Anda di halaman 1dari 3

Dalam pengertian bahasa, riba berarti tambahan (dalam bahasa Arab azziyadah).

Kata riba
dalam bahasa Arab dapat berarti tambahan meskipun sedikit di atas jumlah uang yang dipinjamkan,
hingga mencakup sekaligus riba dan bunga.

Jenis-jenis riba dibagi menjadi riba tentang piutang dan riba jual beli. Dalam ilmu ekonomi, riba merujuk
pada kelebihan dari jumlah uang pokok yang dipinjamkan oleh si pemberi pinjaman dari si peminjam.

Para pelaku riba (baca: rentenir) pasti tidak disukai orang dan dijauhi masyarakat. Mereka
terlihat kikir, rakus, gila harta dan enggan berderma. Para rentenir dikutuk oleh Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam. Imam muslim meriwayatkan dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, bahwa ia berkata,

“Rasulullah melaknat pemakan riba, pemberi makan riba, pencatatnya dan kedua saksinya.” Dan beliau
menyatakan, “Mereka sama saja.” (Shahih Muslim, 1598). Maksudnya sama-sama berdosa.

Demikian pula Allah mengharamkan riba karena itu akan berpengaruh kepada hati dan perilaku
seorang hamba. Di antara perkara yang paling besar di sisi Allah adalah perkara makan riba. Karena riba
merupakan dosa yang sangat besar, lebih besar daripada zina. Sampai-sampai Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya:

“1 Dirham riba itu lebih buruk daripada 36X berzina.”

Dari sini kita mengetahui bahwa dosa riba sungguh besar melebihi dosa zina. Padahal zina merupakan
dosa yang sangat besar di sisi Allah. Tapi ternyata dosa riba lebih besar dari zina. Maka dari itu, orang
yang memakan riba mendapatkan ancaman yang sangat berat dari Allah.

Allah Ta’ala berfirman:

“Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-
Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok
hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.” (QS Al-Baqarah [2]: 279)

: Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering banget nih melakukan transaksi ekonomi mulai dari
menabung di bank, investasi, pinjam-meminjam, atau sekadar jual beli. Dari banyak nya aktivitas
tersebut, kadang kita gak sadar kalau bisa jadi termasuk bagian jenis-jenis riba dalam Islam. Nah, pada
kesempatan kali ini kita akan membahas macam macam serta jenis jenis riba dalam islam beserta
contohnya dalam kehidupan sehari-hari.
1. Riba hutang-piutang

Riba yang mengambil keuntungan lebih dari suatu hutang, contohnya riba qardh dan riba jahiliyah.

2. Riba jual beli

Penambahan nilai barang yang dibeli oleh konsumen, contohnya riba fadhl dan riba nasi’ah.

Macam macam riba dalam Islam

1. Riba Fadhl

Pertukaran atau jual beli barang ribawi dengan kuantitas, kualitas, atau kadar takaran yang berbeda.
Barang ribawi itu sendiri disebutkan dalam hadits sebagai emas, perak, gandum, gandum merah, garam,
dan kurma. Dalam hadits lain disebutkan sebagai emas, perak, dan bahan makanan. Sehingga dalam
Islam, untuk barang barang tersebut pertukaran yang dilakukan harus lah memenuhi jumlah dan kualitas
yang sama.

Contoh praktik riba fadhl misalnya seseorang menukar 10 gram emas (20 karat) dengan 11 gram emas
(19 karat). Contoh lainnya 2 kilo gandum berkualitas baik ditukar dengan 3 kilo gandum berkualitas
buruk.

2. Riba Qardh

Adanya persyaratan kelebihan pengembalian pinjaman yang dilakukan di awal akad perjanjian hutang-
piutang oleh pemberi pinjaman terhadap yang berhutang tanpa tahu untuk apa kelebihan tersebut
digunakan.

Contohnya seperti rentenir yang meminjamkan uang 10 juta kepada peminjam, kemudian peminjam
harus mengembalikan 11 juta tanpa dijelaskan kelebihan dana tersebut untuk apa. Tambahan 1 juta
pada kasus inilah yang disebut sebagai riba qardh dan hanya akan merugikan peminjam plus
menguntungkan si rentenir.
3. Riba Jahiliyah

Adanya tambahan nilai hutang karena adanya tambahan tempo pembayaran hutang disebabkan
peminjam tidak mampu membayar hutang pada waktunya. Praktik riba seperti ini banyak diterapkan
pada masa jahiliyah.

Contohnya pemberi hutang berkata kepada pihak penerima hutang saat jatuh tempo, “kamu lunasi
hutang sekarang sesuai jumlah kamu berhutang atau membayar dikemudian hari dengan syarat adanya
tambahan jumlah hutang”

4. Riba Yad

Transaksi yang tidak menegaskan berapa nominal harga pembayaran atau ketika seseorang berpisah
dari tempat akad jual beli sebelum serah terima antara penjual dan pembeli.

Contoh misalnya seorang penjual menawarkan mobil dengan harga 90 juta jika membayar tunai
dan 95 juta jika membayar dengan cicilan. Kemudian ada seseorang yang ingin membeli, tetapi sampai
akhir transaksi tidak ada kesepakatan antara keduanya berapakah harga yang harus dibayarkan.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan
bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. Dan peliharalah dirimu dari api
neraka, yang disediakan untuk orang-orang kafir. Dan ta’atilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi
rahmat.” (QS. Al-Imran: 130-132)

Anda mungkin juga menyukai