peneliti kebahagiaan dan pergi ke kafe-kafe Marijuana yang ada di
Amsterdam. Sejak awal, cerita-cerita ini harus disadari untuk ada.
c. Buku foto
Pada buku ini, kebahagiaan digambarkan dalam bentuk foto wajah-wajah
orang dengan cerita mereka. Buku Human of New York adalah salah satu buku
yang memakai konsep ini. Buku ini memang tidak bicara tentang kebahagiaan,
namun berbicara tentang kehidupan orang-orang di New York. Di dalamnya
terdapat foto-foto yang digunakan sebagai jalur informasi utamanya, namun
ada juga teks yang sangat membantu dalam pemberian konteks. Hal ini
berbeda dengan penulis buku Geography of Bliss yang memotret manusia di
berbagai negara lewat kata-kata.

Ketiga hal di atas hanyalah contoh. Kita dapat menambahkan konsep-konsep


penyajian lain, seperti buku komik, buku anak, buku kutipan, dan lain sebagainya.
Pada intinya konsep pembuatan buku sudah bisa dibayangkan setelah
mendapatkan ide dan menajamkannya menjadi angle. Konsep ini harus ada
sebelum penulis membuat outline.

6
B. Outline
1. Definisi outline
Setiap penulis pastinya harus membuat outline agar penulisannya lebih mudah,
lebih rapi, dan sistematis.4 Outline adalah sebuah kerangka buku yang dapat
diibaratkan sebagai tulang punggung pada mamalia. Dengan outline penulis akan
menentukan alur dan mengurutkan babak logika secara tertib. Dengan begitu
penulis tidak akan kehabisan saat menulis.5 Jika diperhatikan Outline memiliki
beberapa manfaat ialah sebagai berikut:
a. Memudahkan proses penulisan.
b. Membuat penulis tidak bingung memulai proses penulisannya.
c. Menjadikan tulisan lebih sistematis.
d. Membuat penulis fokus pada inti tulisan.
e. Menjamin kelengkapan materi yang dikupas dalam buku.6
Outline buku berbeda dengan ouline tulisan. Dalam penulisan buku, biasanya kerap
kali dipakai sebagai daftar isi. Sedangkan, dalam tulisan pendek outline hanyalah
gambaran umum dan tidak perlu ditulis. Biasanya para penulis yang profesional
sudah bisa membayangkan tentang apa saja yang akan ditulis tanpa harus
mencorat-coret outline.

2. Langkah-langkah membuat outline


Ada beberapa langkah yang harus kita lakukan ketika hendak membuat outline di
antaranya adalah sebagai berikut:
a. Riset permulaan
Meski belum sampai pada tahap pengumpulan bahan, bukan berarti penulis
tidak pernah melakukan riset sebelum menulis buku. Ini penting dilakukan
sebelum membuat outline dibuat. Setidaknya penulis mengerti betul apa yang
akan ditulis. Mengetahui alur kronologis atau alur logika yang akan kita pakai.
b. Menginventaris poin-poin penting
Setelah melakukan riset permulaan, penulis mengumpulkan poin-poin penting yang
harus ditulis tanpa harus diurutkan. Poin-poin penting itu bisa ditulis dalam word

4
An Nuur Budi Utama, Cara Praktis Menulis Buku: Panduan Mudah yang Akan Membantu Anda dalam
Menulis Buku, ed. oleh Retno Widyani, Revisi (Yogyakarta: Deepublish, 2014), 23.
5
Kamaruddin Hasan, “Tahapan Menulis,” dalam Modul Sekolah Menulis dan Kajian Media (SMKM-Atjeh)
(Aceh: Sekolah Menulis & Kajian Media, 2014), 1.
6
Utama, Cara Praktis Menulis Buku: Panduan Mudah yang Akan Membantu Anda dalam Menulis Buku, 23.

7
processor. Misalnya ketika sedang menulis buku biografi seorang mantan pemain
sepakbola nasional, maka contoh poin-poin pentingnya akan seperti ini:
 Bergabung dengan klub profesional
 Di bangku cadangan
 Menjadi pemain utama
 Sekolah pelatih
 Menjadi pelatih klub kecil
 Melatih tim nasional
 Melatih tim profesional
 Bola pemberian Ayah
 Main bola kaki telanjang
 Terlahir dari keluarga pecinta bola
 Mengharumkan nama bangsa di Piala AFC
 Bertemu investor
 Memiliki sekolah sepakbola

Jika dilihat susunannya, maka kita tidak akan menemukan urutan kronologis di
sana. Tidak jelas mana yang akan menjadi bab dan mana yang akan menjadi sub-
bab. Hal ini tidak menjadi masalah, cukup dengan menulis poin penting yang
didapatkan ketika melakukan riset permulaan. Daftar itu bisa ditambah ketika
mulai mengumpulkan bahan secara serius.

c. Menyusun poin-poin penting


Pada tahap inilah penulis menyusun poin-poin yang telah dikumpulkan dalam
urutan yang jelas. Ada beberapa cara dalam mengurutkannya di antaranya
sebagai berikut:
1) Urutan kronologis
Disusun berdasarkan waktu dan biasa dipakai ketika hendak menulis buku
yang membutuhkan urutan waktu, seperti biografi dan sejarah.
Contoh:
Yuval Noah Hasari menyusun outline bukunya yang berjudul Sapiens
dengan menggunakan urutan kronologis, tepatnya saat beliau bicara tentang
perkembangan umat manusia.
2) Urutan logis

8
Biasanya urutan ini sama dengan urutan saat membuat karya akademis,
akan tetapi bedanya dimodifikasi tampilannya. Urutan logis dimulai dari
pemahaman, kemudian beranjak ke permasalahan, lalu ke solusi yang
ditawarkan dan sebagainya.
Contoh:
Buku Henry Manampiring saat membuat Filosofi Teras, beliau memulai
penulisannya dengan problem, tentang depresi yang dialami banyak orang,
termasuk dirinya. Kemudian ke pengalamannya memakai Stoa (aliran
mazhab filsafat Yunani kuno yang didirikan di kota Athena, Yunani, oleh
Zeno dari Citium pada awal abad ke-3 SM) sebagai solusi. Dari sana dia
kemudian membahas Stoa, sejarahnya, dan bagaimana hal itu diterapkan
dalam kehidupan modern.
Akhir dari urutan logis ini adalah orang akan sampai pada kesimpulan atau
keyakinan yang sama. Meskipun di akhir tidak seperti paper ilmiah, punya
bab: “Kesimpulan.”
Dari penyusunan ini kita juga bisa melihat, mana yang akan menjadi bab
utama, mana yang akan menjadi sub-bab. Contohnya poin-poin biografi
mantan pesepakbola, maka urutan kronologisnya dapat menjadi seperti ini:
MASA KECIL
 Terlahir dari keluarga pecinta bola
 Bola pemberian ayah
 Main bola kaki telanjang

PEMAIN PROFESIONAL

 Bergabung dengan klub profesional


 Di bangku cadangan
 Menjadi pemain utama
 Mengharumkan nama bangsa di Piala AFC

MENJADI PELATIH

 Sekolah pelatih
 Menjadi pelatih klub kecil
 Melatih tim profesional

9
 Melatih tim nasional

SEKOLAH SEPAKBOLA

 Memiliki sekolah sepakbola


 Bertemu investor

Setelah mengetahui kedua urutan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa


urutan kronologis adalah urutan yang paling sederhana dan paling mudah
dibuat. Namun masalahnya urutan kronologis terlalu linear dan
membosankan.

3. Outline buku kumpulan tulisan


Meskipun tidak dibuat seperti buku pada umumnya, namun kumpulan tulisan,
tweet, dan kutipan tetap memerlukan outline. Tujuannya agar tulisan-tulisan itu
terkelompokkan dengan baik, mengalir dari awal buku hingga akhir dengan lancar.
Dengan outline penulis akan terbantu untuk memasukkan atau mengeluarkan
tulisan yang tidak sesuai dengan kerangka. Ibarat mengeluarkan kursi ukiran Jepara
ataupun ukiran Barok dari rumah minimalis. Meskipun kursi tersebut sangat bagus,
namun tidak cocok dengan desain ruangannya. Selain itu outline juga memudahkan
pembacanya dalam menikmati buku kumpulan tulisan. Meski pembaca bisa
membaca buku bunga rampai dari halaman berapa pun, namun kebanyakan orang
membacanya dari halaman depan ke halaman belakang.

4. Contoh outline
Setelah mengetahui tentang apa itu outline dan langkah-langkah untuk
membuatnya. Berikut ini merupakan contoh dari pembuatan outline.

Ide: Kuliner khas setiap daerah yang dilewati

Angle: Apa saja kuliner khas sepanjang jalur Pantura?

Outline:

LIMA KULINER TERBAIK KHAS PANTURA

 Pindang Gombyang Indramayu


 Empal Gentong Cirebon
 Sate Kambing Batibul Bang Awi Tegal

10
 Nasi Grombyang Pak H. Warso Pemalang
 Soto Tauto Bang Dul asli Pekalongan

BENANG MERAH KULINER ANTAR DAERAH

 Ikan sebagai olahan khas pesisir


 Citarasa manis asin khas Jawa
 Kunyit sebagai rempah utama

KULINER KHAS KEGEMARAN MASYARAKAT

 Kuliner khas yang cocok dengan lidah masyarakat


 Harga murah meriah kuliner daerah

11
BAB III KESIMPULAN

12
DAFTAR PUSTAKA
Hasan, Kamaruddin. “Tahapan Menulis.” Dalam Modul Sekolah Menulis dan Kajian Media (SMKM-
Atjeh), id. Aceh: Sekolah Menulis & Kajian Media, 2014.
Rahardjo, Mudjia. “Antara Konsep, Proposisi, Teori, Variabel dan Hipotesis dalam Penelitian,” 2018,
4.
Singarimbun, Masri. Metodologi Penelitian Survai. Disunting oleh Sofyan Effendi. Jakarta: LP3ES,
1989.
Tosepu, Yusrin Ahmad. “KONSEP DAN TEORI,” 2019, 8.
Utama, An Nuur Budi. Cara Praktis Menulis Buku: Panduan Mudah yang Akan Membantu Anda
dalam Menulis Buku. Disunting oleh Retno Widyani. Revisi. Yogyakarta: Deepublish, 2014.

13

Anda mungkin juga menyukai