1
Fadli Rohman, Qur’an Tajwid dan Terjemahnya, (Jakarta: Maghfirah
Pustaka, 2006) Hlm.106
2
Junus Ghazali, Diktat Mata Kuliah Fiqh Muamalat, (Serang: STAIN
“SMHB” Serang, 2002). Hlm. 244
43
44
berbentuk uang, juga bisa saja dalam bentuk barang, asalkan barang
tersebut habis karena pemakaian.3
Islam mengatur hubungan yang kuat antara akidah, ibadah,
akhlak, dan muamalah. Aspek muamalah merupakan aturan main bagi
manusia dalam menjalankan kehudupan sosial, sekaligus merupakan
dasar untuk membangun system ekonomi yang sesuai dengan nilai-nilai
Islam. Muamalah akan menahan manusia dari keinginan menghalalkan
segala cara untuk meraih rezeki. Muamalah mengajarkan manusia
memperoleh rezeki dengan cara yang halal dan baik.
Dalam khazanah ilmu fiqh, pinjam-meminjam uang secara
kebahasaan berasal dari kata qardhu yang berarti hutang-piutang.
Dalam pengertian yang umum, hutang-piutang mencakup transaksi jual
beli dan sewa menyewa yang dilakukan secara tidak tunai. Pemahaman
masyarakat tentang hutang pitang dan pinjam meminjam sangat
bervariasi.
Selama kita meminjamkan harta atau membelanjakan harta
dijalan Allah, maka Allah akan membalasnya berkali-kali lipat apa
yang telah kita berikan kepada sesama ummat muslim yang sedang
membutuhkan.
Pengertian hutang secara etimologis (lughat) berasal dari kata
(قرضqaradha) yang sinonimnya adalah kata ( قطعqatha’a) yang
bermakna memotong. Diartikan demikian, karena orang yang
3
Chairuman Pasaribu dan Suhrawardi K. Lubis., Hukum Perjanjian Dalam
Islam, (Jakarta : Sinar Grafika, 1994), Cet. Ke-1, Hlm. 136.
45
“dan enggan (menolong dengan) barang berguna”
4
https://Islamscientist.com/2016/04/19/akad-qardhu-hutang-piutang
5
http://www.fimadani.com/hutang-dalam-Islam.pkl:13.35
46
6
Rahmat Syafe’i, Fiqih Muamalah, (Bandung: CV Pustaka Setia,2001), Hlm
142
7
Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2006) cet.
73. Hal. 325
8
Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam,...,...,Hal. 325
47
9
Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam,...,...,Hal 326
10
Moh Rifa’i, Fiqih Islam Lengkap, (Semarang: PT. Karya Toha Putra) Hlm.
414
48
11
Yunus Ghazali, Fiqih Muamalat, (Serang: 2002), Hal 245
51
12
http://www.fimadani.com/hutang-dalam-Islam
13
Fadli Rohman, Qur’an Tajwid dan Terjemahnya,...,...,Hlm.138
52
14
H Muaslish Usman, Fiqh Muamalat,(Jakarta: Cahaya Salam, 1993), Hlm.
113
53
15
Hasbi As-Shidiq, Hukum-hukum Fiqih Islam, (Jakarta: Bulan Bintang,
1952). Hlm. 362
16
Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam,...,..., Hal. 322
54
“Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan
amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada
Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi)
Menyembunyikan persaksian. dan Barangsiapa yang
menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia adalah orang
yang berdosa hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan.”(QS. Al-Baqarah: 283)18
Bagi orang yang berhutang sendiri, adanya pemberian
terhadap dirinya disamping telah merasa dilapangkan hidupnya
juga ia telah dihargai oleh pihak yang berpiutang tentang
kepercayaan dirinya.19
4. Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat
280:
17
Samsul Rijal Hamid, Fatwa-fatwa Rasulullah Seputar Masalah Transaksi
Hutang Piutang Jual Beli, Riba, dan Lain-lain, (Jakarta: Cahaya Salam, 2001), Hlm.
216
18
Fadli Rohman, Qur’an Tajwid dan Terjemahnya,...,...,Hlm.47
19
Chatibul Umam, Fiqih Islam, (Jakarta: Cahaya Indah, 1993), Hlm. 146-
147
55
22
Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam,...,...,Hal. 307
23
Chatibul Umam, Fiqih Islam,...,...,Hlm. 146
2424
Fadli Rohman, Qur’an Tajwid dan Terjemahnya,..,...,Hlm.47
58
“dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukuran maka berilah
tangguh sampai dia berkelapangan.25
2525
Fadli Rohman, Qur’an Tajwid dan Terjemahnya,...,...,Hal. 47
26
Hasbi Asshidieqi, Hukum-hukum Fiqih Islam, Jakarta: Bulan Bintang.
1989, Hlm. 70
59
27
http://www.fimadani.com/hutang-dalam-Islam
60
28
Chatibul Umam, Fiqih Islam,...,...,Hlm. 147