a. Al-Qur’an
b. As-Sunah
Dalam hadis Bukhari dan Muslim dari Anas, dinyatakan bahwa Rasulullah SAW, telah
meminjamkan kuda dari Abu Thalhah, kemudian beliau mengendaraiya.
Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan sanad yang jayyid dari
Shafwan Ibn Umayyah, dinyatakan bahwa Rasulullah SAW. pernah meminjam perisai
dari Shafwan bin Umayyah pada waktu perang hunaian. Shafwan bertanya, “Apakah
engkau merampasnya, ya Muhammad?” Nai menjawab, “Cuma meminjam dan aku
bertanggung-jawab.”
Syarat Ariyah
Ulama fiqih mensyaratkan dalam akad ariyah sebagai berikut:
“Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang kamu
tidak memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah ada barang tanggungan yang
dipegang.”(Q.S. Al-Baqarah/2: 283)
“Rasulullah saw., menyerahkan barang jaminan berupa baju besi kepada orang
Yahudi di Madinah sewaktu beliau berutang gandum untuk keluarganya.”
(H.R. Ahmad al-Bhukari dan an-Nasai)
Hukum gadai
Dari penjelasan ayat dan hadis tersebut para ulama fikih menetapkan
hukum gadai adalah sunah bagi yang memberikan utang dan mubah bagi
yang berutang.
HIWALAH
Pengertian hiwalah
Artinya:
“Orang yang mampu membayar utang apabila salah seorang dari kamu
memindahkan utangnya kepada orang lain hendaklah diterima pemindahan-
pemindahan itu. “
(H.R. Ahmad Baihaki).
Upah
Pengertian Upah
Rasulullah saw. juga mewajibkan setiap umat Islam untuk memberikan upah kepada
siapa saja telah memberikan jasa atau manfaatkan kepada kita. Sebaliknya Rasullullah
saw. mengancam orang-orang yang telah memanfaatkan tenaga dan jasa seseorang,
tapi tidak mau memberi upahnya dengan memasukkan mereka ke dalam tiga golongan
yang akan menjadi musuh Rasulullah saw.
Dari ayat di atas Allah memerintahkan kepada kita untuk memberika upah kepada
orang-orang yang telah selesai melakukan tugas yang kita bebankan kepada mereka.
Kecuali jika pemilik jasa atau pekerja tersebut mengerjakan pekerjaannya dengan suka
rela tanpa minta imbalan apapun.
Syarat-syarat ijarah (upah)