(39 : )
Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada
harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang
kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai
keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang
melipat gandakan (pahalanya).
( 160)
(161 160 :
Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, kami haramkan atas (memakan
makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka
banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah, Dan disebabkan mereka memakan riba,
padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan
harta benda orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang
yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda
dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan
( 278)
(279)
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkanlah sisasisa riba. jika memang kamu orang yang beriman. Jika kamu tidak melakukannya,
maka terimalah pernyataan perang dari Allah dan rasul Nya dan jika kalian
bertobat maka bagi kalian adalah modal-modal, kalian tidak berbuat zalim dan tidak
pula dizalimi. (QS. Al-Baqarah : 278- 279)[2]
-
:
Artinya:
riba itu terdiri atas tiga jenis: riba fadl, riba al-yaad, dan riba an- nasiah. Al- Mutawally
menambahkan jenis keempat, yaitu riba Al-Qardh. Beliau juga menyatakan bahwa semua
jenis ini diharamkan secara ijma berdasarkan nash Al-Quran dan hadits Nabi.
Sahabat Ubadah Bin Tsamit meriwayatkan dari Nabi bersabda:
Emas dijual dengan emas, perak dijual dengan perak, gandum dijual
dengan gandum, Syair dijual dengan Syair, kurma dijual dengan
kurma, dan garam di jual dengan garam. Takaran sama dan dibayar
kontan. Barang siapa yang meminta tambahan maka ia telah berbuat
Riba
1.3 Tahapan Pengharaman Riba
a. Tahap pertama, menolak anggapan bahwa pinjaman riba yang pada zahirnya seolaholah menolong mereka yang memerlukan sebagai suatu perbuatan mendekati atau
taqarrub kepada Allah SWT.(Ar-Ruum:39)
b. Tahap kedua, riba di gambarkan sebagai suatu yang buruk. Allah SWT mengancam
akan memberi balasan yang keras kepada orang yahudi yang memakan riba. (AnNisa: 160-161)
c. Tahap ketiga, riba di haramkan dengan dikaitkan kepada suatu tambahan yang
berlipat ganda. (Ali Imran: 130)
d. Tahap terakhir, Allah SWT dengan jelas dan tegas mengharamkan apapun jenis
tambahan yang diambil dari pinjaman. Ini adalah ayat terakhir yang diturunkan
menyangkut riba. (Al-Baqarah:278-279)
1.4 Macam-Macam Riba
Riba dielompokkan menjadi dua yaitu riba utang piutang dan riba jual
beli.
Riba utang piutang dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Riba Qard ( ) yaitu suatu manfaat atau tingkat kelebihan
tertentu yang disyaratkan terhadap yang berhutang (muqtaridh).
Contoh : Ahmad meminjam uang sebesar Rp. 25.000 kepada Adi.
Adi
mengharuskan
dan
mensyaratkan
agar
Ahmad
2. Riba Jahiliyah
tersebut.
Wahai Ummul Muminin! Saya menjual kepada Zaid bin Arqam seorang budak
laki-laki seharga 800 dirham, dengan pembayaran di hutang hingga ia menerima
pembagian (dari baitul Mal). Setelah itu saya membeli kembali budak tersebut
seharga 600 dirham dengan pembayaran kontan. Maka Aisyah berkata Alangkah
buruk apa yang engkau jual dan apa yang engkau beli. Kabarkan kepada Zaid
bahwa ia telah menggugrkan jihadnya bersama Rasulullah kecuali bila ia
bertaubat.
1.6 Contoh Riba Dalam Ekonomi Moderen
Membeli emas dengan cara dikredit/dihutang
Membeli motor dengan cara Leasing
Meminjam telur, mengembalikan pada Jumlah yang lebih banyak