Artinya;
Artinya;
Artinya;
Dari Abu Umamah ra. Dari Nabi saw. bersabda, Pinjaman itu harus
dikembalikan dan orang yang meminjam dialah yang berutang, dan utang itu
wajib dibayar. (HR. At-Turmudzi).
Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu secara marfu:
Artinya ;
Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani berkata: Hadits ini diriwayatkan oleh Haris
ibnu Abi Usamah dan di dalam sanad ada seorang rawi yang gugur
periwayatan . Hadits ini memiliki syahid yang dhaif pula dari Fadhalah bin
Ubaid yg diriwayatkan oleh Al-Baihaqi Pendukung lain adalah hadits mauquf
diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari Abdullah bin Salam radhiyallahu anhu .
Al-Hafizh juga mengatakan dalam At-Talkhish : Dalam sanad hadits ini ada
Sawar ibnu Mushab dia adl rawi yg matruk .
Hadits ini didhaifkan pula oleh Ibnul Mulaqqin dalam Khulashah Al-Badrul
Munir Abdul Haq di dalam Al-Ahkam Ibnu Abdil Hadi dlm At-Tanqih dan Al-
Imam Al-Albani rahimahullahu dlm Irwa`ul Ghalil .
Dalam hal ini ada beberapa syubhat yg beredar di tengah kaum muslimin yg
sengaja disebarkan oleh ahlus syubhat yang dipandang tokoh oleh sebagian
orang. Kami nukilkan secara ringkas beberapa syubhat tersebut berikut
jawaban dari kitab Syarhul Buyu war Riba Min Kitabid Darari yang ditulis
guru kami Asy-Syaikh Abdurrahman bin Umar bin Mari Al-Adni
hafizhahullah.
Beliau hafizhahullah menyatakan ada pihak-pihak yang tidak menganggap
riba pinjam meminjam yg memberi faedah. dalam hal ini mereka
menggunakan dua sudut pandang:
1) Hal ini tdk bisa diterima krn sebenar riba jahiliah itu memiliki dua
bentuk:
Bentuk pertama: Bentuk yg masyhur yaitu engkau bayar sekarang atau
hutangmu bertambah
Bentuk kedua: Penetapan ada tambahan pembayaran/ pengembalian dari
jumlah yg semesti dibayarkan sejak awal akad. Bentuk seperti ini adl riba
jahiliah disebutkan dlm Ahkamul Qur`an karya Al-Imam Al-Jashshash.
2) Kalaupun dianggap bahwa ayat-ayat tentang riba yg ada dlm surah Al-
Baqarah hanya mencakup bentuk yg pertama namun sebenar ayat tersebut
juga bisa dijadikan sebagai dalil akan haram ziyadah yg dipersyaratkan di
awal akad. Karena kedua bentuk ini sama-sama menerima ziyadah hanya
bila telah jatuh tempo.
Artinya;
Emas dgn emas perak dgn perak burr dgn burr syair dgn syair kurma dgn
kurma dan garam dgn garam harus sama timbangan dan tangan dgn tangan
. Barangsiapa menambah atau minta tambah berarti dia jatuh dlm riba.
Bila pihak bank memberikan pinjaman Rp. 100.000- kepada orang tersebut
namun dicatat jumlah Rp. 120.000- hingga waktu setahun berarti pihak yang
berhutang dan yang memberi piutang tidak berpegang dengan dua
ketetapan yang disebutkan dalam hadits di atas yaitu:
e. Muhammad Rasyid Ridha pun berdalil bahwa riba jahiliah adl riba yg
menyebabkan kerusakan kemudaratan meruntuhkan rumah-rumah dan
memutuskan silaturahim.
Dijawab: Mensyaratkan tambahan pembayaran/pengembalian di awal akad
justru lbh besar dan lbh tampak kedzaliman daripada tambahan yg
ditetapkan setelah jatuh tempo. Karena dlm riba jahiliah seseorang memberi
satu pinjaman kepada orang lain utk dikembalikan dlm tempo sebulan
misalnya. Ketika telah jatuh tempo orang yg meminjamkan berkata kepada
pihak yg dipinjami Engkau bayar sekarang atau hutangmu bertambah .
Sehingga persyaratan tambahan di awal akad tentu lbh tampak dan lbh jelas
kedzalimannya.
Kemudian apa yg dianggap masuk akal oleh Muhammad Rasyid Ridha justru
bertentangan dgn nash dan tdk sepantas ditanyakan Mengapa? dan
Bagaimana? kepada nash. Karena Allah Subhanahu wa Taala berfirman: