Disusun Oleh:
Prayogo Halim Subroto (171105120806)
Islam mengatur hubungan yang kuat antara akhlak, akidah, ibadah, dan
muamalah. Aspek muamalah merupakan aturan main bagi manusia dalam
menjalankan kehidupan sosial, sekaligus merupakan dasar untuk membangun
sistem perekonomian yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Ajaran muamalah akan
menahan manusia dari menghalalkan segala cara untuk mencari rezeki. Muamalah
mengajarkan manusia memperoleh rezeki dengan cara yang halal dan baik.
Permasalahan tentang hutang sangat banyak, bahkan hutang bisa memutus
hubungan silaturahim bahkan persengketaan diantara manusia, Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam membaca doa: "(Artinya = Ya Allah aku berlindung
kepada-Mu dari bahaya hutang bahaya musuh dan kemenangan para musuh)"
begitu kawatirnya Rasulullah tentang hutang dari pada musuh dan kemenangan
para musuh. Makalah ini akan membahas tentang hutang, yang bersumber dari
hadits-hadits nabi Muhammad SAW.
Dalam makalah ini kita akan mendapat jawaban dari pertanyaan itu semua,
semoga makalah ini sesuai dengan yang kita harapkan dan menambah pahala bagi
penulis dan juga para membaca untuk mengamalkannya.
BAB II
PEMBAHASAN
hutang piutang atau pinjam meminjam telah dikenal dengan istilah Al-
Qardh. Makna Al-Qardh secara etimologi (bahasa) ialah Al-Qath’u yang berarti
memotong. Diartikan demikian karena orang yang memberikan utang
memotong sebagian dari hartanya untuk diberikan kepada yang menerima utang.
Sedangkan secara terminologis (istilah syar’i), makna Al-Qardh ialah
menyerahkan harta (uang) sebagai bentuk kasih sayang kepada siapa saja yang
akan memanfaatkannya dan akan dikembalikan berdasarkan kesepakatan yang
telah disepakati. Meberikan utang merupakan kebajikan yang membawa
kemudahan kepada muslim yang mengalami kesulitan dan membantunya dalam
memenuhi kebutuhan.
Kesimpulan
a) Qardh berasal dari bahasa Arab Qard yang berarti meminjamkan uangatas
dasar kepercayaan . jelasnya, qardh atau utang piutang adalah akadtertentu
antara dua pihak satu pihak menyerahkan hartanya kepada pihak laindengan
ketentuan pihak yang menerima harta mengembalikan kepada pemiliknya
dengan nilai yang sama.
b) Secara etimologi, gadai al-rahn berarti al-tsubut dan al-habs yaitu penetapan
dan penahanan. Sedangkan secara terminologi, al-rahn adalah menahan
salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjamanyang
diterimanya. Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis.Dengan
demikian, pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk
dapatmengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya
c) Hukum Hutang piutang pada asalnya diperbolehkan dalam syariat Islam.
Bahkan orang yang memberikan hutang atau pinjaman kepada orang lain
yang sangat membutuhkan adalah hal yang disukai dan dianjurkan, karena
di dalamnya terdapat pahala yang besar
d) Adapun beberapa dalil disyari’atkannya Qardh yaitu: Surah Al-Baqarah
ayat 245, Surah Al-Hadid ayat 11, dan Surah Al-Taghabun ayat 17
e) Walaupun diperbolehkan namun umat Islam dianjurkan untuk menghindari
hutang. Karena hutang, menurut Rasulullah SAW, merupakan penyebab
kesedihan di malam hari dan kehinaan di siang hari. Hutang juga dapat
membahayakan akhlaq, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
“Sesungguhnya seseorang apabila berhutang, maka dia sering berkata lantas
berdusta, dan berjanji lantas memungkiri.” (HR. Bukhari).
DAFTAR PUSTAKA
http://www.makalah.co.id/2016/09/makalah-fiqih-tentang-hutang-piutang.html
https://www.academia.edu/36779656/Makalah_Utang_Piutang