Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

METODE PENELITIAN

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN


HIPOTESIS

Dosen Pengampu:
Drs. Yusron Wikarya M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 4


Zul Fadli Harahap (19020024)
ZULKIFLI (19020071)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA


JURUSAN SENI RUPA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah Pendidikan
Kewarganegaraan. Adapun judul dari makalah ini adalah LANDASAN
TEORI, KERANGKA BERPIKIR PENGAJUAN HIPOTESIS. Dalam
menyelesaikan makalah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan bantuan
dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang setulus- tulusnya kepada semua pihak yang
telah membantu penulisan ini.

Hanya doa yang dapat penulis berikan, semoga segala bantuan yang telah
diberikan kepada penulis dibalas dan dinilai sebagai amal ibadah oleh Tuhan
Yang Maha Esa. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Menambah pengetahuan danwawasan untuk kami. Kami juga


mengucapkan terimakasih kepada semua pihak maupun sumber yang telah
membagi sebagian pengetahuan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalahini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis .Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang akan kami buat sehingga menjadi lebih baik lagi.

Padang, 22,September 2022

Penulis

ii
iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan masalah .............................................................................. 1
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3
A. Pengertian Teori ................................................................................. 3
B. Tingkatan dan Fokus Teori ............................................................... 5
C. Kegunaan Teori Dalam Penelitian ................................................... 6
D. Deskripsi Teori ................................................................................... 8
E. Kerangka Berpikir ............................................................................. 9
F. Pengertian dan Rumusan Hipotesis. .............................................. 11
G. Ciri-Ciri Hipotesis ............................................................................ 12
H. Kegunaan Hipotesis. ........................................................................ 12
I. Jenis-jenis Hipotesis. ........................................................................ 15
J. Bentuk Rumusan Hipotesis. ............................................................ 17
K. Menggali dan Merumuskan. ........................................................... 19
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 22
A. Kesimpulan ....................................................................................... 22
B. Saran.................................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 24

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Landasan Teori sangat penting dalam sebuah penelitian terutama dalam


penulisan skripsi peneliti tidak bisa mengembangkan masalah yang mungkin di
temui di tempat penelitian jika tidak memiliki acuan landasan teori yang
mendukungnya. Dalam skripsi landasan teori layaknya fondasi pada sebuah
bangunan. Bangunan akan terlihat kokoh bila fondasinya kuat, begitu pula dengan
penulisan skripsi, tanpa landasan teori penelitian dan metode yang digunakan tidak
akan berjalan lancar. Peneliti juga tidak bisa membuat pengukuran atau tidak
memiliki standar alat ukur jika tidak ada landasan teori. Seperti yang diungkapkan
oleh Sugiyono (2012:52), bahwa landasan teori perlu ditegakkan agar penelitian itu
mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan coba-coba (trial and
error).
Hipotesis dalam sebuah penelitian dapat membangun kepercayaan peneliti.
Dugaan jawaban dan hasil dari berbagai kajian literatur tertuangdalam suatu
pernyataan yang disebut dengan hipotesis penelitian. Hipotesis pada dasarnya
digunakan untuk menguji benar atau tidaknya dugaan peneliti atas kajiannya
terhadap berbagai teori dan literatur yang relevand dengan penelitiannya.
Banyak diantara akademisi yang terhambat oleh mengkaji teori dan menyusun
hipotesis sehingga banyak kesalahan dalam melakukan penelitian. Kesalahan
penelitian dapat diminimalisir dengan mengkaji teori atau literatur yang yang
sesuai. Berdasarkan pada latar belakang tersebut, maka makalah membahas
mengenai teori dan hipotesis dalam penelitian.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian teori
2

2. Apa tingkatan dan fokus teori


3. Apa kegunaan teori dalam penelitian
4. Apa deskripsi teori
5. Apa kerangka berpikir
6. Apa pengertian dan rumusan hipotesis?
7. Apa itu ciri-ciri hipotesis?
8. Apa kegunaan hipotesis?
9. Apa jenis-jenis hipotesis?
10. Apa bentuk rumusan hipotesis?
11. Apa itu menggali dan merumuskan hipotesis?
12. Apa saja kerangka berpikir?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengertian teori
2. Untuk mengetahui tingkatan dan fokus teori
3. Untuk mengetahui kegunaan teori dalam penelitian
4. Untuk mengetahui deskripsi teori
5. Untuk mengetahui kerangka berpikir
6. Untuk mengetahui pengertian dan rumusan hipotesis!
7. Untuk mengetahui ciri-ciri hipotesis!
8. Untuk mengetahui kegunaan hipotesis!
9. Untuk mengetahui bentuk rumusan hipotesis!
10. Untuk mengetahui/menggali dan merumuskan hipotesis!
11. Untuk mengetahui kerangka berpikir !
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori
Menurut Jonathan Turner (dalam babbie,1992) menyatakan bahwa teori dalam
ilmu sosial adalah penjelasan sistematis tentang hukum-hukum dan kenyataan-
kenyataan yang dapat diamati, yang berkaitan dengan aspek khusus dari
kehidupan manusia. Sedangkan Menurut Neuman 2003 (dalam Sugiyono,2012)
teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang berfungsi
untuk melihat fenomena secara sistematis melalui spesifikasi hubungan antar
variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena.
Selanjutnya pengertian teori menurut Djojosuroto Kinayati & M.L.A Sumaryati,
Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruk, dan proposisi untuk
menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan
hubungan antar konsep.
Kata teori sendiri memiliki arti yang berbeda-beda pada setiap bidang
pengetahuan, hal itu tergantung pada metodologi dan konteks diskusi. Secara
umum, teori merupakan analisis hubungan antara fakta/fenomena yang satu
dengan fakta yang lain pada sekumpulan fakta-fakta.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas secara umum dapat ditarik
kesimpulan bahwa suatu teori adalah suatu konseptualitas antara asumsi,
konstruk, dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena yang diperoleh
melalui proses sistematis, dan harus dapat diuji kebenarannya, bila tidak maka itu
bukan teori. Teori semacam ini mempunyai dasar empiris, dimana harus melalui
proses eksperimen, penelitian atau observasi, sehingga teori dapat dikatakan
berhasil. Adapun pengertian dari Asumsi, konsep ,konstruk dan proposisi dalam
sebuah teori (menurut Djojosuroto kinayati & M.L.A Sumayati:2004) adalah
sebagai berikut:
4

1. Asumsi adalah suatu anggapan dasar tentang realita, harus diverivikasi


secara empiris. Asumsi dasar ini bisa memengaruhi cara pandang peneliti
terhadap sebuah fenomena dan juga proses penelitian secara keseluruhan,
karena setiap penelitian pasti menggunakan pendekatan yang berbeda
sehingga asumsia dasarnya pun berbeda pada setiap penelitian.

2. Konsep adalah istilah, terdiri dari satu kata atau lebih yang
menggambarkan suatu gejala atau menyatakan suatu ide ( gagasan )
tertentu.Contoh: Konsep ―Rumah‖: adalah sebuah tempat bagi manusia yang
digunakan untuk berteduh, istirahat dan melakuan berbagai aktivitas sosial
bersama anggota keluarga.

3. Konstruk adalah konsep yang ciri-cirinya dapat diam langsung seperti


pemecahan masalah.

4. Proposisi adalah hubungan yang logis antara dua konsep


Menurut Mark 1963, dalam ( Sugiyono,2012) membedakan adanya tiga
macam teori. Ketiga teori yang dimaksud ini berhubungan dengan data empiris,
teori ini antara lain:

1. Teori yang Deduktif: memberi keterangan yang dimulai dari suatu


perkiraan, atau pikiran spekulatis tertentu kearah data akan diterangkan.
2. Teori Induktif: cara menerangkan adalah dari data ke arah teori. Dalam
bentuk ekstrim titik pandang yang positivistik ini dijumpai pada kaum
behaviorist
3. Teori fungsional: disini nampak suatu interaksi pengaruh antara data dan
perkiraan teoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan
pembentukan teori kembali mempengaruhi data.

Teori adalah alur logika atau penalaran, yang merupakan seperangkat


konsep, definisi, dan proposisi yang disusun secara sistematis. Menurut
(Sugiyono,2012) fungsi teori secara umum adalah
5

1. Menjelaskan (explanation)
Misalnya, Mengapa air yang mendidih pada suhu 100°C bisa menguap, dapat
dijawab dengan teori yang berfungsi menjelaskan.
2. Meramalkan (prediction)
Misalnya, bila air didihkan pada suhu 100°C berapa besar penguapannya, dapat
dijawab dengan teori yang berfungsi meramalkan/memperkirakan.
3. Pengendali (control)
Misalnya, berapa jarak sambungan rel kereta api yang paling sesuai dengan
kondisi iklim indonesia, sehingga kereta api jalannya tidak terganggu, dapat
dijawab dengan teori yang berfugsi mengendalikan.

B. Tingkatan dan Fokus Teori


Menurut Neuman (Dalam artikel Prof. Dr. Mudjia Rahardjo) mengemukakan
tentang teori berdasarkan tingkatannya yaitu:
1. Teori tingkat Mikro Level
Dalam tingkat ini memberi penjelasan hanya terbatas pada peristiwa yang
berskala kecil, baik dari sisi waktu, ruang, maupun jumlah orang. Seperti
dalam sosiologi dikenal dengan teori ― Face Work‖ Erving Goffman yang
mengkaji kegiatan ritual dua orang yang saling berhadapan atau bertatap
muka.

2. Teori Meso Level


Teori ini menghubungkan tingkat mikro dan makro, misalnya teori
organisasi, gerakan sosial, atau komunitas teori Collin tentang kontrol
organisasi.

3. Teori Makro Level


Teori ini menjelaskan objek yang lebih luas seperti lembaga sosial, sistem
budaya,dan masyarakat secara keseluruhan. Misalnya, teori makro Lenski
tentang stratafikasi sosial.
6

Selanjutnya fokus teori menurut (Moleong,2002) yaitu teori substantif dan


teori formal. (Gleser dan Strauss dalam Maleong, 2002:37-38) mengemukakan Teori
substantif adalah teori yang dikembangkan untuk keperluan substantif atau empiris
dalam ingkuiri dalam suatu ilmu pengetahuan, misanya antropologi, sosiologi, dan
psikologi. Sedangkan teori formal adalah teori untuk keperluan formal atau yang
disusun secara konseptual dalam bidang ingkuiri suatu ilmu pengetahuan, misalnya
sosiologi, contohnya prilaku agresif, organisasi formal, sosialisasi.
C. Kegunaan Teori Dalam Penelitian
Semua penelitian bersifat ilmiah, oleh karena itu semua peneliti harus berbekal
teori. Dalam sebuah penelitian teori yang digunakan harus sudah jelas karena
fungsi teori dalam sebuah penelitian menurut (Sugiyono,2012:57) adalah sebagai
berikut:

1. Teori digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup, atau


konstruk variabel yang akan diteliti.
2. Untuk merumuskan hipotesis dan menyusun instrumen penelitian
3. Memprediksi dan membantu menemukan fakta tentang sesuatu hal yang
hendak diteliti.

Secara ringkas, menurut Borg dan Gall (1989: 114-119), dan Latief (2012:
43-50) dalam Website Prof. Dr. Mudjia Raharjo,M.Si menjelaskan setidaknya
ada enam (6) alasan mengapa kajian pustaka / Teori harus dilakukan,
sebagaimana uraian berikut:

1. Sangat bermanfaat untuk menajamkan rumusan masalah penelitian yang


diajukan, sehingga besar kemungkinan rumusan masalah yang sudah dibuat
berubah setelah peneliti membaca pustaka karena telah memiliki wawasan
tentang tema yang diteliti lebih luas daripada sebelumnya. Dengan demikian,
rumusan masalah, terutama dalam penelitian kualitatif, bersifat tentatif.
Tidak sedikit penelitian gagal karena masalah yang diteliti terlalu luas.
7

Rumusan masalah yang spesifik dan dalam lingkup yang kecil jauh lebih baik
daripada yang luas dan umum. Umumnya, rumusan masalah yang tidak jelas
berakibat pada data yang diperoleh juga tidak jelas, sehingga antara masalah
yang hendak dijawab dan data yang ada tidak sambung. Ujungnya
kesimpulannya tidak berangkat dari data, tetapi pendapat pribadi peneliti.
Tentu ini tidak bisa dibenarkan. Hal demikian bisa dihindari melalui kajian
pustaka dengan serius.
2. Kajian pustaka tidak saja untuk mempelajari apa yang telah dilakukan orang
lain, tetapi juga melihat apa yang terlewatkan dan belum dikaji oleh peneliti
sebelumnya.
3. Untuk melihat bahwa pendekatan penelitian yang kita lakukan steril dari
pendekatan- pendekatan lain. Sebab, pada umumnya kajian pustaka justru
menyebabkan peneliti meniru pendekatan-pendekatan yang sudah lama
dipakai orang lain, sehingga tidak menghasilkan temuan yang berarti.
Mencoba pendekatan baru — walau mungkin salah lebih baik daripada
mengulang hal yang sama berkali-kali walau benar. Pengulangan justru
menunjukkan peneliti tidak cukup melakukan pembacaan literatur secara memadai.
Kesalahan metodologis akan disusul dan dikoreksi oleh peneliti selanjutnya,
sehingga menyebabkan ilmu pengetahuan berkembang. Karena itu, dalam ilmu
pengetahuan kesalahan bukan sesuatu yang aib. Proses demikian oleh Polanyi
disebut sebagai falsifikasi.
4. Memperoleh pengetahuan (insights) mengenai metode, ukuran, subjek, dan
pendekatan yang dipakai orang lain dan bisa dipakai untuk memperbaiki
rancangan penelitian yang kita lakukan. Rancangan penelitian, lebih-lebih
untuk penelitian kualitatif, bukan sesuatu yang sekali jadi, melainkan terus
diperbaiki agar diperoleh metode yang tepat untuk memperoleh data dan
menganalisisnya. Kenyataan di lapangan ditemukan racangan penelitian
kualitatif seragam dari satu proyek penelitian ke yang lain. Padahal,
walaupun berangkat dari paradigma yang sama rancangan penelitian
8

kualitatif bisa berbeda dari penelitian ke penelitian lainnya, karena penelitian


kualitatif berangkat dari kasus atau fenomena tertentu.
5. Melalui kajian pustaka, bisa diperoleh pengetahuan berupa rekomendasi atau
saran-saran bagi peneliti selanjutnya. Informasi ini tentu sangat penting
karena rekomendasi atau saran merupakan rangkuman pendapat peneliti
setelah melakukan penelitian. Usai penelitian, kita juga diharapkan bisa
memberikan rekomendasi atau saran bagi peneliti selanjutnya, sebagaimana
kita telah mengambil manfaat dari peneliti sebelumnya. Karena itu,
rekomendasi atau saran yang baik bukan sembarang saran, melainkan usulan
yang secara spesifik bisa diteliti.
6. Untuk mengetahui siapa saja yang pernah meneliti bidang yang sama dengan
yang akan kita lakukan. Orang yang sudah lebih dahulu meneliti bisa
dijadikan teman diskusi mengenai tema yang kita lakukan, termasuk
membahas hal-hal yang menjadi kekurangan atau kelemahan penelitian,
sehingga kita bisa memperbaiki, karena dia telah memperoleh pengalaman
lebih dahulu.
D. Deskripsi Teori
Deskripsi teori adalah suatu rangkaian penjelasan yang mengungkapkan suatu
fenomena atau realitas tertentu yang dirangkum menjadi suatu konsep gagasan,
pandangan, sikap dan atau cara- cara yang pada dasarnya menguraikan nilai-nilai
serta maksud dan tujuan tertentu yang teraktualisasi dalam proses hubungan
situasional, hubungan kondisional, atau hubungan fungsional di antara hal-hal
yang terekam dari fenomena atau realitas tertentu. Dengan menyelam jauh ke
dalam deskripsi teori, akan diketahui kekuatan dan kelemahan suatu teori.
Dalam suatu penelitian, deskripsi teori merupakan uraian sistematis tentang
teori dan hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti. Berapa
jumlah teori yang perlu dikemukakan/dideskripsikan, akan tergantung pada
luasnya permasalahan dan jumlah variabel yang diteliti.
Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel-
9

variabel yang diteliti, melalui pendefisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam
dari berbagai referensi, sehingga ruang lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap
hubungan antar variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah. Teori
yang dideskripsikan dalam proposal maupun laporan penelitian dapat digunakan
sebagai indikator apakah peneliti menguasai teori dan konteks yang diteliti atau
didak.
Berikut langkah-langkah untuk dapat melakukan pendeskripsian teori adalah:

1. Tetapkan nama variabel yang diteliti, dan jumlah variabelnya.


2. Mencari sumber-sumber bacaan (buku,kamus,ensiklopedia,jurnal
ilmia,laporan penelitian,sekripsi,tesis,disertasi) yang sebanyak-banyaknya
dan relevan
3. Lihatlah daftar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan setiap
variabel yang akan diteliti.
4. Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan,
bandingkan antara satu sumber dengan umber yang lain, dan pilih definisi
yang sesuai dengan penelitian yang akan diadakan.

5. Baca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti,
lakukan analisa, renungkan, dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri
tentang isi setiap sumber data yang dibaca.
6. Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber ke dalam
bentuk tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip
atau yang digunakan sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori harus
dicantumkan.

E. Kerangka Berpikir
Mengutip buku Metode Penelitian Kuantitatif oleh Dominikus Dolet
Unaradjan (2019), kerangka berpikir adalah dasar pemikiran yang memuat
perpaduan antara teori dengan fakta, observasi, dan kajian kepustakaan, yang akan
10

dijadikan dasar dalam penelitian. Di dalam kerangka berpikir, variabel-variabel


penelitian dijelaskan dengan lebih mendalam dan relevan dengan permasalahan
yang diteliti. Dengan demikian, kerangka pemikiran tersebut dapat dijadikan dasar
untuk menjawab masalah. Kerangka berpikir dapat disajikan dengan bagan yang
menunjukkan alur pikir peneliti dan keterkaitan antarvariabel yang diteliti. Bagan
itu juga disebut dengan paradigma atau model penelitian.
Cara Membuat Kerangka Berpikir.
Kerangka berpikir yang baik adalah jika peneliti dapat mengidentifikasi
variabel-variabel penting yang sesuai dengan masalah penelitian dan secara logis
mampu menjelaskan keterkaitan antarvariabel. Kerangka berpikir yang baik dapat
disusun dengan cara berikut:

1. Mengidentifikasikan variabel penelitian dengan jelas.


2. Menguraikan hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya.
3. Menentukan hubungan variabel. Jika karakteristik atau sifat dan arah
hubungan dapat diteorikan berdadsarkan penemuan penelitian sebelumnya,
hal itu dapat menjadi dasar dalam uraian berpikir, apakah hubungan itu positif
atau negatif.
4. Memberikan argumen teoritis mengenai hubungan antarvariabel. Pada tahap
ini, peneliti seharusnya dapat menjelaskan secara jelas mengenai hubungan
antarvariabel, dan dapat digambarkan melalui hasil-hasil penelitian
sebelumnya.
5. Menggambarkan kerangka berpikir dalam bentuk diagram skematis. Hal ini
dilakukan agar pembaca dapat melihat dengan jelas hubungan antar variabel.
Contoh Kerangka Berpikir
Agar lebih memahaminya, berikut contoh kerangka berpikir dari jurnal
Kreativitas Guru IPS dalam Menggunakan Media Pembelajaran di SMP Negeri
11

Sekecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman oleh Iwan Kuncara (2014).

F. Pengertian dan Rumusan Hipotesis.


Istilah teori telah banyak diungkap oleh beberapa ahli. Sukmadinata (1999:17)
menyatakan bahwa “teori merupakan suatu set atau sistem pernyataan fa set
ofstatement) yang menjelaskan serangkaian hal”. Teori merupakan abstraksi
daripengetahuan pengertian atau hubungan dari proporsi atau dalil. Menurut
Kerlingerdalam Nazir (2005:19) menyatakan bahwa teori adalah sebuah set konsep
atauconstruct yang berhubungan satu dengan yang lainnya, Suatu set dari
proporsiyangmengandung suatupandangansistematis danfenomena.
Menurut Sukmadinata (1999: 17) ada tiga kelompok karakteristik
utamasistempernyataansuatuteori.Pertama,pernyataandalamsuatuteoribersifatmem
adukan funifying statement). Kedua, pemyataan tersebut berisi kaidah-
kaidahumum funiversal preposition). Ketiga, pernyataan bersifat neramalkan
(predictivestatement). Rose dalam Sukmadinata (1999:18) menyatakan bahwa
karakteristikpernyataan (set of statement) tersebut meliputi definisi, asumsi, dan
kaidah-kaidahumum. Dalam rumusan yang lebih kompleks, teori ini juga
12

menyangkut hukumhukum, hipotesis, dan deduksi deduksi yang logis sistematis.


Teori harus mampumenjangkau ke depan, bukan hanya menggambarkan apa
adanya tetapi mampumeramalkan(prediktif apayang akanterjadi atas suatu hal.
Nazir (2005:19) menyatakan bahwa ada tiga hal yang perlu
diperhatikanjikaingin mengenal teori.Ketigahal tersebutadalah sebagai berikut:
1. Teori sebuah set proposisi yang terdiri atas konstrak (construct) yang sudah
didefinisikan secara luas dan dengan hubungan unsur unsur dalam set tersebut
secara jelas pula.
2. Teori menjelaskan hubungan antar variabel atau antar konstrak (construct)
sehingga pandangan yang sistematis dari fenomena fenomena yang
diterangkan oleh variabel dengan jelas kelihatan.
3. Teori menerangkan fenomena dengan cara menspesifikasikan variabel
manayangberhubungan dengan variabel mana.

G. Ciri-Ciri Hipotesis
Setelah hipotesis dirumuskan, maka sebelum pengujian yang sebenarnya
dilakukan, hipotesis harus dinilaiter lebih dahulu.Untuk menilai kelaikan
hipotesis, ada beberapa kriteria atau ciri hipotesis yang baik yang dapat dijadikan
acuan penilaian. Kriteria atau ciri hipotesis yang baik menurut Furchan
(2004:121-129) yaitu:
1. hipotesis harus mempunyai daya penjelas, hipotesis harus menyatakan
hubungan yang diharapkan ada diantara variabel variabel hipotesis harus dapat
diuji:
2. hipotesis hendaknya konsisten dengan pengetahuanyang sudah ada, dan
3. hipotesis hendaknya dinyatakan sederhana dan seringkas mungkin. Pendapat
tersebut dikuatkan oleh Nazir Menurut Nazir(2005:152)
H. Kegunaan Hipotesis.
Kegunaan Hipotesis Dalam kegiatan penelitian hipotesis merupakan sesuatu
yang harus dilakukan. Pentingya hipotesis dinyatakan oleh Furchan (2004:115)
13

yang mengungkapkan setidaknya ada dua alasan yang mengharuskan penyusunan


hipotesis. Keduaalasan tersebut ialah:
1. Hipotesis yang mempunyai dasar kuat menunjukkan bahwa peneliti telah
mempunyai cukup pengetahuan untuk melakukan peneliatian dibidang itu.
2. Hipotesis memberikan arah pada pengumpulan dan penafsiran data, hipotesis
dapat menunjukkan kepada peneliti prosedur apa yang harus diikuti dan
jenisdata apa yang harus dikumpulkan.

Dalam penelitian, hipotesis merupakanha ! yang sangat berguna. Terkait


dengan hal itu, Furchan (2004:115) mengungkapkan kegunaan hipotesis penelitian,
yaitu:
Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta
memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang Untuk dapat sampai
pada pengetahuan yang dapat dipercaya mengenai masalah pendidikan, orang
harus melangkah lebih jauh dari pada sekedar mengumpulkan fakta-fakta yang
berserakan, untuk mencari generalisasi dan antar hubungan yang ada di antara
fakta fakta itu. Antar hubungan dan generalisasi ini akan memberikan gambaran
pola, yang penting bagi pemahaman persoalan. Pola semacam itutidak mungkin
menjadi jelas selama pengumpulan data dilakukan tanpa arah. Hipotesis yang
telah terencana dengan baik akan memberikan arah dan mengemukakan
penjelasan-penjelasan.Karena hipotesis itu dapat diuji dan

Divalidasi(diujikeshahihannya) melalui penyelidikan ilmiah, maka hipotesis dapat


membantu kita memperluas pengetahuan.
1. Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang berlangsung dapat
diuji dalam penelitian. Pertanyaan tidak dapat diuji secara langsung. Penelitian
memang dimulai dengan suatu pertanyaan, tatapi hanya hubungan antara
variabel variabel sajalah yang dapat diuji. Misalnya, orang tidak akan menguji
pertanyaan “Apakah komentar guru terhadap pekerjaan murid menyebabkan
14

peningkatan hasil belajar secaranyata? ”Akantetapi orang dapat menguji


hipotesis yang tersirat dalam pertanyaan tersebut: “Komentar guru terhadap
hasil pekerjaan murid menyebabkan meningkatnya hasil belajar hasil belajar
murid secara nyata”. Atau yang lebih spesifik tagi, “Skor hasil belajar siswa
yang menerima komentar guru atas pekerjaan mereka sebelumnya akan lebih
tinggi daripada skor siswa yang tidak menerima komentar guru atas peker
jaanmereka sebelumnya”. Selanjutnya orang dapat meneliti hubungan antara
kedua variabelitu, yaitu korncentar guru dan prestasi siswa.
2. Hipotesis memberikan arah kepada penelitian.mikian hipotesis juga
menentukan sifat sifat data yang diperlukan guna menguji pernyataan
tersebut.Secara sangat sederhana,hipotesis menunjukkan kepada peneliti apa
yang harus dilakukan. Fakta faktayang harus dipilih dan diamati adalah fakta
yang ada hubungannya dengan pertanyaan tertentu. Hipotesislah yang
menentukan relevansi fakta-fakta itu.Hipotesis dapat memberikan dasar bagi
pemilihan sampel serta prosedur penelitian yang harus dipakai. Hipotesis juga
dapat menunjukkan analisis statistik yang diperlukan agar ruang lingkup studi
tersebut tetap terbatas,dengan mencegahnya menjadi terlalu sarat. Sebagai
contoh, lihatlah kembali hipotesis tentang latihan pra sekolah anak-anak kelas
satu yang mengalami hambatan kultural. Hipotesis itu menunjukkan metode
penelitian yang diperlukan serta sampel yang harus dipakai. Hipotesis itu pun
bahkan menuntun peneliti kepada tesstatistik yang mungkin diperlukan untuk
menganalisis data. Dari pernyataan hipotesis itu, jelas bahwa peneliti harus
melakukan eksperimen yang membandingkan hasil belajar dikelas satu dari
Sampel siswa yang mengalami hambatan kultural dan telah mengalami
program prasekolah dengan sekelompok anak serupa yang tidak mengalami
program prasekolah. Setiap perbedaan hasil belajar rata-rata kedua kelompok
tersebut dapat dianalisis dengan tes atau teknik analisis variansi, agar dapat
diketahui signifikansinya menurut statistik.
15

3. Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan


Hipotesis akan sangat memudahkan peneliti kalau ia mengambil setiap
hipotesis secara terpisah dan menyatakan kesimpulan yang relevan dengan
hipotesis itu. Artinya, peneliti dapat Menyusun bagian laporan tertulis ini
diseputar jawaban jawaban terhadap hipotesis semula,sehingga membuat
penyajian itu lebih berarti dan mudah dibaca.

I. Jenis-jenis Hipotesis.
Untuk membedakan jenis-jenis hipotesis, penulis mengutip pendapat
Nazir(2005: 153 154) yang menyatakan bahwa hipotesis dapat dibedakan
menjadibeberapa jenis, dan tergantung dari pendekatan dalam mebaginya. Menurut
beliau,hipotesis dapat dibagi sebagai berikut:
1. Hipotesis Hubungan dan Perbedaan Hipotesis dapat kita bagi dengan melihat
apakah pernyataan sementara yang diberikan adalah hubungan atau perbedaan.
Hipotesis tentang hubungan adalah pernyataan rekaan yang menyatakan
tentang saling berhubungan antara dua variabel atau lebih, yang mendasari
teknik korelasi atau pun regresi. Sebaliknya,hipotesis yang menjelaskan
perbedaan menyatakan adanya ketidak samaan antar variabel tertentu
disebabkan oleh adanya pengaruh variabel variabel yang berbeda beda.
Hipotesis ini mendasari teknik penelitian komparatif. Hipotesis tentang
hubungan dan perbedaan merupakan hipotesis hubungan analitis. Hipotesis ini
secara analitis menyatakan hubungan atau perbedaan satu sifat dengan sifat
yang lain.
2. HipotesisKerja dan Hipotesis Nul. Dengan melihat cara pandang seorang
peneliti menyusun pernyataan dalam hipotesisnya, hipotesis dapat dibedakan
antara hipotesis kerja dan nul. Hipotesisnul,yang mula mula diperkenalkan.
Oleh bapak statistikan Fisher, diformulasikan untuk ditolak sesudah pengujian.
Dalam hipotesis nul ini, selalu ada implikasi ‘tidak ada beda”. Perumusannya
bisa dalam bentuk:“Tidak ada beda antara.....dengan”Hipotesis nul dapat Juga
16

ditulis dalam bentuk: “....tidak mem....” Hipotesis biasanya diuji dengan


menggunakan statistika. Seperti telah dinyatakan di atas hipotesis nul biasanya
ditolak. Dengan menolak hipotesis nul, maka kita menerima hipotesis
pasangan, yang disebut hipotesis alternatif. Hipotesis nul biasanya digunakan
dalam penelitian eksperimental. Akhir-akhir ini hipotesis nul juga digunakan
dalam penelitian sosial, seperti penelitian di bidang sosiologi, pendidikan
danlain lain. Hipotesis kerja di lain pihak, mempunyai rumusan dengan
implikasi alternatif di dalamnya. Hipotesis kerja biasanya dirumuskan sebagai
berikut:“Andaikata......maka......Hipotesis kerja biasanya diuji untuk diterima
dan dirumus kan oleh peneliti peneliti ilmu sosial dalam disain yang non
eksperimental. Dengan adanya hipotesis kerja, sipeneliti dapatbekerjalebih
mudah dan terbimbing dalam memilih fenomena yang relevan dalam rangka
memecahkan masalah penelitiannya.
3. Hipotesis tentang ideal vs commonsense.Hipotesis acapkali menyatakan
terkaan tentang dalil dan pemikiran bersahaja dan common sense (akal
sehat).Hipotesis ini biasanya menyatakan hubungan keseragaman kegiatan
terapan.Contohnya, hipotesis sederhana tentang produksi dan status pemilikan
tanah,hipotesis mengenai hubungan tenaga kerja dengan luas
garapan,hubungan antara dosis pemupukan dengan daya tahan terhadap
insekta, hubungan antarakegiatan kegiatan dala industri, dan
sebagainya.Sebaliknya, hipotesis yang menyatakan hubungan yang kompleks
dinamakan hipotesis jenis ideal. Hipotesis ini bertujuan untuk menguji
adanyahubunganlogisantarakeseragaman-keseragaman pengalaman
empiris.Hipotesis ideal adalah peningkatan dari hipotesis analitis. Misalnya,
tentang hubungan jenis tanamanA dengan jenis tanah A dan jenis tanaman B
dengan jenis tanah B. Jika kitaperinci hubungan ideal di atas, misalnya mencari
hubungan antara varietasvarietastanaman Asaja,maka kita memfommulasikan
hipotesis analitis.
17

J. Bentuk Rumusan Hipotesis.


Menurut tingkat eksplanasihipotesis yang akan diuji, maka rumusan hipotesis
dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu hipotesis deskriptif (pada satu
sampel atau variabel mandiri/tidak dibandingkan dan dihubungkan),komparatifdan
hubungan.
1. Hipotesis Deskriptif, Hipotesis deskriptif adalah dugaan tentang nilai suatu
variabel mandiri,tidak membuat perbandingan atau hubungan.Sebagai contoh,
bila rumusan masalah penelitian sebagai berikut ini, maka hipotesis(jawaban
sementara) yang dirumuskan adalah hipotesisdeskriptif.
a. Seberapa tinggi daya tahan lampumerkX?

b. Seberapa tinggi produktivitas padi di Kabupaten Klaten?

c. Berapa lama daya tahan lampumerk Adan B?

d. Seberapa baik gaya kepemimpinan dilembagaX?

Dari tiga pernyataan tersebut antara lain dapat dirumuskan hipotesis seperti
berikut:
a. Dayatahan lampumerk X=800 jam

b. Produktifitas padi di Kabupaten Klaten 8ton/ha.

c. Dayatahan lampu merk A=450jam dan merkB =600 jam.

d. Gaya kepemimpinan dilembaga X telah mencapai70%dari yang


diharapkan.

Dalam perumusan hipotesis statistik, antara hipotesis nol (Ho) dan hipotesis
alternatif (Ha) selalu berpasangan, bila salah satu ditolak, maka yang lain pasti
diterima sehingga dapat dibuat keputusan yang tegas. Yaitu kalau
Hoditolakpasti Haditerima. Hipotesis statistik dinyatakan melalui simbol-
simbol.
Hipotesis statistik dirumuskan dengan simbol-simbol statistik, dan antara
18

hipotesisnol (Ho) dana lternatif selalu dipasangkan.Dengan dipansangkan itu


Maka dapat dibuat keputusan yang tegas, mana yang diterima dan mana
yangditolak.
Berikut ini diberikan contoh berbagai pernyataan yang dapat dirumuskan
hipotesis deskriptif-statistiknya:
Suatu perusahaan minuman harus mengikuti ketentuan, bahwa salah satu
unsur kimia hanya boleh di campurkan paling banyak 1%.(paling banyak
berarti lebih kecil atau sama dengan: ≤). Ho : μ ≤ 0,01 ; ≤ ( lebih kecil atau sama
dengan)Ha: μ>0,01 ; > (lebih besar) Dapat dibaca: Hipotesis nol untuk
parameter populasi berbentuk proporsi (1%:proporsi) lebih kecil atau sama
dengan 1%, dan hipotesis alternatifnya, untuk populasi yang berbentuk proporsi
lebih besar dari 1%.
Suatu bimbingan tes menyatakan bahwa murid yang dibimbing di lembaga
itu,palingsedikit90%dapat diterima diPerguruan Tinggi Negeri.Rumusan
hipotesi sstatistik adalah:
Ho : μ ≥ 0,90Ha: μ<0,90
Seorang peneliti menyatakan bahwa daya tahan lampu
merkA=450jamdanB=600 jam. Hipotesis statistiknya adalah:
LampuA: LampuB:
Ho: μ =450 jam Ho:μ=600
Jam
Ha: μ≠ 450 jam Ha:μ≠600Jam
Harga μdapat diganti dengan nilai rata-rata sampel,simpangan baku dan
varians. Hipotesis pertama dan kedua diuji dengan uji satu pihak (one tail)
danketigadengan duapihak(two tail).
Hipotesis Komparatif. Hipotesis komparatif adalah pernyataan yang
menunjukkan dugaan nilai dalam satu variabel atau lebih pada sampel
yangberbeda.Contoh rumusan makalah komparatif dan hipotesisnya:
Hipotesis Hubungan (Assosiatif). Hipotesis asosiatif adalah suatu
19

pernyataan yang menunjukkan dugaan tentang hubungan antara dua variabel


atau lebih.Contoh rumusan masalah nyaadalah “Apakah ada hubungan antara
Gaya Kepemimpinan dengan EfektivitasKerja?” .Rumus dan hipotesis nolnya
adalah:Tidajada hubungan antar gaya kepemimpinan
denganefektifitaskerja.Hipotesis statistiknya adalah:
Ho: ρ=0
Ha: ρ≠ 0 (ρ=simbolyang menunjukkan kuatnya hubungan)
Dapatdibaca:Hipotesisnol,yang menunjukkan tidakadanya hubungan(nol=
tidakada hubungan) antara Gaya kepemimpinan denganEfektifitasKerja dalam
populasi.Hipotesis alternatifnya menunjukkan ada hubungan(tidaksamadengan
nol,mungkinlebih besardari 0 ataulebihkecil darinol.

K. Menggali dan Merumuskan.

Nazir(2005:154)menyatakan bahwa menemukan suatu hipotesismerupakan


kemampuan si peneliti dalam mengaitkan masalah-masalah denganvariabel
variabel yang dapat diukur dengan menggunakan suatu kerangka analisis yang
dibentuknya. Menggali dan merumuskan hipotesis mempunyai seni tersendiri.
Sipeneliti harus sanggup memfokuskan permasalahan sehinggahubungan
hubungan yang terjadi dapat diterka. Menurut Nazir (2005: 154) dalam
menggalihipotesis si peneliti harus:
1. Mempunyai banyak informasi tentang masalah yang ingin dipecahkan
dengan jalan banyak membaca literatur literatur yang ada hubungannya
dengan penelitian yang sedang dilaksanakan,
2. Mempunyai kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang
tempattempat,objek objek serta hal hal yang berhubungan satu sama lain
dalam fenomena yang sedang diselidiki,
3. Mempunyai kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan dengan
keadaanlainnyayang sesuai dengan kerangka teori ilmu danbidang yang
20

bersangkutan.
Dalam penelitian ilmu-ilmu sosial yang telah cukup berkembang seperti Ilmu
ekonomi misalnya, perumusan hipotesis dimulai dengan pembentukan kerangka
analisis. Kerangka analisis ini biasanya dinyatakan dalam model matematika.
Hipotesis hipotesis dikaitkan dengan model matematika tersebut yang kemudian
diuji dengan menggunakan data empiris.
Goode dan Hatt (Nazir, 2005: 155) memberikan empat buah sumber untuk
menggali hipotesis, yaitu:
1. Kebudayaan dimana ilmu tersebut dibentuk.
2. Ilmu itu sendiri yang menghasilkan teori, dan teori memberikan arah
kepadapenelitian.
3. Analogi juga merupakan hipotesis. Pengamatan terhadap jaga.Darinya
dapat dirumuskan hubungan antara tumbuhan dengan zat hara
dalamtanah.
4. Reaksi individu dan pengalaman. Reaksi individu terhadap sesuatu,
ataupunpengalaman-pengalaman sebagai suatu konsekuensi dari suatu
fenomena dapatmerupakan sumber hipotesis. Reaksi tanaman terhadap
pestisida, reaksi ayamterhadapsuntikan suatu obatdapat merupakan
sumberhipotesis.
Pendapat lainnya mengenai sumber hipotesis diungkapkan oleh Good
danScates (Nazir, 2005: 155). La memberikan beberapa sumber yang dapat
digunakan untuk menggali hipotesis, yaitu:
1. Ilmu pengetahuan dan pengertian yang mendalamtentangilmu.
2. Wawasan serta pengertianyang mendalam tentang suatuwawasan.
3. Imajinasi atauangan-angan.
4. Materi bacaandanliteratur.
5. Pengetahuan tentang kebiasaan atau kegiatan dalam daerah yang
sedangdiselidiki.
6. Data yang tersedia.
21

7. Analogi atau kesamaan.


Nazir (2005: 156) menyatakan bahwa merumuskan hipotesis bukanlah
halyang mudah. Seperti telah disinggung, sekurang kurangnya ada tiga
penyebab kesukaran dalam memforumlasikan hipotesis, yaitu:
1. Tidak adanya kerangka teori atau pengetahuan tentang kerangka teori
yang terang.
2. Kurangnya kemampuan untuk menggunakan kerangka teori yang sudah
ada,dan
3. Gagal berkenalan dengan teknik-teknik penelitian yang ada untuk dapat
merangkaikan kata kata dalam membuat hipotesis secara benar.
Hipotesis dibentuk dengan suatu pernyataan tentang frekuensikejadianatau
hubungan antarvariabel
Lebih besar atau lebih kecil dari yang lain. Bisa juga dinyatakan tentang
korelasisatudengan yang lain.
Hipotesis dapat juga menegaskan rekaan bahwa suatu ciri atau keadaanadalah
satu faktor yang menentukan ciri lain atau keadaan lain. Hipotesis yang begini rupa
dinamankan juga hipotesis sebaga kibat atau hipotesis kausal.
Oleh karena itulah maka peneliti dituntut kemampuannya untuk dapat
merumuskan hipotesis ini dengan jelas. Borg dan Gall(Arikunto,2002:66)
mengajukan adanya persyaratan untuk hipotesis,yaitu:
1. Hipotesis harus dirumuskan dengan singkat tetapi jelas.
2. Hipotesis harus dengan nyata menunjukkan adanya hubungan antara
dua atau dua lebih variabel.
3. Hipotesis harus didukung oleh teori-teori yang dikemukakan oleh para
ahliatauhasil penelitian yangrelevan.
22

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori merupakan seperangkat kontruk (konsep), definisi, dan proposisi yang
menyajikan gejala (fenomena) secara sistematis, merinci hubungan antara
variabel-variabel, dengan tujuan meramalkan dan menerangkan fenomena/gejala
tersebut. Selanjutnya dalam penelitian teori memiliki tiga tingkatan teori antara
lain, Mikro level, Meso level, dan Makro level. Sedangkan menurut
perkembangannya teori memfokuskan pada teori subtantif dan teori formal.
Dalam penelitian fungsi teori adalah untuk memperjelas ruang lingkup yang
diteliti, untuk merumuskan hipotesis dan menyusun instrumen penelitian, dan
menampilkan hubungan antarvariabel, konsep, dan menerangkan fenomena
sebagai masukan dalam mengambil persoalan dan informasi pembanding. Dari
beberapa hal yang telah penulis paparkan diatas menunjukkan bahwa, dalam suatu
penelitian peneliti tidak hanya mengumpulkan data, kemudian menulisnya tanpa
suatu landasan, tetapi peneliti harus mempunyai teori–teori yang cocok dengan
rumusan masalah yang akan diteliti, hal ini dilakukan supaya lebih mudah untuk
menjelaskan dan meramalkan fenomena, dengan adanya teori dalam suatu
penelitian menunjukkan bahwa penelitian adalah kegiatan mencari data secara
ilmiah.
Teori dalam penelitian bisa berfungsi sebagai bentuk dari
argumentasi,pembahasan, atau alasan. Teori membantu menjelaskan (atau
memprediksi)berbagai fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Urgensi teori dalam penelitian adalah sebagai suatu dasar seorang peneliti dalam
merumuskan hipotesis. Hipotesis menjadi dugaan berdasarkan keterngan teori
yang sementara diterima sebagai kebenaran sambil menunggu pengujian
menggunakan data empiris. Terdapat beberapa jenis hipotesis diantaranya adalah
hipotesis nol, hipotesis alternatif, hipotesis direksional, hipotesis nondireksional,
hipotesis deskriptif, hipotesis komparatif, dan hipotesis asosiatif.Masing-masing
23

dari jenis penelitian tersebut digunakan sesuai dengan karakteristik rumusan


masalah penelitian.
Hipotesis merupakan pendapat yang kebenarannya masihdi ragukan.Macam –
macam hipotesis itu ada 3 macam yaitu Hipotesis deskriptif adalahdugaan tentang
nilai suatu variabel mandiri, tidak membuat perbandingan atauhubungan.
Hipotesis komparatif adalah pernyataan yang menunjukkan dugaan nilai dalam
satu variabel atau lebih pada sampel yang berbeda. Hipotesisasosiatif adalah suatu
pernyataan yang menunjukkan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau
lebih.
B. Saran
Sebagai seorang akademisi atau peneliti hendaknya memprioritaskan terlebih
dahulu apa yang menjadi dasar terlaksananya sebuah penelitian.Mengkaji teori dan
menyusun hipotesis merupakan langkah awal yang tidak bisa dilewatkan begitu
saja. Mengkaji mengenai teori dan hipotesis akansangat berguna untuk penelitian
maupun evaluasi. Memperluas wawasan danterus meningkatkan kualitas diri
merupakan langkah terbaik untuk menjadipenelitiyangkompeten.
Segala kesempurnaan hanya milik Allah, diharapkan dalam menyempurnakan
penyusunan makalah ini,kritikan dan saran yang.
Membantu untuk memperbaiki dan menambahi kekurangan dalam
penyempurnaan pembuatan makalah ini, baik bagi dosen, para pembaca
dankhususnya sayasebagai penyusun makalah diharapkan kritikan dan sarannya
agar makalah ini jauh lebih baik lagi.
24

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/10025452/LANDASAN_TEORI_KERANGKA_PIKIR_
DAN_HIPO TESIS_DALAM_METODE_PENELITIAN
Moleong, Lexy.J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Kinayati,Djojosuroto & M.L.A Sumaryati.2004.Prinsip-prinsip Penelitian Bahasa dan
Sastra.Bandung: Yayasan Nuansa Cendekia.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Arikunto,S.,2006,Prosedur Penelitian:Suatu Pengantar Praktik,Jakarta:RinekaCipta.
Sevilla,C.G.,dkk,1993,Pengantar Metode Penelitian, Jakarta:Universitas Indonesia.
Furchan,A.,2004,Pengantar Penelitian dalam Pendidikan,Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Hadi,A.dan Haryono, 2005,Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung:PustakaSetia.
Margono , 2004 , Metodologi Penelitian Pendidika, Jakarta : Rineka
Cipta.Nazir,2005,Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia.
Riduan,2002,Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian,Bandung:Alfabeta.
Sudjana, N.dan Ibrahim,1989,Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung:Sinar
Baru.
Sugiyono,2005,Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta.,2001,Statistik
auntuk Penelitian, Bandung: Alfabeta.
Sukma dinata, N.S., 1999, Pengembangan Kurikulum, Bandung: Remaja Rosda
karya.

Anda mungkin juga menyukai